Home / Rumah Tangga / Menjadi Selingkuhan Suamiku / Transmigrasi Ke Tubuh Pelakor

Share

Transmigrasi Ke Tubuh Pelakor

Author: LV Edelweiss
last update Last Updated: 2025-07-18 22:42:23

"Morning, sayang. Maaf ya, aku tadi harus balas pesan dari istriku dulu," terang Brayan seraya menyapu wajah Key dengan bibirnya.

"Istri?" Key terkejut mendengarnya. Seingatnya, ia dan Brayan sudah menikah resmi secara agama dan negara. Itu artinya, ia adalah istri sahnya Brayan, tapi kenapa sekarang berganti menjadi ani-ani? Key tidak mengerti.

Apa semalam aku bermimpi? Apa sebenarnya perselingkuhan Brayan dan perempuan itu tidak pernah terjadi? Tapi ... siapa istri yang Brayan maksud?

Berbagai pertanyaan terus menggerogoti hati dan pikiran Key. Tanpa bertanya, ia lantas bangkit dan berkata, "Maaf, aku harus ke kamar mandi dulu. Cuci muka ... iya ...." Key melepas senyum keterpaksaan dan segera berlalu ke toilet.

"Aneh, kenapa aku bisa ada di kamar hotel ini. Bukankah semalam aku sudah kembali ke rumah? Lalu apa yang sebenarnya terja—, Aaa ....!" Key berteriak keras saat melihat wajahnya di cermin.

Oh ... My ... God!

'Apa ini? Ke—kenapa wajahku berubah menjadi wajah ... pelakor? Aku Key ... Kayla Anindita, bukan wanita murahan itu. Ada apa ini? Tidak ... tidak ... tidak ... aku pasti sedang bermimpi. Ya Tuhan ....'

Key terus membatin dan bertikai dengan diri sendiri. Menyibak rambut panjangnya ke belakang sembari menarik napas panjang. Mencoba untuk menstabilkan emosinya agar tidak mudah panik dan gegabah. Bersamaan dengan itu, Brayan datang dan mengetuk pintu toilet.

"Sayang, ada apa? Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau berteriak?" tanya Brayan dari balik pintu.

Namun, Key masih belum berani untuk menjawab. Ia hanya diam sembari menatap wajahnya di cermin. Sumpah demi apapun, ia benar-benar sudah berubah menjadi selingkuhan suaminya, Lisa Marlina.

"Lisa ... honey, buka pintunya sayang. Are you ok? Please, jangan buat aku cemas." Brayan kembali bertanya.

Key merapikan sejenak rambutnya yang sempat acak-acakan karena terkejut saat melihat wajahnya dari pantulan cermin tadi. Kemudian, setelah membuang napas kasar sekali lagi, ia pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Sayang ... what happen?" Brayan langsung bertanya dengan raut cemas. Ia sungguh takut sesuatu terjadi pada wanita simpanannya itu.

'Sialan, Brayan terlihat benar-benar mengkhawatirkan selingkuhannya. Sepertinya dia memang cinta mati pada perempuan murahan ini. Ok kalau begitu. Berhubung sekarang aku sudah menjadi selingkuhannya, maka mari kita mulai permainan.'

"Maaf ... tadi ada kecoa, jadinya aku teriak." Key memasang wajah manja campur murahan.

"Kecoa? Are you sure?" tanya Brayan tak yakin. Pasalnya, hotel yang saat ini mereka tepati adalah hotel bintang lima terbaik yang ada di Ibu Kota. Masa sih, bisa ada hewan bernama kecoa itu?

Key mengangguk pelan dengan bibir seksi Lisa yang dibuat membentuk huruf U terbalik. Manyun.

"Ya sudah, nanti biar aku suruh petugas cek ya? By the way, kau lapar tidak? Mau sarapan sekarang?" tanya Brayan penuh kelembutan.

"Eum ... tapi aku mandi dulu ya?" ucap Key manjahhhh.

Brayan maju selangkah lebih mendekat, lalu tangannya menyangga pada kusen pintu toilet dan menatap Key lekat-lekat. "Mandi yang bersih ya? Soalnya semalam ...." Brayan menyentuh pelan ujung rambut Lisa.

'Soalnya semalam apa bangsat?! Ayo lanjutin kata-katanya. Kau dan selingkuhanmu ngapain semalaman di hotel ini? Main catur? Ular tangga? Ludo? Atau apa? Kuda-kudaan? Hiiiyaaa ....'

"Ok ...," jawab Key dengan senyum manis yang merekah. Ia lalu menutup pintu dan langsung membuka kimononya. Mulai mengguyurkan air shower ke seluruh tubuh seraya mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, lelah Key mencoba mengingat peristiwa sebelum kecelakaan terjadi, ia tidak menemukan apa-apa di memori otaknya. Selain kejadian saat ia melabrak suami dan selingkuhannya di hotel bernomor 444. Selepas itu, Key tak ingat apa-apa. Ia bahkan tidak tahu menahu tentang kecelakaan yang merenggut nyawanya malam itu.

Sekarang yang ia tahu, ia sudah bertransmigrasi menjadi Lisa. Perempuan yang sempat ia temui kemarin malam sebagai pelakor dalam pernikahannya bersama Brayan. Ibarat sudah basah ya sudah mandi sekalian, Key akan memanfaatkan keadaan untuk mencari tahu apa alasan suaminya tega mengkhianati dirinya.

"Kau sudah selesai?" tanya Brayan saat Key baru saja keluar dari kamar mandi.

Key hanya tersenyum dan segera menuju ke lemari pakaian. Jujur saja, berjalan ke lemari pakaian hanyalah feeling-nya saja. Sebab kalau ditanya apakah dia tahu di mana Lisa meletakkan pakaian-pakaiannya, sudah pasti Key tak tahu. Namun yang namanya baju, sudah pasti di dalam lemari, tak mungkin di dalam laci.

Key menggeser pintu dengan perlahan, dan ... waw, amazing. Ternyata tak satu atau dua helai saja. Di dalam lemari itu ternyata ada puluhan baju, tas, sepatu, dan beberapa asesoris mahalll lainnya. Bahkan ada yang masih berada di dalam paper bag seperti belum terjamah sama sekali.

'Sialan! Ternyata tagihan credit card-nya membengkak karena dia membelikan perempuan simpanannya barang-barang mewah ini. Dasar laki-laki tak tahu diri.'

Tak mau Brayan curiga, Key pun segera mengambil satu stel pakaian secara acak dan menutup kembali pintu lemari. Lalu berbalik dan melihat kepada suaminya dengan tatapan jengah.

"Kenapa baby?" tanya Brayan dengan posisi sebelah alisnya meninggi.

"Aku pakai baju di sini?" tanya Key hati-hati.

Brayan tertawa mendengarnya dan berkata, "Apa kau mau aku memakaikannya?" tanyanya balik.

"Hehehe, tidak perlu. Aku pakai sendiri saja," ucap Key dengan tatapan genit. Ia lalu menarik tali pengikat kimononya dan membukanya begitu saja hingga tubuhnya bersih dari sehelai benang pun.

Brayan terus menatap Key dengan tatapan berhasrat. Tatapan yang nyaris tak pernah Key lihat saat suaminya itu melihat raga istri sahnya. Apakah ini yang orang-orang maksud dengan, 'Semakin haram semakin nikmat?'

Key sudah selesai memakai pakaiannya dan baru menyadari jika baju itu terlalu seksi. Bagian paha ada belahan, bagian dada terbuka nyata. Seumur-umur, Key tidak pernah memakai pakaian pelacur seperti ini.

Walau dia CEO yang cukup kaya raya, tapi ia begitu menghargai dirinya. Dan menurutnya, menutup bagian tubuh yang tak patut untuk diperlihatkan itu adalah bagian dari mencintai dan menghargai diri sendiri.

"Ayo ...," ajak Brayan seraya menggandeng tangan Key. Mereka lalu berjalan ke luar kamar dan langsung menuju ke lantai dasar.

Namun, saat masih di dalam lift, ponsel Brayan berdering tanda panggilan masuk. Pria bertubuh proporsional serta berwajah tampan itu pun langsung menyambut panggilan itu.

"Ya ... benar. Apa?! Is—istri saya kecelakaan?" ucap Brayan setengah berteriak.

'Hah?! Kecelakaan? A—aku ... aku kecelakaan?'

Kayla terkejut setengah mati. Baru saja semalam ia dan Brayan bertemu, pagi ini sudah ada berita yang kurang baik tentang dirinya. Sebenarnya, apa yang terjadi?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Tapi dgn masuk dalam tubuh si pelakor ,key bisa tau ntar knapa Suami nya selingkuh
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Aneh ya...key ga ingat dia kecelakaan ???
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Rencana Yang Gagal

    "Bangsat ...! Aku diusir seperti sampah." Lisa membuka pintu lemari dengan gerakan murka yang membabi buta. Amarahnya benar-benar tak terkendalikan lagi. Mengambil pakaiannya dengan cara acak dan berantakan. Di belakangnya, Brayan berdiri di pintu dengan tatapan heran. Terus memperhatikan sang selingkuhan yang sedang mengamuk seperti banteng. "Mau ke mana kau?" tanyanya. Posisi kedua tangannya sudah berada di dalam saku celana. "Jangan tanya-tanya!" teriak Lisa. Ia sudah selesai dengan baju-bajunya dan segera menutup koper. Mengangkat dan bersiap untuk menyeretnya keluar dari rumah itu. "Tadi Mas yang sudah usir aku," ucapnya lagi dengan tatapan tajam dan menikam. Sorot mata permusuhan begitu kentara di wajah yang dulu selalu merayu dan membuat laki-laki itu menjadi candu. "Aku tidak mengusirmu." "DIAAAMM!" teriak Lisa lagi. Dadanya kembang kempis karena marah. Jika tak ingat kalau yang di depannya ini adalah Brayan, pasti sudah habis ia pukuli. Kalau perlu, sampai mati sek

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Brayan Dan Lisa Putus?

    "Menikah?" tanya Brayan. "Eum. Tiga hari lagi kan?" tanya Lisa balik. "Oh ... ternyata kau sudah tahu, ya?" tanya Brayan sembari melepas senyum penuh kepalsuannya. Sumpah, mendengar kata-kata Lisa, membuat Brayan seperti terjebak dalam permainannya sendiri. Niat hati ingin terus bersama dengan istri tercinta, nyatanya, malah sang selingkuhan yang ada bersamanya. Ini namanya sudah jatuh, ketimpa tangga pula. "Tahu dong, Mas. Emang apa sih yang aku tidak tahu tentang Mas. Dari mulai tanggal lahir Mas, pin ponsel Mas, pin kartu debit, kredit, semuanya. Sampai ukuran celana dalam Mas juga aku tahu, kan?" Lisa mengedipkan sebelah matanya. Brayan tertawa pelan mendengarnya. Ternyata begini resikonya selingkuh dengan perempuan tanpa urat malu. Dan ... yah, pelakor kan memang tidak punya malu, ya kan? "Kau bisa saja." Lisa masih tersenyum seraya terus menatap pria itu. "Sekarang giliran Mas. Mau ngomong apa?" tanya Lisa penasaran. Ia yakin, pasti yang ingin Brayan katakan adal

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Mutualisme

    Lisa terdiam. Sorot matanya masih terpatri kepada Rava. Dalam tawaran pria itu, jelas, ada hal yang harus ia perhitungkan. Dan ia bukanlah perempuan bodoh jika sudah berbicara soal materi. "Kamu memberiku sebuah cincin tapi menyuruhku untuk meninggalkan Mas Brayan? Kamu ini sadar atau tidak sih? Cincin seperti ini, lebih dari satu bisa dia berikan kepadaku. Ngerti?" Lisa segera melangkah meninggalkan toko perhiasan itu. "Mbak, nanti dulu ya?" Rava mengembalikan cincin tersebut kepada pelayan toko. Kemudian segera berlari mengerjar Lisa yang hampir sampai di mobilnya. "Lis ... Lisa ... Tunggu Lis." Rava terus memanggil nama kekasihnya itu. "Aku mau pulang saja," ucap Lisa seraya membuka kunci mobilnya. "Lis, tunggu." Rava sudah menahan lengan Lisa, tapi cepat ditepis oleh Lisa. "Apa sih, kamu? Aku mau pulang. Kamu sendiri kan yang bilang, kalau aku ini sudah akan menikah dengan Mas Brayan. Kenapa masih kamu ganggu sih?" "Aku tahu, Lis. Tapi aku mohon, tolong kamu pertim

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Permainan Dimulai

    Udara sore ini terasa lebih sejuk daripada hari sebelumnya. Angin bertiup perlahan. Awan tampak menggantung hitam dan menggumpal. Langit yang semula jingga kini berganti rona menjadi kelabu pekat, menyisakan gurat-gurat mendung yang berarak gempal. Di salah satu kursi taman, Rava duduk termangu dengan pandang yang lurus ke arah danau. Gerak airnya yang disapu bayu alam, menciptakan riak yang saling mendahului. Kembali ia tarik dalam-dalam batang tembakau yang terbakar itu. Menciptakan gumpalan asap tebal dengan aroma yang menyengat. Menyatu bersama udara yang semakin dingin dan menggigit. "Sudah lama?" tanya seseorang dari arah belakang. Rava menoleh dan melihat ke asal suara itu. Tampak Lisa sudah berdiri di sana. Tak jauh dari tempatnya memandang senja. Aura wajah perempuan itu jelas berbeda. Yang beberapa hari ini terlihat begitu meneduhkan di pandangan matanya, menjadi wajah dengan mimik penuh keangkuhan. "Belum terlalu." Lisa tersenyum miring. Kemudian mulai melangkah

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Lisa Mulai Curiga

    "Selamat pagi, darling." Suara bariton Brayan memecah keheningan kamar yang teramat luas itu. Ia langsung mengecup bibir Lisa. Berharap dengan begitu Kayla bisa terjaga dan melihat ke arahnya. Dan benar saja, saat kecupan ke tiga, perempuan berkulit putih itu pun menggeliat dan mengerjabkan mata perlahan. Ia tatap Brayan dengan dahi yang sedikit mengernyit heran. "Mas ....?" ucapnya seraya melihat sekeliling kamar seperti orang bingung. "Mas?" ulang Brayan, sama bingungnya. "Mas, aku tidur di sini semalam? Apa aku mabuk lagi?" Pertanyaan wanita itu kian membuat Brayan tercengang. Ia pun langsung terduduk lesu dan menatap kecewa ke arah Lisa. "Mas ... kamu kenapa?" Brayan masih diam. Bibirnya bergetar, tapi tak bisa mengeluarkan suara. Rasanya terlalu kaku, untuk sekedar mengatakan kalimat "aku baik-baik saja". "Mas ...." ulang wanita itu, yang diduga oleh Brayan adalah sebagai Lisa sungguhan. 'Tidak, bukan Lisa yang aku inginkan. Aku ingin Key. Hanya Key. Situasi

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Janji Kayla

    Malam menjelang. Masih seperti biasa, Key duduk di tepi kolam seraya menikmati secangkir kopi dan beberapa potong cake. Tak lama, Brayan pun datang dan langsung memeluknya dari arah belakang. "Kau di sini lagi?" tanyanya sekedar basa-basi. "Aku bosan. Tidak tahu harus melakukan apa. Sejak jadi selingkuhanmu dan berprofesi sebagai pengangguran, hari-hariku rasanya begitu monoton." Brayan pun tersenyum tipis. Lalu duduk di kursi yang ada di samping Kayla. Mengambil begitu saja piring cake yang sedang perempuan cantik itu pegang. Hal itu pun membuat Kayla terkejut dan meradang. "Kebiasaan deh, kalau ambil itu izin dulu kek," ucap Key kesal. "Kenapa harus izin? Milikmu adalah milikku. Jadi aku bisa mengambilnya kapanpun yang aku mau." Brayan menyeringai licik. Lalu mulai menyendok kue yang dilumuri oleh coklat leleh itu dan memakannya. "Oh ya? Kalau begitu, milikmu juga milikku." Key merebut kembali piring isi cake tersebut. Langsung memakannya dengan terburu, hingga habis ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status