Share

Usai Pemakaman

Author: LV Edelweiss
last update Last Updated: 2025-07-19 13:41:20

Brayan yang melihat apa yang asisten pribadi istrinya itu lakukan pun segera bangkit dan membantu selingkuhnya. "Elena, cukup!" hardik Key.

Elena pun segera melepaskan jambakan tangannya dan berdiri sembari bersedekap dada. Sebenarnya, ia masih sangat ingin melanjutkan aksi gilanya itu. Jika perlu, sampai perempuan bernama Lisa itu berdarah-darah. Namun, berhubung Brayan sudah melarangnya, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Semasa hidup, Elena memang bekerja dengan Key. Namun setelah atasannya itu meninggal, sudah pasti kini yang menggantikan menjadi CEO perusahaan adalah Brayan. Mengingat, Key adalah anak tunggal yang sudah yatim piatu semenjak SMA. Siapa lagi ahli waris perusahaan Key jika bukan Brayan?

"Ini makam Key, tolong bersikaplah yang baik," terang Brayan lagi.

Heh, bersikap baik konon. Buat apa bersikap baik pada kuburannya? Sedang saat orangnya masih hidup kalian justru bersikap semena-mena. (Monolog Elena)

"Lisa, apa kau lapar?" tanya Brayan mengalihkan suasana.

Key sedikit terkejut, lalu melihat kepada Brayan dan berkata, "Sedikit. Eh, tapi kalau Mas masih mau di sini, tidak apa-apa kok, aku masih bisa menahannya." Key melepas senyum manis.

"Alah, sok baik. Cuih!" Elena pun berlalu dan meninggalkan pasangan suami-istri itu begitu saja.

"Sudah, jangan diambil hati. Dia memang gitu orangnya, tapi dia baik kok." Brayan mencoba membuat suasana hati Lisa sedikit tenang.

Key kembali tersenyum. Namun dalam senyumnya yang terlihat tenang itu, tersimpan gejolak hati yang begitu luar biasa. Kembali melihat kepada Elena yang sudah menjauhi makamnya dan kemudian hilang dari pandangan.

I miss you, Elena ....

"Ayo ....!" ajak Brayan seraya menggandeng tangan Lisa. Kemudian menoleh sekali lagi kepada nisan istrinya itu dan berkata, "Aku pulang dulu ya, Key? Kapan-kapan, aku ke sini lagi." Brayan mengusap sekali nama istrinya. Lalu menarik tangan Lisa dan terus menjauhi makan Key.

Ternyata begini setelah kita mati. Tangis dan simpati orang-orang hanya sebentar dan sekedarnya saja. Selebihnya, mereka akan melanjutkan hidup mereka lalu melupakan kita seiring waktu yang berjalan. Menyedihkan!

"Kau mau makan apa sayang?" tanya Brayan seraya membuka pintu mobil untuk Key.

"Apa saja, Mas." Key langsung masuk dan memakai safety belt-nya. Setelah Brayan juga masuk, mereka langsung bergerak meninggalkan makam.

Sepanjang perjalanan, tak banyak percakapan antara Key dan juga Brayan. Keduanya sama-sama tengah bergelut dengan pemikiran masing-masing. Key memikirkan bagaimana kelanjutan nasibnya yang terjebak dalam tubuh Lisa. Sedang Brayan memikirkan tentang apa yang harus ia lakukan selanjutnya bersama Lisa.

Mengingat, Key saat ini sudah tiada. Haruskah ia mempertahankan Lisa yang selama ini hanya menjadi pelariannya saja?

"Selamat datang." Seorang pramusaji membuka pintu tatkala melihat Brayan dan Lisa.

"Seperti biasa," ucap Brayan santai.

"Baik, Pak." Sang pramusaji langsung mengarahkan pasangan itu kepada privat room yang ada di lantai atas.

Sebab ini adalah yang pertama bagi Key pergi ke restoran mewah itu, pandangannya berkelintaran melihat seluruh bagian restoran. Sikapnya itu ternyata menarik perhatian Brayan.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya pria tampan itu.

"Oh, i—iya ... aku baik-baik saja, Mas." Key melempar senyum simpul.

"Kita kan sering ke sini, tapi kau terlihat seperti baru pertama kali." Brayan mulai membuat Key gelagapan.

"Benarkah? He-he-he, mungkin itu hanya perasaan Mas saja." Key berusaha membuat curiga Brayan hilang.

Mereka sudah tiba di ruangan yang dimaksud. Pelayan yang mengantar mereka langsung memberikan buku menu untuk kemudian disiapkan oleh chef restoran.

"Seperti biasa saja," ucap Brayan seraya mengembalikan buku menu.

"Baik Pak." Sang pelayan langsung mengambilnya dan beralih kepada Key.

"E ... aku ... aku juga seperti biasa," ucap Key mengikuti suaminya. Dalam hati ia berkata, pasti pilihan Brayan adalah yang terbaik di restoran ini. Sebab pria itu dan selingkuhannya sering ke sini, tentu tahu makanan best seller-nya.

Sang pelayan sudah berlalu, tinggallah Brayan dan Key berdua. Mendadak perempuan berambut panjang itu merasa salah tingkah dan grogi sendiri. Tak tahu harus berkata apa.

Come on Kayla, dia 'kan suamimu, kenapa kamu harus merasa gugup? Biasanya saat di depan Brayan kamu tidak pernah berhenti mengoceh. Kenapa sekarang mendadak jadi putri malu?

"Lis ...," lirih Brayan tiba-tiba.

Key langsung mengangkat kepala dan melihat kepada Brayan sehingga membuat pandang mereka bertemu untuk beberapa saat. "Iya, ada apa Mas?" tanyanya lembut.

"E ... sorry, mungkin ini terdengar sedikit tidak adil, tapi ...." Brayan menghentikan kata-katanya kerena melihat pramusaji sudah berjalan ke arah mereka.

"Maaf, permisi ya, Pak, Bu ...." Sang pelayan meletakkan dua porsi makanan dan minuman di atas meja. Kemudian segera pamit setelah mengucapkan 'Selamat Menikmati'.

Usai pramusaji berlalu, Key pun kembali kepada pembicaraan mereka tadi. "Oh ya, tadi Mas mau bilang apa?" tanyanya penasaran. Ia begitu ingin tahu apa yang akan Brayan katakan kepada Lisa. Siapa tahu, ada rahasia yang tidak ia ketahui antara suaminya dan sang pelakor ini.

"Kita makan dulu ya? Nanti saja kita bahas," ucap Brayan sembari mulai menyantap makanannya.

Sial! Baru saja aku akan tahu apa yang akan Brayan katakan kepada Lisa, malah tidak jadi. Tapi tak masalah, lambat laun, aku juga pasti akan tahu semuanya.

"Enak tidak?" tanya Brayan mengalihkan pembicaraan.

"Enak banget ...." Puji Key pada menu makanan yang sedang ia santap itu.

"Makanya aku selalu bawa kau ke sini, karena aku tahu jika kau pasti suka dengan makanannya. Soalnya kalau aku ajak Key, dia pasti bakalan menolak." Brayan mengakhiri kata-katanya dengan meminum jusnya.

Dahi Key bertaut. Lalu ia mencoba untuk mencari tahu alasannya dengan berkata, "Memangnya kenapa istri Mas tidak mau ke restoran ini?" tanya Key penasaran.

"Soalnya dia alergi dengan seafood. 'Kan ... menu di restoran ini hampir semuanya terbuat dari seafood," jelas Brayan.

"Hah?!" Key terkejut dan berteriak keras. Membuat beberapa pengunjung restoran lainnya juga ikut tersentak.

Brayan yang melihat tingkah aneh sang simpanan lansung memegangi tangan Lisa dan bertanya, "Ada apa sayang?"

Key diam dan hanya menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Otaknya mulai bekerja memikirkan tentang makanan yang baru saja ia nikmati itu, mana habis lagi. Sialan!

"Lisa ... are you ok?" tanya Brayan sekali lagi.

Key menoleh perlahan ke arah Brayan, lalu menatap wajah suaminya untuk beberapa saat dan berkata, "Mas ...." lirih Key.

"Iya sayang, kenapa?" tanya Brayan dengan posisi tangan masih memegang punggung tangan Key.

"Makanan yang baru aku makan ini ... apa bahan utamanya juga terbuat dari seafood?" tanya Key hati-hati, sebab ia tidak mau kalau sampai Brayan mencurigai dirinya.

"Iya sayang. Ini terbuat dari olahan daging cumi dan udang," jelas Brayan sembari tersenyum simpul.

Astaga! Makanan ini dari seafood?! Bagaimana ini? Alergiku pasti akan kambuh dalam beberapa menit ke depan. Aku juga tidak membawa obat penawarnya. Kalau sampai Brayan melihat Alergiku, dia pasti akan curiga. Aku harus ke toilet dulu.

Key bangkit segera dan berkata,"Mas ... aku izin ke toilet sebentar ya?" ucapnya terburu-buru.

"Oh, baiklah." Brayan terus melihat kepada Key yang tampak panik. Perempuan itu terus berlalu meninggalkan meja dan ingin segera tiba di toilet.

Namun, baru beberapa langkah kaki Key berjalan, suara Brayan sudah kembali terdengar. Ia pun berhenti dan menoleh ke belakang.

"Apa kau lupa? Toiletnya 'kan ke arah sana, bukan ke sana," tunjuk Brayan.

Mati aku! Dia pasti tahu jika aku bukan Lisa, gumam Key seraya melepas senyum penuh tekanan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
gimana tuh key alergi seafood
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Brayan curiga kok key masuk dlm tubuh Lisa kok aneh sikapnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Go Public?

    Di rumah Kayla, dari jauh sudah terlihat jejeran karangan bunga dari berbagai perusahaan dan orang-orang yang pernah kenal, berteman atau bekerja sama dengan perempuan bernama lengkap Kayla Anindita itu. Pelayat juga tampak masih ramai berdatangan untuk mengucapkan turut berduka cita atas kematiannya yang terkesan tiba-tiba dan mendadak itu. Brayan menghentikan mobilnya tak jauh dari rumah. Ia diam sejenak, lalu kemudian menoleh ke arah Lisa dan berkata, "Aku turun lebih dulu. Nanti kau menyusul." Dahi Key bertaut. "Loh, kok gitu Mas?" "Ya ... jadi bagaimana juga, Lisa? Tidak mungkin 'kan kita jalan berdua? Kau lihat orang-orang di sana, mereka itu semua orang-orangnya Lisa. Mereka pasti tahu tentangmu," jelas Brayan. "Tapi aku takut, Mas." Key memegang lengan suaminya. "Ya makanya tadi aku sudah bilang kau jangan ikut, tunggu di hotel saja. Tapi kau malah ngotot." "Kok Mas jadi marah sama aku sih?" Key mulai berlakon lagi. Ia pasang raut wajah cemberut dengan tangan

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Kembali Ke Rumah

    "Ikut?" tanya Brayan dengan nada yang sedikit kaget. "Iya, ikut. Kenapa? Tidak boleh?" tanya Key balik. Brayan kembali menutup pintu dan berjalan ke arah Key. Langsung menyentuh kedua lengan perempuan itu dan berkata, "Sayang ... dengar, kau kan tahu kalau hubungan kita ini belum resmi. Apa kata orang-orang nanti kalau aku pulang ke rumah Key dengan membawa perempuan lain? Mereka bisa salah paham. Kau tunggu di sini saja ya?" Key menepis kedua tangan Brayan. "Tidak! Pokoknya aku tetap mau ikut. Aku bosan di sini terus. Mas kurung Seperi burung di dalam sangkar emas." Brayan membuang napas kasar. "I know sayang, i know. Tapi untuk saat ini, please ... aku minta kau mengerti. Keadaannya sangat tidak memungkin untuk kau ikut. Aku mohon, mengertilah sedikit." "Mas kenapa sih? Bukannya istri Mas sudah meninggal ya? Kenapa sekarang Mas seperti takut kalau orang-orang tahu tentang kita?" Key terus bersandiwara. "Bukan begitu sayang ...." Key bergerak mengambil tas dan kaca m

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Mulai Curiga

    'Mati aku, mati ...! Tampaknya Brayan mulai menyadari gelagat aneh ku. Bagaimana mungkin aku tahu semua yang Lisa tahu?' 'Ini baru perkara toilet, bagaimana lagi jika Brayan melihat kulitku yang memerah karena alergi seafood? Come on Key, tetap tenang dan jangan terlihat panik. Kamu harus cari cara agar Brayan tidak curiga jika kamu bukan Lisa.' Key memegang pelipis dengan kedua tangannya. Setelah merasa cukup tenang, ia pun menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Kemudian mulai membongkar tas Lisa dan mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk meredakan sedikit gatal-gatal di tubuhnya. "Astaga apa ini?" tanya Key saat membongkar semua isi tas Lisa. "Pil kontrasepsi? Heh?" Key terkekeh saat mendapati obat pencegah kehamilan di dalam tas Lisa. Tenyata selingkuhan suaminya ini pintar juga. Meminum obat kontrasepsi agar tidak kebobolan saat berhubungan. 'Menjijikkan!' Key lalu mengambil sesuatu yang mirip dengan aroma balsem tapi dalam bentuk roll on. Langsu

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Usai Pemakaman

    Brayan yang melihat apa yang asisten pribadi istrinya itu lakukan pun segera bangkit dan membantu selingkuhnya. "Elena, cukup!" hardik Key. Elena pun segera melepaskan jambakan tangannya dan berdiri sembari bersedekap dada. Sebenarnya, ia masih sangat ingin melanjutkan aksi gilanya itu. Jika perlu, sampai perempuan bernama Lisa itu berdarah-darah. Namun, berhubung Brayan sudah melarangnya, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Semasa hidup, Elena memang bekerja dengan Key. Namun setelah atasannya itu meninggal, sudah pasti kini yang menggantikan menjadi CEO perusahaan adalah Brayan. Mengingat, Key adalah anak tunggal yang sudah yatim piatu semenjak SMA. Siapa lagi ahli waris perusahaan Key jika bukan Brayan? "Ini makam Key, tolong bersikaplah yang baik," terang Brayan lagi. Heh, bersikap baik konon. Buat apa bersikap baik pada kuburannya? Sedang saat orangnya masih hidup kalian justru bersikap semena-mena. (Monolog Elena) "Lisa, apa kau lapar?" tanya Brayan mengalihkan suasana

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Kenyataan Yang Menyakitkan

    Rumah Sakit Langkah Brayan dan Key terlihat lebih cepat dari biasanya. Mereka baru saja tiba di rumah sakit dan akan segera melihat keadaan korban yang diduga Kayla Anindita itu. Dari kejauhan, tampak beberapa orang polisi berjaga di depan sebuah ruangan yang merupakan tempat korban kecelakaan maut itu berada. Tanpa menunda lagi, Brayan pun segera menghampiri mereka. "Pak ... Pak ... di mana istri saya?" tanya Brayan dengan raut wajah cemas. "Apa Bapak suami dari Ibu Kayla Anindita?" tanya salah seorang polisi. "Iya, Pak. Benar ... Saya suami Kayla Anindita. Istri saya baik-baik saja 'kan, Pak? Dia tidak kenapa-kenapa 'kan?" cerca Brayan. Para polisi itu tampak terdiam untuk beberapa saat. Setelah saling melempar pandang satu sama lain, akhirnya salah seorang dari mereka berbicara dan berkata, "Maaf, Pak. Ibu Kayla ... beliau sudah meninggal dunia." What? A—aku mati? I am dead? How can be? Duaar! Seperti mendengar petir di siang bolong, jantung Brayan begitu te

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Transmigrasi Ke Tubuh Pelakor

    "Morning, sayang. Maaf ya, aku tadi harus balas pesan dari istriku dulu," terang Brayan seraya menyapu wajah Key dengan bibirnya. "Istri?" Key terkejut mendengarnya. Seingatnya, ia dan Brayan sudah menikah resmi secara agama dan negara. Itu artinya, ia adalah istri sahnya Brayan, tapi kenapa sekarang berganti menjadi ani-ani? Key tidak mengerti. Apa semalam aku bermimpi? Apa sebenarnya perselingkuhan Brayan dan perempuan itu tidak pernah terjadi? Tapi ... siapa istri yang Brayan maksud? Berbagai pertanyaan terus menggerogoti hati dan pikiran Key. Tanpa bertanya, ia lantas bangkit dan berkata, "Maaf, aku harus ke kamar mandi dulu. Cuci muka ... iya ...." Key melepas senyum keterpaksaan dan segera berlalu ke toilet. "Aneh, kenapa aku bisa ada di kamar hotel ini. Bukankah semalam aku sudah kembali ke rumah? Lalu apa yang sebenarnya terja—, Aaa ....!" Key berteriak keras saat melihat wajahnya di cermin. Oh ... My ... God! Apa ini? Ke—kenapa wajahku berubah menjadi wajah ...

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status