Share

Mulai Curiga

Penulis: LV Edelweiss
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-05 02:24:22

'Mati aku, mati ...! Tampaknya Brayan mulai menyadari gelagat aneh ku. Bagaimana mungkin aku tahu semua yang Lisa tahu?'

'Ini baru perkara toilet, bagaimana lagi jika Brayan melihat kulitku yang memerah karena alergi seafood? Come on Key, tetap tenang dan jangan terlihat panik. Kamu harus cari cara agar Brayan tidak curiga jika kamu bukan Lisa.' Key memegang pelipis dengan kedua tangannya.

Setelah merasa cukup tenang, ia pun menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Kemudian mulai membongkar tas Lisa dan mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk meredakan sedikit gatal-gatal di tubuhnya.

"Astaga apa ini?" tanya Key saat membongkar semua isi tas Lisa. "Pil kontrasepsi? Heh?" Key terkekeh saat mendapati obat pencegah kehamilan di dalam tas Lisa. Tenyata selingkuhan suaminya ini pintar juga. Meminum obat kontrasepsi agar tidak kebobolan saat berhubungan.

'Menjijikkan!'

Key lalu mengambil sesuatu yang mirip dengan aroma balsem tapi dalam bentuk roll on. Langsung ia olesi pada bagian tubuhnya yang merah-merah agar gatalnya bisa sedikit mereda. Dan untungnya lagi ia memakai baju lengan panjang sehingga bisa menutupi bagian tubuhnya yang merah-merah.

Setelah merasa lebih baik, Key pun kembali ke meja mereka dan duduk di depan Brayan. Pria tampan itu langsung mengalihkan pandang kepadanya dan berkata, "Kau baik-baik saja?"

"Yah ... i am fine." Key tersenyum gantung.

Brayan memanggil pelayan untuk membayar tagihan bill. Namun, seketika mata elang Key langsung melirik kepada nampan yang dibawa oleh pelayan tersebut. Sebuah black card yang pernah ia berikan kepada Brayan terpampang nyata di sana.

'Lagi dan lagi. Ternyata ini yang dia lakukan selama di belakangku? Bahkan belum sehari aku mati dia sudah makan di restoran semewah ini bersama selingkuhannya. Mana bayarnya dengan kartu yang aku kasih lagi? Sial, ini sih namanya aku memfasilitasi perempuan jalang ini.'

"Ini Pak, kartunya. Terima kasih banyak sudah berlangganan di restoran kami."

Brayan segera bangkit setelah mengambil kartunya. Dia lalu mengajak Key untuk kembali ke hotel.

Sepanjang perjalanan, pria tampan itu sangat terlihat irit bicara. Bahkan, tak mengatakan apa-apa sejak mereka masuk ke dalam mobil. Sangat jauh berbeda, seperti saat awal-awal Key bangun dan menjadi selingkuhannya.

'Apa dia mulai menyesali perbuatannya?' Batin Key seraya terus melihat ke arah luar.

"Lis ...."

Baru saja Key bertanya-tanya tentang diamnya suaminya, pria itu sudah kembali bersuara.

"Ya Mas?"

"Aku ... aku mau bilang, kalau ...."

"Kalau apa, Mas?"

"Aku ...." Brayan menoleh ke arah Key dan fokusnya langsung terpatri pada batang leher perempuan itu. "Lis ... ada apa denganmu?"

"Heuh? Memangnya aku kenapa, Mas?"

"Lehermu, kok ... merah-merah semua?" tanya Brayan.

Key langsung memegang dan menutup alerginya. "Oh, ini ... ini cuma gatal biasa aja kok Mas."

Namun Brayan tidak percaya begitu saja. Bermaksud untuk melihat keadaan selingkuhannya, ia pun menepikan mobil pada rest area. Lalu, dengan cepat ia pun menyingkirkan tangan Key dan melihat sekali lagi kepada ruam-ruam tersebut.

"Kau punya alergi juga Lis?" selidik Brayan.

"A—aku ... aku tidak tahu, Mas," gugup Key.

"Tapi selama ini kita makan di sana, kau baik-baik saja. Kenapa hari ini bisa begini? Ya sudah, sekarang kita cari obat, ya?"

Key pun mengangguk pelan.

***

Setibanya di kamar hotel ....

"Kenapa kau tak bilang jika punya alergi pada makanan laut? Begini kan sekarang?" Brayan mengomel seraya terus mengolesi salap pada ruam Lisa. Ia juga meminta Lisa untuk segera meminum obat yang baru ia beli.

'Sialan, dia begitu perhatian pada selingkuhannya. Sedang padaku saja dulu tidak seperti ini. Dasar playboy cap kadal!'

Key pun mengambil obat itu dan meminumnya segera. Sebab ia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan gatal-gatal di sekujur tubuh Lisa itu.

"Gimana? Sudah mendingan tidak?" tanya Brayan.

Key pun mengangguk pelan seraya tersenyum simpul. Padahal di dalam hati sedang mengomel dengan kecepatan seratus kilometer per jam.

"Cepat sembuh ya?" Brayan menepuk pelan pipi Key. Lalu ia bangkit karena akan membawa gelas minum dan obat ke atas nakas. Namun, belum juga ia melangkah, tangan Key sudah lebih dulu menahannya.

"Eh, Mas ...."

"Iya?"

"Kok Mas bisa tahu sih obat alergi?" Key pura-pura bertanya.

Tak langsung menjawab, Brayan segera berlalu menuju nakas lalu meletakkan gelas dan obat di sana. Beberapa detik kemudian, barulah ia kembali bersuara dengan berkata, "Key ... istriku."

"Key?"

"Eum. Dia juga alergi pada seafood. Bahkan lebih parah darimu. Ia sama sekali tidak boleh makan makanan yang mengandung seafood, walau hanya dalam jumlah sedikit. Itulah sebabnya aku tidak pernah membawanya ke restoran itu. Sebab aku tidak mau dia kenapa-kenapa."

Deg!

Key langsung terdiam. Tiba-tiba saja jantung Lisa berdetak dengan begitu kencang, dan Key bisa merasakan getarannya itu. Entah apa penyebabnya, ia sendiri tak tahu. Mungkinkah karena mendengar kata-kata Brayan barusan? Tapi, siapa yang berdebar saat ini, dia atau Lisa?

"Kenapa diam? Apa kau cemburu?" Brayan kembali mendekat dan menatap selingkuhannya lekat-lekat.

"Cemburu? Ah, ya tidak dong Mas. 'Kan selama ini Mas selalu memprioritaskan aku. Iya 'kan?"

Brayan tersenyum dan kemudian kembali bangkit. Merapikan sedikit jasnya seperti akan pergi. Key hanya melihatnya saja dengan ujung matanya.

"Aku kembali ke rumah dulu ya? Di sana pasti sudah ramai tamu. Nanti aku telepon." Brayan segera melangkah ke arah pintu.

Dahi Key bertaut. Dia mulai bingung apa yang harus ia lakukan. Tetap diam di kamar hotel, atau ikut suaminya pulang ke rumahnya sendiri.

Jika ia tak ikut, apa yang akan ia lakukan sendirian di kamar hotel itu? Namun, jika ia meminta ikut, apa alasan yang masuk di akal Brayan untuk dia ikut ke rumah "Key"? Agh, bingung kan jadinya?

Brayan sudah membuka pintu dan bersiap melangkah keluar. Namun, belum juga ia kembali menutup pintu, Key sudah lebih dulu bangkit dan berlari ke arahnya.

"Mas ... Mas ... tunggu."

Brayan menghentikan gerakan tangannya dan melihat ke arah Key. "Ada apa Lis?"

"Mas ... aku ikut."

"Hah, ikut?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Kembali Ke Rumah

    "Ikut?" tanya Brayan dengan nada yang sedikit kaget. "Iya, ikut. Kenapa? Tidak boleh?" tanya Key balik. Brayan kembali menutup pintu dan berjalan ke arah Key. Langsung menyentuh kedua lengan perempuan itu dan berkata, "Sayang ... dengar, kau kan tahu kalau hubungan kita ini belum resmi. Apa kata orang-orang nanti kalau aku pulang ke rumah Key dengan membawa perempuan lain? Mereka bisa salah paham. Kau tunggu di sini saja ya?" Key menepis kedua tangan Brayan. "Tidak! Pokoknya aku tetap mau ikut. Aku bosan di sini terus. Mas kurung Seperi burung di dalam sangkar emas." Brayan membuang napas kasar. "I know sayang, i know. Tapi untuk saat ini, please ... aku minta kau mengerti. Keadaannya sangat tidak memungkin untuk kau ikut. Aku mohon, mengertilah sedikit." "Mas kenapa sih? Bukannya istri Mas sudah meninggal ya? Kenapa sekarang Mas seperti takut kalau orang-orang tahu tentang kita?" Key terus bersandiwara. "Bukan begitu sayang ...." Key bergerak mengambil tas dan kaca m

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Mulai Curiga

    'Mati aku, mati ...! Tampaknya Brayan mulai menyadari gelagat aneh ku. Bagaimana mungkin aku tahu semua yang Lisa tahu?' 'Ini baru perkara toilet, bagaimana lagi jika Brayan melihat kulitku yang memerah karena alergi seafood? Come on Key, tetap tenang dan jangan terlihat panik. Kamu harus cari cara agar Brayan tidak curiga jika kamu bukan Lisa.' Key memegang pelipis dengan kedua tangannya. Setelah merasa cukup tenang, ia pun menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Kemudian mulai membongkar tas Lisa dan mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk meredakan sedikit gatal-gatal di tubuhnya. "Astaga apa ini?" tanya Key saat membongkar semua isi tas Lisa. "Pil kontrasepsi? Heh?" Key terkekeh saat mendapati obat pencegah kehamilan di dalam tas Lisa. Tenyata selingkuhan suaminya ini pintar juga. Meminum obat kontrasepsi agar tidak kebobolan saat berhubungan. 'Menjijikkan!' Key lalu mengambil sesuatu yang mirip dengan aroma balsem tapi dalam bentuk roll on. Langsu

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Usai Pemakaman

    Brayan yang melihat apa yang asisten pribadi istrinya itu lakukan pun segera bangkit dan membantu selingkuhnya. "Elena, cukup!" hardik Key. Elena pun segera melepaskan jambakan tangannya dan berdiri sembari bersedekap dada. Sebenarnya, ia masih sangat ingin melanjutkan aksi gilanya itu. Jika perlu, sampai perempuan bernama Lisa itu berdarah-darah. Namun, berhubung Brayan sudah melarangnya, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Semasa hidup, Elena memang bekerja dengan Key. Namun setelah atasannya itu meninggal, sudah pasti kini yang menggantikan menjadi CEO perusahaan adalah Brayan. Mengingat, Key adalah anak tunggal yang sudah yatim piatu semenjak SMA. Siapa lagi ahli waris perusahaan Key jika bukan Brayan? "Ini makam Key, tolong bersikaplah yang baik," terang Brayan lagi. Heh, bersikap baik konon. Buat apa bersikap baik pada kuburannya? Sedang saat orangnya masih hidup kalian justru bersikap semena-mena. (Monolog Elena) "Lisa, apa kau lapar?" tanya Brayan mengalihkan suasana

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Kenyataan Yang Menyakitkan

    Rumah Sakit Langkah Brayan dan Key terlihat lebih cepat dari biasanya. Mereka baru saja tiba di rumah sakit dan akan segera melihat keadaan korban yang diduga Kayla Anindita itu. Dari kejauhan, tampak beberapa orang polisi berjaga di depan sebuah ruangan yang merupakan tempat korban kecelakaan maut itu berada. Tanpa menunda lagi, Brayan pun segera menghampiri mereka. "Pak ... Pak ... di mana istri saya?" tanya Brayan dengan raut wajah cemas. "Apa Bapak suami dari Ibu Kayla Anindita?" tanya salah seorang polisi. "Iya, Pak. Benar ... Saya suami Kayla Anindita. Istri saya baik-baik saja 'kan, Pak? Dia tidak kenapa-kenapa 'kan?" cerca Brayan. Para polisi itu tampak terdiam untuk beberapa saat. Setelah saling melempar pandang satu sama lain, akhirnya salah seorang dari mereka berbicara dan berkata, "Maaf, Pak. Ibu Kayla ... beliau sudah meninggal dunia." What? A—aku mati? I am dead? How can be? Duaar! Seperti mendengar petir di siang bolong, jantung Brayan begitu te

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Transmigrasi Ke Tubuh Pelakor

    "Morning, sayang. Maaf ya, aku tadi harus balas pesan dari istriku dulu," terang Brayan seraya menyapu wajah Key dengan bibirnya. "Istri?" Key terkejut mendengarnya. Seingatnya, ia dan Brayan sudah menikah resmi secara agama dan negara. Itu artinya, ia adalah istri sahnya Brayan, tapi kenapa sekarang berganti menjadi ani-ani? Key tidak mengerti. Apa semalam aku bermimpi? Apa sebenarnya perselingkuhan Brayan dan perempuan itu tidak pernah terjadi? Tapi ... siapa istri yang Brayan maksud? Berbagai pertanyaan terus menggerogoti hati dan pikiran Key. Tanpa bertanya, ia lantas bangkit dan berkata, "Maaf, aku harus ke kamar mandi dulu. Cuci muka ... iya ...." Key melepas senyum keterpaksaan dan segera berlalu ke toilet. "Aneh, kenapa aku bisa ada di kamar hotel ini. Bukankah semalam aku sudah kembali ke rumah? Lalu apa yang sebenarnya terja—, Aaa ....!" Key berteriak keras saat melihat wajahnya di cermin. Oh ... My ... God! Apa ini? Ke—kenapa wajahku berubah menjadi wajah ...

  • Menjadi Selingkuhan Suamiku    Kecelakaan Maut

    Kata orang, mata dibalas mata, tangan dibalas tangan, dan hati juga dibalas dengan hati. Tapi tidak bagi seorang Kayla Anindita. Pengkhianatan idealnya dibalas dengan kematian. Deal. Tidak ada kompromi kalau soal sakit hati. Dan orang yang sedang kecewa, acap kali kalap dalam bertindak. Bodoh amat! Key seolah tidak peduli dengan apa yang ia lakukan. Baginya, suami dan pelakor itu adalah sampah yang harus ia musnahkan sesegera mungkin. Kalau terus dibiarkan hidup, akan semakin busuk dan baunya bakalan menyengat indera perasaan Kayla. Hati. Mampus lah kalian berdua! Selamat jalan menuju neraka. Titip salamku pada malaikat pencabut nyawa dan malaikat penjaga gerbang jahanam. Gumam Key pada diri sendiri. Setelah berhasil menjalankan aksinya, Key pun lantas segera bergerak menuju mobilnya. Ia tidak mau jika sampai ada yang tahu apa yang sudah ia lakukan pada mobil Brayan. Jika sampai suaminya dan wanita bernama Lisa itu tewas dan ia terbukti menyabotase kecelakaan mereka, Key b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status