Share

Bab 120

Author: Camelia
Aura mengerutkan kening, lalu membuka laptop dan mengetikkan namanya di kolom pencarian. Begitu melihat hasilnya, matanya pun menyipit. Hanya dalam waktu sejam, opini netizen di internet sudah berubah total.

Semua ini karena seseorang membocorkan foto dirinya sedang berkencan dengan seorang pria. Dalam foto itu, wajah pria itu hanya terlihat dari samping, sedangkan wajah Aura tertangkap dengan sangat jelas.

Foto itu hanya memperlihatkan momen saat Aura dan Jose naik ke mobil. Gerak-gerik mereka memang tampak akrab, tetapi tidak ada tindakan yang benar-benar intim.

Namun, hal itu tidak menghentikan netizen untuk berimajinasi liar. Ditambah lagi ada pihak yang sengaja mengarahkan opini publik, hingga muncul rumor bahwa Aura sengaja membuat keributan di pesta pertunangan.

Bahkan, beredar narasi bahwa sebenarnya Aura yang pertama berselingkuh. Dikatakan bahwa Aura mengacau di pesta hanya untuk melempar kesalahan kepada Daffa dan Ghea.

Ada juga yang berteori bahwa insiden Ghea tidur dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 139

    Jose mengangkat sudut bibirnya, tapi tetap menggunakan tubuh tingginya untuk menutup rapat pintu. "Bukannya tadi bilang nggak mau nginap di sini?"Aura mengerutkan kening. "Pihak hotel bilang kamarnya penuh, hotel lain di sekitar sini juga habis semua.""Oh?" Jose meliriknya dengan tatapan menyelidik. Sepasang mata tajamnya menyapu Aura dari atas sampai bawah, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya."Nggak takut aku 'makan' kamu?" Nada bicaranya penuh canda.Aura terdiam sejenak. Hari ini memang benar-benar sial. Waktu keluar tadi, dia baru sadar ponselnya mati total. Di dalam tasnya juga tidak ada uang tunai sehingga tidak bisa memesan taksi. Kalau bukan karena itu, dia juga tidak akan memohon di depan Jose dengan serendah ini.Untungnya, setelah Jose cukup puas mengolok-olok dengan tatapan matanya, dia akhirnya memberi sedikit ruang agar Aura bisa masuk.Aura menghela napas lega. Begitu masuk, matanya langsung tertuju pada baju Jose yang tergeletak di sofa. Bagia

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 138

    Aura terdiam mendengar perkataan itu. Ya, memang ... dirinya bisa apa? Dia tak bisa melakukan apa pun. Bahkan melindungi satu-satunya peninggalan dari ibunya pun tidak mampu.Perasaan tak berdaya menyelimuti seluruh tubuhnya. Dia menyandarkan kepala ke sandaran kursi, lalu memalingkan wajah ke luar jendela tanpa mengatakan apa pun lagi.Jose yang melihatnya tiba-tiba diam, menoleh sedikit untuk meliriknya, lalu mengecap pelan bibirnya sebelum berkata, "Tenang saja, Marsel orangnya bisa diandalkan. Dia akan mengurus sisanya dengan baik." Nada bicaranya terdengar seperti mencoba menenangkan.Aura tetap tidak menjawab. Lagi pula, kalau dia terus berbicara dengan Jose, pada akhirnya dia sendiri yang naik darah.Mobil pun langsung diselimuti keheningan. Tak ada suara lain kecuali napas mereka berdua."Kamu mau ke mana?" Beberapa saat kemudian, Jose membuka suara lagi.Aura terdiam sebentar, lalu menunduk. "Aku nggak tahu." Dia tidak ingin kembali ke rumah Keluarga Tanjung dan juga tidak mau

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 137

    Saat mendengarnya, Jose mendongak mengikuti arah pandangan Aura, lalu menutup laptop di tangannya. Begitu mobil berhenti di depan mereka, Aura langsung membuka pintu mobil dan berlari turun.Padahal saat dia datang tadi pagi, rumah itu masih baik-baik saja. Selain butuh dibersihkan, tidak ada bedanya dengan saat mendiang ibunya masih hidup. Namun sekarang, rumah itu mengeluarkan asap tebal di hadapannya dan nyaris tak dapat dikenali lagi.Petugas pemadam kebakaran sedang menyemprotkan air untuk memadamkan api. Namun, Aura tidak peduli dan nekat menerobos masuk."Nona, di dalam berbahaya, nggak boleh masuk!" Salah satu petugas terkejut melihatnya dan buru-buru memperingatkan.Akan tetapi, Aura seolah-olah tidak mendengarnya. Matanya tampak berkaca-kaca dan dia terus berusaha masuk. Sebelum dia sempat melangkah lebih jauh, seseorang telah menahannya.Lengan pria yang kekar melingkar erat di pinggang rampingnya dan menahannya kuat-kuat. Suara yang tegas terdengar dari atas kepalanya, "Kam

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 136

    Jose berdiri di antara mereka. Dia menggunakan keunggulan tinggi badannya untuk menghalangi Anrez mendekati Aura. Dengan dagu sedikit terangkat dan satu tangan santai dimasukkan ke dalam saku celana, sikapnya tampak agak malas dan acuh tak acuh.Namun, justru dengan gaya seperti itulah, Anrez tidak berani meluapkan amarahnya. Orang lain mungkin sudah langsung disemprot kalau berani mengadangnya seperti ini,tapi di hadapan Jose ....Anrez hanya mengerutkan dahi sedikit, lalu mendongak menatap Jose. "Pak Jose, ini urusan keluarga kami."Maksudnya jelas, Jose dianggap ikut campur dalam urusan yang bukan bagiannya.Akan tetapi, Jose tetap tak bergerak dari tempatnya. "Membiarkan seorang wanita ditindas orang bukan tindakan pria sejati."Saat kata-kata itu dilontarkan, Aura yang berdiri di belakangnya mendongak menatap pria itu. Dengan tinggi tubuh Jose yang menjulang, kepala Aura bahkan hanya sampai bahunya.Namun, saat memandangnya dari belakang, entah mengapa hatinya terasa tenang.Anre

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 135

    "Kalau begitu sekarang akan aku beri tahu kalian. Pada hari pertunanganku, aku memergoki adik kandungku sendiri tidur seranjang dengan tunanganku. Jadi, semua gosip yang kalian dengar itu memang benar."Lagi pula, sekarang sudah tidak ada lagi yang patut dipertahankan, jadi biarlah semuanya hancur sekalian.Aura tidak melihat ke arah panggung tempat Markos dan Donna duduk. Namun dia tahu, selain para wartawan, semua orang yang hadir di ruangan itu berwajah muram.Yang awalnya dirancang sebagai konferensi pers untuk membersihkan nama Daffa, justru berubah jadi ruang penghakiman bagi Daffa dan Ghea. Para jurnalis mengarahkan kamera mereka ke wajah Ghea.Ghea yang tadinya merasa aman, sekarang benar-benar panik. "Kakak ... kamu ... jangan asal ngomong!" Dia menoleh dengan wajah penuh ketakutan ke arah wartawan. "Bukan aku! Kakak memfitnahku!"Padahal, awalnya dia datang ke tempat ini untuk menyaksikan Aura dipermalukan. Siapa sangka, Aura yang sudah menerima kompensasi, ternyata berani be

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 134

    Melihat Aura tetap diam, Anrez kembali menyikutnya pelan dan berbisik, "Bicara, dong!"Akan tetapi, Aura tidak menanggapinya. Matanya tetap tertuju ke arah Ghea yang berdiri di barisan paling belakang. Dalam hati, dia bertanya-tanya, apa lagi yang akan dilakukan Ghea sekarang?Saat Aura masih tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba ponsel di atas meja bergetar. Dia menunduk dan mengambilnya. Sebuah pesan masuk dari Lulu. Kelihatannya ada sesuatu yang penting. Belum sempat dia baca dengan saksama, panggilan telepon dari Lulu langsung masuk."Ngapain lihat ponsel sekarang?" Anrez benar-benar tidak tahan lagi melihat sikap Aura yang santai.Dia sudah menyusun semuanya dengan Markos. Begitu konferensi selesai, kontrak langsung ditandatangani. Kalau semua ini rusak gara-gara Aura, dia bisa gila di tempat.Namun, Aura tidak menghiraukannya sama sekali. Lulu adalah orang yang selalu tenang. Kalau dia sampai menelpon dan mengirim pesan sekaligus, pasti ada sesuatu yang genting."Aku angkat telep

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 133

    Melihat sikap Aura yang tenang dan tak tergoyahkan, Daffa lalu menggertakkan gigi perlahan. "Aura ....""Diam!"Begitu mendengar suara Daffa, wajah Aura langsung berubah dingin. Namun, sebelum dia sempat bicara, Donna sudah lebih dulu membentak Daffa. Dia melirik tajam ke arah Daffa, lalu berbalik menatap Aura.Meski sebelumnya dia pernah diam-diam mengkhianati Aura dari belakang, wajah Donna tetap menampilkan senyum lembut, seolah semua kejadian tak mengenakkan di masa lalu tidak pernah terjadi.Donna melangkah mendekat, lalu menggenggam tangan Aura seperti biasa sambil tersenyum, "Aura, terima kasih karena akhirnya kamu mau berpikir jernih dan bersedia membantu Daffa menjelaskan semuanya."Aura menunduk sejenak menatap tangan Donna yang menggenggam tangannya, lalu menyunggingkan senyum tipis. Sebagai istri orang kaya selama bertahun-tahun, Donna memang ahli berpura-pura.Tanpa mengubah ekspresinya, Aura menarik tangannya perlahan dan membalas senyum itu dengan kaku. "Nggak usah berte

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 132

    "Aku bisa menyetujui syaratmu. Kalau Ghea memang ada di dekatmu sekarang, ayo kita langsung ke kantor pertanahan. Selesaikan saja urusan rumah itu."Nada bicaranya sarat dengan kekecewaan dan perasaan getir. Namun, Anrez berpura-pura tidak mendengarnya. Dia malah tertawa senang. "Aura, Ayah tahu kamu anak yang pengertian. Kalau begitu, kita bertemu di kantor pertanahan setengah jam lagi." Tanpa menambahkan sepatah kata pun, dia langsung menutup telepon.Aura bisa membayangkan ekspresi puas di wajah ayahnya. Dia pasti sedang tertawa lebar sampai mungkin sampai semua keriputnya juga ikut tertarik.Aura menoleh sekali lagi ke arah vila itu dan menatapnya dengan diam, lalu naik ke mobil dan menyalakan mesin menuju kantor pertanahan.Seperti yang diduganya, Anrez sangat bersemangat. Begitu mobil Aura berhenti, dia sudah berdiri sambil melambaikan tangan. "Aura, sini, ayo cepat."Aura mengatupkan bibirnya, lalu melangkah mendekat dengan sepatu haknya yang berderap ringan. "Semua dokumen suda

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 131

    Aura menatap ekspresi Anrez. Nada bicara pria itu terdengar sangat peduli, tetapi semua itu terasa begitu palsu bagi Auta. Ternyata setelah berakting sejak pagi, ujung-ujungnya tetap saja ingin menggunakannya sebagai kambing hitam. Pada akhirnya, tetap dia yang harus menerima semua kesedihan.Aura tertawa sinis. "Jadi semua sandiwara dari pagi ini cuma demi tujuan itu, ya? Aku sempat benar-benar mengira kamu sadar diri dan tulus mau membelaku." Tatapan Aura terhadap Anrez penuh ejekan.Anrez mengatupkan bibirnya dan menghindari pandangan Aura. "Aura, kamu dan Ghea sama-sama anak Ayah. Siapa pun dari kalian yang terluka, Ayah tentu merasa sedih."Aura mengangguk pelan. "Mengharukan sekali. Menurutku, kamu layak mendapat penghargaan sebagai ayah tiri terbaik seibu kota."Anrez terdiam.Selama bertahun-tahun ini, hal yang paling dikuasai Aura adalah bersilat lidah.Wajah Anrez tampak canggun. Namun, seketika dia kembali serius sambil mengernyit dan menatap Aura. "Kamu itu perempuan, kenap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status