Share

Bab 14

Penulis: Camelia
Saat menyadari tatapan Jose, Aura langsung teringat akan kekacauan malam itu. Wajahnya sontak terasa panas seperti terbakar.

Namun, pria itu tetap menunjukkan sikap angkuh dan berkelas. Ekspresinya sedingin es, sepasang matanya sama sekali tidak menunjukkan hasrat, membuat orang tak punya alasan untuk memakinya.

Aura hanya bisa berdeham pelan dan melanjutkan, "Keunggulan kami adalah meskipun perusahaan kami kecil, begitu kami mendapatkan kontrak ini, kami akan mendedikasikan seluruh perhatian dan tenaga kami pada proyekmu. Kami akan bekerja lebih serius dibandingkan perusahaan lain."

Dia melirik Jose sekilas, tetapi ekspresi pria itu tetap tak tergoyahkan. Dalam hati, Aura memutar bola matanya dengan kesal, lalu menambahkan, "Selain itu, apa pun permintaan yang diajukan klien, kami akan berusaha memenuhi semaksimal mungkin!"

Saat ini, wajah Jose baru menunjukkan sedikit perubahan. "Oh? Semua permintaan bisa dipenuhi?"

Aura mengangguk tulus, tetapi tatapan Jose yang dalam membuatnya agak gelisah. Jose tidak langsung menjawab. Jarinya masih mengetuk sofa dengan pelan. Bunyinya terdengar santai.

Namun, setiap ketukan terasa seperti memukul jantung Aura, membuatnya semakin tegang. Detik demi detik berlalu. Setelah sekian lama, Jose akhirnya membuka mulut. "Sebenarnya, kontrak ini bisa saja kutandatangani."

Aura langsung berseri-seri. Namun, sebelum dia sempat senang terlalu lama, Jose melanjutkan, "Aku bisa memberimu harga yang sama seperti perusahaan besar. Tapi, ada satu syarat."

Aura menggigit bibirnya. "Silakan katakan. Selama bisa, kami akan berusaha memenuhinya."

Jose mengangkat alis dan menatapnya dari sudut matanya. "Syaratku adalah aku mau dirimu."

Tanpa berpikir panjang, Aura mengangguk. "Tentu saja ... apa?" Dia tersentak, lalu menatap Jose dengan heran. "Pak Jose, kamu ingin aku menjadi pacarmu?"

Jose langsung tersenyum sinis. Dia mengangkat alisnya sambil mencela, "Kamu pikir kamu pantas?"

Perkataannya sangat tajam, membuat Aura langsung terdiam.

Jose berdiri dengan postur elegan. "Aku beri kamu waktu sehari untuk mempertimbangkannya. Aku tinggal di kamar 808. Kalau sudah memutuskan, bawa kontraknya dan temui aku."

Setelah mengatakan itu, dia langsung pergi, meninggalkan Aura yang terdiam di dalam ruangan dan masih duduk dengan ekspresi kosong. Dia tidak salah dengar?

Jose benar-benar menggunakan kontrak untuk memaksanya menjalin hubungan dengannya? Aura merasakan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

Sebelumnya memang dia yang mendekati Jose lebih dulu, tetapi itu kasus yang berbeda. Jika dia menerima tawaran ini, bukankah itu sama saja dengan menjual diri?

Jose memang pria yang luar biasa. Dia merasa jijik dengan Jose. Namun, jika ini terjadi, posisi mereka tidak akan lagi setara!

Aura berpikir keras. Apakah kontrak ini benar-benar penting?

Saat dia masih bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Itu dari Lulu.

Aura ragu sejenak, lalu mengangkat telepon. Namun, sebelum dia sempat berbicara, suara Lulu sudah terdengar. "Halo, Aura, aku harus gimana? Aku benar-benar nggak tahu harus gimana ...."

Aura segera menenangkan diri dan bertanya, "Ada apa?"

Lulu terisak-isak. "Ibuku masuk rumah sakit. Dokter bilang dia mengalami gagal ginjal dan harus segera menjalani transplantasi. Tapi ... tapi biaya operasinya sangat besar. Aku ... aku nggak punya uang sebanyak itu."

Mendengar suara Lulu yang terputus-putus, hati Aura semakin dingin. Ibu Lulu sakit parah dan membutuhkan biaya operasi secepat mungkin. Setidaknya 2 miliar.

Jika itu dulu, Aura bisa mengeluarkan uang sebesar itu dengan mudah. Namun, sejak dia dan Lulu menginvestasikan semua tabungan mereka untuk membangun perusahaan, keuangan mereka benar-benar terbatas.

Saat ini, uang di rekening perusahaan hanya cukup untuk membayar gaji karyawan. Bagi mereka sekarang, 2 miliar adalah jumlah yang sangat besar.

Segera, tatapan Aura tertuju pada kontrak di hadapannya.

"Nggak apa-apa, aku akan mencari solusinya," kata Aura dengan nada setenang mungkin. "Aku akan mentransfer sebagian uang sekarang untuk membayar biaya rumah sakit. Sisanya akan kukirim besok."

Selama bertahun-tahun mereka berteman, Lulu hampir tidak pernah meminta bantuan. Kali ini keadaan pasti sudah sangat mendesak.

Setelah mengakhiri panggilan, Aura menghela napas panjang. Dia meremas kontrak di tangannya, lalu beranjak ke lantai atas.

Setelah berdiri di depan kamar 808, dia mengangkat tangannya dan mengetuk pintu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Anna Kina
ya betul mantap... buat panasaran
goodnovel comment avatar
Huri Yati
seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Murah amat kamu Aura. Kamu akan jd permainna Jose. .Kamu kan bisa buka kunci ibu kamu, Siapa tau ada saham dan properri yg bs dinual utk modal usaha. Ini sm aja Aura,, memjual diri sm playboy......Kalo kamu sampai hamil gmana???,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 425

    Aura terdiam beberapa saat. Tatapannya mulai terlihat memelas saat menatap Jose. "Pak Jose, boleh aku tinggal di sini sebentar?"Jose melirik ke arah mie instan di tangan Aura, ekspresinya langsung berubah sedikit jijik. "Coba bilang, kali ini kamu datang ke tempatku karena apa lagi?"Sambil berbicara, dia melangkah ke sofa dan duduk, lalu menarik longgar dasinya. Penampilannya terlihat sangat lelah.Aura melirik ke arah mie instan di tangannya, lalu segera berjalan ke dapur untuk membereskan sisanya. Begitu kembali, Jose sudah memegang segelas anggur di tangannya.Aura mendekat. Sebenarnya selain ingin menumpang untuk sementara waktu, tujuan utama Aura kali ini adalah meminjam beberapa orang dari Jose.Kalau ingin meminta bantuan, tentu harus menunjukkan sikap yang sopan. Tangan mungil Aura terulur ke bahu Jose, mulai memijat. Tenaganya sangat lemah, pijatannya seperti garukan ringan.Namun, Jose justru tampak menikmatinya. Matanya yang biasa dingin pun terpejam sejenak. "Kelihatannya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 424

    Setengah jam kemudian, Aura duduk di sebuah kafe tak jauh dari kantor. Karena suasana hatinya sedang tidak baik, dia memesan segelas kapucino. Minuman manis itu sedikit membantu meredakan emosinya.Tak lama kemudian, seorang pria duduk di hadapannya."Bu Aura memang selalu tepat waktu.""Ada hasil apa kali ini?" Aura tidak membuang waktu.Detektif pribadi, Sammy, duduk di hadapannya dan membetulkan topi di kepalanya. "Urusanmu kali ini benar-benar sulit. Nyawaku hampir melayang. Tapi, aku berhasil dapatkan yang kamu mau."Sambil berbicara, dia melemparkan satu map dokumen ke hadapan Aura. "Silakan lihat sendiri."Aura membukanya. Saat melihat isi map itu, ekspresinya tetap datar. Penyelidikan tentang Keluarga Santosa memang membuahkan sedikit hasil.Bagaimanapun, Keluarga Santosa bukan keluarga sembarang, tidak mungkin mudah dibongkar. Terutama Markos, pria itu terlihat tenang, tetapi sangat kejam dalam bertindak.Andai saja dia tidak mendengar percakapan Daffa secara tidak sengaja seb

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 423

    Namun, ekspresi yang muncul bukanlah bahagia, melainkan terkejut. Lebih tepatnya, terkejut yang disertai rasa tidak percaya."Ini kontrak kerja sama antara Grup Tanjung dengan Renald? Kamu berhasil dapat tanda tangannya?"Aura melirik Anrez sekilas. "Ya, jadi sekarang kamu bisa suruh orang ini keluar."Anrez mengernyit. Wajahnya tak menunjukkan sedikit pun kegembiraan, hanya sepasang mata keruh yang tajam menatap Aura.Setelah hening beberapa saat, barulah dia bertanya dengan nada dingin, "Jadi, ini alasanmu nggak pulang semalaman?"Ekspresi Aura langsung berubah. Dia tahu Anrez memang tidak suka padanya, tetapi tak menyangka kebencian itu bisa sejahat ini.Bahkan di hadapan orang luar, dia masih bisa menuduh Aura mendapatkan kontrak itu lewat tidur dengan Renald.Meskipun Aura sudah lama kecewa pada Anrez, saat itu hatinya tetap terasa sangat sakit. Seolah-olah dadanya dicengkeram erat oleh sesuatu, hingga hampir tak bisa bernapas.Aura menggertakkan giginya agar suaranya tak bergetar

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 422

    "Eee ... kemarin katanya ada yang mau membunuh dia, gimana kelanjutannya?"Marsel langsung menjadi waspada, menoleh ke sekeliling, baru kemudian berkata pelan kepada Aura, "Nona Aura, sebaiknya nggak usah ikut campur soal ini."Aura mengangguk. "Baiklah."....Karena pikirannya sedang penuh, Aura menjadi sedikit linglung. Saat tiba di kantor, waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi.Leona sudah menunggunya di depan pintu. Begitu melihatnya, Leona langsung menghampiri. "Bu Aura, kenapa baru datang? Pak Anrez mencari Ibu."Begitu mendengar nama Anrez, Aura langsung merasa kesal tanpa sebab. "Dia cari aku buat apa?"Belum sempat Leona menjawab, Aura sudah melihat Anrez. Dia berdiri tak jauh dari sana dengan wajah masam, seolah-olah Aura berutang padanya.Langkah kaki Aura terhenti. Sebelum dia sempat bersuara, Anrez sudah menegur, "Semalam kamu nggak pulang lagi, coba lihat kamu sekarang jadi apa!"Baru mulai berbicara saja sudah kedengaran seperti bapak-bapak. Sayangnya, dia sendiri tak

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 421

    Saat pertempuran berpindah dari kamar mandi ke ranjang, Aura sudah kehabisan tenaga. Selain kehabisan tenaga, dia juga malas-malasan sejak awal. Tak peduli Jose berbuat apa, dia tetap berbaring malas di tempat tidur, bahkan untuk menggerakkan jari saja tidak punya tenaga.Kapan semuanya selesai pun dia tak tahu. Yang dia tahu hanya semalaman tubuhnya dipeluk oleh tubuh hangat Jose. Malam itu, Aura tidur dengan sangat nyenyak.Keesokan harinya, dia bangun lebih dulu daripada Jose. Dia sedikit menggerakkan tubuhnya, hendak berbalik untuk melihat wajahnya. Namun, baru bergeser sedikit, tubuhnya sudah ditarik kembali oleh Jose.Tubuh pria itu panas membara, hanya sedikit bergerak saja Aura sudah bisa merasakan ada sesuatu yang keras menempel di punggung bawahnya. Seketika, wajahnya memerah.Kemudian, terdengar suara Jose yang serak dan malas. "Jangan gerak-gerak."Aura pun benar-benar tak berani bergerak lagi. Tubuhnya sekarang masih terasa sakit. Dia tidak sanggup jika harus dihajar Jose

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 420

    "Kalau begitu kamu saja yang bilang, gimana supaya kamu bisa maafin aku?"Aura tahu betul Jose adalah orang yang sangat pendendam. Kalau masalah hari ini tidak dibereskan, dia tidak tahu akan seperti apa ke depannya. Namun, Jose tetap tak mengucapkan sepatah kata pun.Aura terdiam sejenak, lalu dengan hati-hati mendekat dan mengecup bibirnya. "Kalau masih belum puas, kamu boleh gigit aku juga."Jose mengangkat alis sedikit, lalu mengejek, "Heh, katanya wanita itu plin-plan. Hari ini aku benaran membuktikannya.""Pergi sana." Jose berdiri dan berjalan ke lantai atas. "Aku mau istirahat."Sikapnya luar biasa dingin. Aura langsung terdiam. Namun, tak lama kemudian, dia pun memahami.Pria seangkuh Jose ditolak dengan cara menyakitkan. Tidak menyuruh orang untuk mengusirnya saja sudah sangat bermurah hati.Langkah kaki Jose tidak berhenti. Sementara itu, Aura tetap berdiri di tempatnya cukup lama, tidak bergerak. Barulah beberapa saat kemudian, seolah-olah telah membuat keputusan, dia pun i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status