Ibu Aura sudah meninggal. Meskipun Kasih hanyalah pembantu yang dipekerjakan di rumah, sering kali dia lebih perhatian daripada Anrez.Namanya juga orang tua, biasanya suka menyinggung soal pernikahan anak muda dan sebagainya. Aura tidak sanggup menanggapinya, jadi dia buru-buru kabur.Hanya saja, Kasih tidak berniat melepaskannya begitu saja. Saat Aura selesai mandi dan keluar, Kasih sudah naik ke lantai atas dengan membawa segelas susu hangat."Nona, minum susu hangat di malam hari bisa tidur lebih nyenyak." Kasih meletakkan susu itu di meja samping tempat tidur Aura.Aura hanya mengiakan pelan. Ketika dia hendak berbaring, dia melihat Kasih berdiri di sisi tempat tidur dengan ekspresi ragu.Butuh beberapa saat sebelum Kasih akhirnya bertanya, "Nona, yang orang-orang bilang di internet kalau Nona punya sponsor, terus jadi simpanan orang ... itu benar nggak?"Aura menekan bibirnya, tidak tahu harus menjawab apa. Walaupun hubungannya dengan Jose tak separah gosip di internet, setidakny
Aura tentu saja tidak bodoh. Di detik berikutnya, wajah Jose langsung terbayang di kepalanya.Sejak awal, dia dan Kaley memang tidak pernah punya hubungan pribadi. Namun, tepat setelah terjadi masalah di Grup Tanjung, Kaley justru menghubunginya dan memintanya menjadi pendamping pengantin. Dia seharusnya sudah menyadarinya sejak awal!Aura tiba-tiba merasa dirinya sangat bodoh. Hal yang begitu jelas, kenapa baru sekarang disadari?Dalam perjalanan pulang, Aura dan Jose berada di mobil yang sama. Keduanya duduk di kursi belakang dengan jarak sedikit berjauhan.Jose menyandarkan lengannya di pintu mobil, jari-jarinya sesekali memijat pelipis. Dia terlihat agak lelah. Aura menggigit pelan bibirnya, lalu akhirnya berucap, "Terima kasih."Kalau dihitung-hitung, sejak mereka berkenalan, Jose sudah banyak membantunya. Sekarang dipikir-pikir, banyak hal yang tidak pernah Jose ucapkan, tetapi diam-diam dia sudah melakukannya."Hm?" Jose sedang melamun, tidak mendengar jelas apa yang dikatakanny
Ucapan Aura belum selesai ketika seorang pria bertubuh tinggi besar muncul di hadapan mereka. Dilihat dari cara bicaranya, sepertinya orang dari Keluarga Alatas.Jose hanya bergumam singkat sebagai jawaban, lalu menunduk sebentar melihat ke arah Aura. Kemudian, dia berjalan mengikuti orang itu.Ketika Jose sampai di ruangan sebelah, di sana hanya ada Riana yang sedang duduk di sofa dengan wajah sedikit masam. Begitu melihat Jose masuk, kedua alisnya langsung berkerut rapat."Ada apa?" Jose berkata dengan suara berat, "Kalau nggak ada urusan penting, aku masih ada hal lain yang harus diselesaikan.""Heh." Riana tertawa sinis, kesal dengan sikapnya. "Ada urusan? Sibuk membela wanita penggoda itu, 'kan?"Riana menggebrak meja dengan keras, menatap putranya yang berdiri tak jauh darinya. Selama ini, dia selalu bangga pada Jose. Di antara banyak pewaris Keluarga Alatas, dia paling menonjol dan menguasai seluruh Alatas Heir. Namun, belakangan ini urusan Jose dengan Aura membuatnya kesal.Dia
Serangkaian pertanyaan yang bercampur dengan kilatan lampu kamera membuat Aura merasa agak jengkel."Maaf, hari ini bukan giliranku jadi pusat perhatian. Kalian sebaiknya wawancara Bu Kaley dulu." Dia menoleh pada Kaley dengan tatapan meminta maaf, lalu berniat berjalan keluar.Sayangnya, para wartawan itu seperti lalat yang tak bisa diusir."Bu Aura, aku hanya punya dua pertanyaan. Bisa jawab sebentar?""Bu Aura, benarkah sponsor Anda juga akan hadir di pernikahan ini?"Di pintu, sepasang mata menatap Aura yang sedang dikepung wartawan, penuh rasa puas.Kaley yang berdiri di dekatnya tidak tahan lagi, hendak memanggil satpam untuk mengusir wartawan yang tidak tahu diri ini.Namun, tiba-tiba sekelompok orang masuk dari luar. Winona yang berdiri di pintu tertegun saat melihat orang yang datang."Jose, kamu datang." Dia mencoba menghentikan Jose yang tiba-tiba muncul, buru-buru berdiri di pintu. "Bibi ada di ruangan sebelah, mau aku antar ke sana?"Jose hanya meliriknya dingin, sama seka
Aura menggigit bibirnya. Dia tidak terlalu ingin berkonflik langsung dengan Riana. Riana sudah sangat tidak suka padanya. Kalau sampai ribut, yang kesulitan nanti tetaplah keluarga Kaley dan Keluarga Pranata.Aura mengangguk pelan sebagai tanda menyapa. "Aku masih ada urusan, aku pergi dulu."Setelah itu, tanpa menunggu Riana dan Winona berkata apa-apa, dia langsung berbalik dan pergi. Meskipun wajahnya tenang tanpa ekspresi, tangan yang mengepal erat di samping tubuhnya membocorkan perasaannya.Begitu masuk ruang rias, Kaley melambaikan tangan padanya. "Aura, ke sini sebentar."Aura berjalan mendekat dan bertanya, "Ada apa?"Kaley mendekat ke telinganya dan bertanya, "Kamu bisa hubungi Jose nggak?"Aura terkejut dan bertanya, "Kenapa?"Kaley memandangnya sebentar, lalu menggeleng. "Nggak apa-apa, aku coba cari cara lain saja."Aura mengiakan dan mengangguk pelan.....Di rumah sakit, Jose duduk di samping ranjang Sherly. Tatapannya tampak dalam dan berat.Dokter di sebelahnya berkata
Riwayat obrolan antara dirinya dan Jose masih berhenti di pesan yang dia kirim kemarin. Namun, Jose tetap belum membalas."Aura, sini foto dulu."Aura tersadar, lalu tersenyum pada Kaley. "Oke."Pernikahan diadakan di Hilton untuk sesi siang hari. Saat Aura mengikuti kedua mempelai menuju lokasi acara, dia tetap belum melihat Jose.Padahal, dengan hubungan Jose dan Ferdy, meski bukan jadi pendamping pria, seharusnya dia tetap hadir. Namun, sampai acara hampir dimulai pun dia belum datang ....Aura terdiam sejenak, lalu menyadari pikirannya sudah terlalu jauh. Datang atau tidaknya Jose, sepertinya tidak ada hubungannya dengan dirinya. Dia menepis pikiran itu, berniat berbalik untuk melihat Kaley. Namun, tiba-tiba terdengar suara yang sangat familier di telinganya."Bukannya ini Aura?"Suara itu begitu dikenalnya. Dia menoleh dan mendapati Winona mengenakan gaun terusan sambil menatapnya dengan dagu sedikit terangkat.Winona menyeringai dingin. "Nggak nyangka kita bisa ketemu di sini. Be