Share

Bab 104—MAS

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 21:36:18

Petra mendekat seraya membawa satu tangan ke pinggang belakang, kemudian berbisik tepat di telinga Davian. "Di luar ada banyak wartawan, mulai ricuh, banyak yang memaksa untuk masuk, dan ada penyelundup yang sedang dicari tim bodyguard."

Giovanni?

Satu nama yang mendadak terbersit di pikiran Davian, sejenak dia lirik istri kecilnya, dia menyipit dan menatapnya penuh kekhawatiran. "Oke. Kita turun handle wartawan, baru cari penyelundup."

"Baik, Pak."

Petra turun dari podium pelaminan, lantas Davian melepaskan jas pengantin dari tubuhnya, tidak hanya itu, pun melepaskan dasi kupu-kupu di lehernya, membuka dua kancing kemeja paling atas serta menyingsingkan lengannya.

"Tunggu di sini," katanya sebelum melintas ke hadapan orangtuanya.

Di ambang tangga kecil di samping sofa yang diduduki orangtuanya, lelali itu menoleh dan menatap mereka dengan dalam. "Mah, Pah, nitip Illa, ada hal yang harus diurus."

Tyana spontan bangkit dari kursi. "Pergilah, Sayang, istri kamu aman sama Mama."

Senyum t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 132—MAS

    "Aman terkendali, semua tamu undangan dan penonton serta juri-juri juga udah mulai berdatangan masuk," jawab Theliza di balik panggilan telepon itu.Derap langkah terdengar memburu, deru napas Theliza mulai memberat. "Cuman kita kedatangan topmodel dari Singapura, dan dia membuat permintaan gak masuk akal, bikin kita kerepotan," tambah Theliza sedikit kesal.Vemilla yang mulai menyandarkan punggung si mobil suaminya terlihat mengerutkan dahi. "Maksudnya?" seru Vemilla, bingung.Mengapa dalam acara kompetisi dihadirkan seorang topmodel dari luar negeri? Bukankah hanya mendatangjan juri-juri dunia per negara diwakilkan oleh dua orang.Sedangkan kompetisi diikuti oleh tujuh negara, bisa dikatakan hanya 14 juri utama dan pelengkap untuk menentukan siapa pemenang kompetisi kali ini."Kenapa ada topmodel segala? Tidak biasanya?" keluhnya setelah itu."Entahlah, aku juga gak paham, tapi dari negara kita juga mengirimkan lima top model,"

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 131—MAS

    Tertatih-tatih gadis cantik berkulit bening itu kembali mendapatkan kendali atas dirinya sendiri, usai perjuangan menahan sesak sampai nyaris muntah, dan rasa pusing yang mencengkeram kepala.Bahkan air mata membuat matanya merah, berkedut dan agak membengkak, setelahnya Vemilla menarik napas, menahannya sejenak, kemudian dia hempaskan di saat waktunya tiba.Kreek!Area dahi mengerut dan mengeras. "Cukup! Jangan tenggelam karena trauma itu, jangan Illa! Kamu butuh diri kamu untuk sembuh, berjalan ke depan. Kak Ian menyerahkan dirinya karena dia ingin kamu hidup normal!" cecarnya pada diri sendiri.Sembari terpatah-patah, lelaki itu berangsur ke depan, berjalan dengan jenjang kaki yang terasa melayang, dia hanya melaju ke depan tanpa merasakan jejak kakinya sendiri.Seolah melayang di atas tanah dengan rumput-rumput hijau yang menyegarkan. Namun, kerlingan mata gadis itu memasati sosok Davian yang histeris seorang diri, mungkin telah puluhan kali dia memukuli kepalanya sendiri.Tuk!Du

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 130—MAS

    Drrrtt ....Lamunan kecil penuh harapan dari Petra segera terputus karena ponsel bergetar di balik saku jas, responnya spontan, stabil sambil mengatur pola pernapasan yang sempat terjeda dalam kurun waktu yang singkat.Petra segera memasukkan tangan ke dalam saku jas bagian dalam, sorot matanya melihat secara gamblang nama kontak Vemilla muncul di layarnya, Petra tersenyum, ini seperti ikatan semesta.Di saat dia sedang memikirkan istri dari Bos-nya, dan panggilan telepon masuk dari orang yang dibutuhkan. "Halo, Nona, Anda ada di mana?" Secara langsung Petra bertanya.Dia melenggang keluar dari bandara internasional. Bisikan embusan napas mulai membayang di telinganya. "Ini saya lagi di jalan, tadi ngikutin Kak Davian, tapi aku kehilangan jejak, kira-kira kamu tahu, gak? Kalau Kak Davian lagi kalut, dia pergi ke mana?"Pertanyaan yang cermat. Ingatan Petra seperti dipancing untuk keluar dari persembunyiannya. Matanya membeliak, kala dia mengingat suatu tempat. "Ada, Nona. Kalau gak sa

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 129—MAS

    "Mahesa Birawa Kaneza, right?" ungkap Davian, mendelik tajam pada sang papa.Josef mengangguk secara spontan. "Iya, Papa baru akan menjalin kerjasama dengannya?" jawab Josef dengan polos.Mahesa beranjak dari kursi dan ikut serta dalam obrolan kecil putra dan papa ini, dengan angkuhnya dia berkata, "Kerjasama bisa saja terjadi Tuan Villarius, jika ..., putra Anda menyetujui perjodohan bisnis putri saya dengan putra Anda tentunya."Hah?!Josef memicing. Alisnya tertaut. "Jangan bercanda. Kita sepakat menjalin kerjasama bisnis tanpa melibatkan anak-anak kita," bantah Josef mendorong Davian ke belakang.Sebagai gantinya dia yang bertandang ke tengah. "Saya memegang prinsip, pernikahan hanya terjadi satu kali, dan gak ada posisi istri ke-dua, bagaimanapun situasinya," tegasnya."Tuan Josef Villarius, jangan terlalu naif, bukankah hal ini sudah lama terjadi?" tandasnya tidak merasa bersalah.Meminta seorang lelaki yang baru saja menikah untuk melakukan pernikahan ke-dua dengan putrinya. Tu

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 128—MAS

    Tyana berlari tergesa-gesa dari dalam rumah sakit, tangannya menggeligis saat dia hendak menelepon suaminya, di balik mobil yang terparkir di parkiran rumah sakit wanita itu terpatah-patah mengayun langkah.Berselancar tanpa tahu arah. Dia gigit bibir bawah dengan gelisah. "Josef ..., apa kamu masih bersikap keras seperti dulu?" Geram Tyana, panggilan teleponnya tak kunjung mendapatkan balasan dari suaminya.Wanita berpenampilan modis dan elegan itu menghentakkan kaki dan mengembuskan napas dalam tekanan besar. "Came on, Josef ...!" gertaknya.Panggilan telepon terputus. Tidak mendapatkan jawaban, hingga di menit ke-tiga dan panggilan telepon yang ke lima belas, Josef akhirnya mengangkat panggilan telepoon tersebut, gemuruh angin dan riuh suara manusia terdengar saling bersinggungan.Tyana melipat satu tangan depan tubuh dan tangan laun fokus menggenggam ponsel menempel di si telinga. "Josef! Apa yang sedang kamu lakukan, sih?" gerutu Tyana menyambar suaminya."Apa pekerjaan lebih pen

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 127—MAS

    Ujung mata pisau mengukat tajam bagai cahaya yang tembus ke pupil mata secara langsung, sang polisi lemah tak berdaya itu bergetar salam cengkeraman Davian. Perlahan, ia turun, pi sau kecil yang dikatakan memiliki racun itu semakin mendekat.Mengarah ke mata, tangan Davian pun bergetar, dia merasa apa yang dia lakukan saat ini adalah salah, tetapi semuanya kalah oleh kemarahannya yang telah membuncah, jika ia adalah bangunan, maka ia bangunan pencakar langit."Anda secara tidak langsung telah me lenya pkan sahabat saya dan nyawa-nyawa orang yang ada si lokasi kejadian," gertak Davian, geram dia membawa pi sau lebih dekat.Sebelum pi sau itu benar-benar sampai ke wajah lelaki itu, Tyana berhasil menemukan keberadaan Davian bersama Vemilla dan dua sahabat ballerina cantik itu, mereka terkesiap.Membeku hanya dalam tiga detik, dengan rasa terkejut, hingga wajah mereka membelangah, dan Tyana segera berlari dan menarik lengan putranya. "Davian ..., hentikan!" pekiknya, kelepasan.Wanita pa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status