Share

Bab 14—MAS

last update Dernière mise à jour: 2025-05-10 09:13:54

Kulit kepala mulai terasa perih dan memanas, seperti halnya air mata yang mendadak meleleh tanpa perintah, pria itu masih meyakinkan dirinya atas keselamatan sang sahabat.

Berjalan tertatih-tatih di tengah kekacauan, mengabaikan banyak bangkai mobil dan kendaraan lain yang hancur, Davian mendengar jeritan melengking menyerukan nama Radzian.

"KAK IAN, BANGUN ...!" Jeritan itu diringi isak tangis memilukan.

Jelas suara serak itu milik Vemilla, suara itu terngiang-ngiang, mendorong Davian untuk berlari secepatnya, melintasi banyak bangkai mobil juga para manusia yang berlalu lalang karena kesibukan masing-masing.

Radzian! Di mana? Tangisan adiknya terdengar jelas, tapi kenapa aku gak bisa menemukan mereka. Batin Davian dengan raut mengeras

Frustasi lelaki itu berkeliling di tengah jalan, menangis dalam kekhawatiran yang menggerogoti diri, Davian membenamkan jari-jarinya di antara jutaan helai rambutnya.

"Sh*t!" decaknya meninju angin, "Radzian ...!" Akhirnya Davian memekik.

Menyer
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 167—MAS

    Selamat Vemilla. Hari-hari buruk dari masa kelahiranmu hingga berbagai masalah berdatangan saat usiamu beranjak dewasa telah berakhir, hari ini kamu benar-benar dirayakan oleh suamimu.Bahkan Johan dan Sabrina tak lagi menganggapmu sebagai anak tak berguna. Mereka merayakanmu, mereka menjadikanmu alasan dan berusaha membahagiakanmu di belakangmu.Vemilla terdiam berkaca-kaca di depan pintu utama bangunan megah tersebut. Merinding rasanya mendengar hal tersebut. "Se-semua ini ..., terdengar mustahil," gumam Vemilla tak kuasa menahan tangis.Akhirnya, bendungan air mata yang telah berkumpul, perlahan berderai, ia membasahi pipi, turun secara perlahan."Kak Davian ..., benar-benar menyediakan segalanya untukku, Kak Davian ..., te-terima kasih, aku sungguh bahagia." Air mata menetes untuk yang terakhir detik ini.Karena selanjutnya, wanita berprofesi sebagai ballerina itu segera menerobos masuk. Membuka pintu dua meter dengan material kokoh berlapis keemasan, warnanya sebenarnya jauh lebi

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 166—MAS

    Brakk!Sabrina menggebrak meja dengan kekuatan penuh, tak peduli telapak tangan berdenyut, kesakitan, hingga ia memanas dan beralih menjadi memerah. "Manusia-manusia serakah!" sarkas Sabrina.Dia menghunus setiap saudara lelaki yang ada di depannya. "Kalian mendapatkan warisan paling besar, dan sekarang kalian mau merampas milikku, ditambah ..., bangunan ini aku dan suamiku yang membangun!" gertak Sabrina tak terima hak-nya dirampas begitu saja."Dan asal kalian tahu, setengah biaya pembangunan ini ditanggung suami putriku, jadi ..., saham bisnis ini dikuasai olehnya," tambah Sabrina dengan tatapan tajam.Sekilas ingatan masuk tanpa aba-aba ke benak Sabrina, mengingatkan beberapa kejadian yang tidak diketahui oleh Vemilla, semua hal itu dibicarakan secara sembunyi-sembunyi di tahun lalu.Tepatnya di sebuah apartemen mewah di kawasan elite ibu kota, Sabrina dan Johan menemui Davian secara rahasia setelah mereka menghubungi sang menantu sec

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 165—MAS

    "Mustahil. Enggak, enggak, enggak mungkin," rengek Deviana bergetar hebat di depan semua orang.Dua kakinya menaik dan menekan dada, kemudian dua tangan yang ada di atas pangkal kepala pelan-pelan tenggelam di antara ribuan bahkan lebih dari itu di helai rambutnya.Menggeleng secara berkala, layaknya air mata yang berjatuhan tanpa henti. "NO! No way! You love me so much, Davian ...."Desas-desus terdengar memenuhi telinga, semua orang yang ada di belakang mereka mulai membisikkan kata-kata menyedihkan untuk wanita itu. Top model yang sangat diagungkan sebuah agensi itu merendahkan diri di depan mata Davian.Sementara Davian tampak malas dengan semua itu, dia memicing tak suka memandangi wanita tersebut. "Aku memang kecewa, benci juga kesal atas semua yang terjadi dengan kita.""Tapi itu bukan berarti aku beneran cinta, hanya saja sangat menyayangkan, kenapa aku begitu bo doh memenuhi semua keinginanmu, ketika aku sama sekali gak merasa ce

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 164—MAS

    Devianza menjulang dari sofa, menerjang Petra, hendak menampar sekretaris andalan Davian. Namun, dengan tangkas Ghania menghadang ke tengah.Menahan tangan Devianza yang melayang ke sekitar wajah Petra. Grepp!Ghania meremas pergelangan tangan Devianza dengan ekspresi tenang, terkesan datar. "Berhenti membuat keributan Nona Devianza yang ter-hor-mat!" gertak Ghania menghunus Devianza secara langsung.Cengkeramannya pada pergelangan tangan topmodel itu mengeras, rasa sakit mulai menguar ke partikel kulitnya. "Aargh ...! Lepaskan!" jerit Devianza, meringis kesakitan.Devianza secara kasar menarik tangannya dari genggama Ghania hingga terlepas, dia terhuyung ke belakang—nyaris merubuhkan keseimbangan tubuhnya.Memberengut sambil mengernyit, naik pitam. "Heh! Ka—""Ssstt ...." Ghania segera berdesis seraya menyimpan jari telunjuk di depan bibir, "Sekarang mending Anda katakan, apa tujuan Anda datang ke sini, alasan Anda ingin menemui

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 163—MAS

    Johan memberikan kesan penasaran begitu dalam di hati Vemilla. Pasalnya, sang papa tidak pernah meneleponnya apabila tidak ada hal penting untuk diperbincangkan, terlebih panggilan tadi terputus begitu saja.Vemilla menjadi gelisah. Takut jika orangtuanya mendapat masalah, meski mereka bukan orangtua yang baik, tetapi gadis ini masih mencintai Johan dan Sabrina layaknya orangtua pada umumnya."Tadi ..., Papa sebenarnya kenapa, ya?" cetusnya bertanya-tanya.Bergerak lambat. Kaki diayunkan mengarungi area kamar, tanpa menutup balkon, gadis itu membiarkan angin mengiringi langkah hingga dia terduduk di tepian ranjang, meraih ponsel dan mencoba menghubungi kembali sang papa."Gak biasanya Papa tiba-tiba matikan telepon, padahal baru dua apa tiga menit aku anggurkan," kata Vemilla mengeluh.Jari-jarinya baru saja mengambang ke atas layar ponsel, Davian telah selesai mengenakan stelan kantor seperti biasa, dengan jas coklat menggantung di lenga

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 162—MAS

    Tangan Davian melingkari sekujur tubuh Vemilla, istrinya menciut lebih dalam, ia tenggelam jauh sekali di dada suaminya, perasaan hangat nun bahagia membakar rasa yang selama ini dipaksa redam.Baik Davian ataupun Vemilla, ke-duanya terkurung emosional has rat yang membuat ke-duanya enggan untuk enyah dari satu sama lain, mereka terlelap lagi usai matahari menyelinap masuk dan membangunkan mereka.Hingga ....Drrrt ....Getar ponsel Vemilla kembali membangunkan pasangan yang telah menjalin pernikahan dua tahun lamanya, gadis kecil itu menggeliat dari pelukan suami."Eumh ..., siapa, sih? Aku ngantuk banget," keluhnya bersuara parau.Perlahan tapi malas, Vemilla keluar dari dekapan Davian, menarik selimut untuk menutupi tubuh, tangan memanjang dan berhasil meraih ponsel yang sejak semalam tergolek di sana tanpa aktifitas.Hoam ....Menguap tipis-tipis sampai benih air mata timbul di pelipis, matanya memerah—teras

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status