Share

Bab 32—MAS

last update Dernière mise à jour: 2025-05-20 20:15:51

Pekikan Davian selalu menjadi tombak bagi semua orang, suaranya melanting, menusuk pendengaran juga menggetarkan jiwa siapapun yang mendengar hal itu, lepas kendali.

Davian telah lama memendam hal ini, bertahan dalam sepi, sunyi dan kerinduan serta kecemburuan sosial ketika dia melihat keluarga orang lain tampak baik dan berperan pada porsinya.

Tetapi tidak dengan keluarganya. "Kalian tahu?" tekan Davian berkaca-kaca, hidungnya mengembung dipenuhi oleh butiran tangis.

"Dav, lu, gak punya orangtua apa?" tutur Davian menahan gelembung pedih dalam dada.

Buih-buihnya seperti berkumpul di lokasi yang sama dalam dada sana. "Dav! Kayaknya lu bukan anak yang diinginkan! Dav! Kayaknya elu anak haram, Dav! Kayaknya elu itu ...," sambung Davian dengan suara bergetar lagi parau.

Davian mendekat pada Josef dan Tyana yang bergetar memandangi bagaimana putra mereka menahan amarah. "Anak yang dijadikan batu loncatan, dimana dibutuhkan, baru orangtua
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 134—MAS

    "Hah?!" Vemilla berseru, bingung.Mengapa suaminya berkata demikian. Bahkan sepanjang jalan, pria bertubuh tegap itu tampak serius dan tajam, bukan hanya kerlingan mata, dari segala sudut wajahnya Davian, ketara penuh amarah.Ghania di sini telah memahami ekspresi itu, gadis itu berdeham untuk menimpali ucapan Davian, "Pak Petra baru aja pergi ke—"Sebelum ucapan itu tuntas, Petra telah lebih dulu bergabung dengan mereka, datang dari sudut kiri—pintu keluar gerbang gedung kompetisi.Sembari terengah-engah dia membawa sebuket bunga Lilac dengan hiasan bunga Gypsophila berwarna putih, ada tambahan bugna daisi yang cantik."Ini, sorry tadi bungamu jadi hilang," katanya menyerahkan buket cantik itu pada Ghania.Si gadis model cantik itu terlonjak, dia tak menyangka jika Petra yang merupakan orang nomor dua di perusahaan Light and Sun Modelling memiliki perangai sesungkan ini.Ragu-ragu Ghania mengambil alih dan menyulam senyum, manis, di bibirnya. "Makasih, Pak. Tapi, sebenarnya gak masal

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 133—MAS

    Berselang kepergian Petra membawa Ghania ke sebuah lorong di sekitar sana, lorong sunyi dengan pencahayaan seadanya—samar-samar membias.Petra tersengal-sengal di depan Ghania yang terkunci olehnya dan tertahan di dinding; gadis itu tergemap mendapatkan posisinya terkunci antara dinding dan Petra.Pelan-pelan, sorot mata wanita itu terdongak. "Ada apa, Pak?" tanyanya lirih.Bersuara berat lagi patah-patah, lelaki itu tertunduk dengan satu tangan menempel dengan dinding di sisi Ghania. "A-aku ..., terpergok," katanya.Bingung. Ghania mengernyit. "Terpergok? Dari ...?" Alis gadis itu mengerucut.Dua pasang mata saling terkunci pandangan masing-masing, wajah Petra semakin turun dan Ghania mengendur. "Sahabatmu ada yang ingin menyabotase."Degh!Kerlingan mata yang tertuang lembut, beralih dengan kilat menjadi tajam penuh amarah. "APA?!" bentak Ghania tak sengaja menghentak tubuh Petra menjauh darinya.Pria kepercayaan Davian itu terhentak ke belakang, dia terlonjak kaget. "Eits ..., sant

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 132—MAS

    "Aman terkendali, semua tamu undangan dan penonton serta juri-juri juga udah mulai berdatangan masuk," jawab Theliza di balik panggilan telepon itu.Derap langkah terdengar memburu, deru napas Theliza mulai memberat. "Cuman kita kedatangan topmodel dari Singapura, dan dia membuat permintaan gak masuk akal, bikin kita kerepotan," tambah Theliza sedikit kesal.Vemilla yang mulai menyandarkan punggung si mobil suaminya terlihat mengerutkan dahi. "Maksudnya?" seru Vemilla, bingung.Mengapa dalam acara kompetisi dihadirkan seorang topmodel dari luar negeri? Bukankah hanya mendatangjan juri-juri dunia per negara diwakilkan oleh dua orang.Sedangkan kompetisi diikuti oleh tujuh negara, bisa dikatakan hanya 14 juri utama dan pelengkap untuk menentukan siapa pemenang kompetisi kali ini."Kenapa ada topmodel segala? Tidak biasanya?" keluhnya setelah itu."Entahlah, aku juga gak paham, tapi dari negara kita juga mengirimkan lima top model,"

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 131—MAS

    Tertatih-tatih gadis cantik berkulit bening itu kembali mendapatkan kendali atas dirinya sendiri, usai perjuangan menahan sesak sampai nyaris muntah, dan rasa pusing yang mencengkeram kepala.Bahkan air mata membuat matanya merah, berkedut dan agak membengkak, setelahnya Vemilla menarik napas, menahannya sejenak, kemudian dia hempaskan di saat waktunya tiba.Kreek!Area dahi mengerut dan mengeras. "Cukup! Jangan tenggelam karena trauma itu, jangan Illa! Kamu butuh diri kamu untuk sembuh, berjalan ke depan. Kak Ian menyerahkan dirinya karena dia ingin kamu hidup normal!" cecarnya pada diri sendiri.Sembari terpatah-patah, lelaki itu berangsur ke depan, berjalan dengan jenjang kaki yang terasa melayang, dia hanya melaju ke depan tanpa merasakan jejak kakinya sendiri.Seolah melayang di atas tanah dengan rumput-rumput hijau yang menyegarkan. Namun, kerlingan mata gadis itu memasati sosok Davian yang histeris seorang diri, mungkin telah puluhan kali dia memukuli kepalanya sendiri.Tuk!Du

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 130—MAS

    Drrrtt ....Lamunan kecil penuh harapan dari Petra segera terputus karena ponsel bergetar di balik saku jas, responnya spontan, stabil sambil mengatur pola pernapasan yang sempat terjeda dalam kurun waktu yang singkat.Petra segera memasukkan tangan ke dalam saku jas bagian dalam, sorot matanya melihat secara gamblang nama kontak Vemilla muncul di layarnya, Petra tersenyum, ini seperti ikatan semesta.Di saat dia sedang memikirkan istri dari Bos-nya, dan panggilan telepon masuk dari orang yang dibutuhkan. "Halo, Nona, Anda ada di mana?" Secara langsung Petra bertanya.Dia melenggang keluar dari bandara internasional. Bisikan embusan napas mulai membayang di telinganya. "Ini saya lagi di jalan, tadi ngikutin Kak Davian, tapi aku kehilangan jejak, kira-kira kamu tahu, gak? Kalau Kak Davian lagi kalut, dia pergi ke mana?"Pertanyaan yang cermat. Ingatan Petra seperti dipancing untuk keluar dari persembunyiannya. Matanya membeliak, kala dia mengingat suatu tempat. "Ada, Nona. Kalau gak sa

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 129—MAS

    "Mahesa Birawa Kaneza, right?" ungkap Davian, mendelik tajam pada sang papa.Josef mengangguk secara spontan. "Iya, Papa baru akan menjalin kerjasama dengannya?" jawab Josef dengan polos.Mahesa beranjak dari kursi dan ikut serta dalam obrolan kecil putra dan papa ini, dengan angkuhnya dia berkata, "Kerjasama bisa saja terjadi Tuan Villarius, jika ..., putra Anda menyetujui perjodohan bisnis putri saya dengan putra Anda tentunya."Hah?!Josef memicing. Alisnya tertaut. "Jangan bercanda. Kita sepakat menjalin kerjasama bisnis tanpa melibatkan anak-anak kita," bantah Josef mendorong Davian ke belakang.Sebagai gantinya dia yang bertandang ke tengah. "Saya memegang prinsip, pernikahan hanya terjadi satu kali, dan gak ada posisi istri ke-dua, bagaimanapun situasinya," tegasnya."Tuan Josef Villarius, jangan terlalu naif, bukankah hal ini sudah lama terjadi?" tandasnya tidak merasa bersalah.Meminta seorang lelaki yang baru saja menikah untuk melakukan pernikahan ke-dua dengan putrinya. Tu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status