Share

Bab 90—MAS

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 20:15:37

Johan dibuat mati kutu, tubuh yang teronggok di atas ranjang melebur bersama perasaannya yang tak karuan, ia adalah kesedihan yang terlambat, rasa kecewa yang sudah tak lagi berguna, pula rasa bersalah yang terasa hambar.

Lelaki bertubuh tinggi sedikit berisi itu menoleh layu pada Davian, menatap sahabat putranya dengan perasaan bimbang, ingin marah atau mengutuk lelaki itu atas kata-kata kasarnya, tetapi dirinya jauh lebih buruk.

"Maksudmu?" tuntut Johan dengan napas memburu.

Johan merangkak berdiri di atas dua kakinya, dia mendekat pada Davian, dua pasang mata saling terjalin, satu dengan tatapan panas, tetapi penasaran, dan satu lagi menatap dengan kemarahan dan rasa kesal yang telah menumpuk di hati dan kepala.

Davian menegakkan bahu dan dadanya yang bidang, dua tangan sengaja dibenamkan ke dalam saku celana. "Ya," katanya singkat.

Kemudian, senyum meremehkan mengukir eksistensinya di bibir Davian. "Putra Anda gak pernah bahagia menja
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 100—MAS

    Ghania di samping Petra tidak menjawab cepat, netra dan isi kepalanya berselancar di layar laptop yang telah disediakan untuk keperluan konfirmasi para tamu undangan yang telah ditetapkan.Mata wanita itu naik turun di atas layar laptop. Dia sipitkan awas matanya sampai dia menemukan beberapa nama yang tidak ada. "Ah, belum, Pak Petra," jawabnya setelah sekian lama dia diam.Petra beranjak dari laptop depan wajahnya, berjalan ke samping dimana meja Ghania berada, dua meja itu berada di sisi kiri dan kanan ambang pintu, Petra menduduki kurai depan meja sebelah kanan dan model cantik itu ada arah berlawanan.Petra menjelang ke sisi Ghania sebelum wanita itu menyadari kedatangannya, aroma manis dari parfume yang digunakan Petra berhasil mengguncang hati model itu.Pelan-pelan dia mengendur dan menjauhkan dirinya. Gerak kakinya terkatung-katung, salah tingkah. Wanita itu menetap di belakang Petra, sementara pria kepercayaan Davian itu menetap di depan laptop.Serius dia pandangi layar lap

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 99—MAS

    Kepala batu! Sabrina tetap dengan pendiriannya, dia begitu berambisi untuk mengembangkan bisnis hotel barunya di tanah warisan milik keluarganya. Dia merasa harus bergerak cepat dengan cara memeras pada calon suami putrinya, dengan kata kasarnya, ya! Sabrina menjual putrinya untuk mewujudkan keinginannya. Sabrina mengelak, dia berdecak dan mengabaikan sang suami. "Dia mengajukan dirinya, bukan kita yang meminta, jadi ini persoalan lain," katanya, tak tahu diri. "Persoalan pernikahan putri kita itu hal yang lain, prosedur kita tetaplah sama, pria manapun yang mau menikah dengan Illa, harus siap dengan mahar yang pantas," pungkas Sabrina. Dahanam amarah seperti dentuman petir di tengah langit kelam. Johan menggeleng tak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya sendiri, di saat seperti ini, wanita itu masih saja menonjolkan betapa buruk dirinya sebagai seorang ibu. Johan memerah padam, kerlingan matanya melebihi merahnya api di tengah lautan bahan bakar minyak. "Sabrina cukup!" se

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 98—MAS

    Tyana dan Josef secara impulsif berdiri dari sofa, matanya membulat, kaget. Mereka segera melenggang ke hadapan Vemilla. "Illa? Vemilla?" seru mereka bersamaan, dalam intonasi suara yang sama.Degh!!Vemilla terkejut ketika didatangi Josef dan Tyana, dia bingung harus bersikap seperti apa, jika mengikuti aturan pertemuan, pertemuan mereka tidak ada yang spesial, itu hanya ketidaksengajaan gadis itu.Ballerina lemah gemulai itu menundukkan wajah dan meraih tangan Tyana dan Josef secara bergantian dan mengecup punggung tangan orangtua Davian. "Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Villarius, senang bertemu dengan Anda lagi."Tyana selalu antusias pada apapun yang bersangkutan dengan putranya, terutama gadis ini polos, dan menarik, ia bukan hanya cantik, tetapi kecantikannya seperti senja yang selalu dirindukan.Sabrina dan Johan segera mendekat, mereka kelimpungan menyaksikan interaksi dari putri mereka dengan orang-orang besar yang mereka segani,

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 97—MAS

    Villarius?Nama yang tak lagi asing di telinga, sesekali Vemilla pernah mendengar nama itu, saat di rumah sakit, gadis ini mengingat jika Davian sempat menyebutkan nama lengkapnya sendiri.Keluarga Gustavara turun dari mobil dengan wajah berseri-seri, penuh bahagia dan antusias, berbeda dengan Vemilla, paras si cantik tampak mengeras, berulangkali dia menghela napasnya."..., Davian, Antareksa Villarius?" bisik Vemilla, alisnya tertaut ketika bibirnya agak menguncup.Apa mungkin Kak Davian ...? Batin Vemilla melanjutkan praduga yang amat dia yakini."Tadi Pak Josef bilang, dia ada urusan penting, jadi kita gak boleh menyita waktunya terlalu banyak." Johan bicara dengan perasaan was-was.Meskipun sang istri senantias mengiringi langkahnya, bahkan lengan mereka terjalin mesra, perasaan gelisah, takut dan cemas itu terus menjadi hantu di antara sel-sel darahnya.Sang istri mengusap lengan Johan, bersama-sama mereka menaiki

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 96—MAS

    Krieet ...!Sabrina masuk ke kamar putrinya, hening menyergap, memenjara penglihatannya, tidak dia temui sosok sang putri di kamar itu, bisik-bisik rintik air terdengar dari dalam kamar mandi.Aroma mawar yang segar menyebar ke sudut-sudut ruangan, wanita paruh baya itu duduk di sofa sembari memangku denim dress berlengan pendek berwarna putih, dia sisir sejenak seisi ruang kamar sang putri."Kosong. Sunyi. Tidak ada kehidupan, ck," decak Sabrina tak ber ga irah melihat atmosfer polos ruang kamar putrinya.Sabrina beranjak dari sofa, meletakkan gaun yang dia bawa lengkap dengan satu set berlian di atas ranjang. "Anak ini terlalu polos, seperti kamarnya, kosong, gak ada hal menarik yang bisa dijadikan tontonan, makanya dia gak bisa diandalkan.""Sok-sokan gak mau minta apapun dari calon suaminya, sayang banget, padahal Davian dengan perusahaannya mungkin bisa memenuhi permintaan, seenggaknya sekitar beberapa milyar aja, ck, menyebalkan," decak Sabrina menggerutu.Wanita bergaun ketat i

  • Menjaga Adik Sahabatku   Bab 95—MAS

    Rumah besar dengan gerbang hitam memantulkan hening yang terasa nyata dan tajam, kehidupan yang terlihat di sana hanya embun yang menari-nari setelah pagi bertandang.Satu per satu butiran embun meleleh ketika matahari mulai naik, merangkak ke tepian langit, awan-awan putih bergumpal di sisi-sisi segerombol awan yang membawa para kukila.Kicauan burung menjulang, bebas. Dalam rumah itu seorang gadis cantik menggeliat dari dalam selimut tebal. "Hoaam ...." Menguap seraya menarik tubuh kakunya untuk terduduk bersila di ran jangnya.“Seenggaknya kamu nikah sama sahabat kakakmu itu bisa minta mahar yang sepadan, itu lumayan Vemilla, kita sedang membangun hotel baru, berguna dikitlah, Illa.”Ah. Sh*t!Perbincangan panjang semalam masih terngiang-ngiang, mengganggu pendengaran, Vemilla termangu lama sekali di sana, deru napasnya memburu, sel darah merah berlari maraton tanpa lelah.Di balik selimut, dua tangan yang tersembunyi mengepal, kuat. "Mama ini bener-bener keterlaluan." Vemilla gera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status