Share

2. Wanita Lain

"Mas, apa sebaiknya saya di luar saja?" tanya seorang wanita pada suamiku. 

"Tidak perlu, tetap duduk di sini. Biar aku yang memanggil wanita jalang itu!" Kudengar jawaban kasar suamiku.

Lalu derap langkah tergesa menghampiriku yang sedang membuatkan dua gelas jus mangga pesanan wanita itu tadi saat aku mempersilahkan keduanya masuk. 

"Mana pesanan jus mangga kami sudah kehausan, dasar wanita lembek!" ucap kasar suamiku. 

Lelehan air mata keluar tanpa aku pinta, hanya demi wanita itu lelakiku kini bersikap kasar. Aku tidak mengerti dimana letak kesalahanku hingga harus menelan pil pahit kehidupan rumah tanggaku. Aku harus kuat, ini tekatku. 

"Saayyyaang, jus mangga datang," suara lelakiku memanggil wanita itu. 

Kini hatiku hancur bak kaca pecah, suara sang ayah membangunkan putra sulungku. Pria kecil berjalan menuruni tangga sambil tersenyum menatapku. 

"Bunda, apakah masih ada jus mangga itu? Yoga juga inginkan minuman seperti yang ayah teriakan. Apakah ayah yang membuat untuk Bunda? Sekarang mana jus itu, Bunda?" ujar anak sulungku. 

Aku hanya mematung menatap wajah tampan pria kecil itu, rasanya tidak tega untuk menolak inginnya tetapi saat itu sudah tidak ada persediaan mangga lagi. Semua sudah dibuat oleh Jasen ayahnya. 

"Maafkan bunda, Sayang. Mangga yang kita beli kemarin sudah habis untuk menjamu relasi kerja ayah," kataku pada Yoga. 

Pria kecil itu berjalan ke ruang tamu dan mendapati sosok wanita tersebut, tetapi langkahnya terhenti di balik tirai penghubung ruang tamu dan ruang keluarga. Tubuhnya bergetar, kedua tangannya mengepal sempurna. Entah apa yang dilihatnya hingga pria kecil tersebut menahan emosinya. Dia berbalik badan dan berjalan melewatiku tanpa mengucap sepatah kata. 

"Yoga, ada apa, Le?  Yoga!" Aku mencoba bertanya tetapi wajah putraku tidak merespon sama sekali. 

Dingin dan datar, Yoga berjalan kembali masuk dalam kamar pribadinya. Samar terdengar sebuah benda jatuh, gegas aku dekati kamar anak lelakiku. Ku ketuk berulang kali tetapi tidak ada jawaban. Keheningan tercipta dalam kamar tersebut. Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke dalam kamar pribadi putri kecilku. 

Gadis kecilku masih terlelap dalam tidurnya, hatiku teriris pilu bila mengingat kata talak dari suamiku. Sanggupkah kaki ini melangkah keluar dari rumah yang selama ini menaungiku. Akhirnya setelah puas memandang wajah putriku, aku melangkah keluar kembali menuju kamarku. 

"Kapan kamu keluar dari rumah ini? Ingat jangan bawa kedua anakku, cukup tubuh dan pakaian saja serta harta yang hanya kamu miliki sendiri. Paham!" kata Jasen saat itu. 

Aku tidak mampu berkata, hanya anggukan kepala yang dapat kulakukan sebagai ganti suaraku. Sungguh perubahan yang sangat drastis dari suamiku. Air mata terus mengalir tiada henti sambil memasukan beberapa pakaian yang aku miliki. 

"Ambil kartu ini sebagai kopensasi kedua anakku dan jangan pernah menengok kebelakang lagi!" kata Jasen lalu dia melangkah keluar kamar karena mendengar panggilan sayang dari wanitanya.

Jasen segera menuruni tangga untuk menemui kembali wanita itu yang sempat aku dengar dipanggilnya dengam nama Rowena. Karena penasaran ku ikuti langkah suamiku dari belakang, rasa ingin tahuku begitu besar. Apa yang akan mereka lakukan jika aku juga ada diantara keduanya. 

"Ada apa, Rowena?" tanya lembut Jasen. 

"Aku merasa lelah, ingin segera merebahkan badan. Tulang belulangku terasa kaku, Mas," ucap Rowena terdengar manja ditelingaku sambil mendekap lengan Jasen. 

Hatiku semakin ngilu, perih tetapi tidak berdarah. Kehadiranku di sana hanya dianggap patung, tidak ada artinya. Dengan langkah cepat aku kembali masuk dalam kamar untuk melanjutkan berkemas semua barang yang akan aku bawa. Derai air mata terus keluar tanpa henti, bibirku hanya terkatup rapat tidak ingin bersuara. 

Semua barangku telah siap, ada satu koper besar berisi gamis lamaku dan tas punggung yang berisi beberapa perhiasan yang aku beli dengan uangku sendiri. Sedangkan pakaian kurang bahanku masih tersimpan rapi dalam almari baju khusus pembelian suamiku. 

Aku yang dulu selalu berpakaian tertutup, sekarang kembali mengenakan gamis itu. Ada rasa nyaman yang hilang selama lima tahun terakhir. Jasen memintaku untuk menanggalkan gamis dan hijabku berganti dengan pakaian kurang bahan yang menonjolkan keindahan seorang wanita. 

Terdengar langkah kaki mendekat tetapi tidak hanya sepasang, langkah kaki yang terdengar ada hentakan setiap langkahnya membuatku menunggu langkah siapa itu. 

"Mas, aku inginkan kamar ini sebagai tempatku istirahat siang ini. Suruh wanita kumal itu keluar segera!" 

Pyar! 

Seketika kotak perhiasanku jatuh hingga mengakibatkan semua isinya terburai keluar kala mendengar kalimat yang terlontar dari Rowena. Kilau emas putih dan kuning juga berlian membuat mata gadis itu membulat sempurna. Bibirnya membuka sangat nyata jika dia terkejut. 

"Mas ...." rengek Rowena yang masih bergelayut di lengan Jasen. 

Dengan halus Jasen melepas tangan Rowena lalu berjalan mendekatiku, matanya menatap tajam pada semua perhiasan yang berserakan di pangkuanku. Jemari kekarnya meraih salah satu kalung yang bermata berlian Swarovski pemberian mendiang ibu mertua. 

"Ini! Bukankah kalung ini hadiah dua tahun pernikahan kamu dari Mamaku? Untuk apa kamu bawa, aku juga memiliki hak atas kalung itu," kata Jasen. 

"Ambil saja mana yang Mas suka, sisanya akan saya berikan pada Amel. Dia juga berhak atas hadiah dari Oma-nya," jawabku tegas. 

"Ambillah, pilih mana yang kamu suka, Rowena!" kata Jasen lembut. 

Rowena segera maju, jemari lentiknya menyingkirkan barangku dengan sedikit jijik lalu mengambil beberapa perhiasan yang terlihat indah dan glamor. Bibirku tersenyum sinis, 'Dasar wanita rubah.'

Sudut mataku menangkap ada bayangan yang berdiri di balik pintu kamar. Sepertinya sosok jagoanku berdiri di sana menyaksikan semua perbuatan sang ayah. Terlihat beberapa kali tangan kecilnya mengusap kedua mata indah nan jernih. Hatiku kembali bagai tersayat. 

 

  ###SA###

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
kenapa selalu wanita dijadikan objek yg tolol dan bodoh dalam setiap cerita , emang semua wanita tolol dan bodoh ya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status