공유

Menyesal Usai Talak
Menyesal Usai Talak
작가: Ucu Nurhami Putri

Bab 1

last update 최신 업데이트: 2022-12-16 11:57:14

"Mas, apa kamu yakin akan melanjutkan pernikahan ini?" tanya Sinta dengan tatapan sendu. Aku yakin dia yang paling tersakiti dengan pernikahan keduaku ini. Istri mana yang mau dimadu dan sanggup menyaksikan suaminya ijab qobul bersama wanita lain. Meskipun alasannya jelas, karena dia tidak bisa mempunyai anak. Sebulan lalu dia memegangi surat bahwa dia mandul, tidak bisa mempunyai keturunan. Oleh sebab itu keluarga memaksaku untuk menikah lagi.

"Tentu, dong. Walau bagaimanapun keadaannya, Fahmi tetap harus menikah dengan Janah. Dia gadis yang cantik jelita dan baik hati. Siapa yang tidak ingin menikah dengan Janah, seorang kembang desa dan anak dari Ustad tersohor," sahut Diyah, adik kandungku.

”Apalagi yang kamu banggakan sebagai wanita kalau tidak bisa memiliki anak?” desis bibi Ratih, adik dari Abah yang memang sangat membenci Sinta. Semua kebenciannya itu berawal dari Abdillah, putranya yang menggilai Sinta, istriku.

"Sudahlah, jangan sampai ada pertengkaran," ucapku menengahi mereka.

"Tapi, Mas ...." ucap Sinta dengan suara yang berat. Kulihat ada buliran bening yang turun dari matanya.

"Mas janji akan berlaku adil untuk kalian. Mas ingin menuntun kalian untuk bisa menggapai Ridho gusti Allah. Percayalah pada, Mas, kalau Mas insya Allah bisa bersikap adil," ucapku memotong ucapannya, mencoba menenangkan, dan menghapus air matanya.

”Kamu 'gak bisa melakukan ini, Mas. Ini salah," desis Sinta tanpa menatapku, tatapannya kosong kedepan.

Aku yang mendengarnya mengatakan itu langsung terbawa emosi. Dengan sekuat tenaga aku meredam emosi dan mencoba berbicara pelan.

"Ini tidak salah. Aku dan keluarga ini mengharapkan penerus. Siapa yang akan mengelola ponpes Abah ini jika aku tidak punya keturunan. Meskipun anak dari Diyah bisa, tapi Abah mengharapkan anak dariku."

"Baiklah, Mas. Jika itu keinginanmu," ucap Sinta tersenyum getir yang membuatku semakin merasa bersalah padanya.

***

Hari ini adalah hari pernikahan kedua untukku. Tepat jam delapan pagi ini, aku akan melakukan ijab qobul bersama Janah. Putri dari Ustadz tersohor. Siapa yang tidak mengenal Janah, putri cantik jelita ustadz Hanafi.

Kuakui Janah lebih cantik dari Sinta Rania. Tapi walau bagaimanapun Sinta tetaplah istri pertamaku, wanita yang sudah aku nikahi dua tahun yang lalu.

Orangtua yang mendesakku untuk segera mempunyai anak membuat Sinta melakukan tes kesuburan. Setelah seminggu menunggu, akhirnya surat itu keluar dan menyatakan bahwa Sinta mandul.

Mulai sejak itu, Sinta sudah tidak disukai oleh keluarga besarku. Semua sikap orang dirumah ini padanya seketika berubah.

Sejak itu pula Abah dan umi langsung mendatangiku dan memintaku untuk lebih mengenal putri ustadz Hanafi.

Dengan berat hati aku menerimanya. Tapi hatiku sepertinya mulai tertarik dengan Janah. Wanita cantik yang dikagumi banyak lelaki.

Aku berjalan kearah ruangan yang akan menjadi saksi bisu pernikahanku. Kutoleh kebelakang, ternyata Sinta mengikutiku dengan mengekor dibelakang.

Kuhentikan langkah dan memberhentikan lanhkah Sinta.

"Kamu yakin akan kuat untuk menghadiri pernikahan keduaku?" tanyaku lirih padanya.

Sinta mengangguk cepat

"Aku tetap akan melakukan pernikahan ini, meskipun kamu pingsan," ucapku kesal. Jujur saja lebih dari kesal menyeruak dalam diri ketika dia mengangguk cepat saat aku menanyakan dia kuat atau tidaknya untuk menyaksikan pernikahan keduaku.

Kupercepat langkah hingga sampai di ruangan itu dan mendapati penghulu, saksi, juga keluarga besarku.

”Kamu yang sabar, ya, Sayang. Maaf kami memutuskan ini tanpa mempedulikan perasaanmu," lirih Umi pada wanita yang kini hanya berdiri mematung memandangi aku dan Janah berdampingan di depan penghulu yang membuat hatiku ikut terluka melihatnya.

"Umi tetap akan menyayangimu, Sinta tetap menantu pertama Umi, ya, Sayang," ucap Umi lagi yang mencoba menghiburnya. Tapi Sinta tidak berbicara sepatah kata pun. Dia memilih duduk di depan tamu undangan dan matanya tetap menatapku kosong.

***

"Saya nikahkan Fahmi Idris bin Farhan Hamid Idris dengan Nurjanah binti Hanafi dengan mas kawin emas 20 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Meskipun aku akan segera melakukan ijab qobul, tapi mataku tetap memandangnya. Sampai ada cubitan tiga kali dari Umi.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nujanah binti Hanafi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi?"

"Sah"

Semua orang bersorak gembira atas pernikahan ini. Kecuali Sinta, tatapan matanya masih menatapku kosong.

Tapi aku menarik hatiku untuk berhenti memikirkannya. Karena kini ada hati lain yang harus kujaga, tidak hanya Sinta, tapi juga Janah.

Kukecup keningnya, ada rasa getaran didada. Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama?

"Terimakasih, Mas. Terimakasih telah menjadikan aku istri, meskipun menjadi yang kedua, tapi tidak ada masalah untukku," ucap Janah dengan senang. Dia seumuran dengan Sinta, bisa dibilang sudah usia matang untuk menikah. Tapi Janah selalu menolak setiap ada yang melamarnya. Apa dia memang hanya tertarik padaku?

'Ah, tolong kamu jangan ge'er Fahmi.' batinku mengingatkan.

"Aku akan memperlakukan kalian sama, tidak akan ada pembedaan," ucapku pada Janah yang kini matanya lebih berbinar.

"Aku sangat bersyukur bisa menikah denganmu, Mas," lirihnya lagi.

"Sudah, sudah. Kerabat sudah menunggu untuk bersalaman dengan pengantin baru," ucap bibi Ratih yang mengingatkanku bahwa setelah akad ada acara bersalaman.

Beruntung kami hanya mengundang kerabat, coba kalau orangtua santri juga. Pasti melihatnya saja sudah pusing, saking banyaknya.

Sepanjang hari ini aku tersenyum gembira, seolah memang baru merasakan menjadi pengantin baru. Semenjak acara salaman, aku sudah tidak melihat Sinta dengan tatapan kosongnya, entah dia pergi kemana.

Tapi ada bagusnya juga. Jadi aku tidak perlu melihatnya dengan tatapan yang mengerikan. Biarkan aku bahagia dengan istri keduaku.

Kuharap dengan Sinta menjaga jarak dengan kami membuatku dan Janah menjadi semakin nyaman, tanpa gangguan apapun. Karena sekarang istriku tidak hanya Sinta, tapi juga Janah. Wanita yang harus kujaga dan kusayangi sepenuh hati.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (8)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
salah sendiri jd perempuan munafik
goodnovel comment avatar
Owoh Lee Lea
sekarang kan banyak cara untuk dpt zuriat,bukan mala cari pmpuan lain.dasar laki tidak cukup satu..sesal kemudian tidak berguna
goodnovel comment avatar
Muhyati Umi
anak itu hak Allah untuk memberi nya. kenapa manusia jadi menghakimi orang yang ga bisa punya anak? apalagi keluarin ustadz mestinya faham dong.
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Menyesal Usai Talak   Bab 74 Ending

    "Siapa orang jahat yang punya kemungkinan untuk melakukan rencananya?" Pak Adam tiba-tiba mendekat ke arah sang menantu yang serang stress karena menunggu proses istrinya yang tengah melahirkan."Loh, katanya Papa gak bisa dateng?" Sultan malah balik bertanya."Tidak mungkin Papa tak datang di saat Papa tahu kamu akan sibuk ke siapa setelah anakmu lagi." Pak Adam berdecak kesal."Tentu saja aku akan sibuk mengurus Sinta. Perihal anak, bisa punya lagi nanti. Kalau istri, tidak akan ada," jawabnya asal tetapi hal itu memang sudah diperkirakan oleh Pak Adam dan istrinya."Baiklah, sekarang jawab pertanyaanku yang tadi. Siapa orang yang punya kesempatan untuk melancarkan aksinya.""Renata," jawab Sultan cepat. "Aku mendapatkan laporan bahwa dia bertukar peran dengan kembaran yang sudah lama tidak diketahui identitasnya. Akan tetapi, orang itu bersedia untuk bekerja sama denganku. Jadi Papa tidak perlu khawatir.""Tetap saja kita harus waspada, karena boleh jadi dokter yang ada di dalam j

  • Menyesal Usai Talak   Bab 74

    "Benarkah hari ini dia melahirkan?" Renata yang sudah terlepas dari orang-orang yang mengurungnya di sebuah rumah tua mulai siap dengan rencana-rencana jahatnya.Bahkan, dia sudah mengganti dirinya dengan saudara kembar yang bahkan tidak tahu apa pun. Saudara yang menyayanginya dengan tulus, dia manfaatkan begitu saja.Setelah mendengar kenyataan bahwa ternyata dirinya bukan berasal dari keluarga kaya yang terhormat, dia langsung kecewa dan marah besar. Rupanya dia hanya anak angkat keluarga konglomerat, itu pun secara tak sengaja.Hal itu membuat dendam Renata semakin menjadi, tidak hanya kepada Sinta, namun juga Sultan. Kali ini dia berniat untuk membuat semua orang yang sudah membuatnya kecewa untuk membayar perbuatannya."Wah, betapa bahagianya aku karena pasangan yang aku anggap musuh akan segera mendapatkan rezeki nomplok. Enaknya aku melakukan apa, ya? Setidaknya sampai kedua orang itu tahu bahwa aku masih hidup," ucapnya girang.Saat ini, dia tengah berbicara di telepon denga

  • Menyesal Usai Talak   Bab 73

    Setelah beberapa hari dari pernikahan pasangan ’double S', hati Fahmi merasa tidak tenang. Dia merasa tidak enak kepada Habibah, adiknya ustadz Rahman sekaligus teman bermainnya sejak kecil.Tapi secara tiba-tiba, ustadz Rahman mengabarkan kalau Habibah sudah meninggal. Mereka semua terdiam dalam jangka waktu yang lama. Antara percaya dan tidak percaya.Alasan dibalik orangtunya dulu menjodohkan dengan Janah, tapi malah menikahkan Fahmi dengan Sinta karena Fahmi masih belum bisa mengambil keputusan.”Jadi bagaimana?" tanya Abah pada Fahmi yang masih saja diam menunduk. Semua keluarganya masih tidak ada yang berani bicara, sebelum Fahmi mengambil keputusan."Apa aku pantas?" Akhirnya dia bicara."Tentu saja. Jodoh adalah cerminan diri. Kau sudah berubah, berarti kau pantas bersanding dengan adikku,” jelas ustadz Rahman."Dulu, kau pernah bekerja sama dengan Renata, tapi sekarang dia dan keluarganya sudah pergi menjauh dari kehidupan kita. Bahkan keluarga Janah sudah mendekam di penjara

  • Menyesal Usai Talak   Bab 72

    Setelah membuat rusuh diwaktu lamaran mantan istriku, Sinta dan Sultan. Aku dibawa secara paksa menuju pondok khusus atas perintah Sultan. Siapa yang tidak tahu pondok khusus ini, aku pun sudah lama tahu.Bahkan selama ini aku selalu mencari-cari orang yang telah mendirikannya dan mengembangkan selama ini.Tapi hal yang membuatku sangat terkejut adalah orang yang kucari selama ini berada dekat denganku. Sungguh malu campur sesal kalau beberapa waktu ini aku sering bertengkar dengannya.Dan sangat membencinya.Tapi aku juga tidak bisa melepaskan rasa tidak sukaku meskipun dia adalah orang yang kucari. Di satu sisi aku bahagia dan bangga, tapi di sisi lain aku kecewa kalau ternyata dialah yang mengambil wanita yang yang dia sendiri tahu jelas kalau aku sangat mencintainya."Apa yang akan terjadi jima rasa bahagia dan kecewa muncul bersamaan?" tanya seorang laki-laki dari arah belakang.Aku sudah tahu siapa orang tersebut meskipun hanya mendengar suaranya."Rasa kecewaku lebih kuat darip

  • Menyesal Usai Talak   Bab 71

    Setelah melangsungkan acara pernikahan, kehidupan Sultan dan Sinta berubah dengan drastis. Awalnya Sinta mengira kalau suaminya itu mungkin mempunyai sifat dingin seperti kulkas bernyawa. Ternyata tidak.Semuanya berada diluar pemikiran Sinta. Ternyata lelaki yang dinikahinya hanya akan dingin pada wanita lain. Jika dihadapkan dengannya, dia akan langsung bersikap seperti anak kecil."Aku tidak menyangka, dua minggu telah kita lewati sebagai pasangan halal," ucap Sultan sambil menatap lekat istrinya. Sementara yang ditatap hanya tersenyum malu.Entah mengapa, wajah Sinta selalu merah jika mendapati Sultan tengah menatapnya. Apalagi posisi kali ini saling berhadap-hadapan. Sangat membuatnya malu dan selalu ingin menghilang saat itu juga.”Kok kamu diam saja?" Sultan merasa heran. Tangan kirinya dia jadikan bantal untuk Sinta dan yang kanan menggenggam kedua tangannya."Aku tidak tahu harus bicara apa," lirih Sinta. Wajahnya terlihat semakin merah."Apa kamu kepanasan? Bukankah AC-nya d

  • Menyesal Usai Talak   Bab 70

    Pak Adam merasa gerah dengan sikap Sultan. Untungnya ia beserta istrinya lekas pulang dan meminta para maid dan bodyguardnya untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya."Siapa namanya?" tanya Bunda Soraya sambil terus menggenggam tangan suaminya, agar bersikap lebih tenang."Sania, Bunda." jawab maid Sandra."Sania?" gumam Pak Adam mengerutkan keningnya. Seperti yang sudah tahu siapa Sania."Ayah tahu?" tanya Bunda Soraya."Sepertinya dia adalah Sania putri Sanjaya yang dia tahun lalu melakukan transaksi dengan keluarga Azki, tapi kedua pihak malah mengalami kegagalan," ucap Pak Adam usai mengingat kejadian dua tahun lalu.Sultan yang sedari tadi sudah berdiri dibelakang sofa tempat duduk kedua calon mertuanya itu akhirnya mengerti alasan Azki berada di rumah ini dan beberapa kali mengelus dadanya."Untung saja," gumamnya lega.Pak ada yang mendengar suara seseorang, langsung menoleh ke arahnya. Matanya menatap tajam Sultan. Sementara orang yang ditatapnya sudah faham maksud dari tatapa

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status