Share

Bab 124

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-11 23:28:17

Bab 124

Sesosok pria nampak berdiri tegak dengan tangan bersedekap di dada. Dia berdiri di depan mobil yang barusan kami tumpangi.

"Mas...." Aku langsung tergagap.

"Pulang ya. Nanti kita bicara di rumah," tegasnya. Matanya tajam menatapku, membuatku tidak berkutik.

Tanpa bicara lagi aku masuk ke dalam mobil.

"Pak Maman sudah aku suruh pulang. Jadi akulah yang akan mengantar kalian, supaya kalian bisa segera sampai di rumah, tidak mampir ke mana-mana lagi." Pria itu melirik ke belakang Maya dan Naira yang tengah duduk mamangku anak asuhnya masing-masing. Mereka pun diam dengan mata yang saling menatap.

Aku masih diam, tak berani membantah. Lebih baik mengalah, daripada berurusan dengan pemilik muka menyeramkan saat ini.

Tak ada sepatah kata pun terucap sepanjang perjalanan, kecuali desah nafas pria itu, bahkan ia tidak melirikku sama sekali. Dia fokus mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

Aku heran, bagaimana bisa pria ini sampai di mall ini?

Bukankah tadi katanya dia ti
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 195

    Bab 195"Maaf, Pak. Bukannya saya menolak, tetapi saya sudah punya calon istri." Pria itu menjawab setelah ia berhasil menguasai dirinya. Atta tidak menyukai Shireen, apalagi Sheila. Pantang baginya kembali ataupun menjadi suami dari saudara kembar wanita yang pernah menyakiti hatinya.Atta tidak mau lagi terlibat secara pribadi dengan orang-orang toxic yang hanya ingin mereguk keuntungan untuk kepentingannya sendiri. Shireen memang terlihat lebih baik dari Sheila, tetapi baik saja tidak cukup bagi Atta. Dia hanya tak mau berurusan secara pribadi dengan keluarga Surya, apalagi dua anak tirinya."Sudah punya calon istri? Kenapa Mas Atta nggak pernah spek up ke publik? kenapa hanya Anindita yang diperkenalkan?' gugat pria itu. Dia gusar bercampur malu. Tadi dengan penuh percaya diri dia menawarkan Shireen, karena mengira Shireen sudah berhasil mendekati Atta.Surya lah yang meminta Shireen untuk menghadiri rapat waktu itu, padahal dia sebenarnya tidak sedang sibuk ataupun berhalangan.

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 194

    Bab 194Menikah?Seketika pria itu membeku. Tawaran Sulis seolah mengunci pikirannya. Sangat tidak masuk akal seorang dokter kejiwaan menawari menikah kepada pasiennya.Seorang dokter tentu ingin agar pasiennya cepat sembuh, tetapi tidak begitu juga caranya. Apakah Sulis tak lebih dari tipe-tipe perempuan yang mengejar-ngejarnya selama ini? Apakah Sulis sengaja ingin memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkannya dengan alasan terapi?Ini masih merupakan teka teki. Tapi yang jelas, Atta sudah mantap menolaknya. Dia ke tempat praktek dokter Sulis bukan untuk menikah, tetapi berobat."Ini hanya sekedar penawaran ya, Mas. Saya juga nggak maksa dan saya minta maaf, karena saya lancang. Akan tetapi jika memang ini bisa membawa kebaikan bagi Mas Atta, saya nggak masalah kok. Tapi kalau memang Mas Atta punya kekasih dan siap untuk dinikahi, lebih baik Mas Atta menikahi kekasih Mas ketimbang saya yang baru dikenal hari ini." Tutur kata Sulis begitu lunak. Alih-alih merasa tersinggung, perempuan

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 193

    Bab 193"Silahkan duduk, Mas Atta." Perempuan itu melambaikan tangan.Pria itu seperti komando berjalan dengan langkah tegap menghampiri perempuan yang tengah duduk di sofa.Ini seperti bukan ruangan praktek dokter, tidak ada meja kerja formal seperti yang ia bayangkan. Hanya seperangkat sofa dan tempat tidur ukuran queen di salah satu sudut ruangan dan menempel di dinding. Ada lemari berukuran cukup besar juga terpasang jadi satu dengan dinding. Di samping lemari ada rak yang berisi dengan beberapa bingkai foto dan koleksi boneka karakter keroppi berukuran kecil. Ruangan ini pun dicat dengan warna hijau muda, bahkan salah satu dinding dibiarkan untuk ditempeli wallpaper dengan karakter keroppi.Agak lucu juga sih tampaknya selera perempuan ini. Atta bahkan serasa memasuki kamar anak-anak.Sulis mengambil sebuah map dari atas meja, kemudian membukanya. Dia menarik satu lembar kertas yang berisi hasil pemeriksaan sperma pria itu."Mas Atta itu pria yang normal, terbukti dari hasil peme

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 192

    Bab 192"Kenapa Mas? Apakah kandunganku bermasalah?" Alifa bangkit dari ranjang pasien dan menghampiri sang suami yang tengah duduk di depan layar alat USG.Sejak memasuki ruangan ini, raut muram suaminya tidak bisa disembunyikan, meskipun dia tetap ceria seperti biasanya saat berhadapan dengan pasien-pasiennya. Dan Alifa memang pasien suaminya yang terakhir, karena tentu Aariz harus menyelesaikan pekerjaannya dulu sebelum memeriksa kehamilan sang istri. Tentu, supaya mereka bisa berdiskusi sehabis pemeriksaan USG.Pria itu malah menghela nafas berat saat menoleh pada sang istri. "Sayang... kandungan kamu sehat kok. Anak kita baik-baik saja di dalam sana. Jahitan SC sebelumnya pun juga bagus. Nggak ada masalah yang berarti. Semuanya aman kok.""Terus... apa yang Mas pikirkan?" usik Alifa. Pria itu bangkit dari tempat duduknya. Dia merengkuh pinggang istrinya dan membimbingnya berjalan menuju sofa, sofa yang membuat mereka bisa duduk dengan nyaman sembari bersandar."Sayang... Mas mem

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 191

    Bab 191"Cukup, Sheila! Hentikan!"Seorang pria muda bertubuh tegap muncul dari balik pintu, di belakangnya ada wanita paruh baya yang masih tampak cantik di usianya."Kak Bima..." Suara Sheila bergetar. Dia menatap tajam kembarannya yang kini sudah tegak berdiri, berdiri di sisi Bima yang masih saja tak melepaskan tangan dari pinggul perempuan itu."Mau sampai kapan kamu kayak gini, Sel?! Mau sampai kapan, heh? Kakak udah memberi kesempatan yang banyak buat kamu, tapi nyatanya kamu nggak pernah bisa menghargai Shireen!""Karena dari awal dia juga nggak pernah menghargaiku. Seharusnya kami dibesarkan bersama, tapi nyatanya aku malah dibuang!" Matanya mendelik. Kontras dengan wajahnya yang cantik, Sheila terlihat sangat menyeramkan saat marah seperti ini."Nggak ada yang membuang kamu, Sel. Nggak ada yang jahat sama kamu, Sel." Pria itu maju selangkah, berusaha meraih Sheila, tapi tangan perempuan itu mengibaskan dengan kasar."Terserah apapun yang kamu omongkan, tapi yang jelas aku ng

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 190

    Bab 190Atta bisa merasakan Shireen berbeda dengan Sheila, tetapi bagaimanapun mereka adalah saudara kembar. Bukan tidak mungkin mereka memiliki persaingan dan berniat untuk saling menjatuhkan. Dia pun masih tak mengerti kenapa tiba-tiba saja Shireen datang ke ruang pertemuan itu dan dengan penuh percaya diri mengenalkan diri sebagai saudara kembar Sheila.Shireen tahu bahwa Sheila itu bermaksud ingin kembali kepadanya, bahkan ia bersedia membocorkan informasi yang cukup sensitif, bahwa sebenarnya Sheila memiliki seorang kekasih. Informasi yang persis sama dengan yang diberikan oleh Abi, bahwa Sheila tinggal di sebuah apartemen dengan seorang laki-laki dan kemungkinan laki-laki itu adalah pacarnya.Kenapa Shireen malah mengumbar aib saudara kembar sendiri?Poin ini yang membuat Atta merasa tak nyaman dan sedikit curiga.Atau, apakah ini benang merah yang ingin ia temukan?Atta tidak tahu, namun menyelidiki soal Shireen dan Sheila adalah hal yang mutlak. Dia tidak ingin salah melangkah

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 189

    Bab 189"Memangnya kenapa jika Shireen meminta kamu mengosongkan rumah itu? Apakah sekarang Sheila tidak punya tempat tinggal?" cecar Atta."Tidak, dia masih tinggal di apartemen....""Di apartemen?!" Dalam benak Atta seketika membayangkan foto yang pernah ia dapat dari Abi.Namun wanita itu justru menangkapkan tangan di dadanya."Saya benar-benar minta maaf sama kamu, karena saudara kembar saya sudah meninggalkan kamu dengan cara yang seperti yang pernah ia ceritakan....""Memangnya apa yang sudah saya ceritakan sama kamu?" pancing Atta."Dia bercerita jika kamu pria yang payah, dan untuk itulah dia meninggalkan kamu. Saya memang pernah bertanya kenapa Sheila tahu jika kamu pria yang payah, sedangkan kalian kan masih pacaran, belum menikah. Tapi Sheila tidak menceritakan secara detail. Apa mungkin kalian pernah akan melakukan...." Perempuan itu tampak ragu untuk meneruskan ucapannya, karena masalahnya ini perkara sensitif yang menyangkut privasi orang lain."Memang benar apa yang ia

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 188

    Bab 188"Ya udah, sekarang kita pulang ke hotel." Pria itu membungkuk, meraih putrinya, lalu menggendongnya. Sementara Maya mengumpulkan mainan dan memasukkan ke dalam tas besar yang selalu ia bawa saat bepergian dengan anak asuhnya.Maya mengekor langkah lebar Atta meninggalkan ruangan itu. Sebelumnya Atta meminta kepada seorang pelayan untuk membungkus semua makanan yang belum sempat ia makan, karena ia dan Maya akan makan siang di hotel saja. Tidak ada waktu untuk makan siang di sini, karena satu jam lagi dia dan Aruni harus menghadiri rapat dengan para pemegang saham.Kegiatan Atta sebenarnya hari ini cukup padat, hanya saja urusan Sheila mengganggu pikirannya, jadi ia memutuskan untuk meminta bertemu dengan Abi."Maaf Pak, ada kiriman makan siang dari Mbak Sheila," beritahu petugas di bagian resepsionis hotel saat mereka akan melintas dekat meja resepsionis."Oh, ya? Mana?" tanya pria itu dengan nadanya yang datar, meski sebenarnya kembali terkejut. Tumben Sheila perhatian. Dulu

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 187

    Bab 187"Kamu tahu kenapa saya minta kita bertemu di sini?!" Atta mengeluarkan beberapa foto dari dalam tasnya."Tolong kamu jelaskan kenapa bisa jadi informasi dari kamu dan kenyataan yang saya temui berbeda? Saya menemui Sheila langsung di rumahnya, bukan di apartemen seperti yang kamu informasikan, Abi. Juga tidak ada sosok lelaki yang kamu sebutkan di rumah itu. Saya bahkan sampai berpura-pura ke toilet, hanya untuk melihat-lihat keadaan rumah itu, dan saya nggak menemukan jejak seorang lelaki di sana," imbuhnya tegas. Atta bisa mengontrol emosi dengan sangat baik, walaupun rasanya ia ingin memarahi Abi, karena menganggap Abi sudah memberi informasi yang salah kepadanya."Saya nggak bohong, Mas." Pria muda itu menatap Atta sekilas, sebelum akhirnya mencermati foto-foto itu. "Saya bekerja sangat profesional dan semua informasi saya pastikan akurat. Jika Mas Atta menemui kenyataan di lapangan yang berbeda, pasti akan ada benang merahnya," ujar Abi. Nada bicaranya terdengar penuh k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status