LOGINXiao Zhi tidak punya pilihan lain selain kembali berbaring di tempat tidur keras itu. Ketika ia terbangun dengan punggung penuh rasa sakit, Xiao Zhi mau tidak mau mengumpat dengan marah.
"Orang orang jaman kuno ini sungguh menyebalkan dan bodoh. Apa tempat tidur kayu ini masih bisa di gunakan? Aku merindukan King Bed di rumahku. Aku tidak bisa tidur lagi di tempat keras ini, jika aku tidak tahu ini kasur aku pasti akan mengiranya ini batu." Keluh Xiao Zhi dengan raut wajah penuh kekesalan. Ia bangkit dan menatap tempat tidur kayunya dengan penuh kebencian. "Aku tidak perduli, jika ada kesempatan aku akan mengubah tempat tidurku. Hidup menderita dengan tempat tidur kayu? Lebih baik aku mati saja!" Xiao Zhi masih mengumpat dengan marahnya. Ia menatap ke arah mentari pagi yang bersinar cerah di luar jendela. Ini adalah hari baru, dan yang paling membuat Xiao Zhi merasa bersemangat adalah ia bisa memulai rencananya. Jadi ia mengganti pakaiannya dengan cepat dan segera melarikan diri dari paviliun kecil dan terabaikan tesebut. Melalui celah celah dinding yang ditemukannya kemarin menurut ingatan Xiao Zhi, ia dengan cepat riba di pasar. Jika bertanya mengapa harus pergi diam diam dan memasuki lubang kecil di dinding untuk pergi keluar. Karena ia seharusnya masih pada periode kurungan. Jika ia keluar secara terang terangan dari pintu depan, sudah dapat dibayangkan bagaimana konsekuensinya. Untuk seorang putri pejabat publik setingkat jenderal sepertinya tidak memiliki pelayan adalah hal yang fatal. Tapi itulah yang terjadi, karena itu Xiao Zhi terbiasa melakukan semuanya sendiri karena ia tidak dapat mengandalkan orang lain secara terus menerus. Seluruh kediaman Xiao dipenuhi oleh rubah licik dan serigala serigala jahat. Xiao Zhi seperti kelinci lemah dan tak berdaya berada dalam sarang para serigala tersebut. Bahkan para pembantu tidak menghormatinya layaknya seorang putri jenderal justru memperlakukannya jauh lebih buruk dari seorang pelayan yang rendahan dan tidak pantas hidup. Ketika memikirkan hal ini, Xiao Zhi merasakan rasa sakit di hatinya. Mungkin ini adalah perasaan sakit hati yang dibawa oleh pemilik sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pemilik sebelumnya sangat membenci setidaknya seluruh kediaman Xiao. "Jika aku memiliki kesempatan, aku akan membantumu membalas dendam di masa depan." Gumam Xiao Zhi pada dirinya sendiri. Ia berjalan ke arah pasar dan menutup setengah wajahnya dengan cadar. Matanya yang bulat dan cantik memperlihatkan semangat hidup yang kuat. Ia berlari menyusuri jalanan pasar yang ramai. Di kanan dan kirinya ada begitu banyak barang untuk di bawa. Beruntungnya Xiao Zhi sebelumnya masih memiliki beberapa uang tabungan. Namun habis untuk membeli bahan bahan ini. Mulai dari minyak kelapa dan minyak sawit. Xiao Zhi juga membeli alkali, madu dan essensial oil dan berbagai herbal lainnya. Untuk menambahkan sedikit wewangian, Xiao Zhi membeli beberapa bunga untuk di sintetis. Untuk cara pembuatan yang benar, Xiao Zhi hanya perlu mengikuti ingatannya. Lagipula ini bukan kali pertamanya membuat sabun. Di dunia modern Xiao Zhi bekerja di bidang kecantikan. Ia tidak bisa mengatakan bahwa ia profesional namun setidaknya ia sangat mengenal dan familiar dengan berbagai hal tersebut. Kembali ke kamarnya, Xiao Zhi saat ini tiba tiba ingin berterimakasih pada rubah licik itu karena telah memberinya hukuman kurungan. Dengan begitu Xiao Zhi dapat bergerak bebas di dalam kamar tanpa perlu ada seseorang yang mengganggu. Mungkin hanya beberapa pelayan yang datang untuk mengantarkan makanan, selebihnya di paviliun yang cukup luas itu akan menjadi milik Xiao Zhi pribadi. Ia dapat dengan bebas melakukan semua hal yang ia mau. Termasuk membuat sabun kali ini. "Sabun tidak bisa langsung di jual. Harus menunggu empat sampai enam minggu agar pematangan sabun benar benar berhasil. Kalau begitu, apakah aku harus membuka restouran di sela waltu tersebut? Itu ide yang bagus, selain kecantikan aku bisa membuka restouran nanti." Pikir Xiao Zhi ketika ia melihat bsabun sabun itu ada di dalam cetakan besar. Setelah menyimpannya di tenpat yang aman dan tersembunyi. Xiao Zhi hendak beristirahat ketika pintunya di dobrak dari luar. Suara yang keras itu mengejutkannya, ketika ia menoleh ia melihat sosok yang familiar berdiri di ambang pintu. "Zhi zhi, Saudara perempuan datang untuk menjengukmu. Lihatlah, aku mengenakan perhiasan yang di berikan Kak Yifan padaku. Kakak, kamu jangan iri, kak Yifan pasti juga akan memberimu satu." Suara itu penuh dengan nada lembut namun orang yang mendengarnya dapat dengan jelas mendengar sarkastik dalam kelembutan tersebut. Kelembutan yang terdengar palsu itu membuat Xiao Zhi merasa mual. Seorang perempuan berjalan masuk ke dalam kamar Xiao Zhu sambil memamerkan gelang giok di tangannya dan tusuk rambut emas di atas kepalanya. Perempuan itu cantik dan memikat, mata almond nya cantik dan lebar. Ia berkedip dengan lembut, namun senyum sombongnya menghancurkan kecantikan tersebut. Kulitnya memang putih bahkan proporsi wajahnya cukup cantik. Sayangnya semua itu hancur oleh tatapan sombong dan sikap kejamnya. Ia menggoyangkan kipas di tangannya, mengangkat dagunya dan memamerkan dadanya. Gaunnya yang terbuat dari sutra berkilauan indah. Bagaimana Xiao Zhi tidak mengenalnya? Ketika ia melihat perempuan yang sekiranya jauh lebih muda darinya itu. Hatinya berdenyut menyakitkan, ingatannya tampak terdistorsi sesaat sebelum kemudian bernagai ingatan menyakitkan memenuhi seluruh kepalanya. Xiao Zhi berkeringat menahan rasa sakit di kepalanya dan amarah di hatinya. Ini adalah emosi dan kenangan pemilik aslinya. Xiao Zhi sedikit terganggu saat ini, setelah berusaha menenangkan dirinya. Ia mengangkat dagunya dengan bangga dan menatap Xiao Ying, adik perempuan tirinya itu dengan mata persik yang setajam pisau. Xiao Ying sedikit terkejut ketika ia melihat keberanian yang kuat dan kekeras kepalaan tanpa akhir di dalam sorot mata Xiao Zhi. Kakak perempuan yang selalu menundukkan kepalanya ketika bertemu itu kini sedang menatapnya penuh tantangan? "Yo, kamu sudah berani menatap tuanmu? Pelayan, pukul anjing ini untukku!" Ucap Xiao Ying kesal dengan nada yang berubah drastis, ia melambaikan tangannya ringan dan memerintahkan pelayannya untuk memukul Xiao Zhi beberapa kali. Beberapa pelayan maju dengan senyum menghina di wajah mereka, Xiao Zhi menyipitkan matanya. Beruntung ia sedikit memahami beladiri. Melihat beberapa pelayan tesebut berjalan mendekat perlaham, Xiao Zhi menatap dengan tenang. Meski tubuhnya gemetar karena reaksi bawah sadar milik pemilik tubuh sebelumnya. Namun saat ini ia bukan pemilik tubuh sebelumnya, namun Xiao Zhi yang berasal dari dunia modern.Xiao Zhi sedikit mengerucutkan bibirnya, alisnya mengernyit menjadi satu. Sebelum Zhao Tian sempat melepaskan pelukannya dari Xiao Zhi, Xiao Zhi sudah melingkarkan kakinya di pinggang Zhao Tian dengan kuat karena enggan melepaskannya."Ugh" Zhao Tian sedikit merintih dan ia menatap mata berair Xiao Zhi dengan tatapan tak percaya. Cahaya lilin yang remang remang, tirai merah yang menutup sebagian tempat tidur. Zhao Tian duduk di tempat tidur sementara Xiao Zhi duduk di pangkuannya sambil menjerat pinggang Zhao Tian dengan kakinya. Nafas keduanya memburu dan suasana di ruangan berubah menjadi ambigu.Ketika suasana baik tersebut terus berlanjut, sebuah langkah kaki tidak sabar terdengar di luar pintu yang membuat Zhao Tian dan Xiao Zhi segera menghentikan apa yang sedang mereka lakukan."Tunggu sebentar, ada orang di depan." Bisik Xiao Zhi sambil meraih leher Zhao Tian untuk memperingatkannya dengan lembut. Zhao Tian terdiam sejenak, terpaksa menahan panas api nafsunya dan perlahan meli
Menyelinap dan melompati tembok. Zhao Tian bisa melihat lilin yang diam diam menyala dengan lembut. Seluruh paviliun diterangi oleh cahaya remang remang. Melihat pintu sudah tertutup. Zhao Tian segera masuk menyelinap melalui jendela. Ia baru saja melompat masuk ketika pemandangan di depannya membuatnya tertegun.Di kamar tidur yang remang remang, cahaya lilin bergoyang lembut. Tirai tirai diturunkan. Seorang gadis cantik dengan rambut yang masih basah dan terurai di belakang punggungnya sedang duduk membelakanginya.Ia mengenakan pakaian sederhana yang sudah kehilangan warnanya. Membuka bagian punggungnya, pinggang yang ramping dan garis garis punggung terlihat di mata Zhao Tian. Untuk sejenak, Zhao Tian yang awalnya datang dengan niat baik tiba tiba merasa tubuhnya panas dan sorot matanya penuh hasrat nafsu. Xiao Zhi duduk di kamarnya dengan tenang, ia mengambil salep dan perlahan mengoleskan di lukanya yang telah ia cuci dengan air. Namun sejauh apapun ia menjangkau dengan tang
Di tengah keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang tersebut, ada teriakan pilu yang menggema di seluruh kediaman Xiao sebagai musik latarnya. Menyedihkan dan memilukan!Pada saat ini pintu kediaman Xiao di ketuk. Jenderal Xiao melirik seorang pelayan dan meminta mereka untuk membuka pintu. Suara Kasim Cao segera menggema di langit sore itu. "Dekrit Kaisar telah Tiba!" Segera sekelompok besar prajurit menerobos masuk dan mengelilingi kediaman Xiao. Suara rotan dan daging terhenti seketika. Xiao Zhi mendongak dan melihat ke arah pintu, Kasim Cao yang familiar perlahan masuk namun Xiao Zhi tidak berniat memperhatikannya dengan seksama. Ia beranjak duduk dan segera berlutut. Xiao Cheng dan Li Yulan juga Xiao Ying juga berlutut serempak. Kasim Cao berjalan menghampirinya Jenderal Xiao, namun dalam perjalanan matanya masih melirik ke arah Xiao Zhi. Melihat daging penuh darah di punggungnya dengan firasat yang sangat buruk.Berhenti di depan Xiao Cheng, Kasim Cao meletakkan dekrit itu di
"Tidak apa apa, bukan salahmu. Jalang itu mati karena dirinya sendiri, kamu adalah wanita tercantik yang ditakdirkan untuk menemaniku seumur hidup. Apa yang kamu katakan? Kamu adalah kesayanganku. Lihatlah putri kita juga tumbuh menjadi gadis yang menakjubkan." Xiao Cheng berjalan memeluk Li Yulan dan menghiburnya dengan lembut. Kata kata yang penuh kemunafikan mungkin terdengar penuh cinta dan kasih sayang. Namun bagi Xiao Zhi itu adalah kemunafikan lainnya.Xiao Zhi merasa perutnya mual hingga ia memalingkan kepalanya tak tahan melihat sandiwara menjijikkan itu. Xiao Cheng melambaikan tangannya ringan dan memberi perintah. "Beri dia cambukan sampai aku bilang berhenti." Ucap Xiao Cheng dengan nada suara dingin.Xiao Zhi terdiam dan menarik nafas dalam dalam. Ia sedang berjudi, apakah ia akan mati disini atau Zhao Tian datang menyelamatkannya. Xiao Zhi tidak memiliki harapan pada Xiao Zheng, dia bukan orang yang bodoh.Diam diam Xiao Zhi merasa menyesal untuk pemilik tubuh sebelumnya
Ketika sampai di rumah. Xiao Zhi yang sudah melepas cadarnya mengetahui bahwa keamanan di kediaman Xiao telah meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya. Ia memiliki firasat buruk, jadi ia bergegas. Ketika memikirkan bagaimana ia akan kesulitan untuk menyelinap keluar kedepannya membuatnya merasa kesal. Ia baru saja mendarat ketika sekelompok prajurit datang mengerumuninya. Ekspresi Xiao Zhi berubah. Namun sebelum ia sempat mengelak, tangannya sudah di cengkeram di kedua sisi. Xiao Zhi jelas melihat tidak ada satupun jejak orang di sekitarnya, yang artinya prajurit prajurit ini bersembunyi. Xiao Zhi merasa aman karena dinding tempat ia melompat adalah dinding yang berada di sudut kediaman Xiao sehingga tak ada yang melihatnya. Artinya ia telah diintai begitu lama, yang membuat Xiao Zhi merasa paru parunya membengkak dan kemarahan datang hingga membuat wajahnya memerah. Ia memarahi dirinya sendiri karena ceroboh, namun ia juga sangat marah pada seluruh kediaman Xiao. Xiao Zhi tidak
Setelah Zhao Tian mengatakan hal tersebut, tidak ada alasan bagi Shen Xin Yi dan Zhao Yifan untuk tinggal lebih lama. Dibawah perasaan tertindas Zhao Tian, ibu dan anak itu mulai pamit undur diri."Setelah Yang Mulia memutuskan, saya ijin undur diri terlebih dahulu.""Ananda ijin undur diri."Begitu keduanya menghilang dari ruangan tersebut, ekspresi Zhao Tian sedikit membaik. Ia menghela nafas namun kecemasan di hatinya belum juga padam. Ia melirik Kasim Cao dan kembali menanyakan apa yang terjadi pada sosok gadis muda yang selalu muncul dalam benak Zhao Tian selama berhari hari lamanya. Apalagi setelah malam panas itu berlalu, sekarang setiap malam Zhao Tian hampir tidak bisa menghilangkan sosok gadis tersebut dalam ingatannya."Bagaimana? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Zhao Tian sedikit menahan kecemasannya. Zhang Hao juga merasa penasaran, ia menanyakannya dalam perjalanan namun ia hanya mendapat gelengan kepala dari Kasim Cao. Untuk sejenak baik itu Kasim Cao atau Zhang Hao







