Share

Episode 2

Saat mendengar suara langkah-langkah kaki sedang mendekat ke kamarku, dengan segera aku membelakangi pintu dan memasang headset.

Brak!

"Rere! Keterlaluan kamu! Kamu apain Ana tadi pagi sampai dia nangis?!"

Aku tidak menjawab pertanyaan paduka ratu ibu mertua dan perlahan, aku mulai menggelengkan kepalaku.

"Neng!" Mas Yandri memanggilku cukup keras

"Rere! Budeg kamu ya?!" tambah ibu mertua.

Posisiku masih membelakangi pintu dan mempercepat gelengan kepala.

"Menantu laknat! Durhaka!" Ibu mertua masih saja berteriak.

"Neng! Neng Rere!" Mas Yandri ikutan berteriak.

Teringat Trio Maung dengan gerakan ikoniknya, aku membungkuk dan memutar kepalaku seperti baling-baling pesawat.

'Yihaaaa' teriakku dalam hati.

Teriakan ibu mertua dan mas Yandri terhenti saat ponselku di atas nakas berbunyi. Setelah dering berhenti, mereka kembali berteriak.

"Neng!"

"Menantu gila!"

Aku melepaskan headset saat merasa keduanya mendekatiku dari belakang. Dengan gerakan cepat aku memutar tubuh dan berteriak sekuat tenaga,

"NAON!?"

Ibu mertua dan Mas Yandri terkejut hingga pucat. Keduanya mundur menyingkir dariku hingga hampir menabrak lemari.

"Eh, ada ibu ratu dan paduka raja? Ada apa? Apa yang harus Rere kerjakan kali ini?" Aku berkata pelan seraya meletakkan kedua tanganku di perut dan membungkuk.

"Gendeng!" Ucap mertuaku lirih

"Neng! Kamu kenapa sih teriak-teriak?!" Mas Yandri bersuara.

Aku memasang wajah tak bersalah. "Maaf mas, ngga sengaja. Tadi neng lagi dengerin lagu metal, jadi pas ngejawab, ga sengaja teriak. Ada apaan mas?"

Muka keduanya masih pucat. Nampaknya teriakanku cukup mengagetkan mereka hingga melupakan kemarahan.

"Hhmm, ngga neng, mas tadi mau nanya, neng udah makan belum. Iya kan bu?" Mas Yandri menoleh ke arah ibu mertua yang mencengkeram bajunya di bagian dada.

"Iya." Jawab ibu mertua pelan.

"Ooooh, neng udah makan kok mas. Tumben amat mas nanyain neng udah makan atau belum. Biasanya kan ngga,"

Keduanya hanya terdiam ditempat, mungkin bingung harus berkata apa. Sampai akhirnya ibu mertua beranjak menuju pintu.

"Lain kali jangan keras-keras kalau denger lagu, itu hape kamu tadi bunyi." Ucapnya ketus.

Tidak lama mas Yandri juga mengucapkan hal serupa. "Kecilin dikit volume lagunya, tuh hape kamu di nakas bunyi tadi." Ia pun keluar dan menutup pintu.

Aku menghembuskan nafas panjang.

'Dasar blegug. Padahal tau hape aku diatas nakas.' batinku sambil melihat headset ditangan yang tidak tersambung dengan apapun.

***

Ternyata mama yang tadi menelepon. Dengan bersemangat aku menghubungi mama kembali. Ingin rasanya mengadukan semua kelakuan keluarga mas Yandri, tapi aku tak ingin mama kepikiran. Jadinya kami hanya mengobrolkan hal-hal yang ringan.

Setelah mematikan sambungan telepon aku beranjak keluar kamar. Luar biasa. Dalam waktu sekejap keadaan rumah mirip dengan kapal pecah. Sampah dimana-mana dan piring kotor menumpuk.

Aku berjalan menghampiri mas Yandri yang sedang merokok di teras.

"Mas, bantuin neng beres-beres yuk." ucapku

Mata mas Yandri mendelik tak suka. "Neng, tugas beres-beres itu tugas istri. Masa mas seharian kerja masih diminta bantuan beres-beres rumah. Itu tugas kamu kan?"

"Kamu aja ngga bantuin mas nyari uang, masa mas harus bantu kamu untuk kerjaan rumah."

Deg!

Ada sesuatu yang sakit didalam sini. Entah kenapa kalimat yang diucapkan dengan datar itu terasa menusuk.

"Oh, yaudah kalo gitu mah. Neng beresin sendiri aja," ucapku sambil masuk kedalam rumah.

Dengan kekuatan emosi yang melanda diri, aku kembali membereskan kekacauan untuk kesekian kalinya dalam hari ini. Rasa kesal membuat tenagaku bertambah berkali lipat. Aku mulai merasa keputusanku untuk menikah disaat belum lama mengenal mas Yandri dan keluarganya adalah pilihan keliru.

Sewaktu awal kenal, semua sikapnya bijaksana. Itulah kenapa aku bisa dengan mudah jatuh hati. Ternyata ia hanya sok bijaksana dipermukaan untuk memberikan citra baik. Jika sudah kenal dan masuk dalam lingkaran hidupnya, watak asli suamiku itu mulai terlihat satu persatu.

'Sama seperti aku yang mulai merasa menyesal mas, kamu pun belum tau bagaimana aku sebenarnya. Dan disaat kamu tau, aku jamin, penyesalanmu akan berlipat ganda karena sudah mempersuntingku. Aku adalah makmum, dan aku akan mengikuti imamku.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status