Share

memberi hadiah

Ambar adalah dewa penolongku, sama seperti Erna yang selalu ada di saat aku butuhkan. Wanita ambisius itu tengah bersedih ketika aku baru saja sampai.

"Kenapa? Keliatannya, kamu lagi kurang enak badan, ya?" tanyaku buru-buru menghampiri.

Sofa mewah itu, membuatku sedikit ragu untuk menghempaskan bokong. Ambar berselonjoran di sana, sofa berlapis emas menambah kesan elegan dan berkelas bagi pemiliknya.

"Suamiku meninggal," ucapnya hampir tak terdengar.

"Innalilahi. Bagus, dong? Kenapa sedih?" tanyaku. Ya, Ambar pernah bercerita jika ia menunggu suaminya itu meninggal, karena sebagian harta milik orang terkaya di Jakarta itu, akan menjadi bagian milik Ambar nantinya.

"Anak dan istri Om Frank mengubah surat wasiat itu, aku kalah karena mereka kuat. Sia-sia semuanya!" dengusnya.

"Untung aja kamu pinter, Mbar. Sebagian kecil anak perusahaan milik suamimu, sudah kamu amankan."

"Iya, tapi tetap aja aku tidak rela. Cuma lima cabang yang sempat aku amankan," ucapnya kembali.

Ambar banyak menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status