Share

Bab 3. Pindah ke Jakarta

last update Last Updated: 2024-11-08 10:49:43

Setelah Alka dan Jeremy resmi menikah, keduanya lalu pindah ke Jakarta. Mereka menyewa sebuah kontrakan yang lumayan kecil. Sebelum mereka berangkat ke Jakarta, Alka dan Jeremy terlebih dahulu bekerja ikut panen cabai selama satu minggu. 

Sebelum memutuskan untuk pindah ke Jakarta, Jeremy dan Alka terlibat pertengkaran kecil terlebih dahulu. Sebabnya, Alka tidak mau diajak pindah ke Jakarta. Biaya hidup di Jakarta sangatlah mahal. Tidak seperti di Yogyakarta terutama tinggal di pedesaan.

Menurut data statistik pemerintah, biaya hidup di Yogyakarta adalah yang paling termurah sekitar 2,9 juta per bulan. Biaya sebesar itu, untuk mahasiswa dan pekerja yang menyewa tempat tinggal. Jika tinggal di desa, pengeluaran keuangan akan lebih murah lagi. 

Keputusan untuk pindah ke Jakarta, bukanlah perkara yang mudah bagi Alka. Ia sendiri tidak tahu apakah bisa mengatur keuangan di Jakarta. Terlebih lagi Jeremy saat ini belum mendapatkan pekerjaan.

"Maaf ya, Sayang. Kita hanya bisa menyewa rumah sekecil ini. Tapi aku berjanji akan bekerja keras agar bisa membeli rumah yang lebih luas dari ini," kata Jeremy.

Alka tersenyum tulus. "Nggak apa-apa, Mas. Besar atau kecil sebuah rumah, yang terpenting kita tidak kehujanan dan kepanasan."

Jeremy tersenyum. "Terima kasih atas pengertiannya, Sayang." Alka mengangguk.

 "Aku nggak tahu, bisa mengatur keuangan di sini atau tidak. Jakarta tidak sama dengan Yogyakarta. Kalau didesa, walaupun penghasilannya sedikit, kita pasti bisa menabung walau dalam waktu yang lama. Sedangkan disini, banyak orang yang masih mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup karena gaji perbulannya tidak mencukupi," tutur Alka.

Jeremy menghela napas mendengar keluh kesah Alka. Pria itu sudah menebak, pasti istrinya akan berpikir demikian. Ia sedikit menyesal karena telah memaksa Alka pindah ke Jakarta. Tetapi Jeremy tetap harus melakukan itu karena ia memiliki sebuah rencana yang telah ia rancang untuk masa depannya bersama Alka. 

"Aku minta maaf, Sayang. Seandainya aku memiliki pekerjaan tetap, kamu mungkin tidak akan bingung seperti ini," ujar Jeremy. 

"Nggak apa-apa, Mas. Aku bisa mengerti keadaan suamiku. Lagi pula jika bukan karena cita-citamu untuk masa depan kita, Mas juga tidak akan mungkin pindah ke sini kan?" 

Jeremy mengangguk. "Iya, Sayang. Kamu benar." 

Maksud dari Jeremy mengajak Alka pindah ke Jakarta, Jeremy ingin menemui sahabatnya yang bernama Kelvin. Ia ingin mengajak sang sahabat untuk membuka usaha bersama. Sebuah usaha yang membutuhkan modal besar, namun juga memberikan keuntungan yang besar pula. 

Jeremy memiliki sebuah pemikiran yang cukup dalam. Jika suatu saat nanti ia dan Alka memiliki anak, kebutuhan akan pengeluaran semakin besar. Oleh karena itulah Jeremy berniat ingin segera keluar dari segala kesulitan yang ada saat ini.

 "Oh iya, Mas." Alka memberikan sebuah buku tabungan miliknya kepada sang suami.

 "Kenapa, Sayang?" Jeremy mengerutkan kening. 

"Ini buku tabunganku. Mas gunakan ini untuk tambahan modal usaha," ujar Alka. 

"Kenapa kamu berikan ke Mas? Maaf Mas nggak bisa pakai. Kamu simpan saja untuk keperluanmu sendiri," tolak Jeremy.

 "Nggak apa-apa, Mas. Mas pakai aja ya."

 Jeremy akhirnya terpaksa menerima buku tabungan milik Alka. Dalam hati ia berjanji, ketika nanti ia telah menghasilkan uang, Jeremy akan mengembalikan uang tabungan milik sang istri yang telah dikumpulkan cukup lama. Mulai saat ini, Jeremy harus memiliki tekad yang kuat untuk menjadi sukses.

 "Mas mau ketemu sama sahabatnya Mas kapan?" tanya Alka penasaran. 

"Sore ini, Sayang. Sama kamu, ya." 

"Iya, Mas. Semangat, ya." Alka tersenyum hangat. 

Jeremy membelai lembut pipi sang istri. "Terima kasih, Sayang. Maaf untuk beberapa bulan ke depan, kita akan sedikit berhemat. Ini tidak akan lama. Aku janji." 

"Iya, Mas. Aku juga akan bantu Mas buat jualan kecil-kecilan di depan rumah. Lagi pula aku juga terbiasa hidup sederhana di desa." 

Meskipun saat ini Jeremy tengah tidak memiliki cukup uang untuk biaya hidup beberapa bulan ke depan, Jeremy cukup bersyukur karena sang istri telah mengerti keadaannya. Ia tidak menyesal kehilangan semua fasilitas yang telah dicabut oleh ayahnya. Beruntung sebelum sang ayah menyita semua kartu yang ia miliki, Jeremy telah mengambil beberapa persen dari uang yang tersimpan di dalam kartu itu. Jeremy gunakan uang itu untuk membeli tiket pesawat terbang ke Yogyakarta dan sisanya ia gunakan untuk hidup bersama Alka.

 Saat Jeremy mengajak Alka pindah ke Jakarta, Alka menolak dengan tegas dan meminta Jeremy agar mau menetap di Yogyakarta dan bekerja sebagai buruh serabutan. Alka tidak mempermasalahkan gaji kecil, yang penting halal dan berkah. Tetapi Jeremy tidak mau melakukan pekerjaan itu. 

Bukan karena Jeremy gengsi. Membayangkan bahwa ia harus bekerja keras seperti itu, Jeremy tidak sanggup. Bagaimana nanti jika Jeremy bertemu kembali dengan orang tuanya dan menjadi bahan tertawaan. Kedua orang tua Jeremy akan bertepuk tangan melihat anak mereka menderita. Itu yang Jeremy tidak mau.

 "Mungkin akan banyak rintangan dan cobaan yang kita jalani. Aku mohon doa dari kamu ya, Sayang. Aku ingin menunjukkan kepada kedua orang tuaku, bahwa aku bersikukuh untuk jalan hidupku. Sekaligus, aku ingin menunjukkan, tanpa mereka aku bisa sukses."

Alka mengangguk. "Iya, Mas. Insya Allah aku akan selalu doakan yang terbaik untuk suamiku." 

"Terima kasih, istriku Sayang."

***

Sore hari setelah Alka dan Jeremy selesai melakukan pindahan, Jeremy mengajak sang istri untuk bertemu dengan sahabatnya, Kelvin. Jeremy mengajak Kelvin bertemu dan Kelvin setuju. Kelvin mengirimkan lokasi tempat kerjanya dan meminta Jeremy untuk datang ke sebuah kafe.

"Apa ini tempatnya, Mas?" tanya Alka ketika sampai di sebuah kafe.

"Kayanya sih ini. Aku periksa titik lokasinya juga benar. Tapi mana Kelvin?" Jeremy mengedarkan pandangan mencari sosok sang sahabat.

"Hei, bro!" seru seorang pria dari kejauhan berjalan mendekati Jeremy.

Jeremy tersenyum menyambut Kelvin. Mereka berpelukan satu sama lain. Mereka sudah sangat lama tidak bertemu sehingga sangat antusias terhadap pertemuan sore ini. Jeremy lalu memperkenalkan Alka kepada sahabatnya.

"Perkenalkan. Ini istriku," kata Jeremy.

Kelvin terbelalak. "Hah?!"

Alka mengulurkan tangan untuk menyalami pria sahabat suaminya tersebut. "Alka."

"Kelvin."

Kelvin lalu melemparkan tatapan sinis kepada Jeremy. "Wah ... Gitu ya ... Nikah, tapi sahabat sendiri nggak diundang?"

Jeremy hanya tertawa menanggapi. Kelvin lalu mengajak Jeremy untuk pergi ke ruangannya mengobrol bersama. Jeremy mengajak Alka, namun Alka menolak. Ia memilih untuk membiarkan suaminya itu mengobrol berdua saja dengan Kelvin.

"Kamu ini! Aku ini masih kamu anggap sahabat apa nggak sih? Masa kamu nikah aku nggak diundang," protes Kelvin.

"Maaf," jawab Jeremy.

Saat ini, Kelvin dan Jeremy berada di ruang VVIP. Alka tidak ingin ikut masuk dan memilih duduk kursi kafe yang berada di luar, sambil menikmati hidangan kue dan jus jeruk yang dipesankan sang suami. Kelvin yang baru mengetahui Jeremy membawa seorang wanita yang ia sebut sebagai istrinya saat diperkenalkan oleh Jeremy tadi, terlihat kesal.

"Aku menikah di KUA. Tidak ada pesta."

"Masa sih? Kamu itu kan orang kaya. Masa iya menikah tanpa pesta meriah?" 

Kelvin heran dan tidak percaya dengan ucapan Jeremy. Hampir seluruh orang di penjuru negeri tahu, bahwa keluarga Jeremy adalah keluarga kaya raya dan pebisnis. Karena tidak mungkin jika Jeremy menikah dengan sederhana.

Jeremy menghela napas. "Wanita yang sudah menjadi istriku sekarang, tidak diterima kehadirannya oleh kedua orang tuaku."

"Karena?" Kelvin mengerutkan kening.

Jeremy menceritakan secara gamblang dan jujur tanpa ada yang ditutupi satupun olehnya kepada sang sahabat. Apa yang membuatnya memilih untuk menikahi Alka. Apa yang membuatnya menolak jodoh yang telah diberikan oleh orang tua. Jeremy pun mengatakan bahwa ia kehilangan banyak aset karena disita oleh sang ayah.

"Jadi sekarang kamu tidak punya pekerjaan?" tanya Kelvin.

"Ya." Jeremy mengangguk. 

"Kalau kamu tidak memiliki pekerjaan, bagaimana kamu mau menafkahi istrimu? Memangnya kamu kenyang makan cinta?"

"Aku juga sedang memikirkan pekerjaan agar bisa menafkahi istriku," jawab Jeremy.

"Minimal, kamu harus punya pekerjaan dulu jika kamu ingin menikahi gadis pujaanmu. Memangnya kamu kenyang makan cinta?"

Jeremy diam dan berusaha untuk tidak tersinggung dengan sindiran Kelvin.

"Kelvin! Maksud kedatangan aku ke sini, aku ingin meminta bantuanmu. Aku ingin membangun usaha. Aku bertekad menunjukkan kepada orang tuaku, bahwa aku bisa melangkah sukses tanpa dukungan dan bantuan dari mereka. Apa kamu bersedia?"

"Memangnya kamu punya modal?"

"Aku nggak punya modal. Tapi aku berencana mengajukan pinjaman ke bank."

Kelvin diam dan berpikir sejenak. Ia sedang memiliki rencana untuk mengembangkan usaha kafe miliknya. Tapi untuk menolak ajakan Jeremy, rasanya tidak enak hati karena dulu sahabatnya ini telah menolongnya dari kesulitan. Jeremy saat ini pasti butuh dukungan untuk bangkit 

Kelvin mengetuk-ngetuk dagunya. "Memangnya kamu mau buka usaha apa?"

"Properti," jawab Jeremy.

"Properti ya. Oke. Kamu cari pinjaman ke bank, nanti kalau kurang aku jualkan tanah punyaku yang di Surabaya." Kelvin menyetujui.

"Nanti aku akan membantu kamu untuk melakukan riset pasar, dan aku bantu carikan tambahan modalnya. Kamu dulu pernah menyelamatkan kedua orang tuaku. Kamu bantu operasi orang tuaku. Hingga sampai sekarang, aku masih memiliki mereka. Tentu aku akan membantumu."

**

Seorang wanita menggunakan kacamata hitam dan berdiam diri di dalam mobil mengawasi Alka yang sedang menikmati jus jeruk di teras cafe. Terpancar sorot mata kebencian dan penuh dendam di balik kacamata hitam yang ia gunakan. Ada segumpal kemarahan yang besar di dalam dadanya.

"Jadi itu gadis yang dimaksud oleh Pak Hasan. Gadis miskin yatim piatu yang merebut Jeremy dariku."

"Ternyata tampangnya biasa-biasa saja selain miskin. Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Jeremy memilih wanita itu daripada aku."

Melihat Alka sendirian tanpa ditemani oleh siapapun, wanita itu berniat untuk menemui gadis itu. Ia merasa kalah saing dengan Alka yang menurutnya tidak memiliki keistimewaan apapun namun bisa memiliki Jeremy. Sedangkan dia sendiri yang merasa bagai orang yang memiliki segalanya tidak bisa memiliki Jeremy. Setelah lama berpikir, ia akhirnya turun dari mobil, dan mendekati Alka 

"Halo Alka!" sapa wanita itu seraya mendekat.

"Ya?" Alka mengerutkan kening melihat wanita yang menemuinya dengan tatapan aneh, "maaf? anda siapa?"

"Perkenalkan! Aku Diana. Calon istri dari pria yang sekarang menjadi suamimu, yang telah dipilih oleh kedua orang tua Jeremy," ucapnya penuh percaya diri.

"Apa?!" Alka terkejut.

"Jadi ini ... wanita pilihan kedua orang tua Jeremy. Mau apa dia mendatangiku? Apakah dia menemuiku atau permintaan dari mertuaku?" batin Alka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 162. Permintaan Maaf

    Saat ini, Rangga tengah duduk berdua dengan Jeremy di sebuah taman. Rangga yang mengajak bertemu Jeremy karena ingin ada hal yang ingin ia sampaikan. Dan Jeremy menyetujui ajakan bertemu Rangga. "Apa yang akan kamu jelaskan kepada anakmu, ketika dia bertanya tentang ibunya?" tanya Jeremy sambil menatap langit biru yang cerah. Rangga menghela napas dalam. "Ketika dia masih kecil, aku hanya akan mengatakan bahwa ibunya meninggal. Baru setelah ia dewasa akan aku jelaskan semuanya. Aku tidak akan menutupinya."Jeremy menoleh menatap Rangga. "Tidakkah terlalu kejam menceritakan semua?"Rangga terdiam sejenak. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan. Mengingat anak hasil hubungannya dengan Diana kemungkinan besar tak akan mengenal ibu kandungnya. "Apa menurutmu baik jika aku menutupinya?" tanya Rangga pada Jeremy, "bukannya kalau aku menceritakan, itu bisa menjadi pelajaran untuk anak kami?""Orang tua punya prinsipnya masing-masing. Ada yang menutupi itu semua supaya anak tidak membenci ib

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 161. Vonis Akhir

    Setelah satu minggu Wilda berseteru dengan mantan menantunya, kini persidangan terakhir Diana bergulir. Hari yang ditunggu akhirnya telah tiba. Yaitu mendengar tuntutan putusan hukuman yang dijatuhkan kepada Diana. Jeremy mengutus pengacaranya untuk mewakili dirinya di sidang terakhir tersebut. Dan pengacara Jeremy, melakukan siaran langsung lewat media sosial agar Jeremy bisa ikut melihat jalannya persidangan.Kejahatan Diana dari bukti-bukti yang diperiksa jaksa dan diteliti lagi oleh hakim, benar-benar menyudutkan bahwa Diana merencanakan pembunuhan. Pembunuhan terhadap Nisa istri Rangga, pembunuhan kepada Naufal putra Jeremy dan Alka, kemudian penculikan Alka yang membuat Alka harus kehilangan janinnya. Kasus tindak pidana yang dilakukan oleh Diana bukan hanya itu. Diana dijatuhi pasal berlapis. Diana dituduh telah dibantu oleh ayah kandungnya untuk mempermainkan hukum. Iqbal juga telah menjalani sidang terkait aksinya membantu menutupi kejahatan putrinya. Pria yang dulunya mer

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 160. Biarkan Semua Berlalu

    Setelah melakukan kunjungan ke lapas untuk menemui Diana, Wilda memaksa bertemu ketua lapas. Ia ingin ketua lapas memastikan sebelum Diana menjalani sidang tuntutan, tak boleh ada satupun orang yang mengunjungi wanita itu. Wilda yang notabene orang terhormat walaupun telah mengalami kebangkrutan, tetap dihormati dan dituruti apa yang diminta oleh Wilda. Ketua lapas tak sedikitpun keberatan. Apalagi Jeremy pun menginginkan hal yang sama sebelum Wilda menyampaikan kemauannya. Ibu Jeremy segera pulang ke Jakarta setelah apa yang ia lakukan di Surabaya selesai. Ia tak membuang-buang waktu untuk datang ke rumah sakit melihat keadaan menantunya. "Aku mengetahui apa yang terjadi di sana ....,"Jeremy menyambut kedatangan Wilda dengan perkataan yang mengejutkan. Pria itu rupanya tahu apa yang terjadi saat Wilda menemui Diana di lapas."Tahu tentang apa?" Wilda menatap putranya dengan bingung. "Dia ingin meminta bantuan kepada Mama supaya bebas dari sana, kan?" tanya Jeremy dengan tenang.

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 159. Untuk Apa Membebaskan?

    Wilda tertawa terbahak-bahak setelah mendengar rentetan permohonan yang diucapkan oleh Diana Rosita Wirawan. Wanita yang merupakan mantan menantunya. Diana sendiri menatap pias wajah ibu dari Jeremy."Apa aku tidak salah dengar? Kamu ingin aku membebaskan mu?" Wilda kembali tertawa disertai tatapan mengejek.Wilda merasa lucu dengan pikiran wanita itu. Apakah Diana berpikir bahwa ia dan sang suami masih memiliki pengaruh yang besar setelah kebangkrutan yang dialami? Jika mereka masih membeli pengaruh besar, itu hanya kepada Jeremy saja."Setidaknya ... Anda sadar diri karena jika bukan bantuan ayah saya, Anda sudah bangkrut dari dulu." Diana menatap tajam ke arah Wilda.Lagi-lagi Wilda tertawa mendengar Diana mengungkit kebaikan ayahnya yang diberikan kepada keluarga Arthur. Wilda dan Hasan tidak pernah memohon kepada Iqbal untuk membantu mereka. Iqbal melakukan semua itu inisiatif sendiri atas nama persahabatan. Dan kebetulan pada saat itu perusahaan Arthur mengalami masalah besar.

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 158. Kehancuran Hati Yang Tak Tampak

    Jeremy saat ini sedang duduk dengan tenang di ruang tunggu tempat sang ayah ditahan. Setelah diminta oleh Wilda agar menjenguk sang ayah, Jeremy memutuskan untuk segera datang ke sana. Datang untuk melihat Hasan yang sepertinya khawatir pada putranya.Sudah 1 bulan Jeremy tak melihat keadaan ayahnya. Lantaran terlalu sedih atas kehilangan anak tercinta yang belum lahir, Jeremy melupakan kunjungan rutinnya ke rutan. Hingga ayahnya merasa firasat tak enak dengan sikap perubahan Jeremy yang lama tak datang."Kamu terlihat kurus," ujar Hasan membuyarkan lamunan Jeremy.Hasan diapit oleh dua petugas yang melepaskan borgol. Jeremy hanya menatap datar wajah sang ayah yang telah muncul keriput. Ia sama sekali enggan untuk sekedar menyahut Hasan."Bagaimana keadaanmu?" tanya Hasan dengan tatapan penuh kehangatan."Masih hidup dan masih bernafas dengan normal," jawab Jeremy dengan cuek.Hasan hanya tersenyum samar melihat sikap dingin yang ditunjukkan oleh putranya. Ia tahu bahwa Jeremy semak

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 157. Mengunjungi Makam

    Jeremy menatap sendu dua gundukan tanah berukuran kecil itu. Di sana terdapat dua putranya yang terbaring damai di keabadian. Satu putra lahir tanpa sepengetahuannya dan baru bertemu ketika berusia lebih dari 5 tahun. Dan satu putra lagi, belum sempat lahir karena terjadi komplikasi dan dapat membahayakan nyawa sang istri.Sudah satu bulan semenjak, Jeremy memutuskan untuk mengorbankan anaknya. Alka belum bangun dari koma. Istrinya, setelah melakukan operasi pengangkatan janin juga melakukan operasi lanjutan. Yaitu operasi pengangkatan tumor pada otak.Dua operasi besar yang dijalani oleh Alka berjalan sukses. Hanya tinggal menunggu kesadarannya saja. Dan itupun dipantau selama 24 jam oleh tim medis terbaik.Keputusan berat satu bulan yang dibuat dan ditandatangani oleh jeremy, membuat pria itu merasa bersalah karena tidak mengizinkan putranya lahir pada dunia. Namun, sekali lagi itu semua diambil dengan berat. Yaitu mengorbankan salah satu dari dua orang yang dia cintai. "Maafkan A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status