Share

CHAPTER 4 Bidadari Pagi

Jeremy, mendadak mengerem langkahnya, ketika melewati kamar yang terbuka di sebelah kamarnya.

“Aha…Bidadari pagi!” celetuknya, yang membuatnya mangkal dengan satu siku menyandar diambang pintu.

Tidak peduli isi perbincangan mereka berdua yang jelas baginya ini adalah anugrah di pagi hari. Seorang gadis dengan mata bulat sayu, hidung mancung tegas, bulu matanya dan alis yang  masih orisinil, rambutnya lurus terurai hitam panjang dengan penjepit mungil mengikat sebagian rambutnya.

Jeremy mengusap matanya. Meyakinkan bahwa ini bukan mimpi baginya. Selama dia berada di ambang pintu, selama itu pula ia mencuri pandang mengamati. Tawa manis gadis yang belum disapanya. Jeremy terpesona sembari berucap pelan,

 “Masih adakah gadis cantik seperti ini tanpa riasan menor tapi tapi sudah begitu cantik?” Jeremy tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

Di depan sana, bibir mungil polos tanpa polesan sama sekali, seperti memiliki magnet yang menghisapnya.

Apalagi, saat gadis tersebut berbicara atau tertawa kecil dengan bu Ratri seolah menggodanya untuk segera mendekat.

Peduli setan, meskipun tidak ada yang mempersilahkan dirinya memasuki kamar itu, bagi dia momen langka  ini adalah anugerah yang susah untuk dia lewatkan.

Sekonyong-konyong Jeremy duduk tepat di samping Nindia berada. Sementara, Bu Ratri duduk di kursi di depan Nindia. Tanpa basa basi Jeremy langsung menyodorkan tangannya dan mengajak berkenalan. 

“Hai cantik,  aku Jeremy anak pemilik rumah ini. Siapa namamu? Boleh kenalan?” tanyanya bertubi-tubi.

Nindia tak langsung menyambut tangan Jeremy. Dia memandang ke arah Bu Ratri yang senyum-senyum geli melihat tingkah majikan mudanya tersebut.

Merasa belum mendapatkan respon dari Nindia, Jeremy mengerlingkan mata  tepat di depan wajah Nindia.

“Hei bidadari, aku boleh tau namamu kan?” tanyanya sekali lagi.

Karena merasa begitu lucu Nindia pun tersenyum lalu membalas uluran tangan Jeremy dengan canggung,

“Aku Nindia."

Jeremy sangat bahagia karena Nindia menyambut perkenalannya dengan baik dan tutur kata ramah. Dia spontan menarik tangan Nindia dan mengecupnya pelan.

“Welcome to my home, Princess. Kamu adalah gadis tercantik yang pernah aku lihat," ucapnya penuh rayuan.

Bu Ratri yang mendengar ucapan anak majikannya itu pun tertawa dan meledek Jeremy di depan Nindia.

 “Halah non, begitu itu kelakuan Mas Jeremy. Ndak usah percaya, itu sudah dikatakan pada seribu anak gadis orang?” sergahnya sambil tertawa kecil.

“Yaelah, Bu Ratri kagak ngerti mana ekspresi cowok yang sungguhan dan mana yang bercanda. Dah ini Bu Ratri matiin pasaran gua ajalah” bantah Jeremy tidak terima. Alhasil diantara mereka malah tertawa termasuk Nindia.

Jeremy segera pamit setelah mendapatkan apa yang diinginkannya. Yaitu, berkenalan dengan Nindia, gadis lugu yang ternyata akan tinggal di rumah kediaman orang tuanya.

“Well.. bu Ratri, aku mau ngerjain tugas dengan teman-teman kampus, tolong sampaikan pak Minto siapkan mobilku ya, dan tolong juga jaga bidadari ini untukku” sembari melirik Nindia.

“Yakin Mas Jeremy udah mau berangkat sekarang? Gak nyesel sudah tidak lihat bidadari pagi?” goda Bu ratri sambil senyum-senyum menutup mulutnya dengan satu tangan.

“Sebenarnya masih pengen berlama-lama di rumah. Cuma, udah janjian, kagak enak kalo lama telat," jawab Jeremy.    

Tania dan Edward sudah siap di meja makan menyantap sarapannya, sedangkan Kevin sudah tampil necis rapi mengenakan jas duduk di depan mamanya. Ketika Jeremy turun dari tangga, mamanya memanggil.

“Pagi sayang, tidak sarapan dulu Jer?”

Jeremy segera menghampiri sang mama dan duduk disamping perempuan yang telah melahirkannya itu.

Jeremy mulai bertanya-tanya tentang keberadaan Nindia dalam rumah mereka. Dia ingin tahu banyak tentang gadis itu.

"Mah, gadis yang ada disebelah kamar Jeremy itu siapa? Apa benar dia akan tinggal di rumah kita mulai sekarang?" Tanyanya penasaran.

Kevin yang  mendengar pertanyaan jeremy--adiknya mulai merasa risih dan terganggu. Entah mengapa, dia merasa kesal karena adiknya itu menanyakan tentang Nindia.

"Sejak kapan lu kepo dengan kehidupan di rumah ini? Biasanya, lu paling anti dengan urusan apa pun," kata Kevin menatap Jeremy.

Jeremy yang kesal dengan pernyataan kakaknya, menggaruk rambutnya yang tidak gatal lalu menjawab,

“Ah, kak Kevin nggak bakal ngerti deh. Ini masalah hati pokoknya!” sergah Jeremy. Tak mau kalah Kevin lantas  menjawab lebih tinggi lagi,

"Apa yang lu tahu tentang masalah hati? Gak usah sok bijak lah. Mending kuliah yang bener terus bantu gue di kantor," lanjut Kevin lagi.

Edward dan Tania tertawa mendengar percekcokan diantara kedua putra mereka. Mereka saling pandang. Edward pun menceritakan tentang Nindia pada kedua putranya.

"Namanya Nindia. Dia gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan di mana papa menjadi donatur tetap di sana. Dia gadis pintar. Itu sebab papa dan mama memutuskan memberikan dia beasiswa dan memintanya pindah ke Jakarta untuk kuliah," ungkap sang papa menjelaskan.

Jeremy yang mengetahui jika Nindia akan berkuliah di kampus yang sama dengannya pun menyambut dengan suka cita.

 “Oh yeah ... artinya, Nindia bakal satu kampus dengan Jeremy. Wah, bakal jadi primadona dia nanti di kampus. Udah cantik, lembut dan masih orisinil lagi. Fix!! akan gue pamerin ke temen-temen gua. asiiiik dong!!”

Kevin nampak tidak bisa menerima ucapan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh Jeremy akan berita bahwa gadis itu kuliah di tempat yang sama dengannya.

"Bisa diem gak sih lu? Kita ini lagi makan. Lagian, buat apa sih lu kenalin gadis kampung itu ke temen-temen lu?" Ucap Kevin kesal.

Tentu saja, perubahan wajah dan kemarahan Kevin menjadi tanda tanya pada diri Jeremy. Tidak biasanya sang kakak seperti ini.

“Kok kakak jadi aneh. Sejak kapan sih kakak peduli sama seorang gadis? Bukan juga pacar kakak juga kan," tandas Jeremy kesal.  

Kevin akhirnya mengalihkan pandanganya dengan canggung dari Jeremy dan kembali menekuni sarapannya.

Kevin seolah seperti pencuri yang tertangkap basah. Bahkan, dalam hatinya, dia juga merasa aneh. Kenapa juga harus peduli dengan gadis kampung yang sama sekali tidak menarik untuknya.

Tania yang menangkap kejanggalan tersebut buru-buru mengalihkan topik pembicaraan supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 

“Jeremy mau disiapkan roti untuk sarapan?”

"Tidak usah, Mah. Selera makan Jeremy tiba-tiba hilang. aku berangkat dulu, Mah, Pah. Bye semua," ucapnya melirik sinis ke arah Kevin.

"Jangan pulang terlalu malam, Jeremy," ucap sang mama mengingatkan.

“Oke mah. Jeremy bakal pulang cepat, soalnya kan ada bidadari di rumah,” teriak Jeremy menghilang dari pandangan.  

Edward yang mengetahui ketegangan kedua putranya di meja makan itu lalu mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan soal pekerjaan pada Kevin.

“Hari ini kita ada meeting dengan klien di Thamrin. Sudah kamu siapkan proposalnya?" Tanya Edward pada putranya.

 “sudah, Pah,” jawab Kevin.

 “Pastikan kita mendapat tander tersebut. Profitnya akan besar sekali. Apa kalkulasi kalian tentang materialnya sudah jadi?” tanya Edward.

“Hampir, Pah. Ada satu klien kita di Kalimantan yang masih belum bisa di kontak,” jelas Kevin.

“Kalo begitu ganti saja vendor lain,” sambung Edward.

“Baik, Pah. Kevin konfirmasi dulu mana vendor yang siap support kita,” balas Kevin.

Tania kemudian bertanya  ketika pembicaraan ayah dan anak tersebut berakhir.

“Oh iya sayang kemarin mama ketemu dengan mamanya Miranda. Mama penasaran, sudah sejauh mana hubungan kalian? Sepertinya sudah waktunya meresmikan hubungan jika kalian sudah siap," ucap sang mama pada Kevin.

Kevin tidak menanggapi pertanyaan mamanya tentang perempuan bernama Miranda. Dengan berbasa-basi, ia memilih mengalihkan pembicaraan.

"Malam ini Kevin ada pertemuan dengan teman-teman. Mungkin akan sampai larut malam. Jadi, malam ini Kevin tidur di apartemen saja," ucapnya segera menyelesaikan sarapannya.

"Baiklah kalau begitu. Tapi, jangan lupa, kabari mama mengenai perkembangan hubunganmu dengan Miranda," ucap sang mama.

 "Kami tidak punya hubungan spesial, Mah. Hanya teman biasa," ucap Kevin berlalu dari hadapan kedua orang tuanya.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status