Miliarder Tampan Itu Jodohku!

Miliarder Tampan Itu Jodohku!

By:  Airlea Hayza  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
24Chapters
2.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Nindia, gadis cantik yang mengabdikan hidupnya untuk Yayasan Panti Asuhan tempat ia dibuang dan dibesarkan, tiba -tiba harus  rela meninggalkan dunia yang sudah begitu melekat dengan dirinya. Tak sebersit pikirnya untuk beranjak dari tempat tersebut, namun pengasuh yayasan membujuknya. Berbekal surat yang tertulis namanya beserta bubuhan tanda tangan Pak Edward, ia memberanikan diri untuk pergi ke ibu kota. Keluarga Pak Edward yang memiliki kehidupan berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat dengan kehidupan Nindia membuatnya harus menyesuaikan diri. Dalam perjalanan hidup selanjutnya, ia menemukan kenyataan bahwa sesungguhnya keluarga kandungnya yang telah tiada adalah orang berada. Belum lagi, kenyataan bahwa antara keluarganya dengan keluarga Pak Edward telah membuat kesepakatan tentang perjodohan dirinya dengan Kevin--putra laki-laki pertama mereka. Sungguh disayangkan, Kevin yang menjadi jodohnya memiliki kepribadian yang angkuh. Disamping itu, laki-laki itu pun tidak menyukai Nindia. Bagaimana perjalanan hidup Nindita dalam menemukan keluarganya? Lalu, apakah pernikahan akibat perjodohan yang dilakukan oleh keluarganya akan bertahan lama?

View More
Miliarder Tampan Itu Jodohku! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
24 Chapters
CHAPTER 1  Panti Asuhan
Selepas makan malam, seperti biasanya, Nindia akan membantu teman-temannya merapikan ruang makan. Lalu, dilanjutkan memandu adik-adik panti untuk belajar. Akan tetapi, saat ia hendak beranjak pada rutinitas lain, tangan umi menahan Nindita untuk tetap berada di sana.Tidak berapa lama, Abah datang menghampiri dan duduk disebelah umi. Saat itu Nindia sadar, ada sesuatu yang akan mereka sampaikan padanya. Ia kemudian memilih untuk segera duduk di depan keduanya. Kemudian, umi menatap ke arah suaminya dan memberi sebuah isyarat untuk menyampaikan sesuatu padanya.Abah tidak langsung bicara, melainkan hanya diam dan terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya membicarakan hal penting itu pada Nindia.Di Lingkungan panti, Abah dikenal sebagai sosok yang jarang bicara. Akan tetapi, jika Abah mulai bicara, semua orang akan diam dan mendengarkan dengan seksama. Terlebih, dengan intonasi suara yang tegas tapi tetap terlihat santun, membuat seluruh penghuni panti sangat menghormatinya.Abah mena
Read more
CHAPTER 2 Jadi Ini Gadis Kampung Itu?
Jakarta terlihat tenang di pagi hari kala Nindia membuka mata, perjalanan malam dari Klaten ke Jakarta membuatnya banyak tidur, meskipun tak terbilang nyenyak untuknya.Setidaknya dia cukup memejamkan mata dan sesekali melihat lampu malam di luar jendela kaca. Mobil tersebut hanya sekali istirahat di rest area, kemudian kembali menapak ke Jakarta.Nindia terpesona dengan pemandangan yang terpampang di depan matanya saat ini. Bagaimana tidak. Kemarin, dia hanya bisa melihat petak-petak sawah dan pepohonan, dan hanya bisa membayangkan suasana Jakarta dari gambar-gambar yang dia lihat di kalender dan dari cerita orang-orang.Saat ini, dia benar-benar melihat dengan mata kepala sendiri gedung-gedung pencakar langit terpampang jelas berdiri dengan angkuhnya."Selamat datang di Ibu kota Jakarta, Nindia," ucapnya nyaris tidak terdengar.Dengan noraknya dia membuka kaca jendela mobil dan mulai merasakan udara pagi Jakarta yang masih segar. Dia belum mengetahui bagaimana suasana Jakarta di si
Read more
CHAPTER 3 Kemewahan Yang Mau Tak Mau Harus Dinikmati
Senyum sepasang suami istri itu terasa hangat menyambut Nindia di ruang tamu. Sejenak, ada perasaan gundah dalam diri Nindia.Kekhawatiran Yang dianggap wajar bukan hanya pada Nindia yang akan menetap di rumah kediaman keluarga Edward selama dia kuliah di Jakarta.Nindia takut kehadirannya tidak diterima oleh keluarga itu. Terlebih, dengan sikap yang ditunjukkan. oleh Kevin--anak kedua mereka padanya. Namun, Nindia berusaha berpikir positif.Nindia berusaha mengambil simpati dari Tania--istri Edward yang tersenyum menatap ke arahnya. Dia berusaha menunjukkan sikap santun kepada kedua orang tua itu.Nindia melihat istri Pak Edward sangat menyukai kehadirannya. Ibu Tania nampak antusias memperlihatkan kamar yang akan menjadi milik Nindia nanti.Kamar itu kebetulan berdampingan dengan kamar milik Jeremy--anak ketiganya. Sementara, dua kamar lainnya menjadi tempat menginap untuk para tamu."Anggap aku sebagai ibumu sendiri. Jangan sungkan untuk menceritakan segala hal padaku," ucap Ibu Ta
Read more
CHAPTER 4 Bidadari Pagi
Jeremy, mendadak mengerem langkahnya, ketika melewati kamar yang terbuka di sebelah kamarnya.“Aha…Bidadari pagi!” celetuknya, yang membuatnya mangkal dengan satu siku menyandar diambang pintu.Tidak peduli isi perbincangan mereka berdua yang jelas baginya ini adalah anugrah di pagi hari. Seorang gadis dengan mata bulat sayu, hidung mancung tegas, bulu matanya dan alis yang masih orisinil, rambutnya lurus terurai hitam panjang dengan penjepit mungil mengikat sebagian rambutnya.Jeremy mengusap matanya. Meyakinkan bahwa ini bukan mimpi baginya. Selama dia berada di ambang pintu, selama itu pula ia mencuri pandang mengamati. Tawa manis gadis yang belum disapanya. Jeremy terpesona sembari berucap pelan, “Masih adakah gadis cantik seperti ini tanpa riasan menor tapi tapi sudah begitu cantik?” Jeremy tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.Di depan sana, bibir mungil polos tanpa polesan sama sekali, seperti memiliki magnet yang menghisapnya.Apalagi, saat gadis tersebut berbicara
Read more
CHAPTER 5 Perempuan Kesenangan
Dibalik kemudi, Kevin terngiang perkataan mamanya. Tapi, dia memilih tidak ambil pusing perkara tersebut.Baginya, Miranda adalah wanita kesenangan yang siap digauli kapan saja tanpa harus memikirkan status atau komitmen. Sama seperti perempuan lain yang dekat dengannya selama ini.Kevin memang sengaja mencari perempuan-perempuan yang memiliki pemikiran sama dengannya.Tentu saja tidak sulit bagi dia menemukan satu atau dua perempuan dalam waktu yang bersamaan tanpa harus terpikir untuk menikah kemudian punya anak.Menikah adalah hal berat menurutnya. Kenapa harus memiliki ikatan, ketika kedua belah pihak sudah cukup bahagia dan saling menguntungkan pikirnya.Baginya, satu-satunya tujuan berhubungan dengan perempuan hanya persoalan biologis, tidak lebih.Lagipula, belum tentu dalam perjalanan pernikahan dia atau sang perempuan, perasaan saling mencintai itu akan awet. Bisa jadi, diantara mereka akan tertarik dengan yang lain. Hal justru akan melukai perasaan pasangannya. Sebenarnya,
Read more
CHAPTER 6 Sebuah Tanda Tanya
Tania tengah sibuk di ruang tengah memilah baju yang dipesan dari butik langganannya untuk Nindia. Ibu tiga anak tersebut bak memiliki anak perempuan lagi, Nindia seolah seperti manekin yang siap di dandani mengikuti perkataan Tania. Nindia tak banyak protes dia mengikuti semua arahan dari Tania. “Ini sepertinya oke di kamu sayang” menempelkan satu stel baju berwarna biru muda di tubuh Nindia. “Tapi tant… maaf..ma, apakah ini tidak terlalu sempit untuk Nindia?” Jawab Nindia malu karena tidak terbiasa menggunakan celana ketat.“Ini bagus sayang,tidak terlalu ketat, pas ukurannya di kamu, iya kan bi Ratri?” Tanya Tania minta dukungan. “Iya non cocok banget, wis pokok e nyonya Tania gak bakal salah pilih” Jawab Ratri menyakinkan.Kevin yang memperhatikan mereka saat menuruni anak tangga, seolah terusik dengan kegiatan yang mereka lakukan. “Mama sedang apa sih?” Tanya kevin, protes seolah tak rela mamanya melakukan semua itu. “mama sedang pilihkan baju untuk Nindia, agar besok
Read more
CHAPTER 7 Tak Sedetikpun Ku Lupa
POV Kakek WidjayaSejak malam itu aku tak pernah sekalipun melupakan mata itu, mata sayu yang selalu membayangi malam-malamku, meskipun aku telah bersama orang lain namun dia tetaplah cawan canduku. “Lisa,,tak sedetikpun ku lupa akan dirimu” “Akankah gadis itu cucu Lisa, yang mana merupakan cucu kandungku? Aku telah menggagahinya berkali-kali ketika suaminya tengah berada di luar kota. Apakah mungkin? “Aku dipisahkan dari kekasihku Lisa ketika kami telah menjalin hubungan lebih dari tujuh tahun. Saat itu, keluarga kami tidak memiliki apa-apa yang untuk meminang Lisa. Semantara keluarga Lisa menginginkan seorang menantu yang mampu mencukupi kebutuhan Lisa,, sekaligus kebutuhan keluarga.Datanglah seorang laki-laki bernama Timo, meskipun saat itu Timo telah memiliki dua istri, namun tetap tak menyurutkan keinginan keluarga Lisa untuk menyerahkan anak gadisnya kepada Timo, laki-laki yang kurang ajar menurutku. Pada kenyataannya Lisa tak pernah mendapatkan perlakuan manis, malahan di
Read more
CHAPTER 8 Jodoh Itu Di Tangan Tuhan
Pagi ini Edward sedikit gusar lantaran obrolan dengan ayahnya semalam, seusai makan bersama. Beliau mengingatkan kepada Edward untuk mengatur Kevin agar lebih bisa menghargai perempuan terutama Nindia. Widjaya beranggapan Kevin terlalu dimanja oleh orang tuanya, sehingga dia tidak mampu berempati kepada penderitaan orang lain, terutama orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan.Selama ini Kevin memang tercukupi dari segi materi, bahkan untuk membiayai gaya hidupnya yang cenderung hedon. Atau mengadakan pertemuan dengan teman-temannya yang hampir dilakukannya setiap pekan. Ketika mendapat perkataan dari Kakek Kevin tersebut, Edward merasa begitu gagal sebagai seorang ayah yang seharusnya mendidik Kevin tidak hanya kognitif saja, namun tentu dia berharap bisa mendidik Kevin dari sisi emosional. Saat Tania memasangkan dasi Edward, laki-laki itu berkata kepada istrinya. “Sayang, menurutmu jika Kevin selalu bersinggungan dengan Nindia, apakah dia bisa memberikan pengaruh positi
Read more
CHAPTER 9 Perasaan Apa Ini?
Tok.. tok…tok…!“Gadis bodoh keluar kamu! aku sudah terlambat”. Teriak Kevin dari luar kamar Nindia.Tak ada suara sama sekali dari dalam, Nindia kelihatannya memang belum bangun. “Hey gadis tuli, bangun kamu, kau dengar aku tidak?!”Teriaknya sekali lagi. Diguncang- goncangnya gagang pintu Nindia, hingga membuatnya terbuka tanpa sengaja. Kevin langsung saja masuk dalam kamar Nindia, tanpa permisi, tanpa instruksi dari sang pemilik kamar. Di atas kasur terlihat Nindia yang masih tertidur, gadis tersebut baru saja tidur setelah subuh.Akhir-akhir ini Nindai memang memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan, dia sering menutup mata setelah fajar menjemput. Hanya saja kali ini dia sama sekali tidak mendengar alarm berbunyi. Bahkan saat Kevin datang membangunkannya. “Nindia…”Kevin memanggil nama gadis tersebut, namun Nindia tak juga lekas membuka mata. Seperti mendapat kesempatan emas pria itu duduk di samping Nindia, dengan sangat hati-hati. Senyum Kevin mengembang sembari dibela
Read more
CHAPTER 10 Bibirmu Terasa Manis!
Kring.. Kring.. Kring..“Halo”“Abah Riantiarno ada?”Suara berat seorang laki-laki terdengar di seberang sana, kala itu Puspa sedang bertugas membantu Abah mengoreksi pekerjaan siswa di ruang kerja, tangannya terhenti saat mendengar telepon yang mencari pimpinan yayasan mereka.“Abah masih mengajar di sekolah, apakah ada keperluan mendesak? Nanti saya sampaikan” balas Puspa. Saat ditanya demikian orang di seberang sana terdiam, solah berpikir apa yang hendak ia sampaikan, sementara hal yang ingin dia gali adalah informasi rahasia yang memang harus ditanyakan secara langsung. “Jam berapa Abah biasa pulang? ““Biasanya ba’da ashar sudah sampai di rumah” Sahut Puspa. “Kalau begitu saya akan datang sore ini” Jawab Laki-laki di seberang, segera ingin mengakhiri percakapan. Buru-buru Puspa mendesaknya dengan pertanyaan perihal nama, namun laki-laki tersebut kembali terdiam, tak lekas memberi jawaban. Jeda suara yang dirasa tak wajar oleh Puspa membuatnya berpikir macam-macam. Sement
Read more
DMCA.com Protection Status