Home / Lainnya / Militer Mengangkat Surgaku / 6. Mengorek Informasi 3

Share

6. Mengorek Informasi 3

Author: Cule Vie
last update Huling Na-update: 2021-09-01 11:50:39

" jadilah pemberontak yang baik ! Pemberontak yang tak merugikan banyak pihak ! Ingat meski  kamu di lahirkan oleh orang tuamu tapi Hari dan Tia juga punya jasa yang besar dalam membesarkan dan nerawatmu ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu mengembalikan data orang tuamu !namun perlu di ingat jangan sampai ada yang terluka ! Tugasmu berat  nak !"

" Aku tahu Bi," jawab Albi.

" Bagaimana cara aku terpisah dari keluarga kandungku sendiri Bi ! Ceritakanlah yang sebenarnya bi ! Aku mohon ! " Pertanyaan Albi yang mengharapkan sebuah kejujuran seorang Bi Ijah.

" Caranya yang salah karena sang nenek yang terlalu ikut campur dalam keluarga Ningsih yang sudah menikah !" 

" Hari tak kunjung di karuniai anak karena dia memberikan luka pada Ningsih Ibumu !"

" Hari berdosa !" 

" Kenapa Bi ? "Tanya Albi kembali .

" Hari merasa seolah tak berdosa karena sudah mencelakai Ningsih ! Ningsih menangis karena uang tabungannya yang tak kunjung di ganti ! Hari bisa menikahi Tia karena uang Ningsih ! Hari menggelar pesta dan Ningsih menggelar sajadah untu menangis ! Dan ia pun mengatakan sakit hatinya pada sang maha pencipta " kamu tidak akan punya anak" sumpah serapah yang di keluarkan mulut Ningsih yang bibi dengar sendiri karena saat itu bibi di suruh nenekmu untuk membereskan rumah usai hajatan kecil di pihak laki - laki "

" Bagaimanapun do'a seorang hamba yang terdzalimi pasti di jawab langsung oleh Rabb nya dan ingat kamu Albi segera minta maaf pada kedua orangtua kandungmu !" Bi ijah mengingatkan Albi.

" Seluruh uang Ningsih tersita habis oleh hajatan kecil di rumah nenekmu ! Dan Hasil uang amplop dari para tamu yang datang tak di bayar oleh Hari malah di serahkan pada pihak keluarga Tia ! Tak ada sepeser pun uang pengembaliannya hingga Ningsih ibumu harus keluar dari pekerjaannya karena tak ada sepeser pun untuk ongkos pulang pergi naik angkutan umum !"

" Ajaran dan didikan keluarga menjadi pengaruh besar dalam kehidupan besar kelak ! Nenek dan kakekmu mengajarkan ajaran kedzaliman ! Keangkuhan,ke egoisan,ke munafikan juga adu domba merupakan pelajaran yang salah yang di terima anak -anaknya di kemudian hari hingga keegoisan tumbuh di hati anak - anaknya. !"

" Kakak dan adik di Adu domba hingga timbul perpecahan saudara dan konflik berkepanjangan "

" Saudara dan saudara harusnya di ajarkan untuk saling menyayangi dan melengkapi bukan di jadikan alat untuk kepuasan ego !" Bi Ijah berkata demikian agar Albi tak salah langkah.

" Adikmu lahir di Bidan dekat rumah dan bapakmu saat itu tak ada pegangan uang ! Sementara Hari sang kakak seolah sedang menolongnya dan namanya berkibar seolah tak berdosa "

" Kebaikan Ningsih mengantarkan kebahagiaan tapi di balas dengan kebaikan yang membawa luka yaitu dengan membawa kamu sendiri dan di menangkan oleh nenekmu ! Tak adil memang ! Tapi menurutmu sendiri apa itu cara yang baik seorang kakak yang menghancurkan perasaan adiknya !" Tanya Bi Ijah.

'' caranya yang salah !" Jawab Albi pasti.

" Sekarang nasi ibarat sudah jadi bubur tak ada rasa saling pengertian dari pihak mana pun ?" 

" Ibumu terlalu penurut saking takut dengan kata " dosa " sementara dirinya di jadikan hinaan dari bibir para tetangga.

" Ini tugasmu bukan sembarang tugas ! Tugas yang harus di selesaikan tanpa meninggalkan masalah dan menorehkan luka pada siapa pun paham !"Bi Ijah menasehati.

" Iya Bi,Albi mengerti sekarang !"

Jam dinding terus berdetak memutari angka-angka tanpa lelah hingga Albi pun tersadar bahwa dirinya berkunjung sudah terlalu lama  dan ia pun pamit undur diri.

" Bi,Albi pamit pulang dulu ! Gak enak sudah malam ! Jadi gak enak karena sudah mengganggu waktu istirahat bibi !" Albi merasa tak enak hati .

" Datanglah kemari lagi ! Itu hanya cerita kecil yang baru bibi sampaikan ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu kembali ! Ingat menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan atau membuat masalah baru lagi ! Mengerti !" Bibi memperingati Albi.

Albi punpamit undur diri.ia berjalan menggunakan kedua kakinya.

Di sepanjang jalan pulang ia masih terus berpikir agar tindakannya kelak tidak melukai pihak mana pun.

Albi sudah sampai di kosannya dan Ridwan yang masih mendengarkan musik di hp nya lalu menyapanya.

" Tadi ada cewek datang kesini nyariin lu !" Ridwan memberi tahu Albi bahwa ada yang mencarinya.

" Terus " Albi menjawab sambil membuka celana jeans nya.

" Ceweknya bening ! Dapat dari mana bro ?" Ridwan mengintrogasi.

" Nyariin saya buat ?" Albi menghiraukan pertanyaan Ridwan karena baginya bukan hal penting untuk diceritakan.

"Gak tahu juga ! Orangnya langsung pergi juga !" Ridwan memberikan penjelasannya.

" Palingan juga Zahra ! Siapa lagi yang nyari saya kesini kalau bukan dia orangnya " albi berbicara dalam hati.

" Cape...udah makan belum ?" Tanya Albi sambil duduk di lantai.

" Belum...ke warteg yuk !" Ajak Ridwan.

" Gak usah ! Tuh tadi gue beli dua porsi ! Ayo cepet ambil piring sekalian !" Perintah Albi dan Ridwan pun bergegas mengambil piring.

" Tumben baik...!" Jawab Ridwan sambil cengengesan.

" Iya lah gue mah baik orang nya !" Albi membusungkan dadanya tanda ia sedang menyombongkan dirinya sendiri.

" Lu sekolah tamatan apa ?" Tanya Ridwandi sela makannya.

" Ya,jelas gak tamat lah sekolah nya ! Ini buktinya jadi kuli sana kayak lu !" Albi sengaja menyembunyikan jati dirinya sendiri.

" Iya juga ya !" Ridwan tak sedikit pun curiga bahwa sebenarnya Albi berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri yang di idamkan banyak orang.

" Mudah-mudahan anak gue kelak gakkayak gue nasibnya gini  ! Jadi kuli !mudah-mudahan jadi boss deh minimal ! Punya usaha sendiri ! Gak kerja di orang !" Harapan Ridwan untuk anaknya nanti.

'' itu do'a bagus bener !yang jadi pertanyaan emang udah ada calonnya yang mau sama lu !" Pertanyaan Albi menyindir Ridwan.

"Ya,kali aja ada !"jawab Ridwan walaupun jawaban tersebut belum pasti.

" Gak usah pesimis ! Bangun dulu rumah! Bini mah belakangan ! Entar juga kalau rumah,motor udah ada cewek pada nyamperin ! Iya gak iya gak"Albi berbicara sambil menaikkan halisnya.

" Bener juga ! Kita cowok tinggal milih ! Mau yang muda atau sepantaran sama kita !" Ridwan menerawang masa depannya.

" Semangat bro....!" Albi memberi semangat .

Setelah selesai menyantap hidangan makan malamnya kemudian Albi masih mengajak Ridwan mengobrol.

" Kamu sendiri sekolah tamatan apa ?" Tanya Albi hati-hati.

"SMP ! Mau lanjut SMA macet di rupiah" Ridwan menjelaskan keadaannya saat itu.

" Takdir ke depan gak ada yang tahu bro ! Jalani aja kayak air mengalir !"Albi bermaksud menyabarkan Ridwan.

" Bener ...terus udah tamat SMP langsung kuli !" Tanya Albi pelan mengorek teman sekamarnya.

" Nggak langsung jadi kuli sih ! Bantu orang tua jagain kios dulu tapi lama-lama jadi bosan juga ! Kalau lagi rame sih enak buat usir kejenuhan tapi kalau lagi sepi,suntuk bener !"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status