Share

6. Mengorek Informasi 3

" jadilah pemberontak yang baik ! Pemberontak yang tak merugikan banyak pihak ! Ingat meski  kamu di lahirkan oleh orang tuamu tapi Hari dan Tia juga punya jasa yang besar dalam membesarkan dan nerawatmu ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu mengembalikan data orang tuamu !namun perlu di ingat jangan sampai ada yang terluka ! Tugasmu berat  nak !"

" Aku tahu Bi," jawab Albi.

" Bagaimana cara aku terpisah dari keluarga kandungku sendiri Bi ! Ceritakanlah yang sebenarnya bi ! Aku mohon ! " Pertanyaan Albi yang mengharapkan sebuah kejujuran seorang Bi Ijah.

" Caranya yang salah karena sang nenek yang terlalu ikut campur dalam keluarga Ningsih yang sudah menikah !" 

" Hari tak kunjung di karuniai anak karena dia memberikan luka pada Ningsih Ibumu !"

" Hari berdosa !" 

" Kenapa Bi ? "Tanya Albi kembali .

" Hari merasa seolah tak berdosa karena sudah mencelakai Ningsih ! Ningsih menangis karena uang tabungannya yang tak kunjung di ganti ! Hari bisa menikahi Tia karena uang Ningsih ! Hari menggelar pesta dan Ningsih menggelar sajadah untu menangis ! Dan ia pun mengatakan sakit hatinya pada sang maha pencipta " kamu tidak akan punya anak" sumpah serapah yang di keluarkan mulut Ningsih yang bibi dengar sendiri karena saat itu bibi di suruh nenekmu untuk membereskan rumah usai hajatan kecil di pihak laki - laki "

" Bagaimanapun do'a seorang hamba yang terdzalimi pasti di jawab langsung oleh Rabb nya dan ingat kamu Albi segera minta maaf pada kedua orangtua kandungmu !" Bi ijah mengingatkan Albi.

" Seluruh uang Ningsih tersita habis oleh hajatan kecil di rumah nenekmu ! Dan Hasil uang amplop dari para tamu yang datang tak di bayar oleh Hari malah di serahkan pada pihak keluarga Tia ! Tak ada sepeser pun uang pengembaliannya hingga Ningsih ibumu harus keluar dari pekerjaannya karena tak ada sepeser pun untuk ongkos pulang pergi naik angkutan umum !"

" Ajaran dan didikan keluarga menjadi pengaruh besar dalam kehidupan besar kelak ! Nenek dan kakekmu mengajarkan ajaran kedzaliman ! Keangkuhan,ke egoisan,ke munafikan juga adu domba merupakan pelajaran yang salah yang di terima anak -anaknya di kemudian hari hingga keegoisan tumbuh di hati anak - anaknya. !"

" Kakak dan adik di Adu domba hingga timbul perpecahan saudara dan konflik berkepanjangan "

" Saudara dan saudara harusnya di ajarkan untuk saling menyayangi dan melengkapi bukan di jadikan alat untuk kepuasan ego !" Bi Ijah berkata demikian agar Albi tak salah langkah.

" Adikmu lahir di Bidan dekat rumah dan bapakmu saat itu tak ada pegangan uang ! Sementara Hari sang kakak seolah sedang menolongnya dan namanya berkibar seolah tak berdosa "

" Kebaikan Ningsih mengantarkan kebahagiaan tapi di balas dengan kebaikan yang membawa luka yaitu dengan membawa kamu sendiri dan di menangkan oleh nenekmu ! Tak adil memang ! Tapi menurutmu sendiri apa itu cara yang baik seorang kakak yang menghancurkan perasaan adiknya !" Tanya Bi Ijah.

'' caranya yang salah !" Jawab Albi pasti.

" Sekarang nasi ibarat sudah jadi bubur tak ada rasa saling pengertian dari pihak mana pun ?" 

" Ibumu terlalu penurut saking takut dengan kata " dosa " sementara dirinya di jadikan hinaan dari bibir para tetangga.

" Ini tugasmu bukan sembarang tugas ! Tugas yang harus di selesaikan tanpa meninggalkan masalah dan menorehkan luka pada siapa pun paham !"Bi Ijah menasehati.

" Iya Bi,Albi mengerti sekarang !"

Jam dinding terus berdetak memutari angka-angka tanpa lelah hingga Albi pun tersadar bahwa dirinya berkunjung sudah terlalu lama  dan ia pun pamit undur diri.

" Bi,Albi pamit pulang dulu ! Gak enak sudah malam ! Jadi gak enak karena sudah mengganggu waktu istirahat bibi !" Albi merasa tak enak hati .

" Datanglah kemari lagi ! Itu hanya cerita kecil yang baru bibi sampaikan ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu kembali ! Ingat menyelesaikan masalah tanpa meninggalkan atau membuat masalah baru lagi ! Mengerti !" Bibi memperingati Albi.

Albi punpamit undur diri.ia berjalan menggunakan kedua kakinya.

Di sepanjang jalan pulang ia masih terus berpikir agar tindakannya kelak tidak melukai pihak mana pun.

Albi sudah sampai di kosannya dan Ridwan yang masih mendengarkan musik di hp nya lalu menyapanya.

" Tadi ada cewek datang kesini nyariin lu !" Ridwan memberi tahu Albi bahwa ada yang mencarinya.

" Terus " Albi menjawab sambil membuka celana jeans nya.

" Ceweknya bening ! Dapat dari mana bro ?" Ridwan mengintrogasi.

" Nyariin saya buat ?" Albi menghiraukan pertanyaan Ridwan karena baginya bukan hal penting untuk diceritakan.

"Gak tahu juga ! Orangnya langsung pergi juga !" Ridwan memberikan penjelasannya.

" Palingan juga Zahra ! Siapa lagi yang nyari saya kesini kalau bukan dia orangnya " albi berbicara dalam hati.

" Cape...udah makan belum ?" Tanya Albi sambil duduk di lantai.

" Belum...ke warteg yuk !" Ajak Ridwan.

" Gak usah ! Tuh tadi gue beli dua porsi ! Ayo cepet ambil piring sekalian !" Perintah Albi dan Ridwan pun bergegas mengambil piring.

" Tumben baik...!" Jawab Ridwan sambil cengengesan.

" Iya lah gue mah baik orang nya !" Albi membusungkan dadanya tanda ia sedang menyombongkan dirinya sendiri.

" Lu sekolah tamatan apa ?" Tanya Ridwandi sela makannya.

" Ya,jelas gak tamat lah sekolah nya ! Ini buktinya jadi kuli sana kayak lu !" Albi sengaja menyembunyikan jati dirinya sendiri.

" Iya juga ya !" Ridwan tak sedikit pun curiga bahwa sebenarnya Albi berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri yang di idamkan banyak orang.

" Mudah-mudahan anak gue kelak gakkayak gue nasibnya gini  ! Jadi kuli !mudah-mudahan jadi boss deh minimal ! Punya usaha sendiri ! Gak kerja di orang !" Harapan Ridwan untuk anaknya nanti.

'' itu do'a bagus bener !yang jadi pertanyaan emang udah ada calonnya yang mau sama lu !" Pertanyaan Albi menyindir Ridwan.

"Ya,kali aja ada !"jawab Ridwan walaupun jawaban tersebut belum pasti.

" Gak usah pesimis ! Bangun dulu rumah! Bini mah belakangan ! Entar juga kalau rumah,motor udah ada cewek pada nyamperin ! Iya gak iya gak"Albi berbicara sambil menaikkan halisnya.

" Bener juga ! Kita cowok tinggal milih ! Mau yang muda atau sepantaran sama kita !" Ridwan menerawang masa depannya.

" Semangat bro....!" Albi memberi semangat .

Setelah selesai menyantap hidangan makan malamnya kemudian Albi masih mengajak Ridwan mengobrol.

" Kamu sendiri sekolah tamatan apa ?" Tanya Albi hati-hati.

"SMP ! Mau lanjut SMA macet di rupiah" Ridwan menjelaskan keadaannya saat itu.

" Takdir ke depan gak ada yang tahu bro ! Jalani aja kayak air mengalir !"Albi bermaksud menyabarkan Ridwan.

" Bener ...terus udah tamat SMP langsung kuli !" Tanya Albi pelan mengorek teman sekamarnya.

" Nggak langsung jadi kuli sih ! Bantu orang tua jagain kios dulu tapi lama-lama jadi bosan juga ! Kalau lagi rame sih enak buat usir kejenuhan tapi kalau lagi sepi,suntuk bener !"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status