Albi pun masih terus berjalan mengikuti arahan warga yang tadi di temuinya.
Hingga ia menemukan rumah yang di tujunya.
"Rumahnya bagus ! Tapi,kenapa Bi Ijah masih berjualan keliling ya ! Mungkin ia punya alasan sendiri" Albi berbicara dalam hati karena merasa heran.
Dilihatnya Bi Ijah sedang mengawasi beberapa cucu-cucunya di sekitaran teras rumahnya.
" Assalammu'alaikum " sapa Albi dengan ramah .
"Wa'alaikum salam " jawab Bi Ijah dengan ramah.
"Eh...nak Albi ayo,sini masuk !"Bi Ijah dengan ramah mempersilahkan tamunya masuk.
"Ganggu gak bi" tanya Albi pelan takut kalau kedatangannya mengganggu yang punya rumah.
"Nggak ganggu ! Bibi senang nak Albi mau berkunjung kesini !" Jawab kembali Bi Ijah dengan ramah.
"Sana...main sama yang lain dulu !" Bi ijah menyuruh cucu-cucunya untuk tidak berada di ruang tamu.
" Nanti bibi buatkan minum dulu ya " Bi Ijah undur diri pada tamunya.
Tak lama Bi Ijah pun kembali membawa minuman untuk di suguhkan kepada tamunya.
" Bi,saya gak mau bertele-teke ! Maksud kedatangan saya kesini hanya untuk mencari informasi tentang saya dan keluarga saya !" Albi menjelaskan maksud kedatangannya.
" Maksud saya,saya tidak mengerti kenapa ke lima saudara ibu seperti terlihat kurang senang dengan ibu dan bapak saya !"Albi ingin mengetahui lebih dalam lagi.
" Saudara yang mana dulu ! Semua saudara ibumu ada lima !" TanyaBi Ijah kembali.
" Semuanya !apa bibi tahu juga saya di pisahkan karena apa alasannya ?"tanya Albi masih penasaran.
" Saya kabur dari rumah bi, sungguh saya menyesali telah berbuat dzalim pada kedua orang tua kandung saya karena saat itu saya gak tahu ! Demi Allah Bi !" Kini cucuran air mata mengalir di sudut mata Albi bahwa ia menyesali perbuatannya.
" Boleh saya tahu alasannya Albi keluar dari rumah dulu !biar nanti saya tidak salah langkah !" Tanya Bi Ijah yang ingin tahu alasannya.
" Saya baru mengetahuinya sebulan yang lalu Bi,saat itu saya mendengar pembicaraan Pak Kimin yang sedang mengobrol dengan Bi Rokayah isterinya dan dari situ saya memutuskan untuk berhenti kuliah dan berjanji pada diri saya sendiri untuk bisa mengembalikan data diri saya baik di Akte kelahiran,KTP atau di dokumen penting lainnya !" Albi ingin mengembalikan harga diri ibu dan bapaknya.
" Ibu Ningsih dan Pak Wawan lah yang saya inginkan di identitas mana pun !"tambah Albi.
" Apa yang kamu bilang benar semuanya! Sekarang saat nya lah kamu yang mengangkat ibu bapakmu kembali" Bi ijah memberi semangat pada Albi.
" Apa Ayah atau ibu angkat saya tahu rumah bibi yang sekarang !" Tanya Albi pasti.
"Bibi pastikan mereka tidak mengetahuinya karena sudah dua puluh lima tahun bibi tinggal di sini ! Dan kami belum pernah bertemu kembali" Bi Ijah menjawab agar Albi merasa tenang.
"Sudah lama ibumu di perlakukan tidak adil dari saat ia kecil pun sudah sering di pukuli ibunya sendiri ! Bibi sering melihat dia menangis sendiri di atas madrasah di belakang masjid ! Karena dulu Bibi sering membersihkan madrasah dan masjid !" Bi Ijah nenerawang kembali masa lalunya.
" Jika ada kesalahan sedikit saja maka ibunya akan melakukan pukulan ! Padahal ia anak yang pintar ! Di sekolah SD nya dulu ia selalu mendapatkan rangking kelas masuk ke dalam lima besar "
" Ia anak yang tak banyak menuntut apa pun ! Dan ibumu pun tak pernah berani membantah semua perkataan ibunya karena ia sendiri sangat ketakutan ! Pukulan atau umpatan kasar selalu di dapatnya ! Tak ada kesan baik yang berarti yang di didapatkannya !"
" Nenekmu dulu seorang buruh kecil ! Setiap tetangga yang menyuruhnya untuk bekerja pasti ia tak pernah menolaknya ! Sejak kecil ibumu lah yang mengurus rumah mulai dari menyapu,mengepel,mengistrika baju hingga mencuci piring dan menjaga ke empat adiknya !"
" Lalu Hari kemana kakaknya ?" Tanya Albi.
"Hari ia anak yang di manja ! Jika Ningsih harus menyelesaikan tugas pekerjaan rumah !maka,Hari hanya bersantai mendengarkan lagu musik di radio ! Hal yang paling sering bibi dengar adalah saat Ningsih meminta uang jajannya ! Sungguh bibi melihatnya sendiri ia tak diberi sepeser pun dan yang di beri hari ! Hal wajar bila Ningsih meminta karena sudah lelah menjaga ke empat adiknya dan mengurus rumah"
" Kenapa Ibuku tak pernah melawan orang tuanya !" Tanya Albi.
" Pernah bibi juga menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang kamu bicarakan barusan ! Jawabannya karena ia takut dosa bagaimanapun surga ada di telapak kaki ibu itu jawaban yang keluar dari mulut ibumu sendiri !"
" Padahal ibumu punya jasa yang besar untuk ke empat adiknya !"
" Jasa ? Jasa apa ? " Tanya Albi kembali.
" Kita ceritakan dulu tentang ibumu sampai selesai ! Jangan sampai kau mendengar setengahnya saja !"
" Lanjutkan lah Bi "
" Umpatan atau sumpah serapah selau di dapatnya sampai ia sudah menikah dengan bapakmu !"
" Dulu bapakmu punya usaha bengkel kecil-kecilan di depan teras rumah nenekmu ! Biaya makan sehari - hari ia tanggung ! Namun,karena pada dasarnya nenekmu tak pernah menyukai ibumu maka nama yang mencuat ke permukaan adalah Rika karena ia memiliki paras yang cantik rupawan "
" Ibumu selalu berkata bahwa apa - apa yang di dapatnya selalu dari Rika padahal nyatanya Ningsih pun ikut andil dalam memenuhi kehidupan keluarga "
" Bengkel ayahmu yang sedang rame di umpatnya dengan perkataan kasar sampai kami para tetangga juga kesal dengan tingkahnya yang tak pernah berubah hingga bapakmu memilih tinggal di kontrakan dan menutup bengkel kecil miliknya "
"Dan Supri juga adik ibumu di ajari ayahmu cara membetulkan motor yang rusak namun sayang ajaran kebaikan di beri bapakmu dengan suka rela dan lemparan baju serta kamar yang di tempati Ningsih di jadikan kamar miliknya itulah balasan yang Supri berikan "
" Bibi pernah bertanya kenapa kamu memilih keluar dari rumah ! Sayang ngontrak mending uangnya di tabung ! Dan ibumu menjawab bahwa hak nya sebagai ahli waris sudah terlepas dan sudah terucap dari mulut ibunya sejak ia duduk di bangku kelas empat SD dan sejak itu ia paham betul bahwa yang di ucapkan seorang ibu adalah do'a ! "
" Dan dalam setiap harinya ibumu selalu meng Aamiinkan ucapan nenekmu yang sudah tak bisa menjadi ahli waris !"
" Jasa bapak ibumu tak pernah di anggap oleh nenekmu bahkan nama kedua orangtua kandungmu juga tak pernah berkibar dengan gagah !"
" Nama ibu bapakmu di jelek-jelekkan oleh nenekmu ! Ya seperti itulah hidup ibarat pepatah yang mengatakan habis manis sepah di buang "
" Jangan pernah berputus asa ! Angkatlah kembali derajat kedua orang tuamu ! Dan pastikan itu kibarkanlah kembali nama orang tuamu !"
" Karena dari keduanya kamu terlahir ! Jika kamu berontak pun tak ada yang salah ! Teruskan berjuang !"
Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya
Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa
" berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka
" jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli
Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs
" jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A