Author’s POV
“Sekian dari saya pak…” ujar gadis itu setelah menjelaskan apa saja yang ia kerjakan dan pelajari dari pekerjaannya hari ini. Selama gadis itu menjelaskan, pria itu hanya fokus kepada paras gadis itu yang sangat elok untuk dipandang. Ia sesekali tersenyum samar kepada gadis itu, ia sangat memuja kecantikan natural yang gadis itu miliki,
Pria itu terus memandangnya tanpa menyadari jika gadis itu sudah selesai menjelaskan semuanya. Ia baru saja tersadar ketika gadis itu memanggilnya dan saat itulah ia kembali ke dunia nyata. Matanya kembali fokus kepada gadis itu untuk menanyakan;
“Ah… iya, sudah seberapa persen karakter itu kamu kerjakan?”
“Sejauh ini masih 30% an pak…” ujarnya membuat pria itu mengangguk mengerti,
“Kapan targetmu bisa mengerjakannya hingga selesai?”
“Lusa… saya usahakan lusa akan saya selesai…”
Author’s POVDi jalan, gadis itu bertemu dengan Adrian yang tengah berdiri di depan lift. Beruntung pria itu tidak melihatnya. Dengan cepat, ia membuka pintu dan menutupnya dengan perlahan.Ia menghela nafas lega ketika ia sudah masuk ke dalam ruangan tempat ia bekerja,"Kenapa ngendap-ngendap begitu?" celetuk Seira, membuat gadis itu kaget bukan main bahkan sampai gadis itu memekik. Ia berbalik melihat Seira yang tengah mengerutkan keningnya dengan heran. Ia juga melihat sekitarnya yang sudah kosong.“Kamu kenapa, Naomi?” tanya Seira, mengembalikan kesadaran gadis itu seperti semula,“E-enggak ada kok kak… a-aku hanya ingin mengambil barangku aja,” ujarnya sembari berjalan ke mejanya dan merapikan mejanya. Seira masih diam, menatap ada yang tidak beres dengan gadis itu. Ia pun berjalan mendekat gadis itu dan matanya mengekori setiap pergerakan yang gadis itu buat,“Kamu habis dari
Author’s POVGadis itu mengerutkan keningnya begitu ia menyadari jika pria itu tidak berjalan ke arah rumahnya. Ia sangat bingung, sebenarnya apa yang menjadi rencana pria itu terhadapnya.“Apa aku sedang diculik?” batinnya dengan was was. Ia melirik Alex yang belum juga menyadari kebingungan yang gadis itu rasakan kepadanya. Bagaimana pria itu bisa sesantai itu terhadapnya? Bukankah jika pria itu benar-benar membawa gadis itu ke suatu tempat, seharusnya pria itu mengatakannya kepada dirinya, bukan?Tapi mengapa pria itu masih diam saja?“Kamu ingin membawaku kemana?” tanya gadis itu dengan bingung. Alex meliriknya sejenak dan memasang senyum manisnya untuk menjawab pertanyaan gadis itu,“Apa kamu ingat saat kamu bilang ke Adrian kalau kamu akan pergi ke suatu tempat bersama dengan ‘temanmu’ itu?”Gadis itu mengangguk,”Lalu?” tanyanya dengan bingung,
Author’s POV“Kau tidak bisa mengemudi jika kau masih mengantuk seperti itu,” ujar gadis itu, membuat pria itu menaikkan alisnya ketika Naomi mulai melepaskan tangannya dari Alex.Alex sangat menyayangkan hal itu.“Jadi kali ini, aku yang menyetir,” ujarnya yang berhenti berjalan dan berbalik kepada Alex yang masih menyimak perkataannya. Gadis itu sebelumnya memang selalu membawa mobil ketika ia masih SMA dulu. Saat itu ia masih ingat saat ayahnya membelikannya sebuah mobil sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 16 tahun. Namun sayangnya, mobil itu harus ia jual karena sang ayah yang sudah bangkrut.“Tapi jika kau menyetir, lalu siapa yang mengantarku pulang dengan keadaan mengantuk seperti ini?” tanya pria itu yang juga menjadi buah pikiran gadis itu,“Aku tidak mungkin membawanya pulang. Ada ayah, aku tidak ingin ayah salah paham,” batinnya yang masih bingung.&
Author’s POVPria itu semakin erat memeluknya dengan dagu yang ia letakkan di bahu gadis itu. Naomi sangatlah mungil untuknya yang tingginya mencapai 1.87m. Naomi terdiam sejenak, menikmati kehangatan yang mulai menjalar dalam dirinya. Perasaan seperti ini benar-benar mengingatkannya ketika pria itu memeluknya untuk pertama kalinya,Rasanya begitu nyaman,“Bukankah kau berjanji untuk mengapa-apakanku?” tanya gadis itu, membuat pria itu memeluknya semakin erat.“Tapi kita kan sekarang tidak di ranjang…”“Perkataanmu memang sangat ambigu,” ujar gadis itu sebelum Alex menumpukan dagunya ke bahu gadis itu. Alex memeluk perut gadis itu lebih erat lagi. Sejujurnya, bukan hanya Naomi saja yang merasakan kehangatan dan kenyamanan yang Alex berikan kepadanya. Pria itu juga merasakan hal yang sama. Ia berharap ia bisa selamanya berada di posisi seperti ini bersama dengan Naomi,“A
Author’s POV“M-mau kemana?” tanya gadis itu begitu ia melihat Alex mengundurkan diri darinya.“Aku mau mandi…” ujarnya sembari memutar tubuhnya kembali, menatap Naomi yang masih duduk di ranjangnya. Alex memutuskan untuk berendam di air sejuk untuk menyejukkan dirinya dan menenangkan dirinya dan gairahnya yang sedang ia tekan.“A-aku juga nanti mandi ya…” ujar gadis itu, membuat pria itu terkekeh“Bagaimana jika kita mandi bareng,” tawar pria itu membuat gadis itu dengan refeks menyilangkan dadanya menggunakan tangannya. Hal itu membuat pria itu terkekeh,“Tadi kau tidak bersikap seperti itu saat kita berciuman,” godanya membuat wajah gadis itu memerah. Ia lagi-lagi tersenyum karena gadis itu yang bertindak sangat menggemaskan untuknya. Alex kemudian membuka lemarinya dan mengambil kaos, celana pendek dan handuk untuk gadis itu kenakan,Ia melem
Author’s POVNaomi tengah menunggu pak ojol untuk mengantarkan makanannya. Sementara perutnya sering berbunyi, pria itu tidak bisa menahan kekehannya mendengar suara perutnya yang terus saja bersuara dengan sendirinya,“Naga di perutmu lagi meraung tuh…” ujar pria itu yang diangguki malas oleh gadis itu,“Aku sangat lapaarr,” rengeknya sembari mengelus perutnya. Gadis itu masih menunggu notifikasi yang masuk ke ponselnya. Berselang beberapa menit akhirnya sang ojol menelepon gadis itu dan mengatakan jika ia sudah di depan rumah.Dengan cepat, gadis itu langsung membuka pintu dan menyambut makanan yang sudah dibawakan oleh ojol tersebut.Dengan senyuman sumringah gadis itu berterimakasih kepada pak ojol tersebut, “Terima kasih ya, pak,”“Sama-sama neng,” ujar pak ojol yang kemudian kembali ke motornya untuk pergi. Gadis itupun masuk ke dalam rumah dan menutup pintun
Author’s POV“Sudah siap?” tanya Alex yang diangguki oleh Naomi. Keduanya melangkah ke mobil dengan cepat, mumpung tidak ada tetangga yang sedang melihat mereka berdua bersama. Alex pun memainkan setirannya dan mulai menyetir untuk keluar dari perumahannya,“Bagaimana tidurmu?” tanya pria itu, membuat gadis itu yang awalnya sedang melihat ponselnya, mengalihkan pandangannya kepada Alex,“Baik… nyaman sih. Kasurmu empuk soalnya, heheh,”Pria itu terkekeh,”Kau ingin kasur sepertiku?”“Tentu saja! Kasur di rumahku keras. Gak ada empuk-empuknya…” ujarnya membuat pria itu berinisiatif untuk membelikan kasur baru kepada gadis itu secara diam-diam. Ia akan menentukan momen yang pas untuk memberikannya kepada gadis itu.“Jadi nanti aku mengantarmu ke rumah, lalu menunggumu untuk menukar baju saja kan?” ujar pria itu yang diangguki oleh gadis
Author’s POVGadis itu tengah sibuk dengan model yang sedang ia kerjakan sampai ia tidak sadar ada Adrian yang ada di belakangnya yang tengah memantau dirinya dari belakang. Seperti biasa, pria itu hanya diam, mengamati cara gadis itu bekerja.Karena tahu Naomi gampang terkejut, pria itu sengaja untuk memanggilnya dan membuat gadis itu terkejut karenanya…“Naomi!”“Oh astaga! Kau benar-benar mengagetkanku!”“Kenapa sih doyan banget buat aku kaget,” ujar gadis itu yang sedang mengelus dadanya,“Kamu aja yang terlalu serius ngerjain, sampai gak sadar aku ada di belakangmu,” ujarnya yang diiyakan saja oleh Naomi.“Gak ada kerjaan lain apa selain buat orang terkejut,” ujar gadis itu dengan menyipitkan matanya seakan ia tengah memberikan tatapan sinisnya kepada Adrian.Adrian terkekeh sejenak,“Aku periksa boleh?” tanya pria itu yang d