Esok harinya, Khahitna yang tidur di ruang tamu bangun lebih awal dari Albert. Dia menerima telepon dari adik perempuan Rafael: Rachel yang berada di negara tetangga.
"Kakak Ipar! Apakah kakakku baik-baik saja? Ibuku menelepon dan mengatakan Kakak sedang sakit. Kakak Iparku Sayang, aku mohon padamu, jangan menceraikannya, oke! Aku tahu dia pasti sudah membuat masalah denganmu, tetapi begitulah Kakak kalau lagi sakit." Rachel berkata dengan suara yang penuh permohonan. Khahitna bangun dan menyisir rambutnya sambil berpikir, "Sepertinya memang hanya karena sakit. Hah, baiklah Rafael. Aku akan memaafkanmu kali ini." Dia memaksakan senyum, lalu menjawab Rachel, "Tidak masalah. Dia baik-baik saja. Mungkin hanya tertekan karena pekerjaannya." "Dia bekerja sangat keras. Mentalnya pasti rusak. Hu! Aku tidak akan meminta jajan lagi kepadanya. Dia bekerja keras untuk kami." Rachel bersedih di telepon. "Ya. Kau hanya harus belajar dengan baik." Khahitna penuh pengertian meski hanya untuk Rachel, adik iparnya. "Tentu. Baik, Kakak Ipar, aku tidak tahu jam berapa sekarang di sana, tetapi di sini jam dua belas siang. Aku harus masuk jam satu. Selamat tinggal, Kakak Iparku Sayang. Jaga dirimu baik-baik. Titip Kak Rafa, ya. Huhuhu! Dia pasti akan meminta yang tidak-tidak. Pukul saja kalau dia meminta aneh-aneh seperti orang mengidam." Rachel berkata dengan semangat. Khahitna berkata, "Ya." Kemudian, memutus sambungan telepon dan keluar dari kamar. Wanita berambut pirang itu melihat ke kamarnya yang tertutup rapat, tetapi tidak dikunci. Dia masuk untuk memastikan Rafael di dalamnya. Ketika berada di dalam, Khahitna melihat Rafael yang masih tidur. Sekarang memang masih terlalu dini. Dia hanya terbiasa bangun lebih awal karena jam biologis yang dibentuk bertahun-tahun oleh beratnya pekerjaan. Di ranjangnya, Rafael tidak sekacau semalam. Bibirnya memiliki lebih banyak warna darah dengan hidung kecil dan mancung yang kembali berwarna kulit. Lumayan. Kalau dilihat-lihat, suaminya tidak begitu buruk dalam hal penampilan. Tinggi 180 sentimeter, berkulit putih khas Asia, memiliki sepasang mata rusa dengan alis tebal yang rapi, dan tentu saja bibir berwarna cerah. Manis. Akan tetapi, penampilan seperti ini terlalu sering lalu-lalang di depannya. Dia tidak tertarik secara mendalam. "Sepertinya hampir sembuh. Dia tidak akan membuat kekacauan lagi." Khahitna optimis dan hendak pergi untuk mandi. Akan tetapi, pada saat yang sama, Rafael bangun. Yang pertama dilihatnya adalah punggung wanita tinggi ditutupi rambut pirang. Jelas itu bos wanita yang memegang nyawanya! Yang tidak berperasaan! Dan, tidak mencintainya. Rafael cemberut. "Khahitna ...." Panggilan Rafael penuh rengekan. Khahitna berbalik dan memberikan senyum sinis yang halus. Benar-benar memberitahu Rafael betapa tidak senang dia sekarang karena kelakuannya. "Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu setelah tidur di kamarku?" Khahitna menyerang secara langsung seolah-olah memberitahu bahwa Rafael telah melanggar kesepakatan. Rafael bangun, mengucek matanya, dan bersandar dengan lelah di tempat tidur. "Aku masih merasa sedikit kurang enak badan." Rafael mengaku dan ini bukan membual, oke! Setiap kali memikirkan misinya, dia akan merasa sakit kepala, pusing, dan mual. Jelas dia tertekan secara psikologis dan targetnya sama sekali tidak berperasaan. "Jadi, mengapa kau tidak meminta Albert untuk membawamu ke rumah sakit?" Khahitna benar-benar dingin. "Aku tidak suka rumah sakit." Rafael penuh keluhan lagi dan wajahnya cemberut. "Lalu, kau suka membuat kekacauan di rumah dengan tidur di kamarku? Apakah kau lupa—" "Khahitna ...." Rafael tertindas dan tidak ingin dimarahi oleh Dewi Gunung Es sehingga dengan cepat menyela. Khahitna lelah dibuat pria ini. Dia kemudian melihat Rafael turun dari tempat tidur, berjalan sempoyongan ke arahnya, lalu dengan lemah memeluk tanpa aba-aba. Khahitna terkejut hingga terbelalak dan secara alami ingin mendorong Rafael yang menyandarkan dagu di pundaknya. "Aku tidak mau bercerai. Aku tahu aku salah. Jangan marah. Aku hanya merasa tertekan. Khahitna, jangan marah." Rafael memejamkan mata dan mencoba merasakan kehadiran Khahitna dalam pelukannya. Khahitna dibungkus oleh tubuh hangat Rafael. Dia ingin mendorong pria itu, tetapi tangannya menggantung di udara. "Lepaskan aku." Kemarahan Khahitna menyembur dari suaranya yang bisa membuat ilusi bahwa lantai telah membeku. "Tidak mau." Rafael merengek dan ingin tidur di pelukan Khahitna. "Rafael!" Khahitna tidak tahan lagi dan pelukan pria ini membuatnya sedikit berdebar juga panik. "Tidak mau lepas." Suara Rafael melemah dan pelukannya perlahan-lahan jatuh di samping. Bersambung.Khahitna terkejut dengan kemampuan Rafael sekarang. Dulu, pria ini sangat polos dan putih. Hampir-hampir mengira bahwa Rafael adalah bayi yang tidak mengerti apa itu napsu dan seks. Namun, sekarang pandangannya berubah. Agaknya, Rafael tidak semurni dulu lagi. Hanya saja, semakin Rafael tidak murni dan tidak sepolos dulu, semakin dia menyukainya. Rafael akhirnya bisa menjadi lawan mainnya. [Tuan Rumah, poin minus dibersihkan. Selamat! Anda juga mendapatkan 10 poin dari Bos Wanita. Silakan lanjutkan perjuangan Anda] Sistem gembira dan menanti adegan yang lebih panas dari sekadar lidah yang bertemu lidah. Rafael mendengarkan Sistem, mendorong Khahitna untuk mengakhiri ciuman, dan bangun. Dia tersenyum dengan mata mabuk yang sayu. "Aku belum mandi. Aku harus mandi dulu." Tanpa aba-aba, Rafael melarikan diri ke kamar mandi. Khahitna yang terbakar napsu terpana. Dia terengah-engah dan kabut membara di matanya menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Dia melihat dirinya lagi yang hampir
"Suka." Rafael menjawab jujur. Di kehidupan awal, dia juga peminum. Pada hari-hari biasa, ketika dirinya tidak membaca, dia akan minum bersama teman-temannya sampai mabuk. Meski jarang, bukan berarti bahwa dia tidak suka alkohol. Dia malah sangat suka, tetapi pekerjaan tidak membuatnya bebas. Rafael bukan pecandu alkohol, hanya sekadar suka dan toleransinya cukup tinggi. "Aku tidak minum ketika bekerja. Jadi, sebelum memulai syuting, aku harus minum." Rafael tertawa dan melihat Alex. "Ada apa?" Dia bertanya kepada kepala keamanan Adiwara itu. "Tidak. Saya pikir, Anda mirip Tuan Besar. Tuan Besar ketika muda juga suka minum sampai sekarang ini. Anda mungkin harus minum dan mabuk bersamanya." Alex menjawab. "Jangan menggodaku, oke." Rafael tertawa mengejek. Jika seseorang menawarkannya minum ketika dia ingin, dia bisa lupa apapun. Alex tidak bicara lagi. Dia hanya perlu menjaga orang ini. Tidak perlu khawatir dengan alkohol. Pukul setengah dua belas, Rafael tiba kembali di rumah.
Rafael tidak tahu kemampuan macam apa yang dimiliki Angel hingga bisa mengganti wajah. Jelasnya, musuh yang bisa melakukan klamufase seperti ini jauh lebih berbahaya. Mereka bisa saja bertemu di satu tempat, saling berhadapan, tetapi dia tidak bisa mengenalinya lagi. Untungnya, mata Angel itu tidak bisa menyembunyikan apapun. Orang bisa mengganti wajah mereka, menjadi apa saja, tetapi tidak dengan mata dan cara menatap. "Aku merasa sangat mengenal Angel dengan baik. Aku bahkan bisa mengenalinya. Sistem, apakah ini disebut cinta dan benci?" Rafael bertanya saat dia berjalan ke dalam ruangan pertemuan. [Bisa dikatakan begitu. Target Anda adalah Bos Wanita, maka musuh Anda adalah Angel. Ini permainan yang sebenarnya. Jadi, Anda tidak bisa terkena serangan musuh dan mendapatkan poin minus. Sebaliknya, Anda harus berusaha mencapai target dan mendapatkan poin. Tuan Rumah, saya rasa Anda sudah paham cara bermain ini] Sistem menjawab dengan emoticon dua jempol untuk Rafael."Maka, aku harus
Mereka, para artis dan kru yang sekarang mengaku belum bertemu, berani mengarang cerita. Siapa yang menunggu Penasihat Rafael selama satu jam di depan studio? Siapa yang sarapan di studio demi pertemuan ini? Siapa yang masih memakai sendal rumah saat tiba? Sutradara Chen akhirnya sadar bahwa power orang tampan itu sangat kuat. "Kalau begitu, kita bertemu sore ini saja. Aku akan mentraktir kalian semua makan malam. Ayo!" Rafael jadi bersemangat karena berpikir dia belum melewatkan apa pun. "Ayo!" Semua orang menjawab gembira. Akhirnya, mereka akan melihat Rafael lagi! Sutradara Chen menepuk jidatnya. Persetan dengan semua orang! Dia sangat lelah! Rafael mengakhiri panggilan video dan menemui Albert di dapur. Dia meminta susu dan buah. Albert cepat membuatkannya. "Tuan, apakah Anda ingin keluar sore ini?" Albert bertanya dengan hati-hati. "Um ...!" Rafael mengangguk saat mengambil anggur hijau di piring. "Aku akan makan malam di luar bersama teman-teman kru dan artis. Tapi ...."
Rafael bangun ketika sore hari dan merasa sakit di beberapa tempat. Dia menyentuh punggung lehernya yang agak kaku. Leher dan kepalanya sedikit tidak nyaman seolah-olah beberapa waktu lalu, dia selesai bertarung dengan seseorang. Dengan kondisinya saat itu, Rafael segera menyadari, tubuhnya ditukar lagi. Jadi, sekarang dia berada di cangkang 'Rafael', tubuh suami Bos Wanita. Rafael merenung sejenak. Tidak nyaman. "Sistem, apakah kau online?" Rafael bertanya dengan nada lesu. Perasaannya terganggu. Dia masih tidak suka perasaan tinggal di tubuh orang lain meski tidak ada perbedaan besar di antara mereka. Sekali beda tetap saja beda. [Saya online, Tuan Rumah. Bagaimana perasaan Anda? Tubuh sudah disesuaikan kembali. Tolong, jaga tubuh ini, Tuan Rumah] Sistem menjawab dengan semangat. "Bagaimana kabar tubuh asliku? Apakah sudah dimakan oleh ulat? Atau ... sudah menjadi kerangka?" Rafael bertanya sedih dan mengingat kematian tragisnya yang tiba-tiba. [Saya berbohong kepada Anda. Tera
"Sudah dibersihkan? Sangat baik." Rafael merenung, tidak gembira atau sedih. Hatinya tiba-tiba mengambang. Entah mengapa, Rafael lebih suka menggunakan tubuh jiwanya sendiri daripada jiwa yang hidup di cangkang orang lain. Dia agak tidak senang karena akan berpisah dari Khahitna. Setelah ini, bukankah Khahitna akan menyentuh tubuh suaminya sendiri? Bukan tubuhnya lagi dan dia merasa sedikit kehilangan. [Tuan Rumah, apakah Anda tidak bahagia karena tubuh akan ditukar kembali? Bukankah Anda tidak suka dilecehkan oleh Bos Wanita] Sistem bertanya dengan ekspresi berseri-seri dan penuh emoticon mata berbinar. "Tidak apa-apa. Gantikan saja sekarang." Rafael menjadi lebih murung lagi. Sistem tertawa kecil. [Tuan Rumah, Anda menyukai Bos Wanita sekarang. Apakah Anda tidak ingin berpisah? Jika Anda tidak ingin berpisah, saya punya kesempatan untuk Anda. Setelah misi selesai, Anda bisa tetap tinggal dan jiwa 'Rafael' akan dilahirkan kembali. Biar bagaimanapun juga, jiwa yang mati adalah mil