Beranda / Romansa / Misi Memikat Bos Wanita / Bab 5: Tidak Mau Lepas

Share

Bab 5: Tidak Mau Lepas

Penulis: Jie Jian
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-26 10:36:53

Esok harinya, Khahitna yang tidur di ruang tamu bangun lebih awal dari Albert. Dia menerima telepon dari adik perempuan Rafael: Rachel yang berada di negara tetangga.

"Kakak Ipar! Apakah kakakku baik-baik saja? Ibuku menelepon dan mengatakan Kakak sedang sakit. Kakak Iparku Sayang, aku mohon padamu, jangan menceraikannya, oke! Aku tahu dia pasti sudah membuat masalah denganmu, tetapi begitulah Kakak kalau lagi sakit." Rachel berkata dengan suara yang penuh permohonan.

Khahitna bangun dan menyisir rambutnya sambil berpikir, "Sepertinya memang hanya karena sakit. Hah, baiklah Rafael. Aku akan memaafkanmu kali ini." Dia memaksakan senyum, lalu menjawab Rachel, "Tidak masalah. Dia baik-baik saja. Mungkin hanya tertekan karena pekerjaannya."

"Dia bekerja sangat keras. Mentalnya pasti rusak. Hu! Aku tidak akan meminta jajan lagi kepadanya. Dia bekerja keras untuk kami." Rachel bersedih di telepon.

"Ya. Kau hanya harus belajar dengan baik." Khahitna penuh pengertian meski hanya untuk Rachel, adik iparnya.

"Tentu. Baik, Kakak Ipar, aku tidak tahu jam berapa sekarang di sana, tetapi di sini jam dua belas siang. Aku harus masuk jam satu. Selamat tinggal, Kakak Iparku Sayang. Jaga dirimu baik-baik. Titip Kak Rafa, ya. Huhuhu! Dia pasti akan meminta yang tidak-tidak. Pukul saja kalau dia meminta aneh-aneh seperti orang mengidam." Rachel berkata dengan semangat.

Khahitna berkata, "Ya." Kemudian, memutus sambungan telepon dan keluar dari kamar.

Wanita berambut pirang itu melihat ke kamarnya yang tertutup rapat, tetapi tidak dikunci. Dia masuk untuk memastikan Rafael di dalamnya.

Ketika berada di dalam, Khahitna melihat Rafael yang masih tidur. Sekarang memang masih terlalu dini. Dia hanya terbiasa bangun lebih awal karena jam biologis yang dibentuk bertahun-tahun oleh beratnya pekerjaan.

Di ranjangnya, Rafael tidak sekacau semalam. Bibirnya memiliki lebih banyak warna darah dengan hidung kecil dan mancung yang kembali berwarna kulit. Lumayan. Kalau dilihat-lihat, suaminya tidak begitu buruk dalam hal penampilan. Tinggi 180 sentimeter, berkulit putih khas Asia, memiliki sepasang mata rusa dengan alis tebal yang rapi, dan tentu saja bibir berwarna cerah. Manis. Akan tetapi, penampilan seperti ini terlalu sering lalu-lalang di depannya. Dia tidak tertarik secara mendalam.

"Sepertinya hampir sembuh. Dia tidak akan membuat kekacauan lagi." Khahitna optimis dan hendak pergi untuk mandi.

Akan tetapi, pada saat yang sama, Rafael bangun. Yang pertama dilihatnya adalah punggung wanita tinggi ditutupi rambut pirang. Jelas itu bos wanita yang memegang nyawanya! Yang tidak berperasaan! Dan, tidak mencintainya. Rafael cemberut.

"Khahitna ...." Panggilan Rafael penuh rengekan.

Khahitna berbalik dan memberikan senyum sinis yang halus. Benar-benar memberitahu Rafael betapa tidak senang dia sekarang karena kelakuannya.

"Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu setelah tidur di kamarku?" Khahitna menyerang secara langsung seolah-olah memberitahu bahwa Rafael telah melanggar kesepakatan.

Rafael bangun, mengucek matanya, dan bersandar dengan lelah di tempat tidur.

"Aku masih merasa sedikit kurang enak badan." Rafael mengaku dan ini bukan membual, oke! Setiap kali memikirkan misinya, dia akan merasa sakit kepala, pusing, dan mual. Jelas dia tertekan secara psikologis dan targetnya sama sekali tidak berperasaan.

"Jadi, mengapa kau tidak meminta Albert untuk membawamu ke rumah sakit?" Khahitna benar-benar dingin.

"Aku tidak suka rumah sakit." Rafael penuh keluhan lagi dan wajahnya cemberut.

"Lalu, kau suka membuat kekacauan di rumah dengan tidur di kamarku? Apakah kau lupa—"

"Khahitna ...." Rafael tertindas dan tidak ingin dimarahi oleh Dewi Gunung Es sehingga dengan cepat menyela.

Khahitna lelah dibuat pria ini. Dia kemudian melihat Rafael turun dari tempat tidur, berjalan sempoyongan ke arahnya, lalu dengan lemah memeluk tanpa aba-aba. Khahitna terkejut hingga terbelalak dan secara alami ingin mendorong Rafael yang menyandarkan dagu di pundaknya.

"Aku tidak mau bercerai. Aku tahu aku salah. Jangan marah. Aku hanya merasa tertekan. Khahitna, jangan marah." Rafael memejamkan mata dan mencoba merasakan kehadiran Khahitna dalam pelukannya.

Khahitna dibungkus oleh tubuh hangat Rafael. Dia ingin mendorong pria itu, tetapi tangannya menggantung di udara.

"Lepaskan aku." Kemarahan Khahitna menyembur dari suaranya yang bisa membuat ilusi bahwa lantai telah membeku.

"Tidak mau." Rafael merengek dan ingin tidur di pelukan Khahitna.

"Rafael!" Khahitna tidak tahan lagi dan pelukan pria ini membuatnya sedikit berdebar juga panik.

"Tidak mau lepas." Suara Rafael melemah dan pelukannya perlahan-lahan jatuh di samping.

Bersambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 150: Kau Sangat Bodoh, Rafael

    "Kau tinggal di sana?" Arnold bertanya, ingin memastikan sesuatu. "Ceritakan sesuatu tentang tempat itu," pintanya. "Tidak apa-apa. Aku bercanda." Rafael menghapus air matanya. Dia merindukan tempat tinggalnya, rumahnya, tetangga, dan teman-temannya. Dia ingin kembali, sangat ingin. "Arnold, Tuan Adiwara awalnya sangat menyayangi menantunya. Sekarang, dia penuh kebencian kepadaku. Seseorang bisa berubah karena satu atau dua alasan. Bagaimana denganmu? Apakah kau juga akan seperti Tuan Adiwara?" Rafael begitu emosional mempertanyakannya. "Aku manusia. Sama seperti Tuan Adiwara, hatiku tidak terbuat dari batu. Tidak! Batu bahkan bisa dibentuk oleh tangan manusia atau alam itu secara langsung. Apa yang tidak bisa berubah dari manusia? Maafkan aku. Aku mengecewakanmu, Rafael. Akan tetapi, aku akan berusaha untuk sekarang. Setidaknya, aku akan membantumu ketika kau butuh." Arnold menjawab dengan logikanya. "Kalau begitu, Arnold. Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu yang mungkin akan m

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 149: Aku Percaya Khahitna

    [Tuan Rumah, saat ini poin minus Anda melebihi poin bos. Anda dalam bahaya. Sedikit kesalahan bisa membuat Anda kehilangan nyawa. Anda punya pilihan. Pertama, mengubah poin minus menjadi poin bos, tetapi dengan konsekuensi bahwa Anda berarti akan menjadi lawan Bos Wanita dan poin Bos akan menjadi minus. Dalam realitasnya, Anda bisa mengajukan cerai kepada Khahitna dan memilih kembali ke mantan Anda atau menikah dengan saudari Arnold] Sistem menjeda sambil mengawasi perubahan emosi Rafael. Untungnya, Rafael jauh lebih tenang. [Kedua, Anda tetap bertahan, tetapi harus membersihkan poin minus itu dengan poin bos. Konsekuensi adalah poin Anda akan menjadi minus total dan sistem penilaian sebelumnya akan dinilai dari awal lagi. Artinya, Anda kehilangan semua poin bos yang telah terkumpul selama ini] Sistem melanjutkan. "Bersihkan poin minus dengan poin bos." Rafael langsung membuat keputusan. [Tuan Rumah, apakah Anda yakin? Resikonya terlalu tinggi. Bos Wanita terlalu lambat memberikan

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 148: Poin Minus dari Arnold

    "Oh, ya. Aku punya adik perempuan dan beberapa saudara kandung yang lajang. Jika kau ada waktu, aku ingin membawamu bertemu keluargaku. Bagaimana menurutmu?" Ini kesempatan dan Arnold yang tahu betapa polos Rafael tidak akan menyia-nyiakannya. "Tidak masalah. Setelah kembali dari Kota Xingyu, bagaimana?" Rafael tidak menolak. Agaknya, memiliki sedikit koneksi dengan Arnold juga bagus. Tidak! Terpenting sekarang adalah menemukan pekerjaan tetap. Dia di dunia ini tidak punya apa-apa. Ada kemungkinan dia akan bertahan sampai tua di dunia ini dan menjadi miskin bukan sesuatu yang menyenangkan. Lebih baik jika memiliki kondisi finansial yang baik. Setidaknya, dia bisa hidup mandiri. Jangan lupa, Tuan Adiwara membencinya sekarang. Rafael yakin seratus persen bahwa keluarga itu tidak akan membiayai hidupnya lagi. Juga, masih banyak masalah lain yang mungkin datang dan Rafael sudah menghitungnya. "Oh, ya, Arnold. Kau menemaniku di sini. Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apakah bisa kau meningg

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 147: O atau AB?

    Arnold sangat peka dan menyadari perubahan besar Rafael ini. Dia mengambil sendok itu dan mengembalikannya ke tangan Rafael. Senyumnya muncul. "Makan dulu. Omong-omong, kurangi makan manis ketika malam. Ini tidak bagus." Arnold berkata, tetapi kemudian ingat tentang pemeriksaan fisik Rafael. Pria di ranjang rawat ini memiliki kadar gula darah yang rendah. Sepertinya makanan manis tidak masalah. "Arnold, kau membantuku lagi. Terima kasih." Rafael berkata dengan murung. Dia bisa menagis lagi kapan saja. "Tidak perlu berterima kasih sekarang. Aku bukan orang baik. Kapan-kapan, aku bisa menuntut balas budimu. Aku bukan orang yang murah hati dan tulus." Arnold tertawa. Tentu saja, dia bukan orang baik. Rafael memiliki senyum yang membuat mata bengkaknya menyipit. "Aku akan membalas budimu. Jangan khawatir." Dia sangat yakin. Sistem di kepala Rafael yang tidak yakin jika Rumah Utama bisa membalas budi Arnold. Sistem hanya belum bisa menunjukan poin minus ini. Dia sangat khawatir. Denga

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 146: Rafael Semanja itu

    Rafael sudah sadar. Dokter memeriksanya dan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Setelah dokter keluar, dia menangis lagi. Memeluk lututnya dengan air mata terus berjatuhan. Dia tidak bisa berhenti menangis sampai Arnold takut bahwa air mata pria itu akan habis. Rafael sudah menangis selama dua jam dalam perjalanan. Kemungkinan besar Rafael telah menangis sebelum dia datang. Sekarang, sudah satu jam, Rafael masih juga menangis. Persetan! Apakah dia tidak takut kehabisan air mata? Gadis yang putus cinta pun tidak akan menangis selama ini. Arnold sakit kepala dan mendekat. "Berhenti menangis. Kau seperti ini akan memperburuk keadaanmu. Lihat! Matamu sudah bengkak. Hidung dan alisnya menjadi merah. Kau begitu berantakan. Berhenti, ya. Kau ingin apa? Kau mau makan sesuatu? Atau, kau ingin es krim? Kue ulang tahun? Katakan saja." Arnold mencoba membujuk sambil mengusap punggung Rafael yang terguncang. Tangis Rafael semakin deras. Ketika memikirkan hidupnya yang malang: m

  • Misi Memikat Bos Wanita    Bab 145: Aku Tidak Takut

    [Rumah Utama, sepertinya mulai sekarang, Anda tidak perlu lagi pura-pura menjadi 'Rafael'. Identitas Anda telah dicurigai oleh Arnold. Kemungkinan besar, Bos Wanita juga sudah menyadari Anda. Selanjutnya, Tuan Adiwara. Kabar baik dan kabar buruk. Rumah Utama, bangunlah cepat] Sistem tidak tahu harus berbuat apalagi. Di Royal Place, Khahitna menurunkan perintah pencarian Rafael. Dia menghubungi sekretariat Arnold, menanyakan posisi sang presiden direktur grup rekan itu. Sekretaris Arnold membalas dengan berkata bahwa pihaknya juga tidak tahu posisi sang presiden. Kamera pengawas menemukan jejak Arnold yang keluar dari penginapan. Jadi, Alex yang turun untuk memeriksa kemera pengawas di sepanjang jalan dengan bantuan petugas polisi. Mobil Arnold menuju rumah sakit yang berjarak dua jam dari Royal Place. Itu rumah sakit utama di kota ini. Khahitna menerima laporan Alex dan langsung bergegas ke rumah sakit di mana Arnold berkemungkinan membawa Rafael. Dua jam kemudian, Khahitna tiba d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status