Share

Misi Menggoda Bos Tampan
Misi Menggoda Bos Tampan
Author: Pebyuna

Tawaran Gila

Author: Pebyuna
last update Last Updated: 2025-09-23 17:01:33

"Aku ingin kamu menggoda suamiku."

Ucapan nona Claire sontak membuatku terkejut. Sangat terkejut. Apa dia sudah gila? Menyuruh perempuan lain untuk menggoda suaminya sendiri?

Oke, mungkin jika suaminya jelek, gendut, miskin, mata keranjang, akan sedikit masuk akal. Tapi suaminya adalah Pak James, orang yang masuk daftar 10 orang terkaya di kota ini. Jangan lupakan fisiknya yang— ah, melihatnya saja pasti sudah membuat perempuan kejang-kejang. Di usia yang terbilang masih muda—sekitar 40 tahunan mungkin—dia terlihat sangat tampan dan maskulin, ditambah tubuhnya yang cukup kekar dan berotot.

Lalu, Pak James dikenal sebagai sosok yang cinta keluarga. Tidak pernah sedikit pun rumor yang beredar mengatakan Pak James mendua. Ia bahkan digadang-gadang menjadi pria paling setia di kota ini. Dengan kekayaan dan ketampanan yang ia punya, Pak James bisa saja memiliki banyak wanita simpanan. Tapi, setahuku, 10 tahun pernikahan nona Claire dan pak James, tak pernah sekalipun aku mendengar gosip buruk tentang rumah tangga mereka.

Bagaimana aku tau? Bisa dibilang, aku orang terdekat pak James ketika di kantor. Yap, aku sekretarisnya.

"Bagaimana, Diana?"

Gerakan tangan nona Claire membuyarkan lamunanku. Aku mengerjapkan mata berkali-kali dan cepat, mencoba mencerna kembali permintaan gila nona Claire.

"Ah, Anda sepertinya sedang mabuk, Nona. Ayo saya antar pulang."

Nona Claire menggeleng pelan, lalu tersenyum tipis. "Tidak, Diana. Aku sedang tidak mabuk sekarang. Hari ini aku tidak minum alkohol sama sekali."

Nona Claire menyodorkan sebuah cek dengan nominal yang membuat hatiku menjerit seketika. "Kamu bisa bawa ibumu untuk melakukan pengobatan di luar negeri. Lalu, adik-adikmu, pendidikan mereka akan terjamin."

Aku bergeming sejenak, menatap satu lembar cek berisi uang 25 Milyar itu dan nona Claire bergantian. Jujur, cek itu cukup menarik perhatianku. Apalagi, saat ini aku memang sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan Ibu dan biaya kuliah adik-adikku. Tapi, untuk menggoda Pak James ... aku ragu.

"Kenapa?"

Nona Claire menatapku bingung. "Ya?"

"Kenapa Anda menginginkan perempuan lain menggoda suami Anda? Ah maksudku, kenapa Anda meminta saya yang melakukannya, bukan orang lain?" tanyaku.

Nona Claire tertawa pelan. Aku meringis dalam hati. Bagaimana mungkin Pak James bisa berpaling dengan perempuan secantik dan seanggun ini.

"Aku hanya ingin tahu, apakah dia bisa tergoda oleh perempuan lain atau tidak. Lalu kenapa aku memilihmu ... em, mungkin karena hanya kamu yang bisa kuandalkan. Lagipula, kamu orang kepercayaan James, dan juga orang yang paling dekat dengannya selain aku."

"Bagaimana jika Pak James tergoda?" tanyaku spontan. Aku langsung menutup mulutku yang lancang. Lalu meminta maaf pada nona Claire.

Bukannya marah, Nona Claire malah tertawa. "Aku suka kamu, Diana. Kamu sangat percaya diri. Tapi, kalau kamu berhasil menggoda James, artinya James tidak setia." Nona Claire kembali tertawa, lalu memalingkan mukanya dariku. "Artinya James punya selera yang buruk," gumamnya sangat pelan. Tapi aku masih bisa mendengarnya.

Hatiku sedikit sakit mendengar gumaman nona Claire. Kuharap aku salah dengar. Meskipun begitu, aku cukup sadar diri. Aku dan nona Claire sangat berbeda. Bagai langit dan bumi. Mungkin memang pantas disebut selera yang buruk jika Pak James benar-benar tergoda denganku.

"Bagaimana, Diana? Kamu mau, kan? Tawaranku hanya sekali. Ini kesempatan emas untukmu agar bisa membantu keluargamu."

Aku kembali bergeming, memikirkan tawaran itu. Bagaimana nantinya. Apakah ibuku akan marah saat tau uang pengobatan dirinya dari hal seperti ini. Bagaimana dengan adik-adikku juga. Lalu, bagaimana dengan Elzard. Aku tidak mungkin mengkhianatinya. Tapi, cek itu akan sangat membantu kehidupanku.

"Sampai batas mana saya harus menggoda Pak James, Nona?"

Nona Claire tersenyum manis. "Pertanyaan bagus." Ia diam sebentar, menatapku dalam. "Goda dia sampai kamu yakin jika James benar-benar menyukaimu. Aku beri waktu 1 bulan. Setelah 1 bulan, tergoda atau tidak, silakan kamu pergi. Aku akan bantu pengunduran dirimu di kantor, termasuk juga pesangonnya. Aku juga pastikan kamu dapat surat rekomendasi agar bisa bekerja di perusahaan lain."

Aku meneguk ludahku. Itu artinya, sebulan ke depan, aku harus meninggalkan pekerjaan yang sudah 5 tahun kulakukan ini. Tapi, kalau dipikir-pikir, tawaran Nona Claire cukup menggiurkan. Dengan gajiku sekarang, 25 milyar mungkin akan terkumpul setelah aku bekerja 30 atau bahkan 50 tahun lagi. Jadi, kehilangan pekerjaan ini demi 25 milyar bukanlah sesuatu yang sulit.

Namun, masih ada yang mengganjal di hatiku.

"Em, bolehkan saya diberi waktu untuk berpikir, Nona. Tawaran ini cukup ... sulit."

Nona Claire terlihat tidak menyukai ucapanku, tapi dia berhasil menyembunyikannya dengan senyum manisnya. "Kamu mau berpikir sampai kapan? Besok siang?" tawarnya.

Aku mengangguk yakin. "Ya, besok siang sepertinya sudah cukup."

Nona Claire kembali tersneyum manis. Kali ini sedikit lebar. Tangannya bergerak memegang tanganku. Menggenggamnya dan mengelusnya pelan. "Kuharap kamu menerima tawaranku ini, Diana. Aku sangat berharap padamu. Kamu tau, kan, bagaiaman James menjadi incaran banyak perempuan. Sebagai seorang istri, aku takut dia tidak setia."

Aku tersenyum tipis dan mengangguk paham. "Anda sangat cantik dan pintar, Nona Claire. Saya yakin Pak James tidak akan bisa berpaling dengan perempuan secantik Anda," kataku menenangkannya.

Setelah itu, kami berpisah. Nona Claire pulang bersama supir pribadinya. Sementara aku, memilih untuk memesan makan malam sekalian di tempat pertemuan kami tadi.

Aku kembali merenung. Apakah aku menerima tawarannya? Lalu, bagaimana caraku menggoda Pak James? Ditatap saja membuat bulu kudukku berdiri. Namun, yang paling membuatku ragu adalah apakah Pak James akan tergoda olehku? Atau justru aku yang akan tergoda olehnya?

Ah, tidak. Belum apa-apa aku sudah memikirkan yang tidak-tidak. Sadar, Diana, kamu sudah punya Elzard!

Aku menepuk-nepuk pipiku beberapa kali. Baru saja teringat Elzard, pria itu tiba-tiba datang dari arah pintu depan. Dia tidak melihatku, atau janjian denganku. Aku ingin memanggilnya, tapi urung saat melihat perempuan yang berlari ke arahnya dan memeluknya.

"Siapa dia?" gumamku. Seingatku itu bukan adik Elzard.

Mereka duduk di bangku paling ujung. Tampak mesra. Aku mengamatinya. Damn! mataku melotot seketika. Elzard mencium punggung tangan perempuan itu.

Tak tahan lagi, aku langsung berdiri dan menghampiri mereka.

"El! Siapa dia?" tanyaku langsung dengan suara sedikit keras.

Elzard terlihat gelagapan dan sedikit panik. "Diana? Kenapa kamu di sini?"

"Kenapa? Nggak boleh?" tanyaku sewot. Pandanganku beralih menatap perempuan yang datang bersama Elzard tadi. Dia terlihat bingung. "Kamu siapanya, Elzard?" tanyaku.

"Aku, tunangannya," jawabnya.

Aku tersenyum menipiskan bibir dan menyipitkan mata menatap Elzard yang bungkam. "Oh, udah punya tunangan ternyata. Terus kenapa masih nyari pacar? Dasar kadal!"

Satu tamparan yang sangat keras membuat beberapa pengunjung menatap kami. Tapi aku tidak peduli. Dengan langkah kesal, aku menghampiri waitress dan menunjuk ke arah Elzard. "Makanan saya dibayar sama dia," ucapku dan langsung pergi.

Sialan, Elzard!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Misi Menggoda Bos Tampan   Sadar

    Hari ini aku tak masuk kerja. Seperti yang sudah kukatakan pada pak James beberapa waktu lalu. Hari ini jadwal ibu operasi, jadi aku ingin menemaninya. Aku duduk merenung setelah 2 jam berlalu sejak ibu masuk ruangan operasi. Tidak, aku tidak memikirkan atau khawatir soal keadaan ibu. Dokter Danu paling ahli di bidang ini. Jadi, aku sangat percaya padanya bisa melakukan yang terbaik untuk ibu. Kondisi ibu juga berangsur membaik, jauh lebih baik dari sebelumnya sebelum masuk kamar operasi. Jadi, harusnya ibu akan baik-baik saja. Pikiranku justru berkelana pada kondisi pak James. Setelah hari di mana pak James mengatakan bahwa ia mandul, aku sedikit khawatir. Pak James mungkin berpikir jika ia sangat bertanggung jawab atas kejadian malam bersama nona Claire. Lalu, saat tau dirinya tidak bisa menghamili nona Claire, pak James merasa semakin bersalah. Mungkin itu sebabnya pak James begitu putus asa. Nona Claire yang berseli

  • Misi Menggoda Bos Tampan   Kebenaran yang Mengejutkan

    "Diana, menurutmu, perempuan lebih suka laki-laki yang membebaskannya untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan, atau mengekangnya dengan segala aturan?" Pak James tiba-tiba berhenti mengunyah. Ia manatapku, menunggu jawaban. Saat ini, kami sedang berada di warung nasi padang yang sama seperti yang kami kunjungi beberapa waktu lalu. Ini kedua kalinya pak James mengajakku kemarin. Tadinya, kupikir pak James akan mengurung diri di ruangannya setelah masalah yang ia hadapi dengan nona Claire. Tapi, ternyata tidak. Ia malah mengajakku ke sini. "Tentu saja pilih laki-laki yang membebaskan saya untuk melakukan segala hal yang saya mau. Tapi, bukan dalam artian sebebas-bebasnya. Perempuan itu suka diperhatikan, Pak. Jadi, dibebaskan dalam artian didukung, asalkan itu baik. Memangnya kenapa, Pak? Tumben Bapak tanya hal seperti ini?" Pak James hanya menggeleng pelan, lalu kembali menyantap makanannya. Membuatku bertanya-tanya. Apakah ini ada hubungannya dengan nona Claire. "Em, saya

  • Misi Menggoda Bos Tampan   Kabur?

    "Selamat pagi, Pak," sapaku pada Pak James yang sedang sibuk menatap layar tablet miliknya. Kacamata yang ia pakai menambah kesan wibawa. Pak James menatapku, lalu melepaskan kacamatanya dan meletakkannya di meja. "Selamat pagi, Diana," jawabnya dengan senyum samar. Ia memandangku aneh, sedikit menaikkan alisnya. "Kamu sedang tak enak badan?" tanyanya. Aku sedikit bingung awalnya. Namun, pak James melirik syal yang kukenakan, membuatku paham maksud pertanyaannya. Aku segera menggeleng pelan, lalu akhirnya mengangguk karena kupikir akan lebih baik jika aku berbohong. "Iya, sedikit tidak enak badan pak James. Tapi saya masih kuat bekerja," kataku. Pak James menatapku seakan tak percaya. Tapi, pada akhirnya ia mengangguk saja. Lagipula, tidak mungkin juga jika aku mengatakan yang sejujurnya. Pak James mungkin tidak akan mengingatnya dan malah menuduhku yang tidak-tidak. Karena semalam dia mabuk. Bahkan setelah pelepasannya, dia langsung a

  • Misi Menggoda Bos Tampan   Melanjutkan Kegiatan

    Rupanya dugaanku salah. Bukannya menghentikan kegiatannya, Pak James malah kembali menciumku secara brutal. Tangannya sudah menyusup ke punggungku, melepaskan kaitan bra yang kukenakan. Tanganku segera menutupi dua asetku yang tak lagi tertutup bra. Pak James kembali menegakkan badannya, lalu diam menatap bagian depanku dengan mata berkilat nafsu. "Jangan ditutup, Diana. Tidak baik menutupi sesuatu yang sangat indah ini," ucapnya parau, sambil mencoba menyingkirkan kedua tanganku. Aku masih mencoba menahan tangan pak James, tapi tenagaku tak cukup kuat. Dengan sekali sentak, pak James berhasil menyingkirkan kedua tanganku dari dua bongkahan milikku. Tanganku ditarik ke atas, membuat dadaku lebih condong ke arahnya. Dan tanpa aba-aba, pak James langsung menenggelamkan kepalanya ke sana. "Ah.... Bapak hentikanhh." Pak James menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Ia juga kembali memberikan tanda di san

  • Misi Menggoda Bos Tampan   Affair

    Setelah kejadian di dapur apartemen pak James hari itu, aku memutuskan untuk pulang. Pak James tak lagi menghubungiku. Akupun juga tak berniat menghubunginya. Aku butuh waktu, khususnya untuk memikirkan rencanaku selanjutnya. Ada rasa takut ketika mendengar kenyataan bahwa pak James mungkin tertarik padaku, juga tubuhku. Meskipun nona Claire memintaku untuk menggunakan tubuh untuk menggoda pak James—dan sudah kulakukan, nyatanya ada perasaan takut jika hal-hal yang melewati batas akhirnya terjadi. Pak James laki-laki normal. Dia bilang sendiri padaku. Artinya, apakah aku sudah menemukan jawaban yang nona Claire minta? Apakah aku harus menghentikan pekerjaan ini sekarang dan memberi tau nona Claire bahwa pak James tidak setia padanya? Tapi, apa yang akan dilakukan nona Claire selanjutnya setelah mengetahui hal ini? Apakah mereka tetap melanjutkan pernikahan atau malah memutuskan bercerai? Jika bercerai, bukankah aku terlalu jahat pada pak J

  • Misi Menggoda Bos Tampan   Gotcha

    Perbincanganku dengan pak James masih berlanjut. Tapi kini kami sudah berpindah duduk di sofa. Di depan kami, televisi besar pak James menyala, menampilkan salah satu tayangan berita yang begitu membosankan menurutku. "Em, kalau boleh tau, nona Claire pergi ke mana, Pak? Kenapa Bapak tidak ikut saja? Ini kan weekend." Aku menoleh ke arah Pak James yang tampak fokus menonton berita. Pak James sepertinya sangat tertarik dengan dunia politik, juga berita kriminal. "Swiss. Dia sedang liburan. Menikmati waktu sendirinya. Kamu tau, perempuan terkadang butuh me time." Aku mengangguk saja. Tapi, batinku seakan tidak setuju. Sebagai seorang perempuan yang masih lajang, aku justru memiliki harapan untuk bisa pergi liburan dengan kekasihku. Untuk me time, akan lebih baik jika hanya untuk kegiatan murah, seperti tidur, baca buku, ngopi santai. Tapi liburan di Swiss, sayang sekali jika tidak bersama pasangan. "Bapak membiarkannya per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status