Share

Miskin Gara-gara Nikah Lagi
Miskin Gara-gara Nikah Lagi
Penulis: FitriElmu

Awal Sengketa

Penulis: FitriElmu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-18 23:05:55

"Dia anakku, Din."

Bagai petir di siang bolong. Gelegarnya meruntuhkan senyum yang terukir saat menyambutnya. Ku pandangi mas Angga dengan mata mengembun buram oleh air mata. Sementara bocah berusia tiga tahun dalam gendongan mas Rangga asyik memainkan dasinya, sembari mulut mungilnya mengoceh kecil. Di sampingnya seorang wanita muda seusiaku yang kuraba sebagai mamanya anak itu diam tak bersuara.

"Ke-kenapa mas. Kamu tega melakukan ini. Se-sejak kapan kamu..." Tetes bening itu sempurna luruh mengalir di pipiku. Tak mampu melanjutkan ucapanku. Sesak rasanya dada ini menerima kejutan senja.

"Kenapa? Kamu masih tanya kenapa? Itu karena kamu mandul, Dinda!"

Ibu mertua datang dari arah belakang dan menyambut anak kecil itu dengan raut sumringahnya.

"Ututu... cucu oma ganteng banget. Sini, ikut oma sayang."

"Ayo, Ri. Masuk. Anggap saja rumah sendiri. Hehe, tapi memang ini kan rumah suamimu."

Mereka melewatiku yang terpaku begitu saja. Wanita itu menunduk takut-takut.

"Kalian pasti lelah kan? Ga, ajak Riri ke kamar. Biar dia istirahat dulu. Vano biar sama mama. Nanti turun lagi buat makan malam ya?"

Mas Angga mengangguk nurut, melirikku sejenak. Lalu menggandeng tangan wanita itu dengan sebelah tangan yang lain menyeret koper. Inikah yang kamu namakan kerja di luar kota, Mas? Beberapa langkah mereka menjauh, tapi...

Cukup! Aku tidak tahan lagi. Aku berlari ke kamar dengan dada sesak.

"Dinda, tunggu!"

Aku abaikan panggilan mas Rangga.

"Halah! Ngapain perduliin si mandul. Biarin saja. Bisanya cuma nangis aja, giliran punya anak gak becus."

Perkataan mertua yang masih tertangkap gendang telingaku membuat sesak itu makin terasa. Ku banting keras pintu kamar dan menelungkupkan wajah di antara bantal-bantal. Meluapkan segenap perasaan yang kurasakan kini. Sesak, sakit, dan  kecewa menjadi satu.

------------

Sejam lebih aku menangis tanpa henti. Wajah sembab dan mata mbendul ternyata tetap saja tak mengurangi sakitnya. Kenyataan bahwa mas Rangga telah menghianati pernikahan kita yang telah berjalan lima tahun itu tentu saja membuatku sakit hati. Apalagi anak itu baru berusia tiga tahun. Kapan? Kapan mas Rangga menikah dengan wanita itu. Kenapa baru aku tahu dia punya anak sebesar itu?

Ku pandangi sekali lagi wajahku di cermin. Buruk, sangat buruk. Ah, seharusnya aku tak selemah ini. Meski ini menyakitkan, boleh kan aku balas perlakuan mereka? 

Ku basuh wajahku dengan air yang mengalir. Dinda, sudahi sedihmu. Ayo bangkit. Kembali rebut apa yang harusnya milikmu. Ku sunggingkan senyum miring yang terlihat licik dari pantulan kaca. Hey! Aku tidak jahat, aku hanya kembali bangkit. Dan mulai sekarang, kau cermin... kau adalah saksi kebangkitanku.

Aku merapihkan penampilan. Menghapus sisa-sisa sembab di wajahku dengan make up tipis. Tak lupa menambahkan eyeliner untuk menambah kesan tajam. Tak masalah untuk sedikit berdandan. Hal ini supaya aku tak terlihat lemah di mata wanita perebut itu.

"Selamat malam semuanya," sapaku pada mereka yang dengan bahagianya makan malam bersama berempat, tanpaku. Ku lihat raut kaget mas Angga, juga senyum wanita itu langsung sirna begitu melihatku. Beda lagi dengan ibu mertua yang menatapku sinis.

"Lapar juga ternyata. Aku pikir kau sudah kenyang makan bantal," sindirnya.

Aku tersenyum tipis. Mengambil kursi dan duduk di sebelah mas Angga yang kebetulan kosong. Tapi, tempatku biasa sudah di pakai wanita ini. Sialan.

"Tidak dong, Bu. Aku kan masih manusia, doyan nasi, doyan daging ayam itu tuh.  Bukan daging manusia loh, apalagi sampai melahap suami orang."

Ku lirik wanita itu menunduk. 

"Apa maksudmu? Nyindir?" sergah ibu mertua.

Aku terkekeh pelan. Menyendokkan nasi di piring.

"Dinda gak nyindir, Bu. Hanya saja kalau ada yang peka, ya tidak masalah," ucapku sembari mengulurkan tangan hendak mengambil ayam goreng. Tapi kalah cepat dengan disambar oleh ibu mertua.

"Ini buat cucuku. Makan yang lain sana."

Aku tertawa kecil. Rupanya terlalu lama mengalah membuatnya jadi tuan rumah. Baiklah, tak apa. Untuk sementara biarkan saja dia menikmati euforia sebagai mertua tak pernah salah.

"Namanya Vano, Din," ucap mas Angga tiba-tiba. Aku meliriknya malas. Mungkin dia sudah menerima sinyal tak mengenakkan dariku. Tunggu mas, ini belum seberapa, ada kejutan lain yang lebih dahsyat. Santai saja aku melahap makananku meski hanya dengan sayur tanpa lauk. Ternyata menangis tadi cukup menguras energi.

"Dan ini Riri," tunjuknya pada wanita disampingnya.

"Kami sudah menikah sirri. Riri ini temanku dulu, waktu SMA," lanjutnya lirih. Aku menjebikkan bibir tak peduli, manggut-manggut. Mengulurkan tangan pada wanita bernama Riri itu.

"Selamat ya, kamu sukses menjadi pelakor," senyumku sinis. Rupanya wanita itu tak seberingas dugaanku, mentalnya tempe. Buktinya saja dia tak berani mengangkat wajahnya.

"Maafkan saya, mbak. Ta-tapi saya tak bermaksud..."

"Minggil! Tangan ante jeyek!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   (End) Lo_Ve

    Zul dan Della rencananya akan tinggal sendiri. Sekarang, mereka masih bulan madu sambil menikmati Winter di Osaka. Setelah pulang, mereka tinggal di apartemen. Zul tengah menyiapkan rumah yang akan mereka tinggali nanti. Della sendiri, kembali bekerja di perusahaan Dinda. Tentu saja setelah Dinda memintanya dengan teramat. Lagipula, potensi Della di perusahaan memang besar. Jadi, tak bukan hanya atas dasar persahabatan semata. Zul juga sudah menceritakan sesuatu yang membuatnya mengganjal dulu. Tentang dia yang pernah tertarik ape Niswah. Awalnya Zul tidak mau cerita, karena takut Della cemburu. Tapi wanita itu memaksanya. Daripada memicu perang dunia di tengah pernikahan seumur jagung mereka, Zul mengalah. Della sempat kaget dan cemburu, tapi Zul berhasil meyakinkan bahwa itu hanya perasaan lewat. Cintanya pada Della lebih besar dan segalanya. Della masih cemburu, tapi dia percaya Zul. Zul sudah membuktikan bahwa perasaan pria itu sudah sepenuhnya tertuju padanya.Hari ini, mereka m

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Akhir Kisah

    Niswah dan Arjun yang merencanakannya. Sepasang suami istri itu tidak tahan melihat hubungan dingin dua manusia dewasa itu. Satunya terlalu tinggi ego, dan satunya yang cenderung pasrah. Dan sangat kebetulan, bertepatan dengan itu, Zul mendapat promosi. Masa mutasinya dipercepat. Dia kembali mengabdi di kantor pusat. Kinerjanya memang bagus. Hanya sempat lalai karena patah hatinya.Sebenarnya, Zul mau berpamitan pada Della. Tapi Niswah melarangnya. Wanita yang sempat singgah di hatinya itu bilang, Zul harus tegas. Sesekali Della harus disentil egonya. Dengan cara menjauhinya. Seolah Zul sudah menyerah pada perasaannya. Awalnya Zul tidak setuju. Dia takut, Della justru semakin jauh darinya. Tapi Niswah juga tak kalah memaksa. Bagaimanapun juga, dia sesama wanita. Dia tahu, apa yang ditakutkan oleh kaum wanita keras kepala. Dia cinta, hanya saja ego tinggi mengalahkan perasaannya sendiri. Niswah bahkan berani menjamin, akan menebusnya seandainya rencananya gagal. Karena Niswah juga yak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kejutan Mendebarkan

    "Jangan pergi...."Jantung Della terasa berdegup kencang. Dia juga tidak ingin pergi. Tapi, keadaan sudah berbeda. Zul sudah bertunangan dengan wanitanya. Harusnya dia tak ada disini. Ini acara pentingnya.Della melepas pelukan Zul darinya. Menghindarkan wajahnya dari pandangan Zul."Pergilah," ucapnya lirih. Menahan isakan yang sebentar lagi kembali pecah."Kenapa? Kau tidak suka aku mendatangimu?" ucap Zul tanpa penekanan.Della menggeleng. Dia tidak berani menatap pandang Zul. Dia takut perasaannya semakin hancur saat sadar pria itu tidak bisa dia harapkan lagi."Kembalilah. Itu acaramu. Tak seharusnya kamu malah disini."Zul mengerutkan dahinya. Mencerna perkataan Della."Acaraku? Ini acara ki ..." Zul menghentikan ucapannya. Berdehem kecil. Lantas menarik tangan Della. Memaksa mengikuti langkah lebarnya."Zul, lepas. Kau mau membawaku kemana?" tolak Della. Zul bergeming. Dia justru mengeratkan genggamannya. Tak akan membiarkan wanita ini kabur lagi."Niatmu datang kesini untuk me

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Jangan Pergi

    Perjalanan ke kota cukup menyita waktu. Terutama karena Della hanya menggunakan angkutan umum. Dari satu bis ke bis yang lain. Pikirannya kacau. Dia tak bisa berfikir jernih lagi. Di pikirannya hanya satu. Dia tak mau terlambat. Berharap perjodohan itu belum dilaksanakan.Sepanjang jalan Della menangis. Membuat penumpang lain melihatnya heran. Penampilannya lebih mirip gadis yang kabur dari rumah. Karena dia membawa ransel ukuran sedang untuk pakaiannya. Tak ada yang menanyainya, sungkan terlebih dahulu.Jika dipikir, Della seperti tak punya malu. Dulu, dia yang menarik ulur perasaan Zul. Sampai pria itu hanya bisa memendam lukanya dalam senyum perjuangan. Memang, Della berhak marah karena Zul yang dulu. Tapi, bukankah Zul sudah meminta maaf? Bukan hanya sekali dua kali. Bahkan sering. Zul juga menunjukkan tekad yang kuat. Bahwa dia serius dengan lamarannya untuk menikahi dirinya. Tapi egonya terlalu besar untuk memaafkan Zul. Membiarkan pria itu tersiksa dengan perasaannya. Sekarang,

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Menyadarinya

    Della tidak tahu, entah sampai kapan dia bisa bertahan dengan hubungan aneh ini. Dia cemburu setiap kali melihat kedekatan Zul dan Ika. Tapi dia sendiri sadar diri, yang juga dekat dengan Kevin. Egonya memang keterlaluan besarnya. Dan, ternyata itu tidak hanya berlaku untuk Ika semata. Nyatanya Della juga cemburu saat Zul dekat dengan para mahasiswi itu. Dia kesal hanya dengan melihat Zul tertawa renyah pada mereka. "Wow! Bang Zul keren!"Della mendecak. Hanya karena Zul mengangkat dua galon isi penuh secara bersamaan. Para mahasiswi itu tampak kagum. Padahal, wajar saja Zul kuat. Dia polisi yang terlatih secara fisik dan mentalnya.Della malas berada di situ. Beringsut ke belakang. Duduk di kursi kayu dekat kolam ikan. Melempar kerikil ke kolam. Yang langsung disambut para ikan, karena mengira itu makanan yang diberikan pada mereka. Yah, tipuan yang menyebalkan bagi kaum ikan."Kau tidak bermaksud membunuh mereka kan?"Della tersentak. Spontan menoleh. Kembali membuang wajah saat t

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Tak Ingin Berhenti

    Sungguh menarik perhatian. Itulah yang Niswah dan Arjun pikirkan melihat kejadian ganjil tadi pagi. Bagaimana bisa, Della dan Zul yang mereka kenal sebagai sepasang kekasih, tapi malah berangkat kerjanya dengan pasangan yang berbeda?"Lihat kan tadi?"Arjun mengangguk. Mereka sedang menghabiskan waktu berdua. Tidak ada yang protes. Ya kali mereka mau mendemo dosen sendiri. Taruhannya nilai, uy. Yah, meskipun Arjun juga tidak akan melakukan hal selicik itu."Aneh deh. Masak kalau cuma alesan tempat kerja yang beda, mereka berangkatnya pisah sih? Mana yang dibonceng lawan jenis lagi.""Perempuan tadi bukan polisi, Nis. Dari seragamnya dia karyawan biasa.""Iya, maksudku itulah, pokoknya. Aneh aja gitu. Apa, mereka lagi ada masalah ya? dilihat juga, bang Zul sama mbak Della kayak lagi jaga jarak kan?""Mereka emang lagi ada masalah. Cuma, aku kira sudah baikan. Ternyata belum toh.""Ih, jadi pengen deketin mereka lagi loh. Mereka kan pasangan serasi. Pacaran juga udah lama. Sayang kalau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status