Share

SOP (Standar Operasional Prosedur) Melupakan Mantan

*Susah itu. Ketika kamu masih ingat mantan tetapi, mantan bodoh amat kamu hidup atau gak ~jlep*

Setelah mencuci piring Lia berniat merebahkan tubuhnya di atas kasur namun, belum sempat bokongnya menyentuh permukaan kasur, ia sudah di tarik Diana untuk duduk.

"Duh, ngapain lagi sih, mau bobo cantik ini," protes Lia masam.

"Jangan tidur habis makan, gak baik untuk kesehatan," jelas Diana.

Lia menatap Diana lama, kemudian ia memilih kembali merebahkan tubuhnya dan langsung saja di cegah Diana kembali.

"Iya deh, aku gak tidur dulu," ujar Lia pasrah, padahal sejak tadi ia merasa kasur tersebut telah memanggil dirinya, untuk merebahkan tubuh dengan nyaman.

"Oh, kasurku yang tercinta," teriak Lia dramatis.

"Aku akan menunjukkan sesuatu yang membuat rasa kantukmu hilang," jelas Diana percaya diri.

Sementara Lia, ia malah menguap beberapa kali tidak tertarik dengan hal yang akan di tunjukan Diana. Baginya tidur adalah hal paling menarik di dunia ini.

Diana sibuk merogoh tasnya, ia mengambil sebuah kertas. "Taraaaa."

"Apa lagi?" tanya Lia tidak bersemangat.

"Ini adalah ..." Diana memberi jeda pada kalimatnya. "SOP cara tepat melupakan mantan."

"Hah, gak salah?" tanya Lia heran, merebut kertas yang sedang Diana pegang dengan cepat.

Lia membaca deratan kata yang tertera di sana satu persatu. "Serius aku harus melakukan ini?"

Anggukan mantap Diana membuat Lia hanya bisa menghembuskan napas pelan. Seperti mulai besok ia harus menyiapkan mental dengan cukup baik.

Diana kembali merebut kertas tersebut.

"Dengar ni aku bacain," ucap Diana bersemangat.

"Standar operasianal prosedur melupakan mantan oleh Diana Mahendra. Telah disetujui oleh dewan jomblo di seluruh dunia." Lia langsung menbelakkan kedua matanya.

"Emang dewan jomblo beneran ada? Kok aku gak tahu sih." Lia langsung mengecek kembali tulisan yang ada di kertas tersebut.

Tangan Diana mendorong kepala Lia yang menutupi penglihatannya. "Makanya jadi orang itu harus update, biar gak ketinggian info."

Lia merasa tersindir dengan omongan Diana, yang benar saja setiap hari ia juga update seputar informasi terbaru apalagi tentang pasar saham dan keuangan. Tentu Lia jagonya.

Ia mengambil ponsel miliknya, berniat mencari informasi tentang dewan jomblo yang dikatakan Diana.

Tentu saja ponsel Lia langsung di rebut Diana. "Ngapain? Dengerin aku dulu." Jelas Diana dengan nada memerintahkan.

"Iya ya serah deh," Lia memilih mengalah. Ia terlalu malas berdebat dengan Diana apalagi dimalam hari, bisa-bisa ia tidak akan tidur sampai besok. Kan gak lucu.

Setelah itu, Diana mulai membaca satu persatu langkah-langkah yang tertera di sana, dimulai dengan tidak pernah menyebut nama mantan, mengganti panggilannya menjadi (sampah), menghapus segala sesuatu tentang mantan (termasuk foto, video, memblokir media sosial, intinya tidak boleh mencari tahu apapun tentang mantan). Selanjutnya, berolahraga, menyibukkan diri, mencoba mencari pria tampan lain.

Bagus, ide yang sangat bagus bukan. Membuat Lia ingin menenggelamkan dirinya sendiri ke dasar laut tanpa perlu dorongan dari manapun lagi.

Diana kemudian menempelkan kertas tersebut di diding kamar.

"Ngapain di tempel segala?" tanya Lia, ia berusaha melepas kertas tersebut.

"Tidak boleh, ini tetap harus berasa di kamarmu agar kamu selalu ingat tujuan utama."

"Tapi ..." Lia berusaha membantah.

"Pokoknya jangan dilepas. Mengerti!" Tegas Diana yang membuat Lia menghembus napas berat serta mengiyakan segala ucapan Diana.

Diana tersenyum bangga dan langsung memeluk Lia. "Ya sudah ayo kita tidur, bukankah besok pagi kamu harus pergi kerjakan."

Lia menggangguk, keduanya kini tidur berdampingan di satu kasur, entahlah Lia merasa sangat tidak aman jika kertas tersebut tertempel di sana. Bagaimana jika ada seseorang yang melihat atau membacanya.

"Tenang saja, ini kamarmu. Tidak ada yang akan masuk tanpa izin darimu," jelas Diana seolah mengerti kegundahan Lia.

Akhirnya Lia ikut menarik selimut untuk tidur, matanya terasa sudah sangat berat. "Kamu benar juga."

🍀 🍀 🍀

"Lia bangun." Diana mengguncang tubuh Lia beberapa kali tetapi, gadis itu hanya mengeliat, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Diana yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Bangun woi bangun!"

Teriakan Diana membuat Lia sangat terganggu. Lia melirik jam sekilas, kemudian kembali tidur.

"Masih pagi, ngapain sih?" ujar Lia tanpa membuka matanya.

"Bangun! Kita olahraga," teriak Diana lagi.

"Malas," sahut Lia asal. Ia lebih memilih tidur dibandingkan melakukan olahraga.

Bukan Diana namanya. Jika, ia tidak bisa membuat Lia mendengar dirinya. Ide brilian pun terlihat mulus di otaknya. Ia kemudian memaksa tubuh Lia bangun sembari menggoyangkan kedua bahunya. "Bangun! Bangun woi!!!"

Teriakan Diana yang menggelegar, sukses membuat Lia segera melakukan pertolongan pertama pada telinga. Kedua tangan dengan sigap menutupi kuping miliknya.

"Ya, ya aku bangun, gak usah teriak juga kali. Sakit ni telinga."

Lia beranjak dari tempat tidur, ia pergi mencuci muka dan mengganti pakaiannya dengan baju traning. Setelah itu, keduanya pergi joging di taman yang tidak jauh dari apartemen.

"Cepetan!" Kali ini Diana kembali berteriak. Lia dengan napas yang sudah terengah-engah berusaha mencapai posisi Diana.

"Istirahat dulu ya," ucap Lia saat sudah berada di samping Diana.

Diana menepuk dahinya pelan. "Kamu ini gimana sih? Kita baru lari 3 meter doang. Udah capek."

"Lia, Diana," panggil sebuah suara yang membuat keduanya menoleh. Wajah Diana yang tadinya cemberut berubah dratis, ia memasang senyum terbaik miliknya. Diana bahkan berusaha merapikan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan.

"Rian, untunglah kamu disini," ucap Lia senang. Ia kemudian menoleh ke arah Diana. "Temanku ini masih ingin lari, tolong temani ya. Aku masih ingin istirahat."

Senyum tanpa dosa Lia sukses menghipnotis Rian untuk langsung mengangguk, sementara Diana, diam-diam ia berteriak kegirangan di dalam hati.

Akhirnya Lia bisa menyandarkan tubuhnya di bangku taman sambil menghirup napas sebanyak mungkin. Meskipun kakinya kini terasa sedikit kram.

"Jadi jomblo memang terbaik." Batin Lia tersenyum senang sembari meregangkan kedua tangannya seolah mengumpulkan energi.

🍀 🍀 🍀

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status