Share

03. Sleepwalking

"Morning everyone!" teriak Jena nyaring kemudian ia mencubiti pipi Yeri dengan gemas, Yeri meringis dan berusaha melepaskan tangan Jena dari pipinya. Tara hanya memutar bola mata nya. Sudah terbiasa.

Tidak ada yang berbicara lagi. Semua tengah fokus pada makanannya masing-masing. Tidak juga sih. Jena sesekali mengecek ponselnya saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan Tara membantu Key memotong lauknya.

"Kak Tara..." panggil Yeri, Tara hanya berdehem.

"Pinjem kunci loteng dong, gue mau naro barang-barang gue yang ga kepake disana."

"Jangan."

Yeri menyerngit heran, "kenapa?"

Seketika keheningan menyelimuti ruang makan saat itu. Yeri masih menatap Tara, menunggu jawaban. Sedangkan yang ditatap masih asyik dengan makanan dihadapannya. Jena yang merasa suasana berubah menjadi canggung menyuruh Yeri menghabiskan makanannya dengan cepat dengan alasan takut telat. Yeri menurut.

“Gue udah selesai.” Ucap Yeri sambil beranjak menuju kitchen sink. Kemudian menyambar tas yang ia sangkutkan dikursi sedari tadi. Saat Yeri hendak meninggalkan ruang makan, Tara menginterupsi, “Gak usah mikirin yang aneh-aneh. Gue lupa naro kunci itu dimana. Ntar gue cari, barang-barang lo yang gak kepake biar gue aja yang naro." Ucap Tara. Yeri tidak menjawab, hanya mengangkat bahunya acuh kemudian beranjak keluar dan disusul oleh Jena.

Tara hanya bisa menghela napas. Ia menoleh kearah Key yang sedari tadi juga menatapnya. Tara tersenyum tipis, “Ayo, cepetan diabisin makannya.”

-:-

Yeri mendengus kesal, jam sudah menunjukkan pukul 16.53 tapi Pak Didit-guru kimia, sepertinya enggan berhenti menyiksa murid-muridnya dengan menjejalkan beberapa rumus kimia yang membuat kepala rasanya ingin meledak.

Biasanya Yeri pulang jam 2 siang, namum Yeri harus mengikuti pelajaran tambahan mengingat Ujian Nasional sudah di depan mata.

Kriiingg..

Dan akhirnya yang ditunggu pun tiba. Dengan gerakan cepat semua murid memasukkan buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas dan bergegas pulang. Satu per satu teman-teman Yeri keluar kelas hingga menyisakan Yeri dan Jordan di kelas ini. Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Rasanya Yeri ingin berlari keluar kelas tapi-

"Yeri." Panggil Jordan.

"Lo kenapa masih di sini? Gak pulang?" Tanya Yeri terlebih dulu.

"Lo dijemput?" Tanya Jordan tanpa menghiraukan pertanyaan Yeri tadi. Yeri menghela napas kasar, "sama Kak Tara"

Tring

Terdengar notifikasi pesan dari handphone Yeri dan langsung di baca olehnya. Yeri berdecak sebal ketika mengetahui bahwa kakak laki-lakinya itu tidak bisa menjemputnya.

"Kenapa?" Tanya Jordan.

"Kak Tara gak bisa jemput"

"Yaudah pulang sama gue aja, yuk" ajak Jordan dan Yeri menyetujuinya. Lebih baik daripada pulang sendiri bukan?

-:-

Yeri berniat untuk mengisi waktu luangnya dengan menonton drama korea, mengingat besok hari minggu jadi Yeri bisa dengan puas menonton drama kesukaannya dan tidur lebih malam dari biasanya. Jarum jam menunjukkan angka 8 malam. Setelah selesai membereskan buku-buku pelajarannya Yeri keluar dari kamarnya menuju kamar Jena. Mengajak kakak perempuannya itu ikut menonton drama korea.

Brak brak

Baru saja Yeri menutup pintu kamarnya dan hendak menuju kamar Jena. Terdengar suara gebrakan pintu. Yeri terdiam di posisinya tanpa berani menoleh.

Brak brak BRAK

Suara itu semakin keras membuat Yeri terkejut dan menoleh kearah suara dengan reflek. Hal yang membuat Yeri terkejut lagi adalah suara itu berasal dari adiknya yang membenturkan kepalanya ke pintu loteng. Dengan segera Yeri menghampiri adiknya dan menahan kepala Key agar tidak membentur pintu lagi. Saat adiknya itu mulai tenang, Yeri menepuk pelan pipi Key untuk membangunkannya, "Key, bangun.." Key mengerjapkan matanya, kemudian menoleh ke arah Yeri.

"Key kenapa? Kok bisa tidur sambil jalan?" Tanya Yeri, tangannya mengelus pelan rambut adiknya. Key tidak langsung menjawab, dia masih memandang wajah Yeri sambil mengigiti bibir bawahnya.

Jari mungil itu pun terangkat menunjuk kearah pintu loteng, "dia ngajak Key kesitu, tapi Key ga bisa masuk." Jelas Key.

"Dia itu siapa?"

Key hanya menggeleng kecil, Yeri tidak terlalu mempermasalahkannya. Menurutnya, hal itu adalah hal yang biasa bagi anak seumuran Key. Mempunyai imajinasi yang luar biasa ataupun mempunyai teman khayalan. Namun, ini adalah yang pertama kalinya Key mengalami sleepwalking dan membuat Yeri memikirkan hal yang tidak-tidak tentang rumah barunya ini.

"Yaudah, Key tidur lagi ya.."

-:-

"H-hiks Yer, ambilin tisu dong.." pinta Jena sembari menepis air matanya yang turun karena menonton salah satu adegan drama.

"Nih, lagian lo lebay banget sih nangisnya!? Dia cuma pingsan bukan mati." Cetus Yeri sambil menunjuk-nunjuk aktris dalam drama tersebut. Bukannya berhenti, Jena malah makin terisak. Entah sudah berapa lembar tisu yang ia habiskan, tisu-tisu itu sudah berserakan di bawah sofa dan membuat Yeri kesal.

Tiba-tiba terdengar ringisan kesakitan. Yeri dan Jena saling berpandangan, menerka suara siapa itu. Namun saat mendengar seseorang mengumpat, mereka langsung menoleh kearah sumber suara dan melihat Tara yang sudah terjatuh duduk.

"Siapa nih yang numpahin air disini!!?" Teriak Tara, sang tersangka-Jena- langsung berlari menuju kamarnya, "maap, sengaja!"

-:-

Setelah kejadian tadi, akhirnya Tara ikut menonton drama bersama Yeri. Sebernanya ia tidak suka menonton drama sebab hidupnya saja sudah penuh drama. Tapi apa boleh buat? Dirinya sedang tidak ada kegiatan, bosan.

"Key udah tidur?" Tanya Yeri. Memang tadi Yeri mengajak Key ke kamar Tara dan meminta kakaknya itu untuk me-ninabobo-kan adiknya.

"Udah, dia gampang tidurnya. Gak kaya lo, disuruh tidur susah, di suruh bangun malah pura-pura mati." Celetuk Tara, Yeri cengengesan.

Selanjutnya hanya suara aktor dan aktris drama yang terdengar. Tara yang tadinya tidak suka menonton drama, sekarang ia menonton drama dihadapannya dengan seksama. Terbawa suasana, sesekali tangan Tara terangkat menghapus air matanya. Malu lah, masa cowok cuma nonton drama aja nangis.

Apalagi ada Yeri disampingnya. Bisa-bisa dirinya diejek seminggu penuh oleh adiknya itu kalo ketahuan ia menangis gara-gara menonton drama. Namun sekuat apapun Tara menahan agar air matanya tidak turun, Yeri tetap mengetahuinya. Tentu saja Yeri mengetahuinya dari suara hidung kakaknya itu saat menarik ingus-nya.

"Lo nangis ya hahaha?" Tanya Yeri sambil tertawa.

"Eng-enggak. Ngapain gue nangis cuma karna nonton drama?" Yeri hanya memasang muka mengejeknya. Ia sudah paham betuk sifat kakaknya itu.

"Oh iya, tadi sebelum gue nganter Key ke kamar lo. Key... tidur sambil jalan." Yeri mulai menjelaskan kejadian yang dialaminya tadi,Tara hanya menyimak. "yang bikin gue kaget itu Key ngejedotin kepalanya ke pintu loteng! Gila ga tuh!"

"Haha, otak lo tuh yang gila! Ngarang aja."

"Ck. Gue serius Kak. Terus ya, gue nanya ke Key kenapa dia bisa tidur sambil jalan terus dia jawab ada yang ngajak dia ke loteng, tapi dia ga bisa masuk."

"Lo tuh terlalu sering baca-baca cerita horror. Lagian kan Key masih kecil, jadi sleepwalking itu masih wajar buat anak seumuran dia. Nanti juga ilang kok sleepwalkingnya. Udah mending lo tidur aja." Jelas Tara. Yeri merengut tidak suka, Tara memang jarang percaya dengan omongan Yeri. Tara pun beranjak menuju kamarnya sedangkan Yeri masih bertahan duduk disofa sambil menonton drama.

-:-

Setelah menutup pintu kamarnya Tara langsung membaringkan tubuhnya di kasur. Menempatkan lengannya dibawah kepalanya sebagai bantalan, matanya memandang langit-langit kayu kamarnya.

Tara menghela napasnya dengan kasar, dirinya teringat dengan cerita Yeri tadi. Jika kalian berpikir bahwa Tara tidak peduli dengan cerita itu, kalian salah. Karena dengan mendengar cerita itu membuat rasa takut Tara kembali muncul. Ia khawatir hal yang ia takutkan terjadi lagi.

"Gue harap semua bakal baik-baik aja.."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status