Misteri handuk basah di atas kasur
Bab 6Tidak mau Salsha tahu tentang siapa yang mengirim pesan, Aryo segera menyimpan ponselnya kemudian kembali pokus ke Salsha."Sayang kamu cantik banget hari ini, kamu memang bisa membuatku berselera." Aryo memuji kecantikan Salsha, ia merasa Salsha sangat bisa menyenangkan hatinya tidak seperti Via yang kalau dandan bikin matanya menjadi sakit.
"Iya dong, Aku tidak sama seperti istri kumal mu itu," jawab Salsha yang seperti tahu apa yang Aryo pikirkan
"Iya itu yang membuat aku betahnya sama kamu," ucap Aryo dengan satu ciuman mendarat di kening Salsha
"Nanti malam ke apartemen ya, Mas. Seperti biasa aku sudah sediain obat supaya kita lebih semangat," ujar Salsha sembari tersenyum nakal.
Aryo berpikir sejenak mendengar apa yang barusan Salsha katakan, sebenarnya ia sangat rindu dengan permainan ranjang Salsha. Tapi bagaimanapun ia harus pulang karena ia ingin melihat apa saja yang dilakukan oleh Via mengunakan ATM miliknya.
"Mas! Kok diam? Dari tadi aku perhatikan wajahmu kok seperti orang yang sedang ada masalah, Emangnya kenapa ribut sama istrimu," ucap Via menebak
"Nggak sayang, aku baik-baik kok."
"Kamu tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku kan, Mas?"
"Tidak, Sha. Kamu nggak percaya sama aku?"
"Bukannya begitu, aku takutnya kamu berpaling."
"Kamu tenang saja, itu nggak akan terjadi kok."
"Emmm, makasih Mas." Salsha memeluk erat Aryo
"Sampai kapan kita kek gini terus mas? Kapan kami mau nikahin aku?"
Aryo tidak langsung menjawab, pikirannya kembali kacau. Teringat apa yang telah ia lakukan pada Via semalam.
"Mas, kamu kenapa sih?" Salsha mulai merasa curiga berserta kesal dengan sikap Aryo
"Nggak apa-apa, mungkin aku cuma kecapean, Sha."
***
Dirumah Via sedang santai di ruang keluarga sambil menunggu Aryo pulang, karena ia ingin melihat ekspresi wajah Aryo setelah ia kuras ATM-nya.
Ia juga sangat ingat betul bagaimana wajah panik Aryo tadi pagi. Mungkin Aryo berpikir apa yang dikatakan oleh Via benar-benar terjadi. Padahal Via hanya bersandiwara. Dimana setelah ia melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalam, ia rela berkorban untuk tidur disamping suaminya dengan bau minuman yang sangat menyengat. Tapi itu ia lakukan demi untuk melancarkan rencananya.
'Mungkin kamu pikir kita benar-benar melakukannya, Mas. Cih, tidak sudi aku melayani laki-laki yang telah berbuat zina."
Via merasa lega sekali karena baru tahu kalau kegiatan mempercantik diri dan tampilan itu menyenangkan.
Hari ini Via mencoba untuk memulai merawat diri, karena selama ini ia pikir semua itu tidak penting. Ternyata ia salah besar!Setengah jam kemudian, yang ditunggu pun datang. Aryo masuk ke dalam rumahnya dengan tergesa-gesa dan muka masam.
Tapi semua raut wajah itu seketika berubah ketika melihat Via yang berjalan perlahan ke arahnya.
"Via," ucapnya pelan, "ini benaran kamu?"
"Lah, iya dong mas. Emangnya dirumah ini ada orang lain?"
"Bukan begitu maksudku, tapi kamu beda Via."
"Oh, tapi aku mau minta maaf mas, soalnya aku tadi pakai ATM kamu,"
"Ya nggak apa-apa, kamu cantik kalau kek gini. Aku suka."
"Wah, makasih banyak mas, Cantikku hanya untukmu," ujar Via kemudian tersenyum menampakkan gigi putihnya.
Aryo pun tak mengerti kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulutnya, padahal sebenarnya ia tadi sangat marah dengan Via yang telah mengunakan uangnya dengan jumlah ratusan juta.
'Gila! Kenapa Via bisa jadi cantik banget seperti ini, apalagi penampilannya yang sekarang terlihat sangat bagus.' batin Aryo bingung sendiri
Selesai makan malam Aryo dan Via duduk d sofa ruang keluarga, Aryo tidak bisa mengendalikan matanya yang terus menatap leher dan bahu putih istrinya. Via yang menyadari itu hanya bisa tertawa dalam hati. Karena ia sudah bisa menilai suaminya ini seperti apa.
Aryo semakin dekat dengan Via, lalu melingkarkan tangannya diperut Via. Seketika jantung Via berdegup kencang. Ia terus memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Aku benar-benar tidak bisa mengingat kejadian semalam, bisakah kita mengulanginya?" ucap Aryo pelan. Membuat Via merinding mendengarnya
Tangan Aryo tidak dapat dikondisikan lagi, tangannya mulai merayap kemana-mana di tubuh Via, Via pun dengan segera menepis tangan suaminya.
"Maaf mas, aku sedang datang bulan. Kalau tidak percaya kamu ikut aku sekarang. Pembalutku tadi siang belum ku buang." Itu alasan satu-satunya yang untuk lepas dari Aryo. Ia pun segera beranjak dan berlalu, ia tahu Aryo tidak akan mungkin mau mengikutinya hanya untuk melihat pembalut bekas.
Melihat Via yang berlalu, Aryo hanya bisa menelan ludahnya,
"Apa yang terjadi denganku? Kenapa pikiranku selalu berubah jika berada dirumah ini. Kalau terusan begini aku bisa gila," ucap Aryo lalu mengusap kepalanya dengan kasar.
_____________________________________
Terimakasih Readers. Yang telah setia mengikuti cerbung ini. Tinggalkan komentar bawel kalian ya untuk nyemangatin author.
Misteri handuk basah di atas kasurBab 7 Satu bulan berlalu, Aryo kini jadi sering dirumah ketimbang diluar. Entah mengapa ia jadi lebih betah barsama Via sekarang. Namun bagaimanapun ia juga sangat mencintai Salsha, jadi sekarang ia sudah bisa mengatur waktunya. Via rasa ini sudah saatnya ia menjalankan rencana selanjutnya. Via segera mengambil testpack positif yang ia dapatkan dari Intan, entah darimana Intan mendapatkannya. Melihat Aryo yang baru saja keluar dari kamar mandi, Via pun segera melakukan aktingnya. "Hoekkk," Via langsung menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi dan menutup pintunya "Via, kamu kenapa?" tanya diluar pintu. Via tak menyahut ia terus berakting muntah-muntah. "Via, kamu sakit?" tanya Aryo lagi mulai merasa khawatir. Tak lama kemudian Via keluar dengan wajah lemesnya. Aryo langsung menghampirinya "Kamu kenapa? Wajah mu sepertinya lemas sekali, kita harus kedokter sekarang." ucap Aryo den
Misteri handuk basah di atas kasurBab 8Setelah selesai makan malam, Aryo dan Via bersantai di ruang keluarga tengah menikmati sinetron di televisi dan sangat kebetulan sinetron yang mereka tonton tentang perselingkuhan.Via sibuk dengan cemilan yang ia belikan tadi siang, Aryo hanya bisa mengernyitkan dahinya melihat Via yang kini benar-benar rakus.Aryo merasa tenggorokan sedikit kering, ia juga tak enak hati kalau harus menyuruh Via mengambilkan air untuknya."Mas mau kemana?" tanya Via saat melihat Aryo hendak beranjak"Aku haus, mau ke dapur ambilin minum. Kamu mau minum juga?""Iya, tapi aku maunya susu, Mas." ucap Via dengan manjanya"Mau rasa apa?" tanya Aryo tanpa protes"Coklat," jawab Via sembari tersenyum, Aryo pun mengangguk dan berjalan ke dapur"Enak juga pura-pura hamil, apa saja yang kita mau diturutin." gumam Via tertawa kecilBeberapa menit kemudian Aryo pun datang membawa segelas su
Pagi ini Via sengaja hanya masak nasi goreng untuk Aryo dan kini telah siap di atas meja makannya tinggal menunggu suaminya keluar kamar.Tak lama kemudian Aryo pun keluar kamar sambil mengancing lengan bajunya, ia pun terlihat sudah sangat rapi. Karena hari ini ia kemabali masuk kerja. Via secara diam-diam menatap suaminya.'Tampan sekali, tapi sayangnya hatimu tak seindah parasmu, Mas'"Selamat pagi, Mas," sapa Via."Pagi sayang!" Ucap Aryo yang segera duduk"Mas, maaf ya hanya nasi goreng. Soalnya aku merasa sangat malas bergerak," ucap Via saat mereka sedang sarapan"Nggak apa-apa kok, nasi gorengnya juga enak."Via tersenyum mendengar, "Mas, sepertinya kita butuh pembantu untuk membantuku mengerjakan pekerjaan rumah.""Oh, iya nanti akan aku carika
"Aku yang akan berperan sebagai pembantu dirumahmu, Mas.""Sha, semua itu tidak semudah apa yang kamu pikirin, emangnya kamu bisa bekerja sebagai pembantu? Semuanya hanya akan membuat Via curiga sama kita, Sha.""Ya ... Aku bisa kok, tapi kalau seandainya hubungan kita ketauan malah bagus dong, kita nggak perlu rahasia-rahasia lagi sama istrimu itu.""Salsha, tolong ngerti sedikit aja, aku akan menikahi kamu, aku juga sangat mencintaimu. Tapi kalau sekarang waktunya belum tepat, Sha.""Iya aku mengerti mas, tapi izinkan aku tinggal bersamamu.""Aku nggak yakin, kamu bisa mengerjakan semuanya, Sha.""Kamu percaya sama aku mas, demi kamu dan hubungan kita aku pasti bisa," ucap Salsha lalu memberi kecupan dipipi Aryo."Ya sudah terserah kamu aja. Tapi ingat jangan sampai membuat Via c
Pagi ini Via sengaja bangun telat karena tidak perlu menyiapkan sarapan untuk Aryo karena mereka sudah ada pembantu baru dirumahnya. Tapi Via selalu bersikap waspada dengan kehadiran Salsha dirumanya. Via yang masih terpejam seketika menjadi kaget ketika sentuhan yang terasa sangat dingin diperutnya. Ia membulatkan matanya saat mendapatkan Aryo yang sedang bertelanjang dada dan hanya mengunakan handuk sebatas pinggang tengah tersenyum kepadanya dengan tangan masih menempel di perutnya. "Mas Aryo," ucap Via pelan "Maafkan aku, Sayang. Aku hanya ingin membangunkan baby," jawabnya. lalu mencium perut Via yang masih rata. Via merasa sangat geli dengan perlakuan suaminya. Via tersenyum, "Nggak apa-apa. Mas." Via memegang tangan membuang muka "Iya enak," jawab Aryo lalu menoleh ke arah Salsha "Ini siapa yang masak?" tanya Via menatap Salsha "Aku Non," ucap dengan sangat pelan. Prokk, prok. "Amboi ... Amboi, enaknya mengaku masakan orang." Suara Nuri
Pukul 4.00 sore Via pulang kerumah, ia sedikit kaget melihat mobil suaminya sudah ada digarasi.'Tumben mas Aryo pulang jam segini, pasti tuh cewek ngadu. Ah, sudah ku duga.' batin Via lalu melangkah masuk kedalam rumahnya melihat suaminya yang telah menunggunya di ruang tamu."Assalamualaikum," ucap Via pelan sembari tersenyum."Waalaikumussalam, dari mana aja? Jadi gini kelakuan kamu selama aku nggak ada dirumah." ucap Aryo to the point.'Wow, baru kali ini aku dibentak oleh mas Aryo, pasti ini semua gara-gara termakan omongannya si wanita j*lang itu. Awas aja akan ku balas lebih dari ini.' grutu Via dalam hati."Maaf mas, sebenarnya tadi pagi tiba-tiba perutku merasa keram, jadi aku ajak Intan untuk periksa ke dokter. Karena sebelumnya kan aku belum periksa," jelas Via pelanMendengar penjelasan Via,
Pagi-pagi sekali Via sudah sibuk dengan ponselnya saat suaminya masih tertidur dengan pulas. Via berbalas chat dengan Intan tentang apa yang mereka rencanakan kemarin, Via akan membeli sebuah Kedai Kopi yang jauh dari tempat tinggal mereka, rencananya kedai itu akan dikelola oleh Intan dan tentunya rencana itu semua tanpa diketahui oleh Aryo.[Via, nanti siang pemilik kedai ingin bertemu dengan kita. Kamu bisa nggak?] kata Intan dipesan singkatnya[Oke! Nanti aku usahakan.][Yakin kamu nggak akan dicurigai keluar rumah terus?][Ya, nanti aku akan cari cara.]Setelah sepakat dengan Intan, Via berniat untuk mandi, namun ia urungkan kerena ia ingin membaca apa saja percakapan Aryo dan Salsha karena semalam ia melihat suaminya tidur sudah larut malam. Via langsung membuka WhatsApp milik Aryo.[Mas, aku minta
"Ya sudah kamu tunggu disini," ucap Aryo lalu melangkah untuk mengambil mobil diparkiran. Namun, tiba-tiba....."Aww!" Salsha tersungkur"Copet!" teriak Salsha, seseorang telah membawa lari belanjaannya. Aryo tetap berlalu karena pikir istrinya sedang bergurauBanyaknya orang disana tak dapat mengejar copet itu, karena copet dengan cepat naik ke atas motor teman yang telah menunggunya.Setelah mengeluarkan mobil dari parkiran, Aryo pun melajukan mobilnya dan berhenti di depan Salsha."Hu....hu...""Kamu kenapa sayang? Apa yang terjadi?" Aryo membantu Salsha berdiri"Mas copet itu membawa lari semua belanjaan dan tas aku.""Apa! Di dalam tas kamu ada ATM ku, semua uang berada di sana, bagaimana bisa kamu hilangkan begitu saja." Aryo meninggikan suaranya.