"Zee putrimu, Ndre! Bagaimana bisa kamu melarang putrimu sendiri masuk ke dalam sana?"
"Dad ... "
"Duduklah! Kita bahas masalah Zee sampai hasil tesnya keluar. Selama hasilnya itu belum keluar dan menyatakan kalau Zee memang benar bukan putrimu, maka Daddy akan terus menganggap sebaliknya!" potong Daddy Isaac tegas.
Setelah Andre duduk, Daddy Isaac kembali melanjutkan, ia akan membuka kedua mata putranya itu yang masih saja tidak dapat melihat kemiripan antara dirinya dengan putrinya.
"Dengar, dari penampilan Zee saja sudah terlihat jelas kalau dia adalah anakmu, Ndre. Mau sampai kapan kamu menyangkalnya? Coba lah diingat-ingat lagi, kamu melakukannya dengan siapa saja?"
Dan sama seperti pertanyaan daddy Isaac sebelumnya, Andre meresponnya dengan setengah frustasi, seolah ia tengah dihadapkan pada hukuman atas dosa yang tidak pernah ia lakukan.
"Astaga, Dad. Harus dengan apa lagi aku meyakinkan Daddy kalau aku sama sekali belum pernah melakukan itu? Tuhan, aku bahkan tidak malu mengakui kalau aku masih perjaka di usia setengah baya ini," desah Andre sambil mengacak kasar rambutnya.
"Mau bertaruh?" tantang daddy Isaac.
Saat masih kecil, Andre sama sekali tidak pernah melewatkan tantangan apapun yang daddy Isaac berikan. Sebagai anak tertua, Andre telah dibesarkan dengan emnjadi seorang pria sejati, dan bukannya seorang pria pengecut yang sudah menyerah saja bahkan sebelum mencobanya.
"Bertaruh apa? Kalau yang Daddy maksud taruhan konyol aku tidak akan pernah mau."
Selalu seperti itu. Berpikiran negatif tentang apapun yang akan daddy Isaac utarakan.
Sejak kehadiran Catherine di antara mereka, Andre yang selalu ceria dan mudah senyum itu berubah menjadi Andre yang selalu bersikap sinis dan menutup diri, hingga akhirnya meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang lama.
"jangan jadi pengecut. Tinggal jawab saja mau terima tantangan Daddy atau tidak!"
Sekali lagi daddy Isaac menantangnya. memancing keberanian putranya itu.
"Apa ini tentang Zee?"
"Ya, tentang anak itu. Bagaimana?"
"Dan apa tantangannya?"
Daddy Isaac diam sesaat untuk menatap penuh wajah putra pertamanya, ia tidak akan melewatkan sedikit saja perubahan air muka Andre nantinya.
"Jika ternyata Zee benar putrimu, maka kamu harus mempekerjakan Cath sebagai sekretarismu, sekaligus yang akan mengasuh Zee nantinya."
Wajah Andre menjadi masam seketika,
"Cih yang benar saja! Kenapa harus wanita itu? Aku bisa mencari pengasuh yang sangat berpengalaman jika benar Zee adalah putriku nantinya. Dan masalah sekretaris, aku akan mempekerjakan lagi sekretarisku yang lama, aku belum menyetujui surat pengunduran dirinya!" sungut Andre.
Ia tidak dapat membayangkan tinggal satu atap dengan Catherine, wanita yang dulunya pernah menggodanya itu. Yang entah bagaimana bisa berada di dalam kamarnya dengan pakaiannya yang minim.
Sayangnya ingatannya hanya sampai di sana saja. Ia terlalu mabuk malam itu dan pagi harinya terbangun dengan nyeri kepala hebat, sendirian di dalam kamar tanpa ada satu orangpun.
Padahal malamnya ada pesta yang daddy Isaac rayakan untuk mensyukuri salah satu proyeknya yang berjalan dengan sangat sukses. Namun pagi harinya rumahnya sudah terlihat sehening kuburan saja, tidak ada lagi hingar bingar yang memekakkan telinga.
"Kalau kamu tidak berani menerima tantangan Daddy ya tidak masalah. Namun Daddy jadi tahu seberapa beraninya kamu dalam mengambil resiko, yang ternyata masih jauh dari yang Daddy harapkan," cibir daddy Isaac dengan tatapannya yang mencemooh.
jelas-jelas daddy Isaac tengah mengejek Andre atas ketidak beraniannya itu.
"Tapi kenapa harus wanita itu? Masih banyak wanita yang jauh lebih berpengalaman dari Kitty Dad. Dan Ya Tuhan, wanita itu bahkan belum pernah punya anak, bagaimana bisa dia merawat seorang anak nantinya?" cecar Andre dengan nada dongkolnya.
Ia menyesali dirinya yang memutuskan untuk kembali lagi pada keluarganya. Padahal sebelum ini kehidupannya sudah terasa damai, tanpa adanya intervensi dari ayahnya dan tidak melihat wajah Catherine yang menyebalkan lagi.
Andai saja Andre tidak keburu janji pada Azalea untuk kembali pada keluarganya, dan berusaha menerima Catherine dengan tangan terbuka sebagai calon Mommynya, mungkin saat ini Andre masih melanjutkan hidup damainya itu.
Namun Azalea dengan kelembutannya telah berhasil mengalahkan kekeraskepalaan Andre untuk tidak mau kembali lagi pada keluarganya, untuk terus menghindari mereka sampai setidaknya Catherine tidak ada lagi di antara mereka.
"Seorang wanita tidak harus merasakan kehamilan dan melahirkan lebih dulu untuk membangun insting keibuan mereka. Dengan hanya melihat anak kecil apalagi yang menggemaskan seperti Zee saja sudah akan membangkitkan inting keibuan Catherine dengan sangat cepat, Ndre!"
"Let's say aku menerima tantangan Daddy, tapi bagaimana kalau ternyata Daddy salah? Ternyata KItty tidak sehebat yang Daddy katakan? Bagaimana kalau wanita itu sama sekali tidak dapat merawat Zee apalagi menjadi sekretarisku yang pastinya akan sangat menyita waktunya. Bisakah dia membagi waktunya di kantor dan di rumah?"
Bahkan sekretarisnya yang dulu saja sering mengeluhkan beratnya pekerjaan mereka. Bagaiman jika ditambah lagi dengan mengasuh seorang balita?
"Cath wanita yang sangat hebat. Daddy yakin seratus persen kalau Cath akan dapat melakukan keduanya dengan sangat baik."
Melihat sikap penuh percaya diri daddy Isaac, Andre meyipitkan kedua matanya saat sebuah pikiran terlintas di benaknya begitu saja,
"Jangan bilang Daddy sudah mulai bosan dengan Kitty dan akan menyerahkan wanita sialan itu padaku!" tukasnya.
Andre mampu menghindar dengan sangat baik saat sebuah kotak tissue yang daddy Isaac lempar melayang ke arahnya,
"Dasar anak nakal! Daddy tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti itu, terutama saat Daddy tahu kalau kamu sangat membenci Cath. Entah alasan apa yang membuatmu bersikap konyol dan menyebalkan seperti itu padanya?"
Alasan Andre membenci Catherine?
Sampai kapan pun Andre tidak akan mau mengatakannya, terlalu memalukan bahkan hanya sekedar membayangkannya saja sekalipun.
"Aku takut Daddy akan terkena serangan jantung kalau aku mengatakannya!" elak Andre.
"Jantungku baik-baik saja. Kamu sendiri pun tahu kan hasil rekam medik Daddy. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi kesehatan Daddy. Jadi silahkan ceritakan sekarang apa yang menjadi penyebab kamu begitu membenci Cath!"
Andre baru akan membuka mulutnya ketika daddy Isaac kembali bicara,
"Jangan bilang kalau Cath telah merebut cinta Mommymu dari Daddy! Karena sampai saat ini cinta Daddy masih tetap milik Mommymu seorang. Jadi, jangan gunakan alasan itu sebagai alibi lagi, Daddy sudah muak mendengarnya!"
Yang ternyata memang alasan itu lagi yang akan Andre utarakan nantinya. Yang akhirnya Andre batalkan dan memutuskan mencari alasan yang masuk akal lainnya.
Namun saat ia tidak juga menemukan alasannya, sementara ia tidak mau memberitahukan alasan yang sebenarnya, jadi Andre pun hanya bisa mengalihkan pembicaraan mereka saja. Kali ini akan lebih fokus pada mommynya,
"Kalau Daddy masih mencintai Mommy, lalu kenapa Daddy masih terus berhubungan dengan Kitty? Apa hanya sebatas sebagai pemuas hasrat biologis Daddy saja? Bukankah itu sangat tidak adil untuknya, Dad?"
Pertanyaan yang konyol. Tentu saja demi kepuasan boilogisnya memangnya untuk apa lagi? Secara Catherine masih muda, bahkan lebih muda dari Andre dan hanya selisih satu tahun saja dengan Thomas.
Bukankah para pria seusia daddy Isaac yang sedang lucu-lucunya itu akan cenderung mencari daun muda demi bisa membuat jiwa mereka kembali muda lagi?
"Umm, bisa dibilang seperti itu. Sebagai seorang laki-laki kamu pun pasti mengerti kan Ndre, kalau kita akan merasakan pusing seharian kalau tidak dapat menuntaskan hasrat kita."
Andre memutar kedua bola matanya saat merespon,
"Astaga, kan Daddy bisa menggunakan ... "
"Tangan? Tidak akan!" potong daddy Isaac yang sudah memahami arah pembicaraan putranya itu.
"Itu jauh lebih baik, Dad. Daripada Daddy membuang masa muda seorang wanita demi sesuatu yang tidak pasti! Masa muda tidak akan dapat terulang lagi, Dad. Jadi mau sampai kapan Daddy akan menggantungnya seperti itu?"
Kedua mata Andre menyipit lagi saat melihat seringaian lebar di wajah daddy Isaac,
"Apanya yang lucu?" tanyanya.
"Sepertinya kamu sudah mulai menaruh perhatian padanya," jawab daddy Isaac sambil tersenyum jahil.
Andre menunjuk hidungnya sendiri dengan dongkol,
"Aku, menyukai Kittymu? Mungkin nanti kalau bumi jadi langit dan langit jadi bumi!"
"Jangan terlalu benci pada seseorang hingga seperti itu, Ndre. Hati-hati saja nanti lama-kelamaan bisa menjadi cinta," ledek daddy Isaac.
"Seperti ucapanku barusan Dad kalau ... "
"Ingat Lea! Dulu pun Lea sangat membenci Aaron, tapi pada akhirnya apa? Mereka saling mencintai dan dapat hidup bersama dengan anak mereka sekarang."
"Jangan pernah bahas masalah Lea lagi, Dad. Informasi apapun yang Daddy terima dari informan sialan Daddy itu, tidak menjamin kebenarannya seratrus persen!"
"Tapi bagian Lea dari benci menjadi cinta itu benar kan? Kalau tidak untuk apa Lea mau rujuk kembali dengan Aaron, bahkan tengah menunggu kelahiran anak kedua mereka sekarang ini."
Seketika itu juga Andre berdiri,
"Lea akan melahirkan?" tanyanya.
"Menurut dari yang Daddy dengar sih seperti itu. Apa Lea tidak menghubungimu?"
"Tapi perkiraan lahirannya masih dua minggu lagi, Dad."
"Ah, bahkan kamu mengetahui jadwal melahirkan Lea. Kenapa masih belum bisa melupakannya, Ndre? Ingat, apa yang kamu rasakan itu hanyalah sebuah ambisi saja, bukannya cinta!"
"Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku, Dad. Dan aku bisa pastikan kalau yang aku rasakan pada Lea adalah cinta yang murni, bukannya sekedar ambisi ingin memilikinya saja!" tegas Andre sebelum melangkah ke arah keluar ruang kerjanya.
"Mau ke mana kamu? Bagaimana dengan tantangannya?"
"Tentu saja untuk membesuk Lea. Dan tenang saja, aku terima tantangan itu, karena aku yakin seratus persen kalau Zee bukanlah putriku!
Sambil tersenyum lebar daddy Isaac menatap punggung putranya itu. Tantangan pertama telah Andre terima, tinggal menunggu tantangan yang selanjutnya saja.
"Aahh putraku, hidupmu setelah ini tidak akan pernah sama lagi," kekehnya.
"Kenapa? Kamu takut aku akan menyakitimu? Aku tidak akan menggigitnya."Astaga, bisakah seseorang mati karena menahan gairahnya sendiri? Bahkan dengan hanya membayangkan Catherine melakukan itu saja sudah membuat Andre semakin tersiksa.Satu-satunya yang ingin ia lakukan sekarang hanyalah menghujamkan dirinya dalam-dalam ke gua kehangatan Catherine yang baru saja ia rasakan itu."Berjanjilah, kamu akan berhenti kalau kamu sudah mulai merasakan sakit," pinta Andre."Katamu tadi, hanya sakit untuk yang pertama kalinya saja, sementara untuk yang selanjutnya aku sudah bisa menikmatinya.""Memang benar seperti itu, Kitty. Hanya saja, sudah tiga tahun lebih tidak ada yang memasukimu, rasanya pasti akan sedikit menyakitkan juga untukmu.""Aku percaya padamu, Ndre."Melihat keraguan di wajah Andre, Catherine kembali menegaskan,"Sepenuhnya!"Catherine memekik pelan saat dalam sekejap mata Andre sudah kembali mengungkungnya di bawahnya,"Biarkan aku memberikan kenikmatan lagi untukmu.""Ndre,
"Untuk yang pertama memang akan sakit, Sayang. Tapi tidak untuk selanjutnya. Kamu boleh bertanya pada wanita manapun yang telah berkali-kali melakukan hubungan intim, atau kamu mau aku sambungkan ke Loli atau Monic sekarang? Mumpung mereka juga bermalam di hotel yang sama dengan kita.""Astaga, tidak perlu, Ndre. Aku tidak mau mengusik mereka malam-malam begini," tolak Catherine."Kalau begitu berbaringlah sekarang, ada yang akan aku lakukan padamu. Dan tenang saja, aku hanya akan memuaskanmu. Kalau pun kamu tetap tidak nyaman dengan yang aku lakukan, kamu bisa memintaku untuk berhenti."Dari raut wajah Catherine, terlihat jelas kalau wanita itu tengah berperang dengan batinnya. Sesekali helaan napas panjang menghembus keluar dari mulutnya, sementara matanya terus tertukju pada mata Andre, seolah mencari jawaban dari sorot Andre yang terlihat teduh, menandakan keseriusan dengan setiap kata yang pria itu ucapkan sebelumnya."Baiklah. Tapi ... Kalau aku memintamu untuk menghentikannya,
"Alvin terlalu baik untuk aku, Ndre. Alvin berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dariku.""Tidak ada yang lebih baik darimu, Sayang. Kamulah yang terbaik! Dan aku beruntung karena telah mengikatmu dengan pernikahan dan juga seorang putri. Ah ya, akan segera hadir juga adik Zee, putri kedua kita!" tegas Andre. Entah kenapa ia benci tiap kali mendengar Catherine tidak percaya dengan dirinya sendiri.Apa wanita itu selalu insecure dalam hal apapun?"Baru sekarang ini kamu bilang aku yang gterbaik. Sebelumnya ... " Keluhan Catherine terhenti saat jari Andre menutup bibirnya,"Dulu aku memang bodoh karena telah menghabiskan waktuku dengan terobsesi pada seseorang. Mau bagaimana lagi, saat itu aku belum bisa membedakan perasaan sayang sebagai seorang sahabat atau sayang karena cinta."Catherine menjauhkan tanga Andre dari bibirnya, "Malam itu, kamu mengira aku sebagai Lea. Itu apa namanya kalau bukan cinta?""Aku akui malam itu aku memang sangat kecewa pada Lea karena dengan bodohnya kem
Padahal itu hanyalah sekedar ucapan Andre saja, tapi anehnya Catherine merasakan darahnya yang berdesir, tubuhnya sendiri seolah terbujuk oleh kata manis suaminya itu. Oleh janji-janji memabukkan pria itu. Dan meleleh sepenuhnya ketika Andre menurunkan kepalanya untuk mengulum salah satu puncak bukitnya.Refleks tangan Catherine menelusup masuk ke rambut Andre, ia sendiri tidak yakin ingin menghentikan pria itu, atau ingin menahannya seperti itu agar ia dapat terus merasakan kenikmatan demi kenikmatan yang dihasilkan dari permainan lidah Andre di sana.Tanpa memutuskan ciuman mereka, Andre membantu Catherine berdiri, membiarkan gaun pengantin Catherine turun hingga menumpuk di kaki mereka, dan hanya menyisakan G-String yang tidak dapat menutupi sepenuhnya bagian inti Catherine.Andai saja Andre tidak mengenal Catherine, mungkin ia akan mengira kalau wanita itu sengaja menggodanya. Ia pun menanggalkan juga G-String berwarna hitam itu hingga Catherine sepenuhnya polos."Ndre, ka ... kam
"Kamu yang telah berubah menjadi jauh lebih baik, itu sangat membuatku bahagia, Ndre. Sesuatu yang dulu aku anggap mustahil, kini telah menjadi kenyataan, aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Maafkan aku yang sempat meragukan ketulusanmu."Senyuman lembut mulai terukir kembali di wajah Andre, ia cukup lega mendengar pengakuan istrinya itu, "Apa itu tandanya kamu sudah jatuh cinta padaku, Sayang?" tanyanya penuh harap."Kenapa kamu memanggilku dengan sebutan Sayang? Apa kamu sudah mulai jatuh cinta padaku?" Catherine balik bertanya, meski rasanya mustahil untuk ia mendapatkan cinta Andre sepenuhnya. Even ia pernah mendengar Andre mencintainya sekalipun."Mungkin,"Hanya itu jawaban yang Andre berikan, satu kata yang dapat mengandung dua maksud. Mungkin Andre mencintainya, atau mungkin juga tidak. Sedikit kecewa, tapi memang seperti itulah Andre.Catherine membiarkan Andre mengusap puncak kepalanya, lalu turun ke belakang kepalanya untuk menarik lepas aksesoris rambut yang Cather
Duduk di kaki tempat tidur, tanpa sadar jemari Catherine memutar cincin kawin yang tersemat di jari manisnya, selama ia menunggu Andre mengunci pintu kamar mereka. Berkali-kali ia menghela napas berat saat rasa takut, cemas dan bingung membaur menjadi satu. Meski Andre adalah daddy putrinya dan mereka juga telah resmi menikah, Andre tetaplah orang asing bagi Catherine. Kegugupan masih bisa menyiksa dirinya saat membayangkan seperti apa berbagi tempat tidur dengan pria asing.Penyatuan mereka dulu tidak bisa dijadikan acuan untuk Catherine, karena dulu hanya rasa sakit yang luar biasa saja yang dapat Catherine rasakan. Ia bahkan berniat menghindar dari penyatuan seperti itu lagi. Rasanya sungguh menyiksa.Ya, nanti Catherine akan mencari alasan agar Andre tidak bisa melakukan penyatuan lagi, setidaknya sampai ia siap."Apa yang sedang kamu lamunkan di malam pengantin kita?" Pertanyaan Andre menghentak Catherine dari lamunannya. Tatapannya seketika tertuju pada suaminya itu,"Ti ... T