Share

Bab 140

"Silla takut." Silla menarik tangan Dareen. Sementara matanya tertuju pada Bian.

"Lho, kenapa takut, Sayang? Om itu bukan orang jahat kok. Justru Om itu telah mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan Silla." Dareen mengelus lembut punggung jangan Silla.

"Benarkah?"

"Iya. Om itu saudara mommy."

Silla kembali tenang dan memberanikan diri untuk membalas senyum Bian.

"T–terima kasih, Om," ujar Silla, sedikit gugup.

"Iya. Anak manis. Cepat sembuh ya …."

Bola mata Bian terus bergerak memindai wajah Silla dan Arisha. Otaknya berpikir keras. Tidak mungkin ada begitu banyak kebetulan tentang kemiripan Silla dan Arisha.

"Tuan Hart, bisakah kita bicara empat mata?"

"Tentu. Mari kita ngobrol sambil minum kopi, tapi … tunggu sampai omaku tiba di sini. Tidak mungkin kita meninggalkan mereka berdua, bukan?"

"Oh. Oke."

Sepuluh menit berselang, Nyonya Hart datang dengan langkah tergesa-gesa.

"Silla, Sayang. Oma senang kamu akhirnya sadar. Terima kasih. Kamu anak yang kuat!" Nyonya Hart men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status