Mommy untuk Daddy

Mommy untuk Daddy

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-27
Oleh:  Lathifah NurTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
145Bab
22.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Senyum di wajah Arisha lenyap seketika. Seorang wanita datang membawa anak lelakinya, memutus prosesi ijab kabul yang sedang berlangsung. Tak kuat menanggung malu dan ditikam kecewa akibat pernikahannya yang batal, Arisha kabur, meninggalkan kampung halamannya. Niat hati ingin mengejar mimpi menjadi koki, apa daya Arisha justru hendak dijual oleh sahabat masa kecilnya. Arisha mengerahkan segala daya dan upaya untuk menyelamatkan diri dan bertahan di tengah kejamnya kehidupan ibukota. Nahas, takdir menggiringnya menjadi seorang babysitter. Akankah mimpi hanya tinggal mimpi?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Saya terima nikah dan kawinnya—"

"Hentikan!"

"K–kamu …."

Genggaman tangan Alfian pada Pak Penghulu terlepas. Wajahnya memucat. Dia terlonjak tegak, menatap seorang wanita asing yang baru saja berteriak lantang, menghentikan prosesi sakral hari pernikahannya.

Wanita itu melangkah tergesa-gesa, mendekati Alfian. Sebelah tangannya membimbing seorang bocah laki-laki berusia dua tahun.

Ia melirik tajam pada Arisha. Tanpa aba-aba, secepat kilat tangannya menyentak hijab yang dikenakan Arisha. Sementara mulutnya mengeluarkan sumpah serapah, "Dasar jalang! Apa tidak ada lagi laki-laki di muka bumi ini, hingga kau kegatalan merebut suamiku, hah?"

"Akh! Sakit! Lepas!" Arisha mencoba melepaskan tangan wanita itu dari kepalanya, tetapi tidak bisa.

Kobaran emosi membuat cengkeraman wanita tersebut sangat kuat.

"Cukup, Nadin!" sentak Alfian spontan, merasa nyilu melihat Arisha meringis. "Lepaskan Arisha!"

Nadin menyeringai sinis. "Oh, jadi wanita jalang ini bernama Arisha? Dan kau lebih membela dia daripada aku, istrimu, iya?!"

Alfian jadi serba salah. "B–bukan begitu, Nadin. Aku … aku bisa jelaskan semuanya. Ini hanya salah paham."

"I–iya, Mbak. Ini … cuma … salah paham," lirih Arisha sambil menahan rasa sakit pada kulit kepala, lantaran rambutnya ikut tertarik ke belakang bersama cengkeraman tangan Nadin pada hijabnya.

"Apa? Salah paham?! Omong kosong!" murka Nadin. "Jelas-jelas kau menggoda suamiku dan merampasnya dari kami!"

"T–tidak, Mbak. A–aku tidak tahu kalau Mas Alfian su–sudah menikah. Aakh!" Mata Arisha berkaca-kaca menahan rasa sakit pada kulit kepala dan tengkuknya.

"Bohong! Mana ada maling yang ngaku." Nadin mengedarkan pandangan pada ibu-ibu yang saling berbisik, lalu berseru lantang. "Ibu-ibu, sebaiknya kita apakan pelakor ini? Hari ini suamiku yang menjadi korbannya. Besok atau lusa, bisa jadi suami kalian yang akan dirayunya."

Teriakan Nadin memprovokasi sekumpulan emak-emak yang sedari tadi hanya menonton.

"Betul! Dia harus diberi pelajaran! Jangan biarkan pelakor melenggang bebas di kampung kita," teriak seorang ibu berdandan menor, ikut menyiramkan bensin pada percikan api yang telah menyala.

Entah siapa yang memulai, segerombolan wanita beringas kini menyerang Arisha. Menu, yang semula disiapkan di teras masjid untuk makan bersama setelah akad nikah, kini berubah menjadi senjata.

"Rasakan ini! Makan tuh sambal!" geram seorang ibu berbaju merah seraya membedaki wajah Arisha dengan segenggam sambal rendang.

"Aaakh, panaas! Panaas!" jerit Arisha sembari memejamkan mata dan menggeleng kuat, mencoba menghindari tangan wanita berbaju merah itu.

Apa daya, ibu-ibu lainnya memegangi lengan Arisha dan menahan kepalanya. Arisha hanya bisa tergugu.

Serangan sambal itu tidak hanya menyasar wajahnya, tetapi juga bagian tubuh lainnya. Bahkan, menyelinap ke balik kebaya pengantin yang dikenakannya.

Arisha meraung dan menggelinjang seperti cacing kepanasan. Namun, sekumpulan wanita yang telah dikuasai jiwa iblis itu tak sedikit pun menaruh iba kepadanya.

Alfian yang berusaha melerai pun terjengkang oleh mereka.

"Pak RT, tolong! Jangan diam saja!" teriak Alfian, menyentak sesosok lelaki paruh baya yang tegak bengong, menyaksikan keberingasan warganya.

"Berhenti! Cukup! Kalian bisa membunuhnya," seru Pak RT setelah kesadarannya pulih. "Kalian bisa saja dipenjara karena telah bertindak anarkis!"

"Huuu …." Seruan kecewa terdengar riuh.

Arisha terduduk lemas. Hijabnya entah ke mana. Rambutnya awut-awutan, sebagian melekat pada wajahnya yang terkena sambal.

"Arisha," lirih Alfian, mendekati Arisha seraya berjongkok.

"Jangan coba-coba membelanya, Mas! Dia pantas mendapatkan semua itu. Siapa suruh jadi pelakor." Nadin menarik kerah baju Alfian, menyebabkan lelaki itu terjengkang ke belakang.

Arisha mengeritkan gigi. Runtuh sudah harga dirinya. Cintanya pada Alfian hangus seketika, terbakar kemarahan dan perasaan kecewa, karena merasa tertipu.

Sambil menahan perih pada sekujur tubuhnya, Arisha menantang mata Nadin, lalu beralih pada Alfian.

Dengan kemarahan yang menggelegak dalam dada, Arisha melepas cincin yang melingkar di jari manisnya. Ia melempar cincin itu ke dada Alfian seraya berkata tegas, "Pernikahan ini batal! Aku tidak sudi menikah dengan seorang penipu!"

Bergegas Arisha menyambar hijabnya yang tergeletak di dekat kaki Pak RT, lalu berlari keluar dengan air mata berderai. Tak ia hiraukan teriakan ibu-ibu yang mencemoohnya.

"Tunggu, Arisha! Jangan pergi! Kita bisa bicarakan ini baik-baik," seru Alfian, memburu Arisha. Namun, Arisha menulikan telinga.

Dia juga tak lagi peduli jika para tamu yang ditinggalkannya sibuk menjelek-jelekkan dirinya.

“Arisha! Argh!”

Alfian meninju angin dengan kecewa. Ketika keluar dari masjid, ia tak lagi melihat sosok Arisha. Entah ke mana gadis itu pergi.

Sejenak ia menggumamkan tekad. “Aku akan mencarimu, Arisha!"

"Sudahlah, Mas … Mas. Pelakor murahan seperti itu tak perlu dikasihani. Baguslah dia pergi! Itu namanya sadar diri," celetuk Nadin, yang berhasil menyusul Alfian sembari menyeret putra kecilnya. "Ayo pulang bersamaku!"

Nadin merangkul lengan Alfian seraya berbisik. Entah apa yang dibisikkannya. Yang jelas, hal tersebut berhasil membuat Alfian bersikap patuh.

Hosh! Hosh!

Napas Arisha tersengal-sengal. Ia membungkuk sembari tangannya bertumpu pada lutut. Entah seberapa jauh ia berlari.

Arisha mengamati sekeliling dengan kening mengerut. Sekarang ia menyadari bahwa dirinya telah berada di desa tetangga.

Hawa panas pada tubuhnya memaksa Arisha untuk mencari sungai. Dia harus membersihkan diri untuk mengurangi rasa panas yang menjalar.

Untung saja yang dibalurkan ibu-ibu itu cuma sambal rendang. Tak terbayang kalau cabai giling mentah yang dimandikan ke badannya. Pasti panasnya luar biasa.

"Ck! Dasar ibu-ibu tak punya hati!" gerutu Arisha sambil mengikis sisa-sisa sambal pada permukaan kulitnya dengan gosokan cukup keras. Aliran air berhawa dingin itu cukup ampuh mengurangi rasa panas yang diidapnya. "Mereka bahkan tak memberiku kesempatan untuk membela diri."

Setelah tubuhnya bersih, Arisha beristirahat di bawah sebatang pohon yang tidak terlalu rindang. Cahaya matahari menembus sela dedaunan. Lumayan panas untuk mengeringkan baju Arisha yang melekat di badan.

Menjelang senja, Arisha mengayun langkah pulang.

Saat menginjakkan kaki di teras, Arisha disambut lemparan tas berisi pakaian.

"Enyah kau dari rumahku!" usir seorang wanita berusia sekitar akhir kepala empat, disertai tatapan sinis.

"Tante … apa mak—"

"Pergi!"

Bam!

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
iir_mh@📢📢
cerita nya keren ,alurnya cerita nya juga menarik
2023-09-19 21:53:57
1
user avatar
Raff
Thor, kok aku gak bisa lagi buka bab pake iklan?
2023-07-23 20:04:39
1
user avatar
Khoirul Azzam
cerita sangat menarik dan bagus
2023-07-11 01:39:53
1
user avatar
Umi Nengseh
bacany hrus pakai koin,koin hbs gk bisa dbca
2023-07-10 20:42:18
1
user avatar
Azzaheera Charista
Semangat thor ... Ditunggu up ny
2023-06-26 23:06:42
1
user avatar
Raff
5 bab pertama lumayan mengundang rasa penasaran. Semoga ending-nya tdk mengecewakan
2023-06-24 22:01:43
1
user avatar
Ray
Yaaah, buku yg lama belum kelar bacanya. Udah ada lagi yg baru. Tak apalah. Baca 3 bab awal dl. Sepertinya menarik. Add ke library deh. Semangat Thor!
2023-06-15 18:23:00
1
user avatar
Knight
novelnya sudah mulai lagi, siiiiipppp siiiipppp. mudah2an ceritany semakin hebat dan seru
2023-06-14 19:46:47
1
145 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status