Setelah Devan pergi, sekarang tubuh Natalie masih gemetar. Beberapa saat yang lalu Devan mentransfer uang sebanyak delapan puluh juta dollar pada rekeningnya.Uang yang dia sendiri pun belum pernah miliki. Saat ini setelah Devan mengatakan ingin mengajak Diana pulang, Natalie masih terpaku dengan pikirannya sendiri.Seketika Natalie berdiri dan berniat menemui dua orang yang sudah di ceritakan pada Devan sebelumnya.Dimana sebenarnya mereka ada tiga orang yang menjadi kepercayaan ayah Natalie dulu, namun salah satu dari mereka dibunuh karena berkorban demi keluarganya.Natalie saat ini juga berpikir bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan sisa-sisa kekuatan dari jaringan keluarganya.Setelah itu, Natalie langsung pergi dari sana dan berniat untuk menghampiri dua orang kepercayaan mendiang ayahnya.***Devan kembali ke apartemennya bersama dengan Diana, mereka saat ini membawa barang belanjaan yang cukup banyak.Setelah sampai di kamar apartemennya, Devan langsung me
Saat ini Devan sedang berada di halte dekat gerbang Universitas Luxburg menunggu taxi.Tepat setelah keluar dari ruangan Dekan untuk membayar biaya kuliah Diana, seseorang menelponnya dan memintanya untuk datang.Sesuai dengan apa yang diminta orang itu, Devan berniat untuk menuju ke The Sunshine Bar untuk menemui Natalie.Devan langsung melambaikan tangannya saat dia melihat sebuah taxi datang dari kejauhan hingga taxi tersebut berhenti.Dalam perjalanannya menuju The Sunshine Bar, Devan membuka panel sistemnya lagi karena beberapa saat yang lalu dia mendengar dentingan di kepalanya.Ternyata poin sistemnya bertambah menjadi lima poin, setelah Devan membiayai kuliah adiknya.Devan lalu menganggukkan kepalanya mengerti, dia juga menyimpulkan bahwa membiayai kehidupan adiknya juga bisa menambah poin sistemnya."Tapi kenapa semahal itu?" Gumam Devan, "Ah, sudahlah. Aku harus secepat mungkin menemui mereka," lanjutnya.Sementara itu di bar yang sebentar lagi akan menjadi milik Devan, Nat
Sementara itu, di kantin Universitas Luxburg seperti biasanya Diana ditemani oleh Chris dan Alvin.Mereka mengobrol dan membahas mengenai pendidikan Diana dan perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Devan, kakak Diana."Diana, kau serius Devan sudah memiliki pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya?" Alvin tak bisa lagi menahan rasa penasarannya."Entahlah, tapi semoga saja seperti itu. Bahkan kemarin saja dia membelanjakan beberapa pakaian intuk kami."Saat Diana mengatakan itu, membuat kedua teman kakaknya itu sedikit terkejut."Ya, bahkan hari ini kau terlihat.... Cantik." Alvin kembali memuji penampilan Diana saat ini."Lalu, bagaimana dengan tempat tinggal kalian saat ini?" Kali ini Chris yang bertanya kepada Diana."Syukurlah, sekarang kami tinggal di apartemen Blue Field."Berniat untuk membuat Chris dan Alvin merasa lega karena saat ini Diana dan Devan tinggal di apartemen. Namun keduanya terkejut saat mendengar nama apartemen yang baru saja disebutkan oleh Diana."Oh sial, Di
Waktu telah berlalu, Devan sudah berusaha mempelajari banyak hal di kota Luxburg, namun Devan nampak kesulitan untuk mendapatkan informasi itu.Seperti yang dikatakan Natalie bahwa kota Luxburg dikendalikan oleh beberapa jaringan mafia besar, namun sangat sulit untuk mendapatkan informasi siapa saja mereka.Akan tetapi, Devan sudah melihat secara garis besarnya dan mempelajari bagaimana cara kerjanya.Namun, sudah hampir seminggu Devan tak mendapatkan kabar dari Natalie, yang membuat Devan merasa sedikit putus asa.Selain itu saat Devan membuka kembali panel sistemnya, tak ada perubahan apapun disana selain poin sistemnya yang saat ini bertambah menjadi dua belas poin, itupun Devan mendapat poin sistemnya haya dengan beberapa misi dan aktivitasnya bersama Diana."Kak!..."Saat Devan sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, Diana sudah berdiri di depan pintu kamarnya, yang membuat Devan segera menutup panel sistemnya.Diana berjalan mendekat kearah Devan dan duduk di sebelahnya lalu mem
Sementara itu, beberapa waktu yang lalu setelah Devan memutus panggilannya, Natalie dan tiga orang lainnya saling bertatapan.Tentu saja tidak ada keraguan sama sekali dari mereka berempat kepada Devan. Jika tidak, mereka tentu sudah dari awal lebih memilih pergi dengan membawa uang yang cukup untuk hidup mewah selama sisa usia mereka.Selain itu menurut Damien dan Frankie yang memang sudah mengenal ayah dari Devan adalah dua orang yang paling setuju dengan gagasan Devan untuk membangun jaringannya sendiri.Namun, kali ini Damien dan Frankie lebih terkejut lagi. Bukan karena tak mempercayai Devan, namun mereka seakan berpikir siapa keluarga Blackwell yang sebenarnya."Damien, Frankie.... Aku tahu apa yang kalian pikirkan, tapi aku ingatkan jangan pernah sekalipun menanyakan sumber keuangan Devan, apalagi meremehkannya."Damien dan Frankie sendiri tersentak karena Natalie yang tiba-tiba saja berkata seolah bisa membaca pikiran mereka berdua."Tentu kalian ingat dengan caranya menyelama
Mendengar ucapan seseorang dibelakang yang seolah merendahkannya itu, seketika membuat Diana menjadi kesal.Namun, saat Diana berbalik dan ingin menanggapi ucapan pemuda tersebut, Chris sudah mendahuluinya."Hey, Ken! Kenapa kau selalu saja mengganggu kami?""Ken, sepertinya para pecundang ini selalu mengganggu urusanmu dengan Diana," ucap Tommy yang entah sejak kapan sudah berada disana.Diana sendiri sudah muak dengan sikap kedua pemuda yang selalu mengganggunya dan teman-temannya."Aku? Mengganggumu?" ucap Ken, "Aku hanya ingin menyapa Diana, kenapa kau ikut campur?" tambahnya namun dengan sengaja mengusap pipi Diana yang langsung di tolak mentah-mentah oleh gadis itu."Sial! Apa yang kau lakukan bajingan!"Tiba-tiba saja Alvin yang sejak tadi diam langsung menepis tangan Ken."Jauhkan tangan busukmu itu dari Diana!"Keributan itu membuat perhatian beberapa orang di kantin terfokus pada mereka. Sehingga banyak pasang mata yang melihat kejadian itu.Diana sendiri yang dari tadi suda
Setelah menatap kepergian Devan, Natalie langsung berbalik dan menemui beberapa orang didalam yang juga melihat mereka mengobrol.Saat itu, Natalie masih tak percaya dan tatapannya sedikit nanar. Natalie kembali melihat ponselnya yang masih menyala dengan deretan angka didalamnya."A-apa i-ini?" Gumamnya yang tak sengaja didengar oleh beberapa orang."Nona Natalie, ada apa?" ucap Frankie yang saat itu sudah berdiri.Namun, saat pria itu sudah mensejajarkan tubuhnya dengan Natalie dan melihat apa yang tertera di ponsel Natalie, seketika membuat pria itu membeku."Sial! Pemuda ini lebih berbahaya dari mendiang ayahnya."Frankie sedikit mengumpat karena melihat dengan jelas di ponsel Natalie bahwa Devan baru saja mentransfer dana sebesar dua puluh milyar sebagai dana cadangan.Tak lama kemudian, Darwin yang saat itu mendengar bagaimana rau wajah yang ditunjukkan Frankie, ikut berbicara."Nona Natalie, kau yakin bahwa bos kita ini masih berusia dua puluh tahun?" Tanya Darwin memastikan."
Keesokan harinya tak ada sesuatu yang ingin dilakukan Devan, meski sebelumnya dia sudah mengatakan kepada Diana bahwa dia akan sangat sibuk.Hari ini Devan hanya ingin bersantai di apartemennya, dimana saat ini dia sedang berdiri di balkon apartemennya.Devan sendiri masih tidak menyangka, bahwa dalam waktu cepat atau lambat kota ini akan benar-benar mejadi miliknya.Namun, saat Devan melihat jauh kedepan dari atas balkonnya, dia kembali teringat akan cerita kedua sahabatnya.Saat mengingat bagaimana kedua sahabatnya memberi tahu Devan bahwa Diana yang selalu diganggu oleh pemuda berna Ken di kampusnya.Hal itu kembali membuat Devan merasa marah dan tak terima akan perlakuan yang dialami oleh Diana.Sehingga secara tak sengaja Devan mengepalkan kedua tangannya dan tatapannya sangat tajam."Aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Diana," gumam Devan."Aku harus secepat mungkin menguasai dan memilik pengaruh di kota ini."Setela mengatakan itu, Deva masuk kedalam apartem