Share

Most wanted
Most wanted
Penulis: Candy Chaca

Bab 1

Angin berhembus kencang di siang menuju sore hari, sejak tadi aku terpaku, disana ada gadis itu, gadis berambut pendek sebahu sedang memainkan bola basket dan mencoba ia masukan ke dalam ring namun beberapa kali gagal dan beberapa kali juga ia berhasil, gadis itu bukan dari klub basket di sekolahku melainkan gadis yang terlihat cuek akan sekitar Bahkan terkesan dingin, dari depan kelasku yang berada di lantai dua tentu saja aku dapat memperhatikannya.

Kringgggg

Bunyi bell menyadarkan ku namun aku tidak berhenti memperhatikan gadis itu, bahkan saat ini kulihat dia menghitung sesuatu dengan jarinya di samping tubuhnya.

Kringgggg

Kini aku mengerti dia bukan menghitung angka yang sesungguhnya dia menghitung jumlah bell, karena jika lebih dari 3x sekolah akan bubar.

Kringggg

Jari nya bertambah menjadi tiga, ternyata sejak tadi gadis itu menunggu bell pulang, terlihat dari tas kulit berwarna coklat di samping tiang basket.

Kringgggg

Benar saja gadis itu langsung meraih tasnya dan berlari kecil keluar dari lapangan seorang diri.

Tepukan di pundak membuatku terkejut, ternyata teman sekelas ku Haikal, aku menatapnya heran karena  tumben sekali membawakan tasku.

"Kita di suruh cepat balik ini kelas mau di pake rapat anak OSIS" ucapnya sambil memegang tas ransel miliknya.

"Ruang OSIS ada kali" 

"Harus steril tuh ruangan bentar lagi kan gue jadi ketua OSIS baru" ucapnya sambil tersenyum miring, aku hanya memutar bola mataku malas dan memilih pergi meninggalkannya.

Aku berjalan pelan di koridor menuju gerbang sekolah, aku jarang tersenyum, kepada orang yang sangat ku kenal lah aku berani menyapa, meskipun sekolah ini di bilang elite tidak sedikit di antara mereka selalu saja merasa aku ini seorang selebritas padahal hanya follower ku saja yang besar atau mereka hanya menilai seseorang dari wajahnya, menyebalkan, tidak hanya aku bahkan temanku pun.

Sampai di parkiran aku langsung memasang helm, baru saja selesai memakai helm, seorang gadis mendekati ku, aku tidak melepas helm karena sudah terpasang aku memilih membuka kacanya saja.

"Nama Lo Rivaldo adrian kelas 11 IPS 1 kan?" Aku mengangguk berniat menyalakan mesin motor namun lenganku di tahan oleh gadis itu.

"Apalagi?"

Tanpa sengaja aku melihat name tag nya yang bertuliskan 'karina indira' gadis ini sangat cantik tapi sama seperti gadis lainnya berambut panjang.

"Bu Rida nyuruh gue sama temen gue panggil Lo, Lo di suruh ke ruangan Bu Rida" 

CK

Akupun membuka kembali helm yang sudah terpasang, saat aku membuka helm gadis itu masih diam di posisinya dengan menatapku, gadis ini kenapa?.

"Ayo" gadis itu tersenyum lalu mengangguk mengikuti ku di belakang, dan berhasil menarik perhatian yang membuatku risih selama ini, masalahnya gadis yang bersamaku saat ini sangat cantik meskipun di sekolah ini banyak gadis sepertinya alias cantik. 

Tok tok tok

"Permisi" ucapku.

"Masuk nak" itu suara Bu Rida, akupun membuka pintu itu dan memilih masuk duluan karena aku ingin segera pulang.

Namun hari ini tidak pernah aku bayangkan sebelumnya akan terjadi, setelah membuka pintu itu, waktu seperti berhenti untuk sesaat membiarkan aku mencerna semuanya tunggu, apa ini ? gadis itu gadis  yang satunya, gadis yang selama ini aku perhatikan dari jauh karena penasaran, saat ini berada di hadapanku tepat nya di hadapan bu Rida.

Author POV 

"Rivaldo" tegur Bu Rida pada Aldo yang sejak tadi diam di tempat, sedangkan Karin gadis itu sejak tadi sudah duduk di kursi tamu.

Rivaldo mengalihkan perhatiannya penuh pada Bu Rida, Bu Rida menunjuk kursi kosong di hadapannya, di samping gadis yang sejak tadi memainkan ponselnya, mungkin karena menunggu Aldo yang telat menemui Bu Rida.

Merasa orang di sampingnya sudah duduk, gadis itu mematikan ponselnya dan menengok ke samping.

Deg

Lelaki di sampingnya ini sangat tidak asing, gadis itupun mencoba mencari tahu namanya dari nametag namun sayang tidak ada di bajunya.

Bu Rida kembali menatap kedua murid di hadapannya dengan senyumnya seperti biasa.

"Kalian, terutama kamu Bella dia ini Rivaldo, sudah mempertahankan peringkat pertama di kelasnya selama kelas 10 dia juga mengikuti beberapa olimpiade seperti olimpiade ekonomi dan mewakili sekolah hingga provinsi dengan peringkat ke dua" ucapnya berterus terang, mungkin sangat terlihat jika saat ini Bella kebingungan.

"Ooh namanya Bella". Ucap Aldo dalam hati.

Bella menyugar rambutnya, ia merasa ruangan ini sangat panas entah mengapa rasanya seperti ada mata yang terus memperhatikannya, berbeda dengan Aldo yang fokus menyimak percakapan keduanya.

"Lalu Bu ada apa saya di bawa kemari?"   Tanya bella sangat penasaran, sesekali ia menatap Karin yang sibuk dengan ponselnya di kursi tamu.

"Begini kalian sama-sama murid yang berprestasi saat kelas 10 di jurusan kalian, jadi ibu sebagai wakil kesiswaan, ibu ingin kalian menjadi model poster sekolah untuk mpls" ucapan Bu Rida sukses membuat Aldo dan Bella saling pandang untuk sesaat.

Kreekk

Suara denyitan kursi membuat ketiganya menoleh, pelakunya adalah Karin, dia berdiri dan menghampiri meja Bu Rida.

"Bu saya tidak salah dengar?" Tanyanya yang di balas anggukan oleh Bu Rida.

"Bu gimana kalo Bella di hujat sama fans si Aldo" cerocos Karin dengan suara parau, Karin terlihat panik sesekali dia mengusap dahinya sambil bolak balik berjalan.

"Karin kamu kembali duduk, masalah itu tidak mungkin terjadi, ini lingkungan sekolah jangan aneh-aneh" 

Karin yang mendengar langsung memajukan bibirnya terlihat menggemaskan lalu duduk kembali seperti perintah Bu Rida, Bu Rida pun kembali fokus pada dua murid di hadapannya.

Bella menghela napasnya perlahan, ia angkat wajahnya sedikit dan menatap Bu Rida dengan mengangguk mantap.

"Saya bakal ikut Bu"

"Saya juga" 

Mendengar ucapan keduanya membuat Bu Rida tersenyum lega, karena dia tidak perlu mencari siswa berprestasi lainnya di setiap kelas.

                                   .....

Karin, Bella dan Aldo berjalan bersisian di koridor sekolah, Bella memperhatikan gaya berjalan Aldo dari sampingnya, dia hanya memakai tas di pundak Kananya seperti cowok cool pada umumnya, iapun memilih mendengarkan musik tidak peduli dengan Aldo dan Karin di sampingnya.  

Saat sedang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, dua orang siswa lelaki sedang saling mengejar di belokan koridor bahkan beberapa kali mengelilingi Tiang bangunan, Bella hanya menggeleng kepalanya melihat tingkah dua manusia aneh di sekolahnya meski wajahnya bisa di bilang tampan itu, ketiganya terus berjalan hingga dua siswa yang saling mengejar itu menubruk bahu Bella sampai Bella terjungkal kebelakang beruntung Aldo dengan sigap membantunya, Bella yang sadar langsung berdiri dari posisinya begitupun dengan Aldo yang langsung pura-pura merapikan seragamnya padahal terlihat masih rapi.

Bella tidak tinggal diam dia langsung mengejar dua orang yang kabur tanpa meminta maaf atau membantunya terlebih dahulu.

"Bella" teriak Aldo membuat Karin menoleh padanya.

"Udah biarin, Lo tau gak mereka berdua itu sama Bella Deket banget kita satu kelas kok wajar sih Bella kaya gitu ke mereka"  ujar Karin menatap kepergian Bella di belokan.

"Lo keliatannya pendiem tapi gue tau Lo terkenal banget di sekolah ini" tambahnya dengan tersenyum manis pada Aldo, yang malah mengalihkan fokusnya pada Bella yang terlihat berhasil menemui dua orang itu.

                                ........

"Lo berdua bisa gak sih, gak usah kayak gitu" ucap Bella dengan berkacak pinggang.

Kedua pemuda itu Helmi dan Rino, yang satu pemuda bertubuh sangat tinggi, memiliki wajah dingin kepada orang yang tidak ia kenal, yang satu lagi king off tengil hobi nya  mengajak Bella berantem Mulu, katanya Bella itu cantik kalo senyum tapi kalo marah dengan muka juteknya itu baru asli bella.

"Asli bella keluar mi" cerocos rino seolah merinding dengan ucapannya.

Bella sudah tak tahan iapun berinisiatif mencubit telinga Rino yang lebih mudah ia raih di banding Helmi yang tinggi menjulang, Helmi diam saja dengan wajah datarnya, tatapan Helmi beralih pada dua orang cewek dan cowok yang berada di koridor yang tak jauh dari ketiganya berada.

"Aw aww, maaf deh" ringisnya.

"Apa mau mu? Jangan lagi!!" Ucap Bella pelan namun tegas, tatapan Bella beralih pada Helmi yang langsung menatapnya juga, Bella memberikan dua jari pada matanya lalu pada mata Helmi.

"Urusan gue sama Lo belum selesai" ucap Bella pada Helmi tepat di depan matanya.

Bella pun merapikan tasnya dan pergi meninggalkan keduanya, dia berlari kecil menuju dua orang yang sedang menunggunya.

"Lo gak papa?"tanya Aldo tiba-tiba membuat Bella terlonjak.

"Astaga gue pikir Lo..." Ucapan Bella terpotong oleh Karin di sampingnya.

"Lo khawatir sama Bella ? Asik Bella di khawatirin tuh sama Aldo hati-hati fans nya banyak, kita juga banyak kan bel?" Cerocos Karin antusias sedangkan Bella menatapnya malas, ia lebih memilih berjalan meninggalkan Karin yang super bawel.

Karin mengejar Bella yang menjauh, karena dia akan ikut nebeng dengan mobil Bella tentunya.

"Kita duluan Al" mendengar teriakan Karin Aldo hanya mengangguk dan diam menatap punggung Bella yang semakin menjauh menuju parkiran

Bella sedang tiduran di sofa panjang ruang keluarga, ia menonton serial acak apapun yang penting seru, seperti saat ini ia melihat film Naruto dengan serius di temani se toples popcorn ukuran big, ia menggaruk rambutnya karena merasa gatal tanpa dosa ia mencium tangannya itu yang menurutnya aromanya bau.

"Berapa hari gue gak keramas?" Tanya nya pada diri sendiri.

Tak lama suara pintu utama terbuka terdengar, Bella sudah tau siapa pelakunya, dia cowok tinggi tadi di sekolah yang melakukan aksi kejar-kejaran bak film India itu.

Saat akan melewati bella, Bella sesegera mungkin bertanya padanya tanpa beranjak.

"Dari mana? Kalo Tante Mia nanyain terus kebetulan Lo ga ada di rumah, ibu harus ngomong apa!"

"Mama gue gak akan peduli, buktinya dia gak pernah kan nanyain gue?" Tegas Helmi yang langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Bella menggaruk dahinya, ia bingung dengan sepupunya yang satu itu, Bella sebenarnya tidak peduli padanya tapi ia juga manusia dan sepupunya yang satu itu butuh perhatian lebih, ini semua terjadi berawal dari perpisahan kedua orang tuanya yang di sebabkan oleh orang ketiga.

Drrtt drrtt

Deringan ponsel mengalihkan perhatian Bella, segera ia mengambil ponsel nya dan menyimpan popcorn di atas meja, kini ia membenarkan duduknya menghadap tv, lalu membaca isi ponselnya. Dahi Bella mengerut heran, bagaimana tidak, ada nomor baru yang mengirimkan pesan.

08××××××××

Save no gue Bella

Sp?

Aldo

Oh, uda y

👍

Bella mengangkat alisnya sebelah melihat isi pesan singkat keduanya, ia juga heran dari mana Aldo mendapatkan nomernya, namun karena tidak peduli Bella menyimpan kembali ponselnya dan memilih untuk melanjutkan memakan popcorn kesukaan nya.

Disisi lain Aldo merasa aneh dengan dirinya, biasanya dia tidak pernah melakukan hal ini pada gadis manapun, bahkan sampai beberapa kali dia melihat isi pesan singkat itu, ada yang aneh dengan dirinya tapi apa? Bahkan dengan berani dia menghubungi Karin melalui I*******m demi mendapatkan no W******p bella, beruntung Karin dengan cuma-cuma memberinya.

Aldo mengusap tengkuknya yang tak gatal, sebelum akhirnya ia memilih mengambil gitar dan memainkannya di balkon kamarnya yang sangat luas, sesekali ia menatap bintang yang bertaburan di atas langit dalam diamnya. Memetik gitar dengan penuh perasaan, mungkin jika ada seorang gadis yang melihatnya akan sangat tersentuh melihat Aldo malam ini.

........

Pagi ini Bella sudah siap ke sekolah, anehnya dia tidak melihat tanda-tanda sepupunya itu, ia pun memilih jalan menuju kamarnya, siapa tau Helmi ngebo gara-gara nge game berabe juga kalo dia gak ke sekolah karena anak kelas semua tau jika Bella sepupunya bahkan serumah dengan Helmi, kecuali untuk anak yang beda kelas mungkin sedikit yang tau kenyataan itu.

"Hell, hell miii" teriak Bella seperti toa dan berhasil membuat ibunya menghampirinya.

"Eh Bu ada apa?" Tanya bella sambil nyengir.

"Pagi-pagi jangan teriak bisa? Kamu pikir ini hutan" kesal Risma pada anaknya itu.

"Maaf Bu"

"Yaudah sana cepat bangunin, kasian takut telat" titah Risma membuat Bella langsung memasuki kamar sad boys satu itu, sebenarnya sekolahpun untuk Minggu pertama awal masuk belum aktif alias bebas, berhubung Bella aktif dan cinta sekolah Helmi pun harus seperti bella.

Ceklek

Tidak ada siapa-siapa di kamarnya yang besar itu, iapun kembali berjalan menuju balkon, namun hasilnya sama tak ada, Bella tak hilang akal ia langsung mencari di kamar mandi, semua kamar mandi yang berada di rumah sama sekali tidak ada, ia mengacak rambutnya frustasi, kemana Helmi saat ini, tidak mungkin kan dia berangkat sepagi ini, kalo iya tumben sekali, iapun memilih berjalan menuju ibunya yang berada di ruang makan.

"Bu, Helmi gak ada di kamarnya" ucap Bella sambil menyimpan tas sekolahnya di kursi sebelah.

"Kemana dia, kemarin pulangkan?"

Bella mengangguk lalu memakan sandwich roti berisi keju dan Suir ayam kedalam mulutnya, Bella menatap ibunya penuh binar.

"Ibu, bekalin ya ini enak banget asli, ibu dapat resep baru dari mana?" Tanya bella sangat penasaran.

"Dari YouTube"

Risma melihat ada sisa makanan di bibir anaknya, iapun berinisiatif membersihkan, Bella tetap diam dan fokus dengan makanannya.

"Ibu bakal bekalin apapun yang kamu minta cantik abisin ya, makannya pelan-pelan" Bella hanya mengangguk  mendengarkan.

Selesai makan Bella langsung berangkat ke sekolah dengan mobil Jeep miliknya, ia memperhatikan bagasi tidak ada motor sport milik Helmi, sepertinya pemuda itu sudah berangkat.

.......

Baru saja Bella memasuki kelasnya, sudah sangat ramai bahkan dari kelas lainpun kumpul di kelas 11 IPA 1, salah satunya dari anggota klub dance sekolah, karena ketua nya Bella berada di 11 IPA 1.

"Bell, latihan yuk kita tampil Minggu depan, harus keren kan buat demo di depan adkel" ucap fara dengan sangat antusias.

Bella memperhatikan semuanya sambil mengunyah permen karet  kemudian mengangguk, dia menyimpan tas sekolahnya di atas meja nya, tanpa menyadari Aldo menduduki kursinya bahkan sempat melirik Bella yang menyimpan tasnya di meja tempatnya memainkan game, baru akan keluar dari kelas suara barinton seseorang menghentikannya bahkan tidak sedikit yang terkejut dengan hal itu.

"Bella"

Bella menoleh kebelakang begitupun ke tiga anak dance lainnya seperti Gita, Vina dan fara, Bella baru menyadari kalo di kelasnya ini ada Aldo ia pun menghampiri Aldo yang sedang bermain game dengan Rino.

"Ada apa?" Tanya bella dingin, Aldo langsung menghentikan gamenya sejenak dan menatap Bella yang  juga menatapnya.

Bella terlihat sedang mengunyah permen karet, Aldo menyodorkan tangannya seolah meminta sesuatu, namun matanya masih menatap Bella, Bella tidak mengerti lalu berniat untuk pergi namun lengannya di tahan oleh Aldo, sepertinya Aldo sangat senang menjahili Bella.

"Cepat main lagi gak do, kalo enggak Lo gue usir dari kelas IPA 1" teriak Rino sambil serius memainkan permainan di ponselnya.

Aldo melirik Rino sebentar lalu tersenyum menatap Bella, beberapa anak kelas tercengang, memperhatikan drama di hadapan mereka.

"Minta permen karet dong"

Hah? Bella tidak salah dengar Aldo minta permen karet, karena Bella memang suka memakan permen karet iapun memberikan nya pada Aldo lalu meniup permen karet itu di hadapan Aldo, membuat Aldo speechless.

"Ni, gue kira apa" ucapnya lalu pergi meninggalkan Aldo, Aldo sepertinya melupakan sesuatu yang sebenarnya ada sesuatu yang harus ia sampaikan pada bella, tapi Aldo justru malah hanya meminta permen.

Saat teringat Aldo berdiri.

"Wah gue lupa"

"Lo mau maen apa ..." Ucapan Rino terpotong saat melihat aldo sudah berlarian keluar kelas.

"Ga asyik banget jadi orang" gumam Rino yang masih terdengar oleh Raka.

"Bacot" 

"Apa Lo bilang?" 

"Lo bacot, main aja bisa kan!" 

"Ajegile, Lo gue keluarin dari kelas ini tau rasa Lo" cerocos rino pada Raka yang memang dia sekelas dengan Aldo.

"Ampun bang jago" ledek Raka, akhirnya kedua gamers itu kembali fokus pada permainannya. 

Saat Aldo berlari karena tak tahan ingin ke toilet, ia melihat Haikal, Helmi dan Leon yang baru datang ke sekolah, ia pun menghampiri ketiga nya terlebih dahulu.

"Dari mana Lo? Jam delapan baru datang" ujar Aldo sambil melirik jam tangannya.

"Bukan urusan Lo"  ucap Leon kemudian menubruk bahu Aldo keras, berbeda dengan Haikal yang hanya menampilkan smirk nya, sedangkan Helmi menepuk bahu Aldo seolah mengatakan 'sabar bro masih pagi' .

Mereka bertiga memang dikenal tidak dekat dengan Aldo, namun berbeda ceritanya jika mereka bertiga tidak sedang bersama salah satunya pasti akan mencoba akrab dengan Aldo, beberapa orang mengira ketiganya tidak dekat karena beda klub, mungkin itu salah satu alasannya, meski demikian Aldo yang paling dikenal banyak orang bahkan dia sudah menjadi selebgram tanpa bantuan siapapun, pernah menjadi bintang iklan pula.

Aldo berniat ingin menghajar Leon namun perlu di sayangkan panggilan alam tidak bisa ia tahan lagi, ia memilih untuk pergi ke toilet sekolah, tanpa menyadari seorang gadis sejak tadi memperhatikan.

"tes 1 2 3 tes"

Terdengar suara karin yang berasal dari pengeras suara.

"Bener gak suaranya"

Suara percakapan itu membuat beberapa orang tertarik mendengar nya.

"Bisa kok" balas suara pemuda di samping Karin.

"Revan tolong cek kabelnya" suara lembut Karin lagi-lagi terdengar keseluruh penjuru sekolah, bahkan beberapa guru yang mendengar geleng-geleng kepala.

Terdengar suara seseorang yang membuka pintu, seorang gadis cantik menghampiri Revan dan karin dengan membawa beberapa lembar kertas.

"Ini dari Bu Sania, terus itu tolong speaker nya jangan di nyalain dulu kalo belum mulai, omongan kalian tuh kedengaran kemana-mana"

Revan menepuk jidatnya kemudian mematikan mic, bisa-bisanya ia teledor kali ini.

"Oh makasih, bilangin Bu Sania bakal gue umumin kok di speaker" ucap Revan sambil merapikan kabel-kabel yang melilit.

"Sahra makasih ya" sahut Karin yang di balas senyuman kecil dari sahra.

Setelah kepergian sahra Revan menghampiri Karin.

"Tadi kamu mencet apa? Kok bisa sampe nyala sih"

"Kan emang sengaja di nyalain buat di cek bener gak suaranya Van"

"Eh iya ya, terus siapa yang salah?"

"Gak ada yang salah kok, lagian kita gak lagi ngomongin apa-apa kan Van"

Revan memilih diam kemudian duduk untuk mulai siaran radio sekolah di masa bebas awal masuk sekolah.

"Duduk Rin"

Karin menurut duduk di samping Revan sang kekasih, well, Revan dan karin memang sudah bersama sejak kelas 10, Bella selalu mengira hubungan Revan dan karin di sebabkan oleh cinlok di ruang radio sekolah di tambah keduanya sama-sama dari eskul jurnalis, namun dilihat dari sudut pandang revan, Revan terlihat serius.

"Selamat pagi menjelang siang semuanya, dan welcome to murid baru SMA cendrawasih yang akan mengikuti kegiatan mpls Minggu depan semangat terus ya, buat kakak-kakak kelas 11 dan kelas 12 semangat untuk demo ekstrakulikuler nya Minggu depan" ucap Revan yang kemudian di lanjutkan oleh Karin.

"Bye the way, banyak banget nanti di antara kalian yang akan melihat demo eskul  di sekolah ini, mulai dari basket nih yang katanya ganteng-ganteng" Karin melirik Revan yang terlihat biasa saja, dia malah membaca naskah yang di bawa oleh sahra tadi.

"Ada juga futsal, anak futsal tuh keren-keren kayak kaptennya tuh bang Aldo" tambahnya.

"Apa?" Tanya Revan yang tiba-tiba menatap Karin, Karin kebingungan ini dia yang berlebihan atau Revan yang cemburuan.

Revan mengambil alih siaran yang berlangsung.

"Oke segitu dulu aja guys, itu sebagian kecil dari spoiler ya, selanjutnya kita bakal dengerin lagu dari request nya Regita kelas 11 IPS 1 lagu nya berjudul mungkin oleh Melly Goeslaw, lagunya ini untuk Leon 11 IPA 2, oke lets cekidot"

Seluruh penjuru sekolah yang mendengar langsung berteriak histeris, Regita ternyata masih bucin pada Leon sejak kelas 10.

Saat lagu di putar Revan menatap Karin lembut, Karin memajukan bibirnya ia takut Revan marah.

"Gue ngerti kok, tapi Lo sekarang tau kan kalo Lo gak sendiri lagi" mendengar ucapan Revan yang menggunakan kata 'lo gue' Karin merasa Revan marah, dia memilih mengangguk dan tersenyum kecil menatap Revan sendu.

"Maaf" cicitnya yang masih terdengar oleh Revan, karena tidak ingin terlihat berlebihan Revan mengalihkan perhatiannya pada kertas itu lagi dan kali ini Karin ikut membacanya.

  .......

Di ruang klub dance Regita terkejut karena lagunya di putar radio sekolah. 

"Gila sih Lo  masih suka sama Leon?"tanya Fara yang di balas anggukan.

"Gak capek? Lo cantik kali git, buang-buang waktu sih kalo gini ceritanya" tambahnya.

Bella hanya diam sambil memainkan ponselnya, ia sedang menunggu Vina yang membeli minuman dingin di kantin.

Brakkk

Suara pintu yang di dorong kencang membuat Fara, Gita dan Bella menatap sang pelaku, Vina nyengir di ujung pintu.

"Ngajak gelut Lo" teriak Gita sambil berkacak pinggang menghampiri Vina.

"Mana yang gue"

"Asik seger banget, kok Lo lama sih?"tanya Fara karena sejak tadi Vina tak kunjung datang.

"Kayak gak tau sekolah ini aja kalo lagi bebas gini, kantin rame teross, eh guys gue bawa berita ter Hot sama seperti  orang  yang mau gue ceritain panas" 

Bella hanya melirik Vina kemudian mengambil es cappucino pesanannya.

"Berita apaan Vin? Gue penasaran banget" tanya Gita sambil menggoyang kedua bahu Vina.

"Santai dong" teriak Vina sambil menepis lengan Gita di bahunya.

"Duduk sini, gue capek anjir dari tadi mana di liatin Mulu gue sama kolot kelas" 

"Heh, ga ada akhlak Lo kakel kek kolot kelas anjir hahahaha" ucap Fara sambil terkekeh. 

"Jadi gini guys, masa tadi pas gue mau ke kantin, gue liat di koridor ada 3 pentolan kelas, kalian tau kan siapa aja?" Semuanya mengangguk menyimak ucapan Vina kecuali Bella yang malah tiduran di paha Vina sambil memainkan ponselnya.

"Anak basket mereka tuh ya kenapa sih sama si Aldo, si Aldo nanya aja kayak di ketusin gitu" ucapan Vina berhasil menyita perhatian Bella. 

"Anak basket siapa aja?" Tanya bella tiba-tiba, membuat ketiganya menatap Bella.

"Haikal, Helmi sama si Leon"

"Bentar Vin, Leon? Lo yakin Leon?" 

Vina mengangguk menanggapi pertanyaan gita.

"Lo mah gak kenal Leon, tapi berani ngungkapin perasaan, gak heran sih dia gitu ke elo" jelas Vina membuat semuanya diam.

"Gue dulu satu sekolah sama Leon di SMP, gue pernah di bentak gara-gara gue lempar sepatu dia ke bawah lapangan, gila gak cewek secantik gue aja dia gituin" 

"Maksud Lo gue jelek?" Teriak Gita tak menyangka.

"Bukan gitu, tau ah Lo mah bego gue jelasin juga gak bakal nyampe" sarkas Vina pada Gita yang menatapnya sinis.

Bella diam-diam menyimak semua percakapan ketiga temannya, dia menarik kesimpulan bahwa ada sesuatu antara anak basket dan anak futsal lebih tepatnya, meski tidak di jelaskan lebih detail otak cerdas Bella bisa sampai ke sana.

"Ayo latihan lagi" ajak Bella pada ketiga anggota lainnya, semuanya langsung berdiri menyimpan minumannya masing-masing.

Bella berjalan untuk menyalakan lagunya, namun suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya.

"Bella"

Semua anggota memperhatikan Bella dan Aldo, mereka semua heran, ada hubungan apa Aldo sama Bella sejak tadi pagi mereka curiga.

Bella baru ingat bahwa hari ini ada pemotretan poster sekolah, Bella menghampiri anggotanya lalu menjelaskan semuanya, mereka mengerti lalu memberi semangat pada Bella.

"Fighting Bella"

"Semangat bel bel Bella"

"Aldo jagain princess ice ya jangan sampe lecet" teriak Vina yang di beri acungan jempol oleh Aldo.

Setelah Aldo dan Bella keluar dari ruang klub dance, mereka berbaris akan berlatih tanpa Bella.

"Itu tadi bener si Rivaldo?" Tanya vina yang di angguki Fara.

"Kayanya si Aldo baru puber, maklum lah" semuanya tertawa mendengar ucapan fara.

"Dzolim sekali anda"

"Fara ga boleh gitu, itu si Haikal gimana katanya pas nembak Lo tegang banget" tebak Gita yang langsung mendapat tatapan tajam dari Fara.

Gita baru menyadari kalo dia keceplosan, saat ini ada Vina bersama mereka, padahal hubungan Fara dan Haikal hanya boleh di ketahui oleh Gita seorang.

"Yakali gue di tembak mati kali" Fara mencoba mencairkan suasana.

"Tau, canda Lo gak lucu bawa-bawa perasaan" timpal Vina belum menyadari kebenaran nya.

"Kuy latihan lagi, gak capek apa gibah mulu"

"Lo yang ngajak cantik" sahut Fara dan Gita bersamaan.

Vina memajukan bibirnya merasa terpojoki.

Bella dan Aldo sedang melakukan pemotretan di perpustakaan, wajah tampan nan tegas Aldo menguarkan karisma, Bella terlihat sangat cantik dan santai dengan seragam sekolah yang di balut almamater hitam tak lupa buku yang ia pegang menambah kesan pelajar bagi keduanya.

"Bella senyum nak" Bella tersenyum sesuai interupsi Bu Rida.

"Oke" ucap fotografer setelah mengambil foto di pose pertama.

"Selanjutnya Bella kamu duduk di kursi meja belajarnya ya gayanya kamu baca buku, terus Aldo posisi kamu menyamping seperti akan mengambil buku" keduanya mengangguk dan melakukan pose terakhir.

"Selesai"

Bu rida membuka mulutnya sempurna melihat hasil fotonya yang terlihat tidak biasa.

"Perpaduan yang sangat sempurna" Bu Rida bertepuk tangan untuk kedua muridnya yang berdiri di hadapannya.

"Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing" Bu Rida tersenyum membuat keduanya pun ikut tersenyum.

"Kita ke kelas Bu" ucap Bella sebelum beranjak dengan Aldo.

Bella memasang earphone pada kedua telinganya lagi pula ketika dia bersama dengan Aldo jarang sekali ada pembicaraan, namun keduanya justru selalu menjadi bahan pembicaraan seperti saat ini banyak kelas 10 yang memperhatikan keduanya, mungkin karena visual keduanya yang tidak biasa.

"Eh liat itu ganteng banget"

"Itu pacarnya ya?"

"Tapi kok diem diem aja ya"

"Ceweknya anak hits tuh kayanya"

"Nama ceweknya Bella kalo cowoknya Aldo kalo ga salah"

"Kakak kelas memang selalu terlihat keren"

Bella dan Aldo berpisah di belokan tanpa sapa, karena keduanya memang berbeda tujuan, Bella menuju ruang dance sedangkan Aldo akan ke kelas 11 IPA 1 memanggil Raka dan rino kemudian berkumpul dengan anak futsal lainnya di lapangan.

Tatapan mata elang milik Aldo menjadi pusat perhatian murid baru bahkan ada yang terang-terangan memotret wajahnya dari jauh, dari arah berlawanan Aldo melihat Karin yang jalan terburu-buru, Aldo diam saja terus berjalan namun tiba-tiba Karin terlihat kesakitan memegang perutnya.

"Lo kenapa?" Tanya Aldo dengan wajah datarnya.

"Gue mau ke ruang penyiaran, tapi ini sakit banget" Aldo melihat wajah gadis ini tidak begitu pucat tapi berkeringat.

"Gue anter ke kelas lo" Karin menatap Aldo tak percaya namun mengangguk.

Aldo lagi-lagi menjadi pusat perhatian, bahkan kali ini lebih banyak yang memotretnya.

Karin hanya melihat adik kelas dengan wajah menahan sakit, membuat beberapa siswa yang melihatnya kasihan di tambah wajah Karin yang terlihat polos.

Sampai di depan kelas IPA 1 Karin mengucapkan terimakasih yang dibalas anggukan Aldo, Karin kira Aldo akan segera pergi namun ternyata salah dia justru memasuki kelasnya dengan santai, menghampiri Rino dan Raka yang sedang bermain games di kelas, ekspresi karin terlihat berbeda.

"Yuk kita latihan futsal" Rino langsung mematikan ponselnya, hal yang sama pun di lakukan Raka, Rino merangkul leher Aldo hingga Aldo meringis.

"Aaa santai dong" ucap Aldo tepat di telinga Rino.

"Lo juga gak usah teriak, kuy lah ke lapangan"

"Karin Lo ga ke ruang penyiaran?" Tanya Rino yang melihat Karin malah menenggelamkan wajahnya di atas meja.

"Gak" balas Karin dengan suara lembutnya.

"Coba Lo jomblo Rin, Lo udah jadi cewek gue kali" celetuk Rino yang di dengar kedua temannya juga Karin sehingga mengangkat wajahnya.

"Kuy guys, lapangan ae" sahut Raka agar mereka cepat kelapangan, Aldo hanya diam namun saat tatapannya tepat pada Karin, Karin menatapnya penuh arti.

Di lapangan mereka bertiga menjadi pusat perhatian di tambah kedatangan yoga alias agoy dengan bertos ria, mereka saling meledek terutama Rino yang asyik melucu sejak tadi, mata Rino tertuju pada empat gadis yang berjalan menuju lapangan, Rino tersenyum saat melihat salah satunya mendekat.

Vina dengan wajah tertekuk menghampiri Rino yang malah tersenyum, Vina melempar minuman pada Rino, perhatian semua lelaki di sana pun fokus pada Vina yang datang diikuti ketiga gadis lainnya di belakang.

"Tuh, harusnya kamu yang beliin aku minum" ketus Vina sambil menunjuk wajah Rino yang duduk di lapangan, Rino tersenyum miring lalu berdiri menghampiri Vina, mengusap pipinya lembut, namun itu tak mempan untuk mengembalikan mood Vina.

Cup

Kali ini tidak Vina terkejut dibuatnya, di depan semua teman-temannya Rino mencium pipinya, karena malu pipi Vina berubah seperti kepiting rebus.

"Hei pipi kamu kenapa sayang?" Tanya Rino.

"Ehem" suara batuk Aldo menyadarkan semuanya, bahkan Raka melepas sepatunya lalu ia lempar pada punggung lelaki bertuliskan angka 7 itu.

"Gak tau tempat Lo" teriak Raka sarkas.

Anak dance terutama Bella menutup wajahnya malu melihat adegan so romantis di hadapannya.

"Apaan sih, iri bilang boss"

"Gue iri sama Lo najis" ucap Fara santai.

"Coba aja Lo bukan cewek, abis Lo sama gue" mendengar ucapan Rino Fara menjulingkan matanya dan menjulurkan lidahnya meledek Rino.

"So cantik Lo, cocok Lo sama si haikal" sindir Rino, hampir saja Fara menjambak rambutnya kalo saja Bella tidak menahannya.

"Kita di sini mau latihan, bukan nyari ribut Ra" Fara diam begitupun yang lain, Bella menghampiri Aldo yang terus menatapnya sejak tadi.

"Kita mau pake tempat ini sepuluh menit aja, boleh?" Tanya bella dengan wajah santainya.

"Gak bisa kita juga mau pake ini tempat buat latihan" timpal Rino membuat Bella memutar bola matanya malas.

"Gue gak nanya sama Lo" kembali Bella menunggu balasan Aldo.

"Tapi gue juru bicaranya di sini"

"Pake aja, seperti yang Lo bilang sepuluh menit" Rino menggeleng kepalanya mendengar ucapan Aldo yang tidak biasa.

"Kalian dengar kan apa yang Aldo bilang, yuk kita nyalain musiknya" ucap Gita sambil berlari mencari tape recorder.

Rino melihat gadis-gadis itu jengah, ia menghadap pada teman-teman nya.

"Terus Kita ngapain disini do" tanya Rino dengan wajah tertekuk.

"Tunggu aja mereka" ucap Aldo dingin.

"Goy, Revan udah ngabarin Lo lagi?" Tanya Aldo pada yoga.

Yoga menggelengkan kepalanya ...

"Gue juga bingung kenapa dia bilang ragu, padahal Minggu lalu siap masuk futsal" yoga tanpa sengaja melihat Revan yang nongkrong bersama anak basket di pinggir lapangan.

Bukan hanya yoga, Raka juga melihatnya dengan wajah bingung.

"Si Revan ngapain sama anak basket" ucap Raka membuat semuanya melihat pinggir lapangan di mana Revan berada dengan anak basket.

Rino yang tidak tahan melihat Revan yang justru gabung bersama anak basket dia langsung menghampiri.

Kedatangan Rino membuat Haikal tersenyum miring, Leon dan Helmi menatap Rino sinis, Rino tidak peduli karena yang ia tuju saat ini hanya Revan yang tersenyum ke arahnya.

Rino langsung menarik kerah baju Revan, Revan yang tadinya duduk tertarik hingga berdiri.

Brukkk

Satu pukulan keras mengenai rahang Revan membuatnya meringis, ia menyentuh rahangnya yang nyeri oleh pukulan Rino, tak lama ia langsung membalasnya.

Brukkk

"Aaa" teriak seluruh siswa yang menyaksikan kejadian itu.

Klub dance yang sejak tadi menjadi pusat perhatian menghentikan latihannya setelah mendengar teriakan itu, Vina langsung melihat tempat ramai di pinggir lapangan, ketiga gadis lainnya juga menghampiri tempat yang menjadi alasan ramainya lapangan kali ini.

Gita menutup mulutnya melihat kengerian di hadapannya, antara Revan dan Rino ini sangat serius, Bella pun yang sejak tadi penasaran menerobos kerumunan.

"Minggir Lo semua" teriaknya pada siswa yang menghalanginya dan semuanya membuka jalan.

"Rino Lo ngapain?" Tanya bella membuatnya berhenti melakukan aksinya, Bella juga heran mengapa semua hanya sibuk menonton tidak ada yang menghentikan keduanya.

"Revan diri Lo" tegas Bella pada Revan, Revan merapikan bajunya sesekali meringis menahan sakit, hal yang sama di lakukan oleh Rino.

Bella menatap keduanya dingin.

"Apa gak ada tempat lain yang lebih baik buat berantem, ini sekolah karena kejadian lima menit bisa membuat sekolah ini buruk di mata orang luar"  semua nya terdiam, Bella memang tidak banyak bicara namun sekali bicara semua hanya akan mendengar ucapannya penuh minat.

"Kelakuan Lo ini bisa jadi contoh untuk mereka anak baru, berpikir dahulu sebelum bertindak, bukan hanya ucapan yang perlu di pikirkan tapi tindakan juga" ucap Bella pelan namun penuh penekanan, ia pergi dan kembali membuat semuanya membelah kerumunan memberi Bella jalan.

Aldo sejak tadi diam karena dia tidak pernah menyangka Rino akan melakukan hal seperti itu pada Revan selain itu dia jadi tau sifat Bella sesungguhnya, ia pun menghampiri Rino.

"Kita cabut" ajak Raka pada semua anak futsal.

Rino menatap Revan penuh kesal dan kecewa.

Di dalam kelas Bella menghabiskan air mineral dalam satu kali tegukan, dadanya sangat sesak setelah kejadian tadi mangkanya dia langsung pergi menuju kelas.

Mendengar suara ramai yang semakin mendekat, Bella merapikan tasnya dan mengambil Hoodie hitam miliknya di dalam tas lalu ia pakai lengkap dengan kupluk nya, baru saja ia akan keluar karin menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?"

"Gue mau balik" ucap Bella langsung berlari menuju parkiran, Karin heran ada apa dengan Bella, Karin sadar tidak bisa menghentikan seorang Bella, ia lebih memilih membiarkan.

TBC 

DMCA.com Protection Status