Kelebihan Cassie dia sangat natural dalam segala hal. Kelebihan lainnya, dia apa adanya, tidak ada yang di buat-buat dari sikap dan perbuatannya. Cassie memiliki 'inner beauty' yang luar biasa, sehingga itu menjadi daya tariknya. Kehadiran Regina tidak mempengaruhi sikapnya pada Kiano, karena dia sangat mengenal karakter Kiano. Itulah yang membuat Kiano melabuhkan cintanya pada Cassie, yang mantan penjual kue keliling, dan merupakan perempuan biasa. Setelah menjadi idola penonton, sikap Cassie pun tidak berubah, dia sadar betul kalau populeritas itu tidak akan bertahan lama. Di lokasi shooting akting Cassie dan Raga selalu mendapat pujian. Dalam sebuah scene, di mana Cassie dan Raga berakting sangat touching, adengannya pun sangat sedih dan romantis, sehingga selesai pengambilan adegan, semua orang yang menyaksikan adegan tersebut tepuk tangan. "Mantap!! Luar biasa!!" Ujar sutradara, begitu adegan itu selesaiSemua yang ada di lokasi tepuk tangan, termas
Setelah membaca semua scene yang akan di perankan Regina, insting Cassie mengatakan kalau antara dia dan Regina, kemungkinan besar akan bersinggungan. Peran Regina di skenario itu menurut Cassie sangat kuat, dan dia harus mengantisipasinya.Robby tannya Cassie tentang peran Regina,"Udah baca semua Cassie? Gimana menurut kamu?" Tanya Robby"Kuat sekali ya mas perannya, dan karakternya pas banget sama Regina." Jawab Cassie"Kok kamu punya pikiran gitu? Emang kamu sudah kenal karakternya Regina?""Feeling aku aja sih mas, sejak kenal dan ketemu Regina, kesan aku karakternya persis seperti Audri."Robby memberikan masukan pada Cassie untuk mengantisipasi, agar gak berbenturan dengan Regina. Robby menyarankan agar menjaga jarak dengan Regina, atau malah sebaliknya berlaku akrab dengannya.Cassie kasih alasan kalau dia punya cara sendiri untuk menghadapi orang seperti Regina."Tenang aja mas, In Sha Allah aku bisa atasi soal
Shooting hari pertama, Regina di tempatkan satu ruangan dengan Cassie. Kehadiran Regina di ruangan Cassie di terima dengan baik oleh Cassie. Dia tidak komplin pada Kiano, bahkan Cassie berusaha untuk menghargai Regina sebagai sepupu Kiano."Kamu gak keberatan kan aku ada di ruangan ini?" Tanya ReginaDengan sikap yang ramah, Cassie menjawab pertanyaan Regina, "sama sekali enggak mbak, saya malah senang ada teman ngobrol.""Asal kamu tahu aja ini bukan kemaun aku, karena aku sudah minta ruangan khusus sama Kiano, tapi dia minta aku disini aja.""Ya gak apa-apa mbak, kita sama-sama aja, di sini kita bisa reading nantinya."Cassie kembali menyibukkan diri dengan membaca skenario, sementara Regina keluar ruangan, dia mencari keberadaan Raga. Di sebuah koridor di lokasi shooting, dia melihat keberadaan Raga.Regina menyapa Raga dan menghampirinya,"Kirain kamu belum datang Ga? Lagi ngapain disini?" Tanya Regina"Aku baru aja nyampe Gina, bias
Kiano sengaja datang ke lokasi secara diam-diam, dia ingin melihat langsung seperti apa perilaku Regina di lokasi. Sama Cassie pu dia tidak kasih tahu kalau hari itu dia akan ke lokasi.Bagi Cassie sudah biasa kalau mendadak Kiano hadir di lokasi, berbeda dengan Regina, karena sikapnya di depan dan di belakang Kiano selalu berbeda.Regina bisa bersikap manis di depan Kiano, tapi di belakang Kiano watak aslinya tidak bisa dia sembunyikan. Apa yang dikuatirkan Kiano benar-benar terjadi, dia menyaksikan sikap Regina terhadap Cassie."Sekarang kamu tunjukkan dong kalau kamu artis hebat!! Aku tantang kamu untuk reading!!" tantang Regina"Apa harus seperti itu sikapnya mbak? Salah aku apa? Kan aku gak pernah pamer sebagai artis hebat?" Tanya Cassie"Ada apa ini!!?" Serga Kiano yang muncul tiba-tibaRegina langsung berubah mimik mukanya, yang tadinya sangat jutek, sekarang dia manis-manisin,"Gak apa-apa Kiano, aku cuma lagi
Tidak ada keraguan lagi di hati Kiano untuk menikahi Cassie, dia tidak lagi peduli terhadap pemeo yang mengatakan; populeritas Cassie akan surut kalau menikah disaat sedang populer.Kiano sangat yakin kalau niat baiknya tidak ada yang bisa menghalangi, apa lagi kalau Tuhan sudah merestuinya. Kiano sudah tidak lagi mempersoalkan, kalau pun Cassie akan kehilangan penggemarnya.Satu langkah terakhir yang harus dia hadapi adalah meminta restu Papanya. Bagi Kiano, direstui atau tidak oleh Papanya, dia akan tetap melangsungkan pernikahannya.Pagi-pagi sekali, Kiano mengunjungi rumah Papanya di sebuah kawasan bisnis di daerah Kuningan Jakarta. Kiano tahu kalau Papanya biasa jogging di kawasan itu, dan benar saja, belum sampai di rumah Papanya, Kiano bertemu.Kiano memarkir mobilnya di tepi jalan, dan menyapa Papanya,"Pagi Pa.." Sapa Kiano sambil menghampiri Santoso"Pagi Kiano.." Jawab Santoso dengan terengah-engah sehabis jalan
Cassie tidak bisa menyimpan perasaannya, dia merasa ada yang mengganjal di hatinya. Nalurinya mengatakan kalau Kiano bukan hanya sekadar sepupu dengan Regina, karena sikap Regina terhadap Kiano bukan hanya seperti saudara."Mas.. gak ada yang kamu sembunyikan dari aku kan?" Cassie mulai menyelidiki"Sembunyikan apa maksud kamu Cassie? Apa aku pernah tidak jujur sama kamu?"Bukannya menjawab pertanyaan Cassie, Kiano malah balik bertanya."Gak pernah sih, maaf mas aku curiga sama hubungan kamu dan Regina, mungkin aku salah menafsirkannya."Kiano akhirnya cerita pada Cassie, tentang hubungannya dengan Regina di masa lalu. Kiano katakan kalau hubungannya dengan Regina saat mereka masih remaja, dan Kiano menganggap itu bukanlah hubungan yang serius."Aku gak bisa bilang kalau hubungan aku sama Regina itu sebagai hubungan yang serius.""Kenapa mas? Tapi kamu dan Regina benar pacaran kan?""Gak juga sih, awalnya hanya kedekatan sebagai saudara,
Cassie duluan sampai di lokasi, di ruangannya sudah ada Kokom yang rupanya sudah lebih duluan dari Cassie."Wah ternyata aku keduluan sama mbak Kokom, tumben mbak datang duluan?" Tanya Cassie sambil meletakkan barang bawaannya diatas meja."Iya mbak, tadi pak Kiano telepon minta aku datang lebih awal." Jawab Kokom sambil membenahi barang bawaan CassieMemang sudah tugasnya Kokom, yang harus mengawasi barang-barang Cassie. Di luar, bodyguard Cassie juga sudah datang, rupanya Kiano memperketat penjagaan terhadap Cassie. Dia ingin begitu Cassie sampai lokasi, Kokom dan bodyguard sudah ada di lokasi."Ada apa ya mas Kiano sampai begitu banget? Tadi aku lihat, bodyguard juga sudah datang duluan.""Ya bagus dong mbak, itu tandanya pak Kiano sayang sama mbak Cassie.""Aku sih senang diperhatikan gitu mbak, tapi kalau berlebihan aku juga gak suka."Cassie melihat skedul shooting yang di berikan Kokom, dan dia memperhatikan scene-scene yang akan diambil. Di
Raga sangat sadar kalau Regina tidak mudah untuk ditaklukkan, namun dia tidak menyerah begitu saja. Dia terus mengeluarkan jurus-jurus rayuannya, dia yakin kalau dia bisa menaklukkan Regina."Kamu sama pak Kiano itu sepupu atau punya hubungan khusus?" Tanya Raga"Perlu gak sih aku jawab pertanyaan itu?" Regina balik bertanya sambil mengumbar senyumnnya pada Raga"Ampun deh.. aku gak kuat kalau kamu udah senyum gitu.""Emang kenapa senyuman aku? Menggoda ya?""Kalau aku di posisi pak Kiano, aku akan luluh karena senyuman kamu."Regina curiga dengan Raga, dia merasa kalau tahu obsesinya pada Kiano."Kenapa kamu bilang gitu Ga? Emang kamu tahu apa tentang aku sama Kiano?" Tanya Regina"Aku gak mau jawab, cukup aku yang tahu ... bagi aku itu sesuatu banget." Jawab Raga tanpa menatap ReginaRegina penasaran dengan Raga, dia terus paksa Raga, tanpa dia sadari, dia semakin mendekat dengan Raga. Tangannya mengguncang-guncang bahu Raga