Share

My Arrogant : Sterious Love
My Arrogant : Sterious Love
Penulis: Lioramy93

Bab 01 - Live It.

Aelyn Isabelle, orang lain biasanya memanggilku Aelyn. Gadis sederhana yang tumbuh tanpa ada sosok ayah di sampingnya secara dirinya lahir di dunia ini, tinggal di pinggiran kota Chicago dan merupakan gadis yang tidak pandai dalam urusan berkencan, usianya 24 tahun. 

Usia yang biasanya sibuknya bekerja atau mencari tujuan hidup, tapi Aelyn masih nyaman dengan zona sendirinya.

Saat pertama kali berkencan dan menjalin sebuah hubungan, Aelyn begitu kaku dan cenderung canggung. Sampai akhirnya hanya bertahan tiga bulan hubungan itu, karena Aelyn harus menerima dimana sang kekasih begitu bosan dengan sifatnya dan memilih untuk mencari wanita lain.

Memang bukan hal biasa jika menjalin hubungan tidak lengkap tanpa hubungan intim, hanya saja itu pertama kalinya Aelyn mencoba mengenal cinta, jadi wajar jika dia menolak dan bahkan tidak tanggung untuk membuat peraturan itu dengan mantan kekasihnya.

Aelyn. Wanita mandiri sejak kecil, dididik untuk mandiri oleh sang Ibu. Membuat Aelyn terbiasa tinggal sendiri dan bahkan di usianya yang baru 20 tahun, Aelyn sudah bisa memberikan kehidupan yang baik untuknya, Aelyn tidak mengenal sosok ayahnya sejak kecil, dia ingin bertanya tapi dia sendiri memutuskan untuk diam dan lebih memilih untuk menjadi putri yang baik.

Dia menempuh pendidikan dengan segala upaya yang Ibunya lakukan untuknya. Hingga tanpa sadar membangun karakter wanita tangguh, mandiri, dan tidak mudah menyerah dalam diri Aelyn. Namun, satu kesedihan yang masih Aelyn sulit lepaskan, saat usianya menginjak 22 tahun. Tepat setelah Aelyn tahu sang Ibu memiliki penyakit kanker, saat itu Aelyn kehilangan sosok yang selalu ada untuknya.

Di pagi yang indah, di dalam gedung pencakar langit. Aelyn sibuk dengan layak komputer, menulis di dalam keheningan ruang ini.

“Aelyn, kamu sudah tahu? Hari ini anak dari Tuan Stevanov. Akan datang ke perusahaan ini.” Ucap Kiera. Rekan Aelyn yang berasal dari divisi akunting.

Di siang hari dia menghampiri Aelyn di meja kerjanya, kebiasaan Kiera yang sangat suka menyebarkan gosip di Crop Vic Stevano. Orang lain sampai memberikan julukan ‘si admin rumor’. Padahal Kiera tahu sendiri jika Aelyn tidak peduli dengan segala berita yang terjadi di perusahaan ini, atau bisa dibilang Aelyn anti dalam club rumor.

Baginya menjadi wanita karir adalah tujuan hidupnya untuk saat ini, tidak tahu kedepannya akan terjadi seperti apa.

“Aelyn! Kamu tidak mendengarkanku lagi?” tanya Kiera. Dia tidak suka diabaikan dan padahal gadis itu berdiri di hadapan Aelyn.

Aelyn menyelesaikan naskah daft-nya terlebih dahulu, setelah selesai baru dia mengalihkan pandangannya pada Keira. Perempuan berambut coklat itu hanya menatap datar pada Kiera.

“Kiera, kamu tahu bukan? Aku ini tidak peduli dengan gosip yang terjadi diperusahaan ini, aku datang kesini untuk bekerja bukan menyebarkan rumor or gosip. You know?” ucap Aelyn. Dia tersenyum pada Kiera, yang terkesan seperti dipaksa.

Kiera membuang nafas kesal, dia meniup poninya. 

“sayang-ku Aelyn, bisakah kamu sedikit peduli? Yang datang hari ini putra Tuan Stevano! Bayangkan akan setampan apa dia. Aku yakin jika sekarang di divisi lain sedang ramai membicarakan dirinya.”

Lagi-lagi reaksi Aelyn hanya penuh datar.

“lalu aku harus bagaimana? Aku harus membeli buket bunga untuk putra Tuan Stevano? Atau aku rayakan kedatangannya? Aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali. Jadi Kiera bersikaplah tenang, pekerjaanku cukup banyak hari ini.”

Kiera hanya bisa mengendus kesal, sejak kapan dia mau berteman dengan orang seperti Aelyn. Mungkin saat itu dirinya tertipu dengan penampilannya.

“yang aku dengar jika putra Stevano mungkin akan menggantikan posisi ayahnya, banyak rumor yang mengatakan jika divisi Advertising, sebagian dari mereka sudah bertemu langsung dan mengatakan dia begitu tampan. Pikirkan jika dia jatuh cinta padaku atau kau?” ucap Kiera, dirinya langsung membayangkan bertemu sosok yang padahal belum dia lihat.

“berhenti menghayal! Kau digaji bukan untuk membayangkan dia, Kiera!” ucap Aelyn, dia sudah kesal dengan atasannya yang terus menuntutnya selesaikan pekerjaan hari.

Dan kadang Aelyn bingung dengan wanita yang terlalu mudah terpesona pada visual tampan dari seorang pria, bukankah perasaan tumbuh karena sebuah pertemuan dan saling mengenal. Apa untungnya sebuah Visual?

Mengabaikan Kiera, dia melirik waktu yang akan mendekati jam makan siang.

“pokoknya nanti saat jam makan siang, kau harus menemaniku! Jika kau tidak mau melihatnya. Jangan melarangku untuk bertemu dengannya!” Kiera kembali membuka suara setelah berhenti membayangkan bertemu dengan putra Tuan Stevano.

“Aku? Keira. Kamu tahu sendiri bukan? Aku tidak suka keramaian. Jadi pergilah sendiri.” Tolak Aelyn dengan tegas, dia kembali menatap layar komputernya, ada beberapa file yang harus segera dikirim

Keira berjalan ke samping Aelyn, menarik tangan gadis itu.

“Please, kali ini saja Aelyn. Temani aku! Aku akan memberikan kopi untukmu.”

Aelyn melepaskan tangannya, dia menggeleng ke arah Mira, “aku tidak bisa Keira, tugasku banyak yang harus diselesaikan.”

Keira memberikan tatapan sedih, dia meninggalkan ruangan Aelyn dengan menghentakkan sepatunya. Menunjukan jika dia kesal dan marah. Sementara Aelyn hanya bisa tersenyum melihat kepergian temannya dengan wajah seperti itu.

Dia masih menyukai suasana tenang, karena dulu Aelyn tidak bisa tidur tenang setiap malam, belum lagi kerja paruh waktu saat masa kuliahnya. Benar-benar membuat Aelyn tidak ingin kembali pada kehidupan itu.

Walau ini Aelyn masih harus hidup di lingkungan sederhana, setidaknya apartemennya yang sekarang lebih baik dari sebelumnya. Itulah kenapa Aelyn lebih suka menghabiskan waktunya disini, menatap layar komputer sampai jam kantor berakhir.

Lalu malam harinya menghabiskan untuk mengistirahatkan seluruh tubuhnya. Kegiatan sehari-hari yang begitu normalnya, dihari libur Aelyn jarang bepergian. Dia akan keluar jika waktunya untuk membeli kebutuhannya dan terkadang saat malas datang dia akan memilih jalur online.

Bukan menghindari kehidupan luar, hanya aaja mencoba menyesuaikan suasana ini, sudah satu tahun saat ibu pergi. Semua terasa hampa untuknya dan Aelyn hampir kehilangan semangatnya, tapi dia belum mau meninggalkan kesepian ini.

Belum lagi fakta bahwa ayahnya meninggalkan dirinya dengan sang ibu, meninggalkan sejuta tanda tanya dan tentu saja luka, jika gadis lain bisa mengatakan cinta pertama mereka adalah ayahnya. Lalu siapa yang harus Aelyn katakan sebagai cinta pertamanya.

Jika ayahnya sendiri menjadi orang pertama yang mematahkan hatinya.

Cukup untuk mantannya yang membuat Aelyn berputar otak untuk tidak mencoba berkencan lagi dan hidup sesuai keinginan dirinya.

Karena Ibunya pernah berkata. ‘hanya dirimu yang bisa menentukan kebahagian itu sendiri.’ Intinya, jika Aelyn sudah berhasil ‘love yourself’ maka tanpa ada paksaan, Aelyn sendiri yang akan meninggalkan Zona nyaman itu.

Jadi di usia yang baru menginjak 24 tahun, apa salahnya jika dia belum menemukan apa itu arti cinta?

Apa salah juga jika menjadi wanita karir adalah pilihannya saat ini, ketika wanita khawatir akan cinta, Aelyn malah percaya jika cinta akan tiba ketika waktunya sudah siap. Dan mengatakan. 

“cari sendiri arti cinta itu, karena ada banyak warna, rasa dan makna.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
kurniamamang
This is one of the best story I've read so far, but I can't seem to find any social media of you, so I can't show you how much I love your work
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status