Share

Bab 02 - Vic Stevano.

Hampir semua orang berkumpul di divisi Advertising. Tepatnya mereka berkumpul di lantai lima belas, tentu saja untuk menyambut dan mengenal sosok yang Keira bicarakan tadi pagi. Yang katanya akan mengambil posisi ayahnya dalam waktu dekat ini. Di antara para orang divisi akunting. Hanya Aelyn yang tidak ada dibarisan sana.

Alasannya cukup sederhana untuk menghindari pertemuan itu adalah banyak hal yang harus dia selesaikan hari ini, dia juga harus mengantarkan file di lantai 13, dan Aelyn terburu-buru masuk ke dalam lift.

Namun gadis itu tidak menyadari jika dia berada dalam satu lift yang sama dengan putra Tuan Stevano, dirinya menyadari jika penampilannya begitu berantakan. Tapi Aelyn malah memilih untuk merapikan cardigan dan rambutnya yang dibiarkan terurai.

Tepat lift berhenti di lantai 13. Kakinya melangkah keluar, dia berlari memberikan file itu, lalu terburu-buru menuju lantai 15. Dia tidak bisa mendengarkan Tuan Stevano memanggilnya karena telat hadir dalam pertemuan itu.

Menghela nafas lega, dengan halus Aelyn menyelip di antara kerumunan semua orang, berterima kasih pada tubuh pendeknya yang bisa membuat orang lain tidak menyadarinya.

“kemana saja kamu Aelyn? Kenapa baru datang?” tanya Revan, pria itu menoleh kebelakang untuk melihat teman satu ruangannya yang baru saja datang.

Aelyn sedikit terkejut, dia sedang mengatur nafas. Kini pria itu malah membuat jantungnya berdetak kencang.

“Bisakah kau tidak mengejutkanku? Jika tidak banyak tugas. Aku sudah hadir lebih awal!” Aelyn berbicara sedikit membisik, walau mungkin disamping kiri dan kanan masih bisa mendengarnya.

“Apa itu hanya alasanmu saja?” tanya Revan lagi, dia sangat senang mengganggu Aelyn. 

“I don't care Van!” jawab Aelyn singkat.

Revan menggelengkan kepalanya, tidak akan menduga jika Aelyn dengan mudah memutuskan pembicaraan ini dengan ucapan savage-nya. Dan yang membuatnya tidak percaya jika Aelyn lebih memilih datang terlambat di acara penting ini dalam penyambutan Ceo baru mereka.

Walau Revan tahu, Aelyn adalah gadis pekerja keras dan tidak suka menunda pekerjaan. Di Dalam otaknya hanya ada uang dan pekerjaan, jadi hal yang wajar jika Aelyn jarang berkumpul seperti ini.

Revan ingat saat acara akhir bulan kemarin, Aelyn begitu menghindari dan tidak mau ikut dalam acara itu, dengan alasan dia ingin segera pulang. Dan Revan hafal, jika Aelyn tinggal sendiri di kota besar ini, ibu dan ayahnya yang sudah meninggalkan dirinya. Karena Revan cukup lama mengenal sosok Aelyn.

Mereka berteman sejak kuliah, atau lebih tepatnya Revan adalah senior Aelyn, umurnya dua tahun lebih tua dari Aelyn. Revan sendiri yang mengajak Aelyn untuk bergabung di Crop Vic Stevano. Setelah dirinya lulus kuliah.

Dan selama Revan mengenalnya, gadis itu begitu keras kepala dan sangat mandiri. Dia merupakan gadis kerja kerasnya.

“sesekali kamu harus menikmati hidup Aelyn, jangan hanya terpaku pada uang dan pekerjaan, pergilah berkencan.” ucap Revan lagi, setelah dirinya dia selama lima menit.

Aelyn hanya menatap punggung pria dengan wajah cueknya, dia malas berhadapan dengan orang yang terus menyuruhnya berkencan, bercinta atau apalah itu. 

“kau terlalu ikut campur dalam kehidupanku, Tuan Revan Marthenus.”

Tanpa Aelyn dan Revan ketahui, ada sepasang mata di depan sana yang terus menyorot keduanya. Mengawasi keduanya sejak tadi, bahkan. Didepan sana, Tuan Stevano yang menjadi pemandu acara untuk memperkenalkan putranya sudah berkicau sejak tadi. Sama sekali tidak membuat Aelyn maupun Raven memusatkan perhatiannya ke arahnya. Hingga suara tepuk tangan untuk putra Tuan Stevano barulah perhatian mereka teralihkan ke depan.

Didepan sana, berdirilah seorang pria dengan wajah datarnya, terlihat tampan dengan setelan jas hitam. Namanya Ethan Stevano, putra tunggal dari Tuan Stevano, pewaris tunggal Crop Vic Stevano. Usianya tidak jauh dari perkiraan 30 sampai 35 tahun, terbilang muda untuk usianya yang mengambil posisi Ceo.

Tapi tidak tahu apakah pria di depan sana bisa memimpin perusahaan ini dengan baik atau sebaliknya tidak, mengingat usianya begitu muda. Aelyn tidak yakin pria itu bisa, tentu saja semua orang mungkin akan sependapat dengan Aelyn saat seseorang yang baru datang bisa langsung menempati posisi Ceo dan termasuk posisi yang begitu tinggi di perusahaan ini.

Selain karena faktor relasi dan koneksi, karena itu-lah Aelyn tidak begitu tertarik dalam perkumpulan acara penyambutan ini, jika ada alasan yang sangat kuat, dirinya tidak ragu untuk mengatakan itu.

“perkenalkan, namaku Ethan Stevano. Mulai hari ini dan seterusnya, saya akan mengambil posisi Ceo untuk Crop Vic Stevano. Menggantikan posisi ayahku, saya bisa menjamin jika mendapatkan posisi ini bukan karena koneksi apalagi putra Tuan Stevano. Tapi, karena saya punya kemampuan dan memiliki kesamaan dalam bidang ini.” ucapnya, jiwa kepemimpinan terpancarkan saat dia menyampaikan pidatonya.

Semua pasang mata tertuju ke arahnya, banyak wanita di dalam ruangan yang benar-benar fokus menatapnya, hanya Aelyn yang seakan tidak begitu tertarik pada visual wajah itu, dalam hati gadis itu dia ingin sekali berlari dan mengakhiri segala perkumpulan ini, dan jelas sekali Ethan sesekali menatap ke seluruh karyawan disana. 

Dan tatapan bingungnya jatuh pada gadis yang memakai cardigan dengan rambut berwarna coklat, yang menunjukkan ekspresi membosankan dan bahkan tatapan lebih sering menatap ke bawah.

‘sangat tidak baik, dia bahkan tidak melihat ke arahku?’ Ethan bertanya dalam hatinya, terlihat jelas dia tidak suka dengan gadis itu, disaat semua wanita dalam ruangan ini, begitu memfokuskan tatapan pada dirinya, gadis bercardigan dan berambut coklat itu benar benar mengabaikan visual tampannya.

“bagaimana jika kita mempersingkat pertemuan ini? Aku merasa ada yang kurang nyaman disini dan bahkan terlihat jelas, terburu-buru ingin segera pertemuan ini.” ucap Ethan, walau terdengar seperti ucapan ramah, tapi sindiran itu membuat semua menatap kearah lain.

Aelyn tertunduk dan merasa jika ucapan itu tertuju pada dirinya, mengalihkan pandangannya pada pria itu, orang disekitarnya menaruh curiga pada dirinya. Seakan Aelyn memang ingin menunjukkan jika dia sangat bosan berada disana, dan Aelyn mulai takut dengan semua orang yang menatap dirinya.

Aelyn menatap kearah pria itu lagi, mencari apakah itu benar dirinya, dan saat itu Ethan melihat ke arahnya, benar-benar ucapannya tertuju pada dirinya. Tentu saja dengan itu semua orang mengikuti arah yang pria itu lihat. Aelyn memasang senyuman paksa dan sebisa mungkin membuat dirinya ramah.

Ethan meringai senang, melihat suasana berubah menjadi canggung untuk wanita itu, Ethan memutuskan untuk memusatkan perhatian mereka kearahnya lagi, dia mengambil mic dari sang ayah dan berkata. 

“semuanya, terimakasih untuk pertemuan yang begitu istimewa ini, aku sebagai Ceo Crop Vic Stevano. Ingin menyampaikan pada kalian jika tolong bantuannya dan semoga bisa menjadi pemimpin yang baik.”

Semua orang bertepuk tangan untuk mengakhiri pertemuan ini, satu persatu mulai meninggalkan ruangan setelah Ethan dan ayahnya meninggalkan ruangan.

Dalam perjalanan kembali ke ruangannya, Revan menarik Aelyn untuk beriringan berjalan bersamanya, dan bahkan tidak sungkan untuk merangkul Aelyn. Ini hal biasa karena Aelyn menganggap dirinya sebagai saudara laki-lakinya dan dia mendapatkan posisi sebagai kakak untuk Aelyn. Walau mungkin karyawan lain selalu menyalah artikan hubungan mereka dan beranggapan dengan sebuah jalinan hubungan sepasang kekasih.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status