Share

Bab 0002

Tiga Bulan kemudian

"Perempuan tidak butuh pria yang good looking, tapi good rekening," ucap Wida.

Bumi yang berada di atas balkon kamarnya hanya bisa memandangi Wida, Yota dan seorang pria yang mungkin kekasih saudara tirinya itu. Bumi tak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan. Namun, nampak jelas Yota sedang berusaha menghentikan Wida dengan mengguncang tangan ibunya agar berhenti berbicara. Sedangkan pria yang nampak mengenakan jaket dari sebuah perusahaan jasa transportasi bernama go back itu, hanya bisa diam.

"Dasar Pria bodoh, semiskin apa pun dirimu harusnya kamu melawan jika nenek sihir itu meringsakmu, kalau perlu jambak atau tinju saja hidung hasil oplasnya itu," gumam Bumi sambil menyuapkan potongan apel ke dalam mulutnya, sementara matanya terus menyaksikan adegan pembulian yang dilakukan oleh Wida ke Pria itu.

"Kasihan," ucap Bumi lagi sambil menggelengkan kepalanya. Gadis itu lantas masuk ke dalam kamar, menyambar tasnya lalu berjalan menuruni anak tangga menuju pintu rumah.

"Kamu driver go back kan? bisa antarkan aku pergi sekarang?" tanya Bumi tepat di depan Pria itu berdiri.

Menatap wajah Bumi, pria itu menaikkan alis matanya heran. Sementara dengan ekspresi wajahnya Bumi seolah berkata 'aku sedang menyelamatkanmu'

"Ya!"

Pria itu menatap Yota kemudian Wida yang sepertinya sangat benci kepadanya.Tanpa berpamitan, ia berbalik pergi dari sana, meninggalkan semua orang termasuk Bumi yang berniat memakai jasanya.

"Mama!" Yota terlihat sangat frustrasi. "Rey tunggu!" gadis itu hampir mengejar pria yang ternyata benar adalah kekasihnya, tapi sayang tangannya lebih dulu dicekal oleh sang mama.

Bumi yang senang melihat ibu tirinya kesal, hanya bisa memandang Yota dengan tatapan iba sekaligus mencibir, " Mana level nenek sihir ini mendapat menantu dari kalangan bawah Yota ... Yota?" sindirnya sambil berlalu.

_

_

_

"Anda ingin pergi kemana?" tanya Pria itu ke Bumi yang membonceng di belakang sambil sibuk bermain ponsel.

"Turunkan saja aku di tempat yang agak teduh!" pinta Bumi.

Setelah menurunkan Bumi di tempat yang dia minta, pria itu tidak langsung pergi. Ia cukup lama terdiam menunggu gadis yang masih sibuk dengan benda pipih di tangannya itu sampai menoleh ke arahnya.

"Oh ... " Bumi tersadar, lantas merogoh dompet di dalam tasnya, Ia keluarkan selembar uang seratus ribuan untuk diberikannya ke Pria itu.

"Maaf! helm," ucapnya sambil menunjuk benda yang masih bertengger di kepala Bumi. "Simpan saja uangnya!"

Berubah menjadi sedikit arogan, Bumi hanya bisa tercengang dan memandang punggung pria itu menjauh.

"Dia terlalu tampan dan wangi untuk menjadi seorang tukang ojek."

Masih berdiri di sana, Bumi sedang menunggu seseorang datang menjemputnya. Benar saja, bibirnya tersenyum saat sebuah mobil SUV berhenti dan sang sopir menurunkan kaca jendela.

"Sakha!" Bumi berlari kecil dan meraih handle pintu mobil. Wajahnya berubah sumringah karena sang sahabat yang disukainya sejak kecil benar-benar datang menjemputnya.

"Kemana mobilmu? apa kamu mau kabur lagi?"

"Ish ... tidak, untuk apa aku kabur lagi?"

Bumi menekuk bibirnya. Mencoba mencari posisi yang nyaman, gadis itu ternyata sedikit kesusahan memasang seat belt ke badannya sendiri.

Tersenyum hangat, Sakha yang melihat langsung melepas seat belt nya. Ia betulkan letak sabuk pengaman milik Bumi dengan penuh perhatian. "Tersangkut," ucapnya.

Jantung Bumi tiba-tiba saja berdenyut mendapati wajah Sakha yang sangat dekat dengan wajahnya, Ia pun bergumam di dalam hati, "Ayo lah Kha! apa aku yang harus menyatakan cinta lebih dulu? tidak mungkin, aku cewek."

"Kenapa Bum?"

Pertanyaan Sakha membuyarkan lamunan Bumi. Gadis itu menggelengkan kepalanya berusaha menahan gemuruh di dalam dada, meskipun Sakha sebenarnya tahu kalau Bumi malu karena pipi sahabatnya itu sudah merona merah.

"Ja-lan!" perintah Bumi sambil menunjuk ke arah depan.

***

Melepas jaket go back yang dikenakannya. Reyden melemparnya kasar di halaman. Tingkahnya membuat pembantu rumah tangga yang berjajar rapi menyambutnya mengkerut ketakutan. Mereka sadar tuan muda mereka tengah kesal.

"Perang dunia akan segera terjadi." batin salah seorang dari mereka.

"Dimana Mimi Peri? ha?" tanyanya dengan suara menggelegar melebihi petir saat hujan.

"Di-di atas tuan," jawab salah satu pembantunya ketakutan."

Rey langsung bergegas masuk ke dalam, Ia bahkan berlari menaiki anak tangga seperti tak sabar ingin meluapkan emosinya.

_

_

_

_

Rey mendobrak masuk, ia tatap wajah seorang wanita yang dipanggilnya dengan sebutan Mimi peri tadi. Wanita bernama Prita itu adalah wanita yang dua puluh delapan tahun lalu berjuang mendapatkan, mengandung dan melahirkannya. Prita menatap tajam putra tunggalnya, dan dengan santainya wanita itu menggosok telinganya untuk mencibir Rey.

“Kenapa berteriak Rey? Mimi tidak tuli.”

“Mulai sekarang aku tidak akan menuruti Mimi lagi, terserah Mimi tidak ingin memberiku warisan, aku tidak peduli.” Rey murka, ia hempaskan tubuhnya dengan kasar ke sofa yang berada di ruang kerja Prita.

“Kamu tahu kenapa Mimi memintamu selalu berpura-pura menjadi pria biasa saat mendekati gadis? Karena jika mereka tahu kamu pewaris Janu Grup, mereka akan mengerubutimu bagaikan gagak mengerubuti bangkai,” ucap Prita alias Mimi Peri dengan santainya.

“Cih... apa Mimi tidak bisa mengibaratkan dengan sesuatu yang lebih bagus?” Rey mencebikkan bibirnya kesal, bagaimana bisa dia diibaratkan seperti bangkai oleh ibunya sendiri.

“Kamu tahu kan? Mimi tidak menyukai sesuatu yang mainstream.”

“Ya, dan bahkan untuk mencari menantu saja Mimi menggunakan cara aneh. Ayo lah Mi! Aku menyukai Yota, aku ingin menikah dengannya.”

Prita hanya terdiam menanggapi ocehan putranya. Ia memang memberikan persyaratan ke Rey, jika ingin menikah dia harus mencari istri yang benar-benar tulus, dan tidak memandang status sosialnya.

Misterius, saat SMA Rey sudah tinggal di luar negeri, Ia baru kembali satu tahun yang lalu ke Indonesia. Rey sangat menjaga identitasnya. Sebagai penerus Janu group yang terkenal dengan perusahaan transportasinya bernama Go Back, Rey berpura-pura miskin dan menjadi driver ojek online untuk menuruti kemauan Mimi Perinya.

_

_

_

_

"Jadi apa yang akan kamu lakukan?"

Pria yang seumuran dengan almarhum papanya itu bertanya dengan serius ke Bumi. Sementara, Sakha yang juga berada di ruangan itu, memandang sang papa-Bima dengan sedikit tanda tanya.

Adiyaksa group memang didirikan oleh mendiang Adiyaksa, saham terbesar pun masih dipegang oleh Adiyaksa. Namun, hanya 60% sementara 9% nya dimiliki publik dan 31% saham dipegang oleh beberapa orang yang menjabat sebagai direksi, salah satunya Bima.

"Aku tidak mengerti dengan isi surat wasiat Papa Om, dia menginginkan aku menjadi direktur utama, tapi setelah menjadi direktur aku harus memberikan masing-masing 10% saham ke Wida dan kedua anaknya."

Bima mengerutkan kening, Ia memandang sekilas ke arah Sakha. Bumi mengira pria itu kaget karena dia memanggil istri almarhum papanya tanpa embel-embel Mama. Sayangnya, Bumi tidak tahu bahwa papa dari sahabat yang dicintainya sejak lama itu sama sekali tidak berpihak padanya.

Jika menjadi seorang direktur utama dan harus membagi masing-masing 10% saham Adiyaksa, maka Bumi hanya akan menyisakan 30% untuk dirinya sendiri. Jika jajaran direksi bergabung dengan Wida dan anak-anaknya, maka saham mereka akan menjadi 61%, jelas itu mempermudah mereka menggulingkan Bumi dari posisinya.

"Lalu apa rencanamu?" tanya Bima yang ternyata tidak sebaik yang Bumi pikirkan selama ini.

Bumi memilih diam, Ia merasa tidak boleh mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya sekarang. Ia memilih menjawab layaknya orang bodoh yang kebingungan akan masa depan dan langkahnya sendiri. "Aku belum memiliki rencana," ucapnya sambil mengatupkan bibir dan menaikkan kedua alis matanya.

"Apa kamu ingin menjadi direktur utama Adiyaksa Group?"

"Apa?" Lagi-lagi Bumi berpura-pura bingung, ia hanya mengedikkan bahu menjawab kembali pertanyaan Bima.
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Kikiw
konfliknya berat nih kayaknya.. tapi humornya juga ada sih kayaknya, jadi semoga imbang
goodnovel comment avatar
Nellaevi
berarti Bima sengaja menikahkan Sakha dengan Yota,untuk memperkuat saham perusahaan,sehingga kalau digabungkan.. persentase saham mereka semakin byk untuk menjatuhkan bumi... kudu santet berjamaah ini.. 🤣🤣🤣🤣
goodnovel comment avatar
Tuti Amaliyah
lanjut kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status