Share

Mustahil

last update Last Updated: 2021-08-24 13:49:03

Dan kini Liam hanya terpaku. Sungguh tak menyangka. Putri, gadis yang ditaksirnya. Ternyata bukan hanya seorang kutu buku tapi juga gadis bersabuk hitam.

Tak hanya itu, Liam benar-benar tak menyangka dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Putri. Kata-kata yang sukses mencabik-cabik hatinya.

"Kalo Lo suka sama Liam. Ambil aja. Gue engga minat, punya cowok bego yang bisanya cuma cari masalah di sekolah. Enggak level sama gue."

Kalimat itu terdengar begitu menyakitkan. Tapi Liam tak gentar dia akan berusaha menjadi pria yabg diharapkan oleh Putri.

Liam masih bersembunyi di balik pohon besar yang rindang. Pria itu menatap ke arah tiga gadis yabg masih cekcok. Liam benar-benar kesal. Dia sama sekali tak berminat pada gadis manja seperti Citra.

Liam pun segera berjalan meninggalkan pohon besar. Langkah kaki jenjangnya yang dihiasi celana abu-abu itu tampak cepat dan panjang. Rupanya pria itu hendak melangkah ke wilayah belakang sekolah. Wilayah yang biasanya dia gunakan untuk bersembunyi saat pelajaran yang membosankan dan tempat di mana dia memanjat saat terlambat.

Liam menarik napas panjang saat menatap ke puncak dinding pembatas sekolah. Pria itu sadar, ini adalah benda yang selama ini berjasa untuknya agar bisa tetap masuk sekolah walau gerbang sekolah sudah ditutup satpam. Dan sayangnya, perjuangan bodoh itu adalah hal yang tak disukai oleh Putri, gadis gendut yang mencuri hatinya.

"Oke. Ini terakhir kalinya gue panjat dinding. Karena ini adalah jalan tercepat menuju tikungan tempat angkot lewat," ucap Liam berjanji pada dirinya sendiri.

Pria itu pun segera melompat ke dinding dan mencengkeram salah satu batu bata yang tak tertutup rapat. Mulai merayap naik dengan kekuatan tangan dan kakinya. Bergerak hingga sampai puncak.

Dari kejauhan, Liam melihat angkot yang dinaiki oleh Putri. Liam pun segera melompat turun.

BRUUUKKKK...

"Aaaawwww...." Rupanya karena terburu-buru, kaki Liam sedikit terkilir. Liam benar-benar tak peduli. Pria itu pun segera bangkit sambil menahan rasa sakit yang menyiksa pergelangan kakinya.

Kemudian berlari ke arah trotoar. Pria itu tampak melambaikan tangannya agar angkot yang dinaiki Putri berhenti.

Ciiiitttt...

Suara derit rem berbunyi nyaring. Seiring dengan penumpang angkot yang terdorong ke depan. Putri yabg sedang membaca buku pun terkejut. Pasalnya buku yang sedang dia baca sampai terjatuh.

Gadis itu pun menggelengkan kepalanya berusaha untuk bersabar. Kemudian mengulurkan tangan untuk meraih bukunya yang jatuh.

Sayangnya buku malang itu sudah diraih oleh seseorang. Dan tangan itu memberikan buku kepadanya. Putri pun tersenyum dan meraih bukunya.

"Terima kasih," ucap Putri tersenyum mengangkat wajahnya.

Dan gadis itu segera terperanjat saat melihat wajah tampan dengan senyuman manis yang dihadiahkan kepada dirinya. Sayangnya putri terkejut buka karena senyuman manis itu, tapi karena sosok di hadapannya adalah sosok yang sedang dia hindari. Gadis itu pun segera kembali duduk dan membuang wajahnya. Enggan menatap pria menyebalkan ini.

"Kamu rumahnya di mana?" Tanya Liam basa-basi.

"Jauh," ucap Putri enggan menjawab pertanyaan Liam.

"Iya jauh, aku tahu. Tapi di mana?" Tanya Liam penasaran.

"Ngapain nanya-nanya. Jadi cowok enggak usah ganjen deh. Ga tau apa pacarnya itu kayak macan sukanya main keroyokan. Dari pada ganjen sama cewek lain. Mending ngajarin pacarnya biar jadi orang tuh yang sopan," ucap Putri memuntahkan unek-uneknya.

"Aku engga punya pacar," ucap Liam tegas.

"Dasar cowok mata keranjang. Buaya darat. Udah punya pacar enggak mau ngaku," ucap Putri.

"Astaghfirullah Putri. Kok kamu marah-marah. Kamu cembokur emangnya?" Tanya Liam menggoda gadis itu.

"Cembokur?" Gumam Putri bingung dengan bahasa yang diucapkan oleh Liam.

"Cemburu," ucap Liam santai.

Putri pun memutar bola matanya jengah mendengar ucapan Liam. Apa-apaan pria itu.

Putri cemburu? Ya enggak mungkin. Punya hubungan aja enggak.

"Sorry ya. Gue enggak cemburu. Gue cuma enggak suka sama cowok ganjen. Hhhh... Susah ya kalo ngomong sama cowok yang punya otak dangkal," ucap Putri kesal.

Sayangnya Liam bukan cowok yang mudah marah. Pria itu justru tertawa mendengar ucapan Putri yang mengatai dirinya berotak dangkal. Liam justru memanfaatkan keadaan.

"Iya otak gue emang dangkal. Makanya ajarin gue dong biar pinter," ucap Liam santai.

"Modus banget sih Lo," ucap Putri kesal.

"Bang kiri Bang," Putri pun segera menyetop laju angkot. Dia benar-benar malas berdebat dengan pria keras kepala macam Liam.

Gadis itu pun segera turun dari angkot dan membayar biaya baik angkot. Beruntung Liam selalu membawa uang recehan sekarang. Dia belajar dari pengalaman.

Pria itu pun menyusul Putri turun dari angkot dan ikut membayar tarif angkot. Sejenak Liam mencari keberadaan Putri. Dan dia melihat Putri berjalan ke sebuah jalan kecil. Mungkin saja rumah Putri ke arah sana.

Liam mempercepat langkah kakinya mengikuti Putri. Pria itu berusaha agar Putri tak menyadari bahwa dia mengikuti Putri.

Sayangnya Putri memiliki insting yang tajam. Gadis itu menghentikan langkahnya sejenak. Kemudian menarik napas panjang sebelum memutar tubuhnya ke belakang.

Sreeet....

Putri memutar tubuhnya dan dia tak melihat siapa pun. Pasalnya Liam yang menyadari Putri menghentikan langkahnya segera bersembunyi di belakang pohon.

Dan saat Putri kembali melangkahkan kakinya ke depan, Liam keluar dari persembunyiannya dan kembali mengikuti Putri. Dan kini Putri justru menggunakan instingnya untuk segera membalikkan tubuh dan mengunci lengan Liam yang sejak tadi mengikuti langkahnya.

"Aaaawww... Putri... Ini sakit. Sumpah sakit... Aaaawww," teriak Liam kesakitan. Pria itu benar-benar berlebihan. Padahal dia pun seorang taekwondo bersabuk, tapi justru berpura-pura tak bisa melawan Putri.

"Ngapain kamu ngikutin aku?" Tanya Putri.

"Enggak aku enggak ngikutin kamu," ucap Liam meringis. Sungguh kuncian tangan Putri di lengannya begitu kuat.

"Bohong!" Teriak Putri kesal.

"Beneran. Aku engga bohong."

"Ngaku enggak dari tadi kamu ngikutin aku kan? Mau ngapain coba?" Putri benar-benar geram melihat tingkah Liam yang menyebalkan.

"Enggak aku mau pulang. Aku engga ngikutin kamu. Jangan kepedean deh," ucap Liam membuat Putri semakin memperkuat kuncian tangannya. Seketika suara tulang Liam yang gemertak ngilu.

Kkrreeekkk...

"Aaaawww... Sakit Put."

"Kamu pikir aku bodoh apa. Emangnya aku ga liat bayangan kamu. Kalo kamu engga ngikut aku, ngapain kamu ngumpet di belakang pohon waktu aku nengok ke belakang?"

Skakmat...

Liam tak bisa mengelak lagi. Akhirnya dia pun memilih untuk jujur.

"Aduh Put. Sakit. Beneran sakit. Iya iya aku ngaku. Aku ngikutin kamu," ucap Liam.

Dan...

Kreekkkk...

Putri semakin memusatkan tenaganya. Dia benar-benar kesal.

"Awwwww... Sakit ini. Aduh sakit tau," ucap Liam meringis.

"Iya emang sakit," ucap Putri.

"Mau ngapain coba ngikutin aku?" Tanya Putri semakin geram.

"Mau kenalan sama calon mertua," ucap Liam tak tau malu. Hal itu sukses membuat Putri tak mampu berkata-kata. Dia benar-benar tak paham arah pikiran Liam.

Putri pun melepas lengan Liam.

"Bisa enggak sih kamu tuh enggak memancing emosi aku?" Tanya Putri menatap nyalang ke arah pria di hadapannya.

"Aku becanda, Put. Maaf. Aku tuh mau belajar sama kamu. Biar ketularan pintar. Boleh engga?" Tanya Liam membuat Putri heran. Si raja bolos mau belajar biar pintar? Rasanya ini mustahil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Beautiful FAT Girl   My beautiful Fat girl (end)

    Citra baru saja hendak menghampiri Putri. Tapi nyatanya dia justru malah melihat putri berlari keluar dari perpustakaan. Tubuh gadis Itu tampak berguncang."Putri nangis kenapa?" Gumam Citra dalam hati nya. Namun sesaat kemudian dia justru melihat Liam yang duduk di meja perpustakaan."Putri kok keluar? Dia kenapa?" Tanya Citra pada Liam."Aku nggak tahu," jawab liang masih menatap kearah pintu perpustakaan. Padahal nyatanya di sana sudah tidak ada Putri."Lho kok kamu nggak tahu? Kan terakhir kali kamu sama dia," ucap Citra bingung."Kamu salah ngomong kali, terus dia marah deh jadinya," ucap Citra membuat Liam mengangkat bahunya."Kamu habis ngomong apa sama Putri?" Tanya Citra."Aku nembak dia lagi. Tapi kayaknya dia mau nggak suka sama aku deh," ucap Liam tertawa sumbang. Hal ini tentu saja membuat Citra ikut tertawa. Citra sudah tak punya rasa sakit di hatinya melihat Liam ya masih menyukai Putri. Karena kini di

  • My Beautiful FAT Girl   Masih menunggu jawaban

    Sore ini menjadi sore yang berbahagia. Seolah sinar jingga yang menghiasi langit biru ikut meramaikan kebersamaan Putri, Citra dan Liam. Mereka baru saja selesai membersihkan toilet sekolah. Rasa lelah hinggap di tubuh mereka. Tapi kebersamaan membuatnya merasa bahagia dan tidak terbebani sama sekali.Sejak saat itu mereka mulai belajar bersama. Berusaha keras untuk menjadi bintang kelas hingga akhirnya bersaing secara sehat untuk mendapatkan juara kelas.Putri dan Liam selalu bergantian menjadi juara 1 dan 2. Sedangkan Citra menjadi juara 3 nya. Tak hanya itu, Citra juga menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak pilih-pilih kawan. Dan seragam yang digunakannya pun patuh pada aturan.Dan di hari menjelang kelulusan, Putri bersama Citra selalu saja berada di perpustakaan. Mengisi waktu kosong tanpa jam pelajaran.Mereka berpencar di perpustakaan, mencari buku-buku favorit mereka. Setelah Putri mendapatkan buku kesukaannya, gadis itu pun dudu

  • My Beautiful FAT Girl   Bahagia

    Usai berbincang dari hati ke hati, Putri dan Citra pun keluar dari ruangan menghampiri kedua orang tua mereka."Kami sudah saling minta maaf dan saling memaafkan. Mulai hari ini kami akan berteman," ucap Putri tersenyum ke arah Citra."Syukurlah kalau begitu," ucap Ilyas tersenyum. Kemudian Pak Ilyas pun menghampiri Pak Rayyan, mengulurkan tangannya."Minta maaf atas kesalahan putri saya kepada putri Anda ya, Pak.""Tidak masalah, Pak. Mereka masih remaja butuh melakukan kesalahan untuk tahu mana yang benar dan mana yang salah," ucap Rayyan begitu bijaksana."Baiklah kalau begitu. Masalah selesai. Untuk Citra. Berdasarkan diskusi kami para orang tua, kamu tetap mendapatkan hukuman. Yaitu membersihkan toilet sekolah," ucap Pak Annas membuat Citra menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia terlalu pasrah."Iya, Pak." Ucap Citra mengang

  • My Beautiful FAT Girl   Mulai berteman

    “Put, maafin gue. Gue yang salah,” ucap Citra lemah.*****Putri menatap tangan Citra yang terulur ke arahnya. Gadis itu tersenyum. Tak menyangka Citra mau minta maaf padanya. Karena yang dia tahu, Citra adalah gadis super ampuh yang tak mau mengakui kesalahannya. Jangankan meminta maaf mengakui kesalahan saja dia enggan. Bahkan dia kerap kali memutarbalikkan fakta agar orang yang yang menjadi korban seolah bersalah. Inilah kenyataan yang terjadi pada Putri.Putri masih belum meraih jabatan tangan Citra. Gadis itu kembali menoleh ke atas. Hendak menatap wajah Citra. Sayangnya Citra membuang wajahnya ke arah lain. Gadis itu benar-benar angkuh.Putri pun tersenyum melihat tingkah Citra."Kalau nggak ikhlas minta maaf, nggak usah minta maaf," ucap Putri tenang. Buat Citra kembali menatap wajah Putri dengan geram. Citra berusaha menahan emosinya dengan kuat. Sungguh gadis dihadapannya ini membuatnya terbakar amarah. Bahkan

  • My Beautiful FAT Girl   Minta maaf

    Liana berjalan tergesa menuju kelas Citra, putrinya. Sungguh dia benar-benar panik saat tau dia telah mencari masalah dengan investor terbesar di perusahaan suaminya. Kali ini dia harus bisa memastikan Citra meminta maaf pada Putri.TOK TOK TOK...Liana mengetuk ruang kelas Citra yang sedang menerima pelajaran. Hal itu tentu saja membuat guru yang sedang mengisi kelas menghentikan penjelasannya. Kemudian berjalan menuju pintu.Ceklek.“Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?” Seorang wanita berpakaian rapi layaknya seorang guru pun menyapa Liana.“Permisi, Bu guru. Perkenalkan saya liana. Ibu dari Citra. Mohon maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya harus bertemu dengan putri saya yang namanya Citra. Apa kah boleh?” tanya Liana sopan.“Kalau boleh tau apakah hal yang harus dibicarakan adalah hal yang mendesak? Karena saat ini sedang ada pemberian materi pelajaran,” u

  • My Beautiful FAT Girl   Khawatir

    Kini Rayyan mulai menyetel rekaman pada kamera SLR milik Liam. Pria itu tersenyum puas melihat reaksi Liana. Pasalnya dia baru menyadari kalau ternyata Citra yang mencari masalah. Sedangkan Putri hanya berusaha membela diri. Dan dua gadis yang menjadi saksi adalah teman Citra yang berniat mengganggu Putri."Setelah anda melihat rekaman Kamera SLR ini. Apa anda masih berpikir bahwa Putri bersalah, Pak Annas?" Tanya Rayyan."Saya minta maaf atas kesalahan ini. Saya akan menindaklanjuti kasus ini. Terima kasih atas bukti rekaman nya Pak Rayyan," ucap Pak Annas."Daddy dapet kamera ini dari siapa?" Tanya Putri penasaran."Nanti Daddy kasih tau. Sekarang yang penting Daddy mau memenuhi janji Daddy untuk membatalkan hukuman skorsing kamu, Nak." Rayyan mengusap lembut puncak kepala putrinya. Sedangkan Liana menampilkan wajah pucat. Dalam rekaman itu jelas terlihat bahwa Citra memang sangat bersalah. Awalnya Citra bersama dua temannya yang hendak memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status