Share

Bab 142

Melihat kedua putranya yang tengah berpelukan, Lukas merasa bahwa semenjak putra sulungnya sakit, putra keduanya Christian lebih sering bersama Kakek-Neneknya dibanding bersama dirinya atau Clarisa.

Lukas menghisap kembali rokoknya, dia bersandar pada dinding, memejamkan matanya merenungi tentang apa yang telah terjadi.

“Ah, sepertinya aku melupakan putraku lain,” Lukas menghela napas beratnya.

Di saat dia termenung, pintu pun di ketuk, mengalihkan pandangannya, terlihat Clarisa tengah berjalan masuk. Clarisa tidak menutup pintu dengan benar, sehingga meninggalkan sedikit celah untuk mengintip. Sedangkan di belakangnya Adrian tengah mengintip dari sela pintu yang sedikit terbuka.

Lukas menghisap kembali rokoknya, dia berjalan mengitari meja kerjanya, lalu duduk di kursinya.

“Ada apa?” suaranya rendah namun terkesan dingin.

Clarisa tertunduk, ia mencoba untuk memandang wajah Lukas yang dingin bagaikan es di musim dingi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status