Share

Masa Depan

“Kasih … aku waktu.”

Yasa mengurai pelukannya, ketika mendengar kalimat lirih dari Aya, yang menyiratkan sebuah kesempatan. Menghapus setiap bulir yang masih menggenang di pelupuk mata serta pipi yang kini terlihat chubby.

“Take your time.” Yasa mensejajarkan wajahnya dengan Aya, menatap lurus langsung pada lensa yang masih tampak mendung. Kedua tangannya masih menyangga wajah sendu itu. “Tapi, tolong, cabut gugatan cerai yang sudah masuk di pengadilan. Kita akan jalani semua pelan-pelan. Memulai semuanya dari awal.”

“Aku—”

“Mbak Ay.” Suara dari seorang pria yang sebenarnya tidak nyaman untuk menginterupsi, interaksi kedua manusia yang terlihat saling rindu, akhirnya menyela ucapan Aya. “Ditunggu ibu di mobil, beliau sudah ada janji sama orang di Network, soalnya.”

Mau tidak mau, Aya harus mengakhiri pertemuannya dengan Yasa. Memasang senyum tipisnya pada sang supi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status