Share

Bab 50. Pamit Pergi

Kepala pelayan memberikan obat di tangan Arinda dan juga bibirnya. Tak peduli gadis muda itu meringis, yang pasti luka di punggung tangannya cukup parah dan harus di obati agar tidak infeksi. Menekankan kapas berisi alkohol, lalu menutupnya dengan kain kasa dan plester. Sesudahnya, dia bangun dari duduk dan menatap wajah Arinda yang sembab oleh air mata. 

"Mandi atau ganti pakaianmu, Arin. Kau bisa beristirahat setelahnya," ucapnya sambil menutup kotak obat itu dan berniat pergi. 

"Kepala," panggil Arinda lirih membuat kepala pelayan itu terhenti. 

"Maafkan saya, saya selalu tidak profesional dalam beberapa bulan ini. Tolong, jangan berniat untuk memecat saya. Saya mohon," ucapnya patah-patah, Arinda merasa amat bersalah beberapa hari ini. 

Semenjak di malam dia mengalami kejadian menyakitkan itu, dari sanalah Adinda tak pernah lagi fokus dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Terlebih saat dia mendapati Deondra yang seakan memperhatikan ge

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status