Share

CHAPTER 06

Sera melangkahkan kakinya melewati lorong-lorong rumah sakit. Tatapannya lurus ke depan dengan datar.

Tujuannya sekarang adalah ruangan Arga. Begitu sampai di depan pintu Sera mengetuk pintunya beberapa kali, sampai pada akhirnya suara dari dalam menyuruhnya untuk masuk.

Arga langsung menajamkan matanya saat melihat sosok Sera memasuki ruangannya. Yang membuat darahnya mendidih adalah saat melihat penampilan Sera.

Gadis itu hanya mengenakan dress mini selutut yang belahan dadanya terekspos. Walaupun terlihat sangat cantik karena rambutnya yang sengaja di urai dan sedikit polesan make up di wajahnya.

"Aku bawain makan siang,"ucap Sera seraya meletakkan totebag yang dia bawa di meja. Suara Sera membuat lamunan Arga buyar.

Arga menghampiri Sera yang sudah duduk di sofa. Dia ikut duduk di sampingnya menatap Sera tajam yang sibuk memainkan ponselnya.

"Siapa yang nyuruh ke sini?"

Sera mengalihkan pandangannya."Kenapa si? Lagian gak ada Jihan kan? Aku gak ganggu dong,"sahut Sera santai.

"Ganggu, Lo ganggu pekerjaan gue,"desis Arga.

Sera mendengus pelan."Aku duduk diem di sini Ga, dan kamu kalo sibuk tinggal kerja aja. Orang aku gak ganggu!"

"Baju Lo abis?"

Sera mengerutkan keningnya bingung masih tak mengerti dengan maksud ucapan Arga."Mak—"

"Kalo mau ngelonte di club, jangan di rumah sakit."

Dan seketika Sera langsung mengamati pakaiannya. Jujur memang sedikit minim si, tapi bukannya biasanya juga seperti ini.

"Yaudah, aku ke sini mau izin kamu."

"Mau kemana?"

"Ya ke club. Mau ngelonte katanya suruh ke sana , yaudah ak—"

Cupp....

"Berisik,"ucap Arga setelah mengecup bibir Sera, lelaki itu berbalik kembali ke kursinya semula.

Sera mengerucutkan bibirnya sebal. Sekarang Arga lebih sering nyosor kaya bebek, bahkan kadang di tempat umum pun nyosor.

Sera kembali memfokuskan pandangan nya ke ponsel, dan tentang ucapannya tadi dia hanya bercanda karena ingin menjahili Arga.

Karena terlalu lama memainkan ponsel Sera mulai bosan."Masih lama?"tanya Sera menatap Arga yang baru memasuki ruangannya. Lelaki itu habis memeriksa pasiennya.

"Masih,"jawab Arga cuek.

Sera berkali-kali menguap, karena tak tahan mengantuk lama-lama Sera terlelap.

Arga yang sadar tak mendengar suara Sera pun mengalihkan tatapannya, dan seketika dia terkekeh pelan melihat Sera yang sudah tertidur.

Arga mengangkat tubuh istrinya dan di tidurkan di ranjang seraya menutupi nya dengan selimut. Karena Arga memang menyiapkan ranjang khusus untuk dirinya di ruangan ini. Mengingat dia yang sering bekerja sampai malam terkadang sehingga dia bisa istirahat untuk tidur.

Arga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul 16:25, tetapi dia masih banyak pekerjaan karena tidak ingin pulang terlalu larut, dia langsung kembali ke meja kerjanya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya.

*****

Sera menggeliatkan tubuhnya. Dia membuka matanya menatap sekelilingnya dan seketika terkejut.

"Loh, bukannya tadi aku di rumah sakit ya?"gumam Sera.

Sera menatap tangan kekar yang menindih perutnya."Arga udah tidur, berarti tadi gue ketiduran di sana."

Dia melirik jam di dinding sudah pukul 20:24. Karena merasa tubuhnya lengket dengan pelan Sera menyingkirkan tangan Arga yang ada di perutnya. Lalu bangkit dari ranjang dan segera membersihkan tubuhnya.

Sera keluar kamar mandi dengan lingerai yang melekat di tubuhnya. Gadis itu menggulung rambutnya sehingga leher jenjangnya terekspos bebas.

Setelah itu dia berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Mungkin dia akan masak karena merasa lapar. Terakhir makan tadi siang saat hendak pergi ke rumah sakit.

Setelah berkutat di dapur akhirnya Sera berhasil masak, dia segera menyiapkan lauknya ke meja makan. Seperti biasa akan mengambilkan untuk Arga terlebih dahulu sebelum untuk dirinya.

Sebelum makan Sera membersihkan dapurnya yang sedikit berantakan, dan tak lupa mencuci alat-alat yang tadi di pakai.

Tubuh Sera menegang saat tiba-tiba ada sepasang tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Tetapi Sera tau itu tangan milik Arga, lelaki itu menumpukan dagunya di bahu Sera.

"Ga, awas dulu,"usir Sera seraya melepaskan tangan Arga dari pinggangnya."Kita makan,"lanjutnya seraya menarik Arga untuk duduk.

Arga langsung menyantap makanannya, entah mengapa semakin kesini Arga merasa ada sesuatu yang aneh dengan perasaannya.

Sera dengan pelan mulai memasukan sendok berisi nasi dan lauk ke mulutnya. Pikirannya sekarang penuh dengan sosok Arga padahal lelaki itu ada di sampingnya.

Yang menjadi pikiran karena sikap Arga akhir-akhir sedikit berubah. Sikapnya benar-benar random, terkadang manis tetapi terkadang juga dingin.

"Kapan Lo siap Hamil?"

Uhuk...,uhuk....

Sera buru-buru mengambil air minumnya dan menenggaknya hingga tandas. Arga jika bicara memang selalu menggemparkan hatinya.

"Kamu tau kapan aku siap, Ga."

"Nunggu selesai kuliah?"lirih Arga,"itu kelamaan Ser,"lanjutnya.

Sera mengerutkan keningnya bingung."Kok kamu jadi ngebet punya anak?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status