Sera melangkahkan kakinya melewati lorong-lorong rumah sakit. Tatapannya lurus ke depan dengan datar.
Tujuannya sekarang adalah ruangan Arga. Begitu sampai di depan pintu Sera mengetuk pintunya beberapa kali, sampai pada akhirnya suara dari dalam menyuruhnya untuk masuk.
Arga langsung menajamkan matanya saat melihat sosok Sera memasuki ruangannya. Yang membuat darahnya mendidih adalah saat melihat penampilan Sera.
Gadis itu hanya mengenakan dress mini selutut yang belahan dadanya terekspos. Walaupun terlihat sangat cantik karena rambutnya yang sengaja di urai dan sedikit polesan make up di wajahnya.
"Aku bawain makan siang,"ucap Sera seraya meletakkan totebag yang dia bawa di meja. Suara Sera membuat lamunan Arga buyar.
Arga menghampiri Sera yang sudah duduk di sofa. Dia ikut duduk di sampingnya menatap Sera tajam yang sibuk memainkan ponselnya.
"Siapa yang nyuruh ke sini?"
Sera mengalihkan pandangannya."Kenapa si? Lagian gak ada Jihan kan? Aku gak ganggu dong,"sahut Sera santai.
"Ganggu, Lo ganggu pekerjaan gue,"desis Arga.
Sera mendengus pelan."Aku duduk diem di sini Ga, dan kamu kalo sibuk tinggal kerja aja. Orang aku gak ganggu!"
"Baju Lo abis?"
Sera mengerutkan keningnya bingung masih tak mengerti dengan maksud ucapan Arga."Mak—"
"Kalo mau ngelonte di club, jangan di rumah sakit."
Dan seketika Sera langsung mengamati pakaiannya. Jujur memang sedikit minim si, tapi bukannya biasanya juga seperti ini.
"Yaudah, aku ke sini mau izin kamu."
"Mau kemana?"
"Ya ke club. Mau ngelonte katanya suruh ke sana , yaudah ak—"
Cupp....
"Berisik,"ucap Arga setelah mengecup bibir Sera, lelaki itu berbalik kembali ke kursinya semula.
Sera mengerucutkan bibirnya sebal. Sekarang Arga lebih sering nyosor kaya bebek, bahkan kadang di tempat umum pun nyosor.
Sera kembali memfokuskan pandangan nya ke ponsel, dan tentang ucapannya tadi dia hanya bercanda karena ingin menjahili Arga.
Karena terlalu lama memainkan ponsel Sera mulai bosan."Masih lama?"tanya Sera menatap Arga yang baru memasuki ruangannya. Lelaki itu habis memeriksa pasiennya.
"Masih,"jawab Arga cuek.
Sera berkali-kali menguap, karena tak tahan mengantuk lama-lama Sera terlelap.
Arga yang sadar tak mendengar suara Sera pun mengalihkan tatapannya, dan seketika dia terkekeh pelan melihat Sera yang sudah tertidur.
Arga mengangkat tubuh istrinya dan di tidurkan di ranjang seraya menutupi nya dengan selimut. Karena Arga memang menyiapkan ranjang khusus untuk dirinya di ruangan ini. Mengingat dia yang sering bekerja sampai malam terkadang sehingga dia bisa istirahat untuk tidur.
Arga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul 16:25, tetapi dia masih banyak pekerjaan karena tidak ingin pulang terlalu larut, dia langsung kembali ke meja kerjanya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya.
*****
Sera menggeliatkan tubuhnya. Dia membuka matanya menatap sekelilingnya dan seketika terkejut.
"Loh, bukannya tadi aku di rumah sakit ya?"gumam Sera.
Sera menatap tangan kekar yang menindih perutnya."Arga udah tidur, berarti tadi gue ketiduran di sana."
Dia melirik jam di dinding sudah pukul 20:24. Karena merasa tubuhnya lengket dengan pelan Sera menyingkirkan tangan Arga yang ada di perutnya. Lalu bangkit dari ranjang dan segera membersihkan tubuhnya.
Sera keluar kamar mandi dengan lingerai yang melekat di tubuhnya. Gadis itu menggulung rambutnya sehingga leher jenjangnya terekspos bebas.
Setelah itu dia berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Mungkin dia akan masak karena merasa lapar. Terakhir makan tadi siang saat hendak pergi ke rumah sakit.
Setelah berkutat di dapur akhirnya Sera berhasil masak, dia segera menyiapkan lauknya ke meja makan. Seperti biasa akan mengambilkan untuk Arga terlebih dahulu sebelum untuk dirinya.
Sebelum makan Sera membersihkan dapurnya yang sedikit berantakan, dan tak lupa mencuci alat-alat yang tadi di pakai.
Tubuh Sera menegang saat tiba-tiba ada sepasang tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Tetapi Sera tau itu tangan milik Arga, lelaki itu menumpukan dagunya di bahu Sera.
"Ga, awas dulu,"usir Sera seraya melepaskan tangan Arga dari pinggangnya."Kita makan,"lanjutnya seraya menarik Arga untuk duduk.
Arga langsung menyantap makanannya, entah mengapa semakin kesini Arga merasa ada sesuatu yang aneh dengan perasaannya.
Sera dengan pelan mulai memasukan sendok berisi nasi dan lauk ke mulutnya. Pikirannya sekarang penuh dengan sosok Arga padahal lelaki itu ada di sampingnya.
Yang menjadi pikiran karena sikap Arga akhir-akhir sedikit berubah. Sikapnya benar-benar random, terkadang manis tetapi terkadang juga dingin.
"Kapan Lo siap Hamil?"
Uhuk...,uhuk....
Sera buru-buru mengambil air minumnya dan menenggaknya hingga tandas. Arga jika bicara memang selalu menggemparkan hatinya.
"Kamu tau kapan aku siap, Ga."
"Nunggu selesai kuliah?"lirih Arga,"itu kelamaan Ser,"lanjutnya.
Sera mengerutkan keningnya bingung."Kok kamu jadi ngebet punya anak?"
Sera menyipitkan matanya curiga."Jangan-jangan kamu udah mulai cinta kan sama aku?" Arga langsung bangkit dari kursinya pergi begitu saja meninggalkan Sera, hal itu membuat Sera kesal. "Kan, baru berapa menit aja udah berubah,"gumam Sera seraya membereskan meja makan. Sera berjalan menyusul Arga ke kamar. Begitu pintu terbuka pemandangan pertama yang dia lihat adalah tubuh Arga yang hanya terbalut celana piyama dengan dada yang di biarkan terekspos tanpa busana. "Arga!"Sera dengan spontan langsung menutup kedua matanya. Arga menatap Sera bingung,"Kenapa si?" "Cepet pake baju Lo!" Arga menurunkan pandangannya menatap dada bidangnya yang di biarkan terekspos. Senyuman devil terpa
"Pulang!"titah Arga semakin menajamkan matanya.Sera masih kekeuh dengan pendiriannya, gadis itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat."Aku bakal bikin Jihan ngrasain apa yang aku rasain!""Sera Anindya Putri,"geram Arga di setiap katanya penuh penekanan, tak lupa juga dengan tatapan tajamnya.Sera langsung menundukkan kepalanya. Jika Arga sudah memanggil dengan nama lengkapnya itu menandakan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja.Arga yang melihat Sera menunduk langsung menyunggingkan sudut bibirnya. Lelaki itu tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh Sera seperti karung dan di bawanya ke mobil.Sera terus memberontak meminta
"Penting banget harus izin sama Kamu? Ga, hal kaya gitu doang gak penting kan buat Kamu? Lagi pula selama ini emang Kamu pernah peduli sama Aku?"Sera bangkit dari ranjangnya berniat untuk mandi tetapi tangannya di tahan oleh Arga."Gue suami Lo Ser. Jadi Lo harus nurutin semua kemauan gue!"Sera tertawa hambar mendengar ucapan Arga."Suami kamu bilang? Jadi sekarang udah mau ngakuin status kamu di depan aku?"Arga yang sudah geram dengan sikap Sera yang keras kepala pun menyudutkan tubuh wanita itu ke dinding, dan segera mengunci pergerakan tubuhnya agar Sera tidak memberontak.Sera masih terdiam memperhatikan apa yang akan Arga lakukan selanjutnya. Jujur dia terkadang sangat membenci sikap A
Sera berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Hari ini dia bangun pagi karena nanti akan kuliah dan niatnya juga ingin memasakkan Arga.Sera terus berkutat di dapur selama hampir setengah jam lebih. Setelah selesai Sera langsung merapikannya di meja makan.Sera berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya. Wanita itu mengambil handuk dan setelan baju yang akan di pakai kuliah pagi ini. Setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Arga lelaki itu menggeliatkan tubuhnya. Dia menatap jam yang ada di dinding yang sudah menunjukan pukul 07 lebih. Arga mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sembari menunggu Sera keluar dari kamar mandi.Ceklek....Sera berjalan menghampiri Arga yang masih duduk di ranjang."Kamu kerja kan?"tanya Ser
Sera menutup pintu kamarnya dengan pelan. Wanita itu berjalan ke ranjangnya lalu duduk di samping Arga yang sedang sibuk dengan laptopnya.Sera masih diam terus memperhatikan wajah Arga yang terlihat datar. Lelaki itu bahkan hanya dengan menggunakan kaos oblong dengan rambut acak-acakan saja sudah sangat tampan. Jujur Sera sangat mengagumi ketampanan suaminya yang tiada tandingannya.Arga menoleh menatap Sera tajam seraya mengangkat sebelah alisnya. Hal itu membuat Sera langsung mengalihkan pandangannya karena malu."Kenapa?"tanya Arga.Sera kembali menatap Arga."Gak papa,"jawab Sera lalu membaringkan tubuhnya memunggungi Arga.Sera menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya. Wanita itu menatap ke depan dengan kosong. Terkadang Sera rindu dengan sosok orang tuanya.&nb
Plak..."LO APA-APAAN SI SER?"bentak Jihan karena tiba-tiba Sera menamparnya."Lo yang apa-apaan? Jauhin Arga! Dia suami gue,"kesal Sera.Jihan terkekeh pelan mendengar ucapan Sera."Gue gak mau!"Sera melotot tajam."Mau gue gampar Lo?""Gak takut!"Plak...."Ini balasan Lo udah nampar gue,"ujar Jihan setelah membalas tamparan Sera."JIHAN SERA!"Suara dingin dan tajam dari seseorang membuat Sera dan Jihan langsung membalikan tubuhnya.Arga lelaki itu berjalan mendekati dua wanita yang sedang bertengkar.
Sera berkali-kali menghela nafas gusar. Dari tadi yang Sera lakukan hanya mondar-mandir di kamarnya. Bagaimana tidak, sedangkan sekarang sudah jam 11 malam lebih tetapi Arga masih belom pulang juga.Sera menolehkan kepalanya saat pintu kamarnya terbuka. Wanita itu membulatkan matanya terkejut saat melihat kondisi wajah Arga yang sudah babak belur."Arga! Kamu apa-apaan si? Kamu berantem?"marah Sera seraya mendekati Arga yang sudah duduk di sofa.Arga hanya diam saja sembari memejamkan matanya dengan tubuh yang di sandarkan di sandaran sofa."Arga! Kamu minum ya?"Sera beranjak berdiri di depan Arga dengan garang. Dia bisa mencium dengan jelas bau alkohol di tubuh Arga.Arga membuka matanya lalu tanpa aba-aba langsung menarik tangan Sera membuat wanita itu terduduk di atas
"Aku bakal minta pisah sama kamu!"Arga yang mendengar itu langsung bangkit dari kursinya mengejar Sera yang sudah masuk kamar.BrakDengan kasar Arga membuka pintu kamarnya membuat orang yang ada di dalam terkejut. Lelaki itu berjalan mendekati seorang wanita yang sedang duduk di tepian ranjang dengan tatapan tajam."Jadi kamu mau pisah?"tanya Arga tegas, walaupun di dalam hati dia sudah was-was.Sera melirik Arga sejenak sebelum akhirnya kembali fokus ke laptopnya."Terserah.""Jadi mau nyerah?""Nyerah? Aku berhak buat nyerah Ga, emang kamu pikir gak capek ngadepin sikap kamu yang arogan?"sarkas Sera."Mana janji Lo yang bilang mau terus be