Sera menyipitkan matanya curiga."Jangan-jangan kamu udah mulai cinta kan sama aku?"
Arga langsung bangkit dari kursinya pergi begitu saja meninggalkan Sera, hal itu membuat Sera kesal.
"Kan, baru berapa menit aja udah berubah,"gumam Sera seraya membereskan meja makan.
Sera berjalan menyusul Arga ke kamar. Begitu pintu terbuka pemandangan pertama yang dia lihat adalah tubuh Arga yang hanya terbalut celana piyama dengan dada yang di biarkan terekspos tanpa busana.
"Arga!"Sera dengan spontan langsung menutup kedua matanya.
Arga menatap Sera bingung,"Kenapa si?"
"Cepet pake baju Lo!"
Arga menurunkan pandangannya menatap dada bidangnya yang di biarkan terekspos. Senyuman devil terpancar dari sudut bibirnya saat mendapat ide cemerlang.
Sera melotot tajam saat melihat Arga yang justru semakin mendekatinya. Karena ingin menghindari Sera terus memundurkan tubuhnya hingga terpentok di dinding.
Dengan seringainya Arga merentangkan tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh Sera, membuat pergerakan wanita itu terkunci.
"Kenapa hm?"bisik Arga tepat di samping telinganya.
Sera melenguh pelan saat dengan mesumnya Arga menggigit lehernya sebelum kembali menatap wajahnya.
"Awas,"usir Sera seraya berusaha mendorong dada bidang Arga agar lelaki itu menjauh tetapi nihil. Karena jelas tenaganya kalah dengan tenaga Arga.
"Gue gak mau!"
Lelaki itu justru semakin mendekatkan wajahnya dengan Sera menepis jarak mereka berdua. Hal itu membuat Sera dengan spontan memejamkan matanya.
"Ngapain merem?"tanya Arga terkekeh pelan.
Sera langsung membuka matanya lebar-lebar. Karena kesal dengan kasar dia langsung mendorong tubuh Arga, membuat lelaki itu memundurkan tubuhnya.
Sera berjalan mendekati ranjang miliknya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sana. Wanita itu menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya sebatas dada.
Dia mulai memejamkan matanya. Sebenarnya rasa kantuknya sudah hilang tetapi dia sendiri tidak tau harus berbuat apa jika bukan tidur.
Ranjangnya bergerak menandakan ada yang menaikinya. Sera tak mempedulikan itu karena dia tau pasti Arga yang tidur di sampingnya.
Sebelum benar-benar terlelap Sera merasakan ada sepasang tangan kekar yang memeluk pinggangnya dari belakang, membuat Sera bergerak mencari posisi ternyaman.
*****
Sera melangkahkan kakinya menyusuri area mall yang sedang dia kunjungi. Arga lelaki itu entah mengapa akhir-akhir ini sikapnya sudah berubah.
Bahkan dengan blak-blakan lelaki itu sudah berani bilang cinta kepada dirinya. Hal itu membuat Sera benar-benar bahagia. Akhirnya setelah bertahun-tahun dia menunggu Arga untuk mengungkapkan cintanya terwujud.
Sera yang terlalu asik memikirkan Arga pun sampai tidak memperhatikan jalannya, membuat dia tidak sengaja menabrak seseorang.
"Eh, sorry ya gue gak sengaja,"ucap Sera menatap tak enak kepada wanita yang ada di hadapannya.
"Gak papa sans,"jawab wanita itu seraya menyunggingkan senyuman nya.
Setelah itu wanita itu langsung pergi begitu saja. Sera yang memang tidak mengenalnya pun memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya.
Dia mulai memilih milih pakaian dan beberapa tas yang sedang trend. Karena memang niatnya ke sini ingin belanja.
Setelah selesai Sera langsung membawanya ke kasir untuk segera di bayar.
"Duh, kok hujan si,"gumam Sera begitu keluar mall ternyata di luar sedang hujan deras.
Matanya yang sedang menyusuri jalan pun tak sengaja menangkap sosok yang tak asing baginya.
"Jihan,"gumam Sera saat melihat gadis itu sedang berjalan dengan mesranya bersama lelaki lain.
Karena geram Sera dengan kesal menghampirinya.
"Jihan,"seru Sera membuat gadis yang di panggil Jihan itu mendongakkan kepalanya.
"Sera."Jihan beranjak dari kursinya seraya menarik tangan Sera untuk menjauhi tempat duduknya.
Sera menghempaskan tangannya kasar membuat cekalan Jihan di lengannya terlepas.
"Kenapa? Takut gue bilang yang sebenarnya ke selingkuhan Lo!"sarkas Sera.
"Jangan macem-macem ya Ser!"
Tanpa Sera ketahui Jihan diam-diam membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.
"Kalo Lo aja bisa bikin gue sakit hati, kenapa gue gak?"
"Gue bakal bilang ke Arga. Kalo sampe Lo ganggu gue sama pacar gue,"tegas Jihan.
"Gue gak takut!"
"Pergi gak!"Jihan yang geram pun mendorong tubuh Sera agar pergi. Tetapi wanita itu masih kekeuh untuk tetap membuat dirinya emosi.
"SERA!"
Suara bariton yang sangat Sera pahami memasuki pendengarannya membuat dia langsung membalikkan tubuhnya. Wanita itu membulatkan kedua bola matanya saat melihat Arga yang sedang mendekatinya.
Jihan menyunggingkan senyumnya. Ini yang dia suka dari Arga, karena lelaki itu selalu tepat waktu jika sedang di butuhkan.
"Han, Lo boleh pergi. Sorry pasti ini anak ngrecokin Lo kan?"tanya Arga tak enak hati kepada Jihan.
"Gak papa sans. Gue duluan jagain bayi Lo!"ujar Jihan terkikik geli. Gadis itu langsung berjalan meninggalkan Arga dan Sera.
Pandangan Arga beralih menatap tajam wanita yang ada di sampingnya, membuat Sera mendongakkan kepalanya.
"Apa?"beo Sera.
"Udah berapa kali gue bilang. Jangan ganggu Jihan bisa?"geram Arga.
Sera memutar bola matanya malas."Dia yang suka cari gara-gara sama aku,"sahut Sera.
"Tetep aja, Lo gak boleh ganggu dia Ser. Mau gue hukum?"ancam Arga.
"Gak!"
"Pulang!"titah Arga semakin menajamkan matanya.Sera masih kekeuh dengan pendiriannya, gadis itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat."Aku bakal bikin Jihan ngrasain apa yang aku rasain!""Sera Anindya Putri,"geram Arga di setiap katanya penuh penekanan, tak lupa juga dengan tatapan tajamnya.Sera langsung menundukkan kepalanya. Jika Arga sudah memanggil dengan nama lengkapnya itu menandakan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja.Arga yang melihat Sera menunduk langsung menyunggingkan sudut bibirnya. Lelaki itu tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh Sera seperti karung dan di bawanya ke mobil.Sera terus memberontak meminta
"Penting banget harus izin sama Kamu? Ga, hal kaya gitu doang gak penting kan buat Kamu? Lagi pula selama ini emang Kamu pernah peduli sama Aku?"Sera bangkit dari ranjangnya berniat untuk mandi tetapi tangannya di tahan oleh Arga."Gue suami Lo Ser. Jadi Lo harus nurutin semua kemauan gue!"Sera tertawa hambar mendengar ucapan Arga."Suami kamu bilang? Jadi sekarang udah mau ngakuin status kamu di depan aku?"Arga yang sudah geram dengan sikap Sera yang keras kepala pun menyudutkan tubuh wanita itu ke dinding, dan segera mengunci pergerakan tubuhnya agar Sera tidak memberontak.Sera masih terdiam memperhatikan apa yang akan Arga lakukan selanjutnya. Jujur dia terkadang sangat membenci sikap A
Sera berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Hari ini dia bangun pagi karena nanti akan kuliah dan niatnya juga ingin memasakkan Arga.Sera terus berkutat di dapur selama hampir setengah jam lebih. Setelah selesai Sera langsung merapikannya di meja makan.Sera berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya. Wanita itu mengambil handuk dan setelan baju yang akan di pakai kuliah pagi ini. Setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Arga lelaki itu menggeliatkan tubuhnya. Dia menatap jam yang ada di dinding yang sudah menunjukan pukul 07 lebih. Arga mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sembari menunggu Sera keluar dari kamar mandi.Ceklek....Sera berjalan menghampiri Arga yang masih duduk di ranjang."Kamu kerja kan?"tanya Ser
Sera menutup pintu kamarnya dengan pelan. Wanita itu berjalan ke ranjangnya lalu duduk di samping Arga yang sedang sibuk dengan laptopnya.Sera masih diam terus memperhatikan wajah Arga yang terlihat datar. Lelaki itu bahkan hanya dengan menggunakan kaos oblong dengan rambut acak-acakan saja sudah sangat tampan. Jujur Sera sangat mengagumi ketampanan suaminya yang tiada tandingannya.Arga menoleh menatap Sera tajam seraya mengangkat sebelah alisnya. Hal itu membuat Sera langsung mengalihkan pandangannya karena malu."Kenapa?"tanya Arga.Sera kembali menatap Arga."Gak papa,"jawab Sera lalu membaringkan tubuhnya memunggungi Arga.Sera menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya. Wanita itu menatap ke depan dengan kosong. Terkadang Sera rindu dengan sosok orang tuanya.&nb
Plak..."LO APA-APAAN SI SER?"bentak Jihan karena tiba-tiba Sera menamparnya."Lo yang apa-apaan? Jauhin Arga! Dia suami gue,"kesal Sera.Jihan terkekeh pelan mendengar ucapan Sera."Gue gak mau!"Sera melotot tajam."Mau gue gampar Lo?""Gak takut!"Plak...."Ini balasan Lo udah nampar gue,"ujar Jihan setelah membalas tamparan Sera."JIHAN SERA!"Suara dingin dan tajam dari seseorang membuat Sera dan Jihan langsung membalikan tubuhnya.Arga lelaki itu berjalan mendekati dua wanita yang sedang bertengkar.
Sera berkali-kali menghela nafas gusar. Dari tadi yang Sera lakukan hanya mondar-mandir di kamarnya. Bagaimana tidak, sedangkan sekarang sudah jam 11 malam lebih tetapi Arga masih belom pulang juga.Sera menolehkan kepalanya saat pintu kamarnya terbuka. Wanita itu membulatkan matanya terkejut saat melihat kondisi wajah Arga yang sudah babak belur."Arga! Kamu apa-apaan si? Kamu berantem?"marah Sera seraya mendekati Arga yang sudah duduk di sofa.Arga hanya diam saja sembari memejamkan matanya dengan tubuh yang di sandarkan di sandaran sofa."Arga! Kamu minum ya?"Sera beranjak berdiri di depan Arga dengan garang. Dia bisa mencium dengan jelas bau alkohol di tubuh Arga.Arga membuka matanya lalu tanpa aba-aba langsung menarik tangan Sera membuat wanita itu terduduk di atas
"Aku bakal minta pisah sama kamu!"Arga yang mendengar itu langsung bangkit dari kursinya mengejar Sera yang sudah masuk kamar.BrakDengan kasar Arga membuka pintu kamarnya membuat orang yang ada di dalam terkejut. Lelaki itu berjalan mendekati seorang wanita yang sedang duduk di tepian ranjang dengan tatapan tajam."Jadi kamu mau pisah?"tanya Arga tegas, walaupun di dalam hati dia sudah was-was.Sera melirik Arga sejenak sebelum akhirnya kembali fokus ke laptopnya."Terserah.""Jadi mau nyerah?""Nyerah? Aku berhak buat nyerah Ga, emang kamu pikir gak capek ngadepin sikap kamu yang arogan?"sarkas Sera."Mana janji Lo yang bilang mau terus be
"Gue mau kita akhirin permainan itu,"ucap Arga menatap Jihan yang duduk di hadapannya."Serius?"Arga mengangguk mantap."Gue udah gak mau lagi berantem sama Sera cuma karena salah paham tentang kita,"jelas Arga.Jihan tersenyum bahagia."Gue setuju, kasian juga Sera. Dia itu emang bener-bener udah cinta sama kamu Ga,"ujar Jihan."Iya mungkin.""Yaudah gue duluan ya Ga, mau ketemu my baby love,"pamit Jihan yang di angguki Arga. Jihan langsung berjalan pergi meninggalkan cafe.Sedangkan Arga laki-laki itu segera bangkit dari kursinya lalu berjalan keluar cafe, menaiki mobilnya dan membawanya pergi.Arga memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, dengan langkah cepat dia langsung masuk ke dalam. S