Share

Chapter 5

Suara tepuk tangan terdengar di sebuah kamar apartemen, ia berjalan dan tersenyum sinis menatap seseorang dihadapannya saat ini.

"Segera kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini, dan ingat! Jangan sekali-kali kau muncul dihadapan ku lagi," ujar Kenzo dengan tatapan tajam sambil mengepalkan tangannya  penuh amarah.

"Sayang, sayang, aku bisa jelaskan semuanya," ucap Sheila langsung memmeluk Kenzo namun Kenzo segera menepis tangan Sheila dari tubuhnya, ia mendorong Sheila dengan keras hingga sheila tersungkur dekat tempat tidur.

"Aku tidak butuh penjelasan mu. Segera kemasi barang-barang mu, dan pergi dari sini sebelum aku kasar padamu, KELUAR!" bentak Kenzo yang sudah dikuasi oleh emosi.

Dengan langkah gontai Sheila berjalan mengambil koper dan mengemasi barang-barangnya, dia tidak bisa berbuat apapun saat ini, melihat kemarah Kenzo yang begitu memuncak Sheila lebih memilih pergi dari apartemen ken, ia melangkah menoleh sekilas menatap kenzo lalu melanjutkan langkahnya mengusap buliran bening yang sudah hampir menetes.

 Kenzo yang sudah dikuasai emosi seketika menghancurkan barang yang ada di kamar itu.

"Why you do this Shei! KENAAPAAA!"

"Aaaaaaaaaaarrrrrrrrrkkkkkkhhh."

Teriak Kenzo yang sudah tidak ada lagi barang yang akan ia hancurkan sambil meremas rambutnya karena merasa sangat prustasi, ia terkulai lemas dilantai sambil menyandar ke tempat tidurnya.

Flashback On

Kenzo melangkahkan kakinya saat mendengar suara seseorang sedang berbicara ditelepon.

"Iya pa tenang aja, rencana kita pasti akan berhasil, Kenzo sangat mencintai ku, dia pasti tidak akan menolak keinginan ku. Apalagi kalau kami sudah menikah, kita akan dengan leluasa menguasai hartanya, hahaha," Sheila tertawa lepas merasa menang karena keinginannya menguasai harta kenzo sebentar lagi akan terwujud.

"........"

"Baiklah, aku tutup dulu telpon nya pa, sampai jumpa papa, Miss you." Dia menutup teleponnya dan tersenyum senang tanpa ia sadari ada seseorang yang sudah mendengar pembicaraannya.

Braaaaakkkk

Flashback off

***

Kemzo bangkit dan segera menghubungi seseorang untuk bertemu di kafe xx, Sesampainya di kafe dia sudah melihat seseorang yang sempat ia hubungi tadi, Dengan langkah tegas Kenzo menghampiri wanita itu dan duduk dihadapan nya.

“Ada apa kau memintaku kesini?” tanya Vallery, ya orang yang dihubungi Kenzo  tadi adalah Vallery.

"Aku ingin kau menerima perjodohan ini." Tegas Kenzo tanpa basa-basi.

'Buset dah nih orang gak jelas banget, kemarin dia nyuruh gue buat nolak  perjodohan itu dan sekarang nyuruh nerima, gak punya pendirian banget dah.' batin Valle.

"......."

Valle hanya diam tidak menanggapi ucapan Kenzo.

"Hei apa kau tidak dengar apa yang aku katakan, dan aku tidak terima penolakan." tegas kenzo lagi.

'lah kalo gak terima penolakan, kenapa nyuruh gue kesini, astaga' batin Valle sambil menatap anaeh ke arah Kenzo.

"Baiklah. tapi aku punya permintaan," ucap Valle kemudian.

"Katakan," ujar Kenzo sambil menaikan satu alisnya.

"Aku harap kita bisa menjaga privasi masing-masing, dan aku akan tetap bekerja setelah kita menikah," ucap Valle dengan wajah datarnya.

"Oke, aku setuju."

Setalh itu mereka pun keluar dari cafee dan kembali masing-masing, kenzo kembali ke perusahaan nya begitu juga dengan Vallery.

Valley tadinya emang berniat akan datang ke perusahaan nya tapi ia mendapat telpon dari Kenzo, jadi ia mengurungkan niatnya itu.

Valle memang mempunyai perusahaan sendiri di negara ini, dan beberapa di London, tapi tidak ada yang mengetahui hal itu termasuk daddy nya, perusahaan Valle bergelut di bidang desain properti, bahkan ia punya beberapa kawasan apartemen elit di negara itu.

Dia emang sangat pintar .awalnya ia mengumpulkan penghasilan dari menjadi seorang model selama 1 tahun di London. lalu ia membuka butik dengan dirinya sendiri yang menjadi desainer nya tidak disangka hasil desainnya sangat laku keras dipasaran, tidak heran selama 4 tahun ia sudah mengembang kan usahanya Bahkan sangat sangat berkembang, tidak hanya berbagai butik ternama di London, ia juga mempunyai berbagai properti mewah seperti apartemen, perumahan elite di London dan di negaranya.

Ia selalu menutupi identitas nya .jadi tidak ada yang tau perusahaan Ve group siapa pemilik nya, bahkan yang daddy nya tau ia hanya kuliah di london, tapi siapa sangka ia malah menjadi pengusaha sukses disana, yang mengetahui hal itu hanyalah sahabatnya Arjun.

****

Sebulan berlalu hari pernikahan pun tiba Valle hari ini sangat cantik dengan gaun pernikahan nya begitu pun dengan kenzo yang sangat tampan dan gagah dengan jas berwarna hitam dengan celana senada.

Pernikahan itu berjalan dengan lancar, kini acara resepsi yang di selenggarakan di salah satu hotel mewah, orang tua mereka sangat bahagia, apalagi mama Ken, ia benar-benar sangat senang, keinginan nya melihat ken menikah akhirnya telah terwujud.

Tapi tidak dengan kakak Valle yang mengetahui Valle menikah dengan kenzo, pengusaha muda yang terkenal di negara itu. Ia merasa ini tidak adil untuknya, seharusnya ia lah yang berdiri disana sebagai nyonya Kenzo, bukan Valle adik nya. 

Kenzo keluar dari kamar menuju ruang rias untuk menjemput Valle, sampainya disana ia tertegun melihat kecantikan Valle.

'Cantik' batin nya.

Kenzo masih terpaku di posisinya memandangi Valle, Valle  berjalan begitu saja melewati Kenzo yang masih diam terpaku di posisi nya, kemudian Valle  menoleh kebelakang sambil tersenyum tipis.

"Ayo," ucapnya mengejutkan Ken.

"Hah, i-iya ayo." Kenzo menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal karena merasa malu kepergok mengagumi kecantikan wanita yang telah sah menjadi istrinya saat ini, kemudian ken berjalan mengikuti Valle.

Sesampainya di aula ia mengatakan pada valle agar menggandeng tangannya, mereka pun jalan menuju pelaminan.

Banyak sekali tamu undangan rekan bisnis dari kedua keluarga, tapi tidak ada media satu pun karena acara nya tertutup, hanya untuk keluarga dan rekan-rekan mereka saja, bahkan teman-teman Ken tidak ada yang hadir kecuali Jordan sahabat sekaligus asistennya, dan Arjun sahabat valle sekaligus kakak bagi valle tentu saja dia hadir.

Saat Arjun masuk ke aula banyak pasang mata yang menatap nya kagum, terutama para gadis anak dari para kolega bisnis yang ada disitu, bagaimana tidak model internasional yang sangat di gemari setiap orang hadir di acara pernikahan orang no 1 di negara itu, banyak yang bertanya apa hubungan mereka.

Dia berjalan ke arah pengantin, valle tersenyum kearahnya sedangkan Kenzo bingung karena ia merasa tidak mengundangnya, bahkan kenal pun tidak, ia hanya tau bahwa Arjun seorang model dan CEO di Perusahaan milik ayahnya yang berdiri di bidang industri perfilm-an, jadi mereka tidak memiliki kerjasama karena perusahaan Admaja bergelut di bidang properti dan desain interior sama seperti milik Valle.

Arjun menyalami kedua orang tua mereka lalu menghampiri mempelai, ia menjabat tangan ken dan memeluk valle mengucapkan selamat kepada sahabat nya itu.

"Selamat ya sweety, semoga kau bahagia," Arjun melepas pelukannya sambil menatap sendu ke arah Valle, karena ia tau Valle terpaksa melakukan pernikahan itu. Kenzo yang melihat itu seketika mengepalkan tangannya menahan amarah yang bergejolak dihatinya, ntah apa yang dipikirkan nya saat ini.

"Iya Ar, makasih ya," ucap Valle tersenyum penuh arti karena ia pun mengerti maksud dari tatapan Arjun padanya, Valle tersenyum seolah mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja dan Arjun tak perlu khawatir akan dirinya.

"Baiklah sweety aku kesana dulu," ia menunjuk ke arah seseorang yang dikenal nya, namun sebelum itu dia menghampiri Kenzo.

"Jaga dia baik-baik, dia sudah seperti adik bagi ku, jika kau menyakiti nya aku tidak akan segan kepadamu," bisik Arjun sambil menepuk pundak Kenzo dan berlalu pergi menghampiri temannya.

'Apa dia sedang mengancam ku, berani sekali dia,' batin Kenzo yang sudah teramat kesal.

"Bagaimana kau bisa kenal dengan nya?" tanya ken yang sejak tadi menahan emosinya.

"Aku kenal dengan nya saat kuliah di London, kami sahabat dekat, dia sudah ku anggap seperti kakakku sendiri." jawab Valle begitu saja.

"Tidak ada ceritanya lelaki dan perempuan berteman," ucap Kenzo dengan sarkas.

"Kami memang hanya berteman, lalu apa masalah mu, kau sudah berjanji untuk tidak ikut campur masalah pribadiku." ucap Valle tidak suka ada yang meragukan persahabatan nya.

"Kau!"  belum sempat ken melanjutkan ucapannya ada tamu undangan yang memberi selamat pada mereka.

Acara pun berakhir sukses. kini mereka berada dikamar hotel. Valle berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena ia sudah tidak nyaman dari tadi badannya terasa lengket, sedangkan kenzo membuka jasnya dan merebahkan badannya di atas tempat tidur, ia memejamkan mata karena lelah.

30 menit berlalu valle keluar dari kamar mandi menggunakan piyama yang ia siapkan tadi.

Kenzo pun bangun dan langsung masuk ke kamar mandi membersihkan diri.

Keluar dari kamar mandi ia melihat Valle sudah tertidur pulas, ia menaikan selimut menyelimuti valle sampai ke atas dada, berhenti sejenak memperhatikan setiap inci wajah ayu Vallery.

'dia sungguh cantik, semoga aku bisa mencintai nya, dan semoga saja ia tidak seperti sheila ia bahkan lebih cantik dari Sheila, aaahhh mengingat wanita itu rasanya ingin ku buang ke laut saja dia' batin Ken.

Kenzo beranjak menaiki tempat tidur, dan tidur di samping Valle, tak lama ia tertidur karena lelah.

Pagi harinya Valle terbangun dan mendapati dirinya berada dalam pelukan seseorang.

Aaaaaaaaaaaahhhhhh

Kenzo yang sedang tidur pun terkejut mendengan teriakan Valle.

"Ada apa?" tanya Ken yang masih bingung.

"kenapa kau disini?" Tanya Valle yang belum sadar bahwa dirinya sudah menikah.

"Lalu aku harus dimana?"

Valle mengingat kembali bahwa dirinya sudah menikah, dia pun tersenyum merasa salah tingkah, bisa-bisanya ia melupakan statusnya yang kini sudah menjadi seorang istri.

"Sudah ingat?" tanya kenzo.

Valle menganggukkan kepalanya dan menunduk merasa malu, ia pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah 1 jam ia keluar dan mendapati kenzo duduk di sisi ranjang, ia memang sengaja berlama-lama karena tidak enak bertemu dengan kenzo, dia bingung apa yang harus dilakukan nya saat ini.

"Kenapa mandi saja lama sekali?" tanya kenzo dengan nada datar.

"Memang kenapa? aku kan wanita jadi wajar saja kalau mandi lama," jawabnya memalingkan wajahnya ke arah lain ia tidak ingin menatap kenzo.

"Terserah kau saja," saut Ken, ia pun berlalu ke kamar mandi.

Terlihat Kenzo keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya menampakan tubuhnya yang atletis.

"Sangat sexi," batin Valle.

Ia menggelengkan kepalanya membuang pikiran kotornya itu.

"Sudah puas memandang nya?" Tanya Ken sambil tersenyum tipis.

Valle terkejut dan langsung membalikan badannya.

"Kenapa tidak memakai pakaian mu? kau ini tidak tahu malu," seru Valle.

Melihat itu derren berjalan mendekati Valle dan berniat menggoda wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya itu.

"Kenapa memang nya? kau kan istriku , jadi tidak masalah aku seperti ini bukan?" ucapnya sambil berbisik ditelinga valle.

"Kau!" geram valle membalikan badannya dan tak sengaja menyentuh dada bidang Ken yang menampakkan perutnya yang six pack. Valle gelagapan menarik tangannya dengan cepat dan mundur perlahan, tapi ken terus mendekat sampai ia tidak bisa mundur lagi.

Ken mendekatkan wajahnya ke arah Valle, dan Valle segera memalingkan wajahnya, ia menetralkan jantung nya yang berdetak kencang saat ini.

"Ada apa, bukankah ini hal yang biasa, bahkan kau sudah lama hidup di luar negri, kau pasti sering melakukannya," ucap Ken menyeringai sinis ke arah Valle.

Valle yang mendengar itu, seketika menoleh dan menatap tajam ke arah Ken.

"Jaga ucapan mu tuan muda, kau tidak berhak menilai aku seperti itu tanpa tau yang sebenarnya." geram Valle dan mendorong keras tubuh Ken agar ia bisa menjauh dari pemuda itu, valle pergi keluar kamar begitu saja untuk menenangkan pikirannya yang merasa marah karena ucapan Ken.

'Kenapa aku bisa berbicara seperti itu padanya, padahal aku hanya ingin menggodanya tadi, haiis aku tidak mengerti diriku."

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status