Share

chapter 71 - Tell me

Sean memasuki ruangan Julian, maksudnya pria itu baru sempat kembali setelah ada hal yang mendesak di kantor yang benar-benar tidak bisa di tangani oleh asistennya, banyak hal yang harus dirinya kerjakan sambil menjaga sang kakak, saat masuk ke dalam Sean cukup terkejut hanya ada sang kakak di dalam ruangan.

Kemana perginya Leira? Bukankah kakak iparnya itu selalu menjaga kakak Julian saat dirinya pergi? Atau dirinya sedang keluar?

Sean kembali melangkah setelah menutup pintu, dia membawa buah-buahan yang sudah bisa langsung dimakan karena sebelumnya sudah di potong oleh pelayan di rumah sakit, dia juga membawa makanan lainnya untuk sang kakak dan juga Leira, karenq makanan rumah sakit memang sangat tidak enak.

"Kakak Julian," Sapa Sean, meletakan batang yang dirinya bawa di dalam laci milik sang kakak, membawa jas yang dirinya kenakan, dan duduk di kursi kosong dekat sang kakak.

"Kenapa baru datang? Aku sendirian sejak pagi!" Ucap Julian, dia hampir setengah mati membuang rasa bosan di dalam kamar ini, tapi tidak terasa juga hati ini cepat berlalu, mungkin karena terlalu larut dalam pikirannya tentang hal.yang Leira katakan.

'Aku ingin bercerai!'

'Akhiri saja pernikahan kontrak ini!'

Julian tidak bisa berbohong jika hatinya sangat terluka saat Leira berkata seperti itu, dia tidak mengerti alasannya kalau tidak mengingat apapun kenangan bersamanya, Julian masih ingin menggenggam erat tangan gadis itu sampai dirinya menemukan segala titik terang tentang ingatannya.

"Sendirian? Sejak pagi?" Tanya Seam dengan wajah yang terkejut dan bingungnya, bagaimana bisa? Kenapa Leira perg8 selama itu? Atau dirinya harus di rawat lagi? Tapi dirinya tidak seperti itu sebelumnya.

"Ya, Leira tidak lagi datang ke ruanganku setelah doa mengatakan sesuatu," Ucap Julian, haruskah dirinya menjelaskan tapi memang Sean tahu hubungan dirinya dengan Leira? Dirinya baru saja sembuh.

"Mengatakan sesuatu? Sebenarnya apa yang terjadi kakak? Aku sangat yakin jika Leira tidak pernah meninggalkanmu, dia selalu ada di sampingmu, bahkan saat kondisi kakak sakit kemarin," Jelas Sean, ini aneh tidak mungkin sang kakak ipar tidak menemui kakak Julian lebih dari dua jam, jika bukan karena dokter, Leira pasti akan sepanjang hari di ruangan ini.

"Pagi ini ayah datang, aku pikir dia akan membahas tentang perjodohan, tapi pria itu malah membahas tentang kehamilan leira, aku tidak mengerti tapi aku mencoba memahami siatusinya, aku hanya paham jika Leira adalah istri kontrakku dan membuat sesuatu kebohongan tentang kehamilan, aku mencoba berpura-pura paham tapi—"

"Tapi? Apa kakak? Tunggu—bukankah kebohongan itu kakak Julian yang membuatnya? Aku ingat saat ayah datang ke villa dan mengajak kalian berbicara di ruangan tamu, kakak Julian Yang membuat Leira harus berbohong di depan ayah, kakak Julian yang membuat ide itu," Ucap Sean, ya saat itu diam-diam Sean mendengarkan percakapan mereka walau tidak sampai selesai.

Julian langsung merasa tertampar, kenapa tadi dirinya berpikir Leira lah yang membuat kebohongan ini? Itulah alasan kenapa wajah gadis itu begitu kecewa setelah sang ayah keluar dari kamar, nyatanya Julian tidak membela dirinya sama sekali dan hanya pura-pura saja mengerti.

"Leira meminta untuk bercerai," Ucap Julian, dia tidak ingin kalimat itu keluar dari mulutnya, tapi setelah apa yang terjadi, sampai kapanpun kesalahannya tidak akan bisa di maafkan.

"Apa? Kakak Ipar minta Cerai?"

Sean semakin tidak mengerti dengan situasi yang telah dirinya lewatkan, atau ini memang rencana ayahnya? Membuat dirinya tidak ada di rumah sakit agar dirinya tidak tahu apa yang akan dirinya sampaikan dengan kedatangan dirinya ke rumah sakit? Sean semakin yakin jika ayahnya masih ingin menceraikan mereka.

"Ya, setelah mengatakan hal itu, Leira tidak pernah kembali lagi ke ruangan ini," Lanjut Julian, rasanya dirinya tidak ingin sebuah hal penyesalan terjadi di kemudian hari,.dia harus segera tersadar dari kebingungan ini dan mengembalikan ingatannya.

"Dan kakak Julian hanya diam saja? Kakak tidak mencoba untuk menahan dirinya atau meminta kejelasan?" Tanya sean, sungguh dirinya menyesal menerima panggilan dari asistennya pagi imi, mana hari ini dokter jake tidak bisa datang karena dia harus menyiapkan pernikahannya.

Kenapa situasi ini datang saat semua orang tidak ada, bagaimana keadaan Leira saat ini, pasti dirinya berpikiran buruk karena Julian tidak membela dirinya dan tidak ada pihak yang membantunya, mendengarkan hal itu membuat Sena mengepal tangannya dengan erat.

"Aku tidak bisa melakukannya karena kepalaku begitu pusing dan aku jatuh pingsan, aku baru bangun saat jam makan siang," Ucap Julian, tanpa di tanya juga dirinya sudah melakukan hal ity, tapi situasinya yang menghalangi dirinya, bukankah Julian tidak mau mendengarkan apapun.

"Lalu bagaimana keadaan kakak sekarang?" Tanya Sean, dia juga tidak bisa menyalakan sang kakak karena kondisi yang memang tidak baik.

"Aku baik, aku tadi bermimpi tentang Leira dan diriku, gambaran tentang dimana aku dan Leira sama-sama berdiri di depan pendeta dan mengucapkan beberapa kata, aku tidak bisa mendengarnya apa yang mereka katakan," Ucap Julian, selalam dirinya pingsan dan berakhir tertidur, sebuah mimpi yang harus di penuhi warna abu-abu, tapi setepah bangun Julian merasa sangat bersalah.

"Kakak, yakin itu hanya sebuah mimpi?"

Julian menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa percaya hanya dengan mimpi tapi ini kenangan pertama yang dirinya berpikir untuk segera mengembalikan ingatannya secepat mungkin.

"Aku tidak bisa yakinin mimpi itu, tapi tidak alan melupakannya, apakah ada terapi untuk sebuah ingatan?" Tanya Julian, sebelum dirinya memang menolak untuk menerima terapi, karena rasanya tidak perlu, tapi sekarang?

Itu sudah berbeda saat Leira ingin bercerai darinya.

"Ada kakak, tapi mungkin akan membuat kakak Julian sering mengalami sakit kepala," Ucap Sean, itu benar karena dokter memberikan dua pilihan antara terapiatau memulihkaj secara perlahan, dan terapi memiliki resiko yang berat, sehingga bisa melumpuhkan seluruh ingatan.

"Aku ingin membocanya, aku tidak ingin menyesal, walau pada akhirnya Leira tetap meninggalkanku setidaknya aku bisa bersedih melepaskannya, karena ingatan bukan sesuatu kebodohan," Ucap Julian, walau mungkin ada kemungkinan dan resiko, dia siap menerimanya.

"Kakak, apa yang kamu rasakan saat menatap Leira?" Tanya Sean, dia akan memutuskan sesuatu tergantung jawaban sang kakak.

"Rasanya ingin selalu mengatakan aku akan selalu ada di sini untuknya, tidak akan meninggalkanmu, dan tidak akak mmebiarkan dirinya terluks, itu yang s3lqlu aku rasakan setiap melihat Leira," Ucap Julian, itulah yang dirinya rasakan, itulah kenapa saat ada ayahnya, Julian berani menyentuh Leira tanpa dirinya sadari.

"Berjuanglah kakak, aku akan membicarakan hal ini dengan dokter," Ucap Sean, dia memutuskan membantu sang kakak hingga kembali menemukan ingatannya, sambil memikirkan cara agar sang ayah berhenti menekan keduanya untuk menenuhi keinginannya.

Julian tersenyum, entahlah ini membuatnya begitu bersemangat dan senang, seperti ada jalan untuk menuju titik terang menyelesaikan kisah ini.

"Terima kasih, Sean."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status