Share

Bab. 16. Jadian

Setelah bicara banyak sama Kang Cihu, tiba-tiba Ibu langsung mengajak aku pulang. Sampai tak sempat pamit pada Kho dan Tania, apalagi Pak Dodot. Selain karena mereka sibuk, Ibu benar-benar menyuruhku untuk buru-buru.

Entah kenapa, aku tak tahu sampai setibanya di rumah, Ibu langsung membuka kunci dan ladi terbirit-birit ke dalam.

“Ibu kenapa, sih?!” teriakku sambil mengunci leher si Monic. Lalu melesat, menyusul Ibu ke dalam.

“Ibu kebelet, Neng. Sumpah nggak nahan!” jawabnya, sambil membanting pintu kamar mandi.

Astaga! Ternyata cuma karena kebelet? “Kenapa nggak buang air di sana aja? Kan, ada toilet.” Aku memelak pinggang di depan pintu kamar mandi dengan napas terengah. Sesek, kek waktu diputusin pacar.

“Malulah. Untung tadi baru kerasa mules biasa. Duh ... leganya.” Ibu mendengkus, diiringi suara kentut.

“Ih! Ibu jorok.”

Aku bergidik seraya berbalik badan, lalu melesat me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status