Tubuh Emma menegang, ia berpikir jika telinganya salah mendengar. Mungkin ia terlalu berharap jika Alexander mau mencegah kepergiannya dan ingin ia berada di sampingnya. Menemaninya yang sedang kalut pikirannya. Entah masalah apa yang sedang dihadapi oleh Alexander. Tapi Emma ingin menghibur laki-laki yang telah membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya."Emma." panggil Alexander."Aku akan segera pergi, jangan khawatir. Malam ini aku tidak akan mengganggumu, Xander." ucap Ema pura-pura tidak paham dengan permintaan Alexander.Alexander sangat kesal, Emma tidak mau mendengarkan kata-katanya. Ia ingin Emma menemaninya malam ini. Alexander tidak ingin sendirian. Hangat tubuh Emma sangat dibutuhkannya untuk meredam kegelisahannya. Tapi wanita seksi itu tetap fokus mengancingkan kemejanya Dan tidak mendengarkan permintaan Alexander.EMMA BELYAEV!Emma terkesiap saat mendengar Alexander memanggil nama lengkapnya. Ia bahkan tidak menyangka jika Alexander akan tahu nama marganya. "Xander.""Ber
"Kenapa diam saja?" Alexander merasa heran dengan sikap Emma yang diam saja setelah mereka selesai bercinta. Saat ini mereka sudah berada di brankarnya Alexander. Tidur dengan posisi Alexander yang memeluk tubuh polosnya Emma. Keduanya seperti haus sèks, Alexander meniduri Emma di beberapa tempat. Diawali di atas meja kerjanya, sofa, kamar mandi dan berakhir di atas brankar. Fisik Emma benar-benar kuat. Sepertinya wanita itu tercipta khusus untuk ditiduri Alexander."Aku ingin menjadi wanita manis di sisimu, agar kau tidak membuangku." ucap Emma manja."Hahaha, bagaimana aku bisa membuangmu, jika aku membutuhkanmu?""Kau hanya butuh tubuhku," keluh Emma."Jangan mulai lagi, Emma. Jangan biarkan perasaan memiliki ada di antara kita. Ingat hubungan kita hanya sekadar untuk saling memuaskan." Alexander melepaskan pelukannya di tubuh polosnya Emma."Aku tahu, aku hanya khawatir. Kau akan bosan dengan tubuhku dan mencari penggantiku."Alexander mengembuskan napasnya lalu bangkit dari tidurn
"Jangan menguji kesabaranku, Alex." Jose cemberut setelah Lexa menghindarinya."Hahaha, usahamu harus lebih giat lagi, Sayang."Jose langsung bangkit dari tidurnya, ia segera melepas baju dan celananya."Tunggu, kau mau langsung ke inti permainan?" Lexa berhenti tertawa setelah melihat Jose sudah polos tanpa sehelai benang pun dengan kejantanan yang sudah mengacung."Apa boleh buat, aku sudah tidak tahan." Suara Jose sudah serak dan matanya terlihat sayu."Jo, jangan. Aku tidak suka ide ini." tolak Lexa."Mungkin kau akan berubah pikiran setelah ini." Jose menunduk lalu menjilat jempol kaki Lexa."Tunggu, Jo, apa yang sedang kau lakukan?" Lexa terkesiap karena Jose mengulum jempol kakinya."Jo, jempol kakiku kotor, aku belum mencuci kakiku." cegah Lexa yang berusaha melepaskan kakinya dari cengkraman kedua tangan Jose."Aku sudah bilang, kau tidak akan bisa menolak setelah ini." Jose tersenyum nakal karena Lexa sudah merasa bersalah. Ia kemudian perlahan menarik celana Lexa hingga kini
"Ada apa? Kenapa kau terlihat seperti ada masalah." Emma baru saja datang ke ruang kerjanya Alexander. "Tidak ada," dusta Alexander. Setelah Lexa kembali ke negara Brazil, Alexander mulai lebih leluasa bergerak. Pengganti Victor adalah gama yang kurang berpengalaman. Lexa memilihnya karena Gama tersebut cukup setia kepada Lexa dan Klan Bulan Merah."Aku tidak berani bertanya yang macam-macam, aku tahu posisiku. Yang harus kau tahu, aku siap menghiburmu jika kau membutuhkanku." ucap Emma manis seperti biasa. Gadis itu benar-benar bisa menyesuaikan diri dan hafal dengan moodnya Alexander. Tidak banyak menuntut dan siap kapan saja untuk melayani nafsu Alexander di atas ranjang. Emma patut berbangga hati Karena satu bulan ini Alexander tidak mencari wanita lain untuk dikencani. Ia hanya menyimpan Emma sebagai partner ranjangnya. Bahkan banyak suster yang diam-diam menggoda Alexander tapi Akexander tidak menghiraukan mereka."Kau sangat manis, Emma." Alexander memberi kode Emma untuk dudu
"Apa? Lexa terbelalak saat mendengar telepon dari Ralph, penggantinya Victor bahwa Anya berhasil kabur dari penjara bawah tanah."Oh, oke, aku tahu. Aku tidak menyalahkanmu. Kau sudah menjaga Klan Bulan Merah dengan baik. Terima kasih, Ralph, mungkin sebentar lagi aku akan ke sana." Lexa menutup teleponnya saat Ruth muncul dari balik pintu."Lexa sayang, hari ini kau ada acara?""Tidak ada, Mom. Aku belum masuk ke kampus. Jose menyuruhku cuti selama satu tahun.""Baguslah, jika kau cuti beberapa bulan juga akan membuatmu susah membagi waktu.""Oh ya, Mom, tadi Mommy menanyakan aku ada acara atau tidak, kan?""Ya benar, Mommy ingin mengajakmu ke pesta kumpul-kumpul dengan saudaraku. Di sana banyak gadis seumuranmu. Mereka adalah sepupunya Jose.""Oke, Mom, tidak masalah. Aku yakin Jose mengizinkanku untuk ikut Mommy ke pesta.""Ok, bersiaplah, Sayang."Jose yang baru saja keluar dari ruang gym mengerutkan keningnya karena melihat Lexa sedang memilih baju di walk in closetnya."Alex, kau
TOLONG! TOLONG! TOLONG!"Tasku! Tasku! Tasku!"Gabrielle berteriak-teriak sehingga saudara-saudaranya Ruth datang."Ada apa?""Kenapa berteriak-teriak seperti orang gila? Ini hotel mewah, dan kau berteriak seperti di dalam hutan saja."Saudara-saudaranya Ruth bertanya tapi berakhir dengan menggerutu. Hanya beberapa orang saja yang benar-benar simpati. Gabrielle bingung dan ia bersumpah akan meminta pihak hotel untuk melihat rekaman CCTV. Ia tidak percaya jika tas mahalnya tiba-tiba talinya putus begitu saja tanpa sebab."Jangan pedulikan wanita itu, namanya Gabrielle, kami memanggilnya Gaby. Dia adalah sepupuku, dari dulu dia membenciku karena Daddymu memilih Mommy sebagai istrinya. Sejak saat itu dia selalu mencari gara-gara karena sakit hati. Karena gagal mengganggu Mommy dia pasti akancari gara-gara denganmu. Kau yang hati-hati jika berada di dekatnya." ucap Ruth."Oke, Mom, terima kasih atas informasinya. Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri.""Bagus, ayo nikmati pudin
"Michael!" teriak Jose."Saudara sepupu?" Michael terkesiap dengan kedatangan Jose yang tiba-tiba. 'Sial,' umpat Michael dalam hatinya."Apa yang sedang kau lakukan di depan toilet wanita?""Aku hanya sedang menunggu pacarku yang sedang berada di dalam toilet." dusta Michael."Omong kosong! Aku tidak percaya kau membawa pacarmu datang ke acara keluarga.""Kenapa kau berkata begitu? Tidak bolehkah aku membawa calon istriku berkenalan dengan keluarga kita agar lebih akrab?" bantah Michael."Jangan membodohiku, aku baru saja memeriksa rekaman CCTV, aku melihat istriku masuk ke dalam kamar mandi dan kau mengikutinya." dusta Jose untuk menakuti Michael."Mana mungkin aku mengikuti istrimu, aku saja tidak kenal istrimu." "Jangan pura-pura, aku tahu kau tidak hadir di pesta pernikahanku. Tapi aku yakin kau pasti melihat berita pernikahanku di semua media sosial. Photonya Lexa pasti terpajang di sana dan kau juga melihatnya, kan?""Aku tidak punya waktu untuk stalking hidupmu dan istrimu, Jos
"Tian, alihkan perhatian orang-orang. Aku akan mengejar istriku." titah Jose."Oke, Bos" Bastian segera bergabung di dalam kerumunan orang-orang berteriak minta tolong."Tolong, tolong, tolong." semua mata memandang Bastian."Ada apa?""Apa yang terjadi?""T-tolong aku, semuanya." Bastian berpura-pura ketakutan. Ia berusaha berakting sebagus mungkin.Saat semua perhatian tertuju kepada Bastian. Jose melompat, menangkap Lexa yang akan masuk ke dalam lift. Suara tubuh Jose yang berdebam hampir saja membuat perhatian mereka beralih untuk mencari sumber suara. Namun untung Bastian cepat tanggap kemudian ia kembali berteriak lebih kencang.TOLONG!"Ada apa?" Mereka serentak bertanya."Pacarku berselingkuh. Aku merasa duniaku hancur sehancur-hancurnya. Apa yang harus aku lakukan?" ucap Bastian lega ketika ia melihat Jose berguling di lantai, berhasil menangkap Lexa."Oh, saya ikut prihatin.""Kau akan mendapatkan pacar yang lebih baik nantinya.""Benar kau masih muda masih banyak waktu untuk