Share

My Obsesive Sugar Daddy
My Obsesive Sugar Daddy
Author: Khakalara

Sebuah Tawaran

"Lo mau? Uang yang banyak? Nggak ribet? Nggak susah dan yang pastinya Lo nggak akan tinggal di kos-kos sempit kayak gini?"

Alya melongo dengan pertanyaan dangkal yang sangat beruntun tersebut, membuatnya yang sedang mengupas bawang pun semakin perih. Memangnya ada pekerjaan yang kerjanya santai gajinya besar?

Mahasiswi yang duduk di bangku semester pertama itu tidak tau sama sekali hiruk pikuk kehidupan mahasiswa yang super glamour dengan skandal kegelapan yang sering disebut ayam kampus.

"What the heel," pekiknya tak kalah kencang mendengar penjelasan panjang dari sahabatnya lagi itu.

"Presdir salah satu perusahaan ternama, Dia dingin seperti batu es, arogan, sedikit menantang, usia 38 tahun dan sedang mencari sugar baby yang usianya 18 tahun," Jelas Nesya sahabat Alya membacakan sebuah artikel yang ntah dari mana Ia dapatkan.

"Kalau Lo mau bisa langsung Gue hubungi, you not okay tinggal di sini. Nggak ada perkembangan sama sekali Lo tinggal di sini Alya please nggak ada mahasiswa cantik sekere Lo."

"Gue merantau Nesya, nggak mungkin Gue bisa foya-foya."

"Jadi ini solusinya." Alya hanya bisa menggeleng dengan tawaran yang diberikan oleh gadis muda ini. Alya tidak pernah berpikir tentang hal tersebut Ia hanya ingin berkuliah dengan tenang, belajar setiap hari. Menikmati kehidupan seperti mahasiswa yang sering dilihatnya.

Lalu belum genap empat bulan di sini Ia sudah ditawarkan dengan pekerjaan yang Alya tidak terpikir sama sekali. Nesya merupakan mahasiswa satu angkatan lebih tinggi dari Alya dengan pemikiran yang cukup komprehensif tentang belajar dan bermain. Sejalan dengan study yang diambilnya hubungan internasional, lain hal dengan Alya yang mengambil fokus psikologi of money. Dimana perilaku manusia melihat uang.

"Gue nggak minat Sya," tolak Alya yang pusing sendiri dengan Nesya yang selalu memaksanya menjadi sugar baby.

Sebab Alya tau bahkan Nesya sudah merasakan hal tersebut....menjadi sugar baby.

Lihatlah gadis ini yang mengenakan pakaian branded dari ujung kaki hingga jepit rambut, tidak lupa tasnya yang asli dari brand ternama—chanel.

"Sya perjalanan Lo kuliah itu masih panjang," ujar Nesya lagi berdiri di ambang pintu dapur kosan Alya, gadis berambut panjang kecoklatan itupun sedang menyiapkan cabai untuk memasak pagi ini.

Hari ini memang mereka tidak ada jadwal kuliah sebab jum'at sudah menjadi hari weekend. Alya rutin memasak sebab selain Ia pemilih dalam makan Ia juga terbiasa memasak sebab belajar hemat. Cukup semasa sekolah menengah atas kemarin Ia sangat boros sebab masih tinggal bersama orang tua, kalau sudah jauh seperti ini orang tuanya akan memarahinya jika boros.

Ia harus belajar mandiri dan menggunakan uang jajan sebaik mungkin. Nesya mengambil coklat yang baru dibelikan oleh sugar daddy nya yang baru pulang dari Singapura semalam. Coklat almond kesukaan Alya.

Nesya gadis yang baik bukan gadis liat yang hidupnya clubbing atau gonta-ganti cowok, tidak Nesya tidak demikian itulah mengapa Ia bisa bersahabat dengan Alya.

Gadis lugu yang hanya pernah pacaran sekali saja. Itupun Ia diselingkuhi. Miris sekali, Nesya memperhatikan Alya yang sibuk memasak dengan keringat bercucuran, kosan ini tidak dilengkapi AC jangankan AC kipas angin saja sudah bersyukur.

*****

Laki-laki berperawakan dewasa dengan rahang tegas dan wajah dingin menatap lurus ke arah gerbang kampus dimana berdiri seorang gadis muda dengan setelan rok di bawah lutut ditambah sweater musim semi nya. Sembari ingin menyebrang bersama dengan teman-temannya.

Mata elang Adam tidak berkedip melihat sosok gadis muda yang menarik perhatiannya tersebut. Gadis yang baru masuk itu memang sudah menjadi pusat perhatian, banyak sekali laki-laki yang diam-diam mengidamkan gadis tersebut.

"Awasi terus kemana dia pergi!" perintah Adam tentu saja semua bawahannya mendengar hal tersebut.

Adam segera meninggalkan tempat itu setelah lama melihat gadis yang menarik perhatiannya akhir-akhir ini.

"Minta gadis ini bertemu saya," ujar Adam pada bawahannya setiba di perusahaan gadis yang Adam minta tadi pun sudah duduk di depan mejanya.

Gadis ini sangat terkejut ketika siapa yang ada di hadapannya, siapa yang tidak mengenal presdir yang setiap bulan tentu ada di majalah manapun walaupun gambar yang diambil tidak pernah berkualitas sebab hasil paparazi.

"Jelaskan padanya!" perintah Gara pada bawahannya tersebut yang langsung menjelaskan maksud dan tujuan Nesya diminta datang ke sini.

Gadis tersebut tak kalah terkejut ketika Ia ditawarkan ribuan dolar jika Ia berhasil membujuk sahabatnya itu.

Dan soal Nesya bukan hanya bisa menolak tawaran tersebut tapi, Laki-laki ini juga memiliki ancaman. Ia tau jam pulang dan tempat tinggal Nesya bahwa Nesya menjadi simpanan sugar daddy yang usianya hampir 45 tahun, dengan latar belakang suami orang dan tentunya sangat spesifik laki-laki di depannya ini mengetahui.

****

Nesya berpikir keras sejak tadi Ia tidak berhenti berjalan mondar-mandir mandir di kamarnya bagaimana cara membujuk Alya agar mau menerima tawaran ini. Jika saja Nesya yang ditawarkan Ia tidak akan menolak bahkan Ia akan melepaskan laki-laki yang sedang bersamanya saat ini.

"Pusing banget Gue," keluh Nesya ntah harus menawarkan apalagi supaya Alya mau menerima tawaran ini. Dengan berat hati Nesya harus memohon lagi atau Ia berbicara jujur saja pada Alya.

Message to Alya

"Ya Lo yakin nggak mau nerima tawaran ini?"

Dua menit.... Tiga menit.... tidak ada pula balasan dari gadis ini.

Alya yang berada di kamarnya sedang sibuk belajar, senin depan Ia ada jadwal ujian dan Ia harus siap tapi, pikirannya sedikit kacau. Ntahlah perasaannya akhir-akhir ini tidak tenang. Dan itu membuatnya sangat tidak nyaman.

Alya pun lantas memutuskan untuk tidur saja tanpa memeriksa ponselnya.

"Bagaimana?"

"Belum ada kabar juga Tuan," balas laki-laki yang menundukkan tubuhnya tersebut. Apa susahnya mengiyakan tawaran ini.

Adam menatap wajahnya di layar ponsel, Ia tidak merasa wajahnya jelek. Mengapa gadis ini sangat sulit didapatkan.

"Awasi terus!" Adam berdiri ke arah jendela besar apartemennya yang memperlihatkan pemandangan indah dan glamour.

****

"Alya...." Nesya berteriak ketika melihat Alya berjalan memasuki pagar kampus.

"Good morning kakak tingkat," sapa Alya seperti biasa tersenyum ramah dan selalu ceria.

"Gimana yang semalam?"

"Emang apa?"

"Lo nggak buka pesan Gue ya," tebak Nesya wajahnya sudah memelas melihat gelengan kepala dari Alya.

Lantas Nesya menghela napas lesu, sambil memegang bahu Alya kuat. Ia tidak bisa sepertinya tidak ingin memohon pada gadis ini. Nesya langsung menarik tangan Alya yang gadis itupun tidak mengerti hanya menurut saja.

Sementara di seberang sana ada seorang laki-laki yang memperhatikan kedua orang tersebut duduk rapi di dalam mobilnya. Adam kembali melajukan mobilnya meninggalkan lingkungan kampus.

Minatnya kian bertambah saat melihat Alya setiap hari, ntah dorongan dari mana membuatnya bisa mengamati Alya dari sekian banyaknya mahasiswa.

Adam mengambil tablet yang memperlihatkan biodata diri Alya, gadis pemilik nama anggun itu terus saja membuatnya berpikir tidak tenang. Seperti itulah Adam sebelum mendapatkan apa yang Dia mau Ia tidak akan bisa tenang.

****thanks guys jangan lupa share & support

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status