Share

Bab 22

“Aku merasa seperti seorang tahanan yang baru saja mendapat kebebasan,” sahut Qeiza.

“Ya ampun!” Mata Chin Hwa terbelalak. “Apa seburuk itu?”

Qeiza mulai meraih beberapa sketsa setengah jadi yang pernah digarapnya. Ia melirik sekilas pada Chin Hwa seraya melayangkan senyuman tipis.

“Bayangkan saja bagaimana rasanya dipaksa dirawat di rumah sakit jiwa, padahal kau sama sekali tidak gila.”

“Hahaha ….” Kekehan tawa Chin Hwa pun pecah. “Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau Ansel mendengar apa yang baru saja kau katakan.”

“Kalau begitu, tidak usah dibayangkan,” tukas Qeiza. “Ayo mulai babak baru! Ada yang bisa kulakukan selain berkutat dengan rancangan yang belum jadi ini?”

“Ah, tentu saja.” Chin Hwa menyahut cepat.

Ia meraih sebuah map dari atas meja kerjanya dan bangkit dari tempat duduknya. Berjalan mendatangi Qeiza.

“Lihat ini!” Disodorkannya map itu kepada Qeiza.

Manik mata hazel Qeiza membulat ketika membaca isi map yang baru saja diterimanya dari Chin Hwa.

“Oh Chun Hei?” gumam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status