Berbeda dengan acara reuni sekolah pada umumnya yang didekorasi biasa saja. SMA Trisakti punya tema pesta tersendiri, seperti tahun ini menyiapkan garden party di Plataran. Sebuah tempat yang biasanya digunakan untuk wedding party disulap sedemikian rupa menjadi pesta reuni yang mengesankan.Lampion-lampion cantik tergantung seakan-akan melayang di setiap sudutnya. Meja panjang yang berlapis kain putih beserta kursi kayu khusus untuk para tamu yang hadir tertata rapi. Beberapa stand makanan dan minuman juga berjajar, siap memanjakan lidah orang-orang yang hadir. Dan jangan lupakan panggung berukuran sedang khusus untuk MC dan para musisi yang ikut meriahkan reuni malam ini. “Itu anak beneran nggak dateng?” Theo celingak-celinguk mencari sahabatnya di kerumunan orang-orang yang menghadiri pesta. Salah satu tangan meraih ponsel di saku jasnya, kemudian sibuk menghubungi sosok yang ditunggu sejak tadi tak kunjung menampakkan batang hidungnya.Dareen yang duduk di samping hanya menghen
Gienka berkacak pinggang menatap Jaydan yang tanpa dipersilahkan, laki-laki itu sudah duduk dengan nyaman di sofa single. “Ada perlu apa lo kesini?” “Gue jemput lo,” “Stop! Jaydan, udah berapa kali gue bilang kemarin. Gue nggak mau.” “Gue juga, udah beberapa kali bilang nggak ada kata penolakan di kamus hidup gue.” “Ck, lo batu banget jadi orang.” “Gue cuman minta tolong buat temenin beberapa jam doang, bukan seharian penuh. Anggap aja ini balasan waktu gue nolongin lo.” “Kesepakatannya dari awal cuman sekedar makan siang. Mana ada tiba-tiba berubah jadi pacar pura-pura lo,” gerutu Gienka yang kembali duduk, di sofa yang menjadi tempat Dina tadi. Sedangkan kursi singlenya di tempati Jaydan, padahal Gienka belum menawari duduk tapi laki-laki itu merebut singgah sananya terlebih dulu. Gienka kembali teringat dua minggu yang lalu saat Jaydan menolak memberitahu rekeningnya. Alih-alih digantikan dengan uang, Jaydan malah menawarinya untuk berkencan tapi dia menolak keras dan per
“Yakin sama keputusan lo?” Pekik Dina kaget.“Hmmm,” Gienka berdeham.“Yah gimana lagi, gue kedepannya mau fokus jalanin bisnis aja.” Lanjutnya sembari bergabung dengan Dina yang sedang duduk di sofa.“Ini channel youtube lo lagi rame-ramenya viewers, Gien?” Dina menunjuk laman channel youtube Gienka yang ada di layar ponselnya tepat di depan wajah gadis itu.Gienka menepisnya pelan, “rame gimana maksud lo? Hampir seluruh komentarnya tentang hubungan gue sama cowok brengsek itu. Makin bikin gue malas buat ngisi konten.”“Tapi tetap aja ramekan?”Gienka mendengus kesal, menatap malas pada Dina yang sejak siang tadi berada di ruang kerjanya. Ada alasan sahabatnya itu menghampiri Gienka. Dina berusaha membujuk Gienka, karena semalam Gienka tiba-tiba mengirimkan pesan tidak mau lagi meneruskan channel youtube yang sudah dua tahun berjalan. Gadis itu memutuskan menonaktifkan channelnya. “Gila lo! Di saat yang lain berlomba-lomba buat cari viewers, lo cuman gara-gara komentar netizen gitu
3SKTheo|Lusa pada pergi nggak?Dareen|Kemana?Theo|Jangan bilang lo lupa Reen,|Reuni SMA, njirDareen|Oh, baru ingat gueJaydanCepat banget, kayaknya baru kemarin gue lulus|Theo|Pada pergi nggak? |Kalau nggak ada yang ngikut masa gue sendirian.JaydanGue males|Dareen|Males ketemu mantan-mantan lo?Theo|HAHAHAJaydanNggaklah, lusa gue baru balik pagi|Kalau nggak capek gue ngikut|Theo|Perlu abang jemput?JaydanNajis|Emang gue apaan|Dareen|@Theo tumben lo semangat buat ke acara begituan?JaydanPengen ketemu sesembaknya HAHA|MOVE ON DUDE!!|Dareen|Penantian lo nggak sia-sia|Gue doain lo ketemu.|Ketemu dia yang udah bawa gandengan baru.Theo|Anji**!!JaydanPermisi, gue ijin ketawa biar nggak dosa|Theo|Bangke! lo juga sama.Theo keluarJaydanLah ngambek?|Jaydan telah menambahkan TheoTheo keluarDareen telah menambahkan TheoTheo telah mengeluarkan Jaydan, Dareen----Sejak tadi Jaydan hanya fokus dengan ponsel, bertukar pesan dengan kedua sahabatnya yang ad
Di dalam waiting room atau ruang tunggu untuk para penumpang itu, yang biasanya ramai saat ini hanya tertinggal dua orang saja. Bukan. Kedua orang itu bukan bagian penumpang, melainkan yang andil dalam pesawat, bagian dari para crew. Duduk dalam keheningan di salah satu bangku panjang menghadap kaca yang menampilkan luasnya area lepas landas. Sebelumnya para penumpang sudah beriringan memasuki pesawat, jadi hanya tersisa mereka berdua. Jaydan melirik gadis di sebelahnya yang terdiam sejak kedatangannya beberapa menit lalu. Tadi ia akan briefing dengan para crew yang hari ini bertugas dengannya. Tapi saat berkumpul di ruangan khusus, Jaydan tidak menemukan Netta, kebetulan keduanya berada di jadwal penerbangan yang sama. Karena Jaydan sedikit perfeksionis, ia tidak akan memulai briefing sampai semua anggota crew pesawat berkumpul. Sudah beberapa menit terlewat, Netta tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Sehingga membuat Jaydan mau tak mau mencari gadis itu, dan berakhirlah dia
“Bisa nggak pacarannya di pending dulu?” saran Gienka sembari menatap sepasang muda-mudi yang berada di hadapannya. Naresh yang berencana menggerakkan tangannya hendak mencubit pipi Risha karena merasa gemas itu urung, ketika mendengar ucapan kakak sepupunya. Laki-laki itu berdeham sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan Risha hanya bisa tersenyum kikuk.“Lo lagi pms mbak? Heran gue sensitif banget,” kesal Naresh.Gienka menggelengkan kepalanya, “Gue lapar, cacing di perut udah pada demo. Mending lo pesenin gue, kayak biasanya. Kalo nungguin lo selesai pacaran gue ke buru pingsan. Tega lo sama gue?” Sumpah deh, Gienka nggak ada niat buat ganggu remaja yang sedang kasmaran. Cuman timing nya aja kok bisa pas gitu, sama perutnya yang lagi pagelaran."Yah, enggak." Laki-laki itu memutar bola matanya malas, kemudian bangkit dari duduknya.“Kamu pesan apa?” tanyanya pada Risha.“Aku juga samain, by. Minumnya air mineral aja.”“Oke baiklah, para tuan Putri. Pesanan Anda akan